Matahari mulai nampak ditempat biasanya setelah beberapa jam yang lalu dia menghilang entah kemana. Kini dia kembali memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin dan membakar semangat baru di hari yang baru.
Aluna menggeliat dibalik selimutnya, dia membuka matanya ketika terik matahari mulai mengintip dibalik tirai jendela yang sedikit terbuka karena tiupan angin dari sela - sela ventilasi rumah nenek Ami.
Aluna tiba - tiba ingat seseorang dan langsung meraih ponsel yang ada diatas meja dekat ranjangnya. Dia mencari nama kontak yang bertuliskan BIE dan menghubunginya.
"Hallo Sayang... " Dengan suara khas baru bangun tidur, pria itu mengangkat ponselnya. Awalnya dia malas mengangkat telepon yang dirasanya mengganggu tidurnya. Tapi setelah melihat nama yang tertera di layar pemanggil, dia langsung mengangkat teleponnya.
"Hallo Bie... Aku rindu. " Kalimat pembuka yang membuat pria diujung telpon tersenyum bahagia. Mereka Sudah tiga tahun pacaran dan kata itu sering terucap di bibirnya dikalah dia jauh dari kekasihnya itu. Memang keduanya banyak menghabiskan waktu pacaran jarak jauh dikarenakan tempat tinggal mereka yang bisa dibilang tidak memungkinkan keduanya untuk bisa bertemu tiap saat. Namun walaupun seperti itu, hubungan mereka bisa dibilang baik. Karena mereka sama sekali tidak pernah bertengkar.
"Sama, aku juga rindu sayang. Mimpi apa nih aku semalam, pagi - pagi udah ada yang bilang rindu." Goda kekasihnya diujung telpon.
"Aku serius." Ada nada kesal terdengar dari sang gadis.
"Iya sayang aku tahu. Aku hanya bercanda tadi. "
"Malam ini kamu bisa ke rumah nenek Ami? aku sekarang di rumah nenek Ami." Ucapan Aluna membuat kekasihnya yang bernama Bryan itu terkejut.
"Apa? "
" Sejak kapan sayang?" Tanya Bryan kaget sambil mengambil posisi duduk bersandar di ranjangnya. Karena Aluna sama sekali tidak memberitahu kedatangannya.
"Sejak kemarin" jawab Aluna singkat.
"Kamu kok ngga bilang dari kemarin - kemarin sih sayang, kalau mau datang." Ini bentuk protes Bryan pada kekasihnya itu.
"Aku kan udah bilang barusan." Jawab Aluna lagi. Terdengar disana, Bryan menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan kasar.
"Aku ngga bisa datang deh kayaknya malam ini sayang. Aku sekarang ada di Singapura. Ada beberapa pekerjaan mendadak yang harus ku urus disini. Mungkin butuh waktu seminggu aku baru balik." Tidak ada jawaban disana.
"Hallo Sayang, sayannngg...... Kamu masih di situ kan? " Panggil Bryan karena Aluna tidak kunjung menjawab.
"Aku masih disini kok. " Jawab Aluna lirih. Ada kekecewaan dihatinya. Niatnya yang ingin memberikan suprise kedatangannya kepada Bryan, nyatanya dia yang diberi kejutan karena orang yang dirindukannya tidak ada di kota yang dia datangi. Sedih iya, kecewa sudah pasti.
"Ya udah, hati - hati disana yah. " Aluna mengakhiri panggilannya tanpa menunggu persetujuan dari Bryan. Dia sudah tidak mampu menahan air mata yang mulai jatuh dengan sendirinya. Makanya dia memilih mematikan ponselnya.
Sementara pria diseberang sana masih berusaha menghubunginya dan hanya terdengar suara operator.
"Kak Luna kenapa? tanya Mira sambil duduk menghadap sepupunya itu.
"Tidak apa - apa," jawab Luna sambil menghapus sisa air matanya.
"Kak Luna nangis yah? " cerca Mira kepada Aluna.
"Tidak, kak Luna hanya kelilipan tadi. Ayo kita kebawah." Aluna menarik tangan Mira untuk menuju dapur mencari sarapan disana.
"Kak Luna sudah menghubungi pacar kak Luna? " tanya Mira sambil keduanya turun dari tangga lantai dua rumah nenek Ami.
"Sudah." Jawab Aluna singkat.
"Horee kita bisa jalan - jalan naik mobil Kak Bryan dong! " Teriak Mira antusias, dia tidak tahu bahwa sepupunya sedang bersedih karena kekasih yang dirindukannya beberapa bulan ini, setelah pertemuan terakhir mereka di liburan sebelumnya, tidak akan datang karena berada diluar negeri.
Aluna sengaja tidak memberitahu Mira, kalau Bryan tidak akan datang hari ini dan enam hari kedepannya.
"Aku akan bilang kalau dia sibuk, jika nantinya Mira dan lainnya bertanya perihal Bryan yang seminggu ini tidak akan datang" batin Aluna.
Siang telah berlalu dan malam pun tiba.
sudah banyak tamu yang berdatangan, kerabat dekat nenek Ami, sepupu Om Ben dan beberapa pegawai kantor perusahaan kecil milik nenek Ami yang sudah diserahkannya kepada om Ben anaknya. Setelah percakapan dengan om Ben anaknya, nenek Ami memang sengaja membuat pesta kecil untuk menyambut kedatangan menantu dan cucunya tersebut.
Ada beberapa pria tampan, pegawai kantor juga turut hadir dalam acara itu.
"Richo kamu juga datang?" Tanya nenek Ami menghampiri Richo yang sesekali memandang kearah taman depan rumah nenek Ami.
"Iya nek. Terima kasih telah menggundang kami." Jawab Ricko sopan. Nenek Ami sudah mengenal Ricko karena Richo sudah beberapa kali datang ke rumah nenek Ami, untuk membahas urusan kantor dengan om Ben.
Richo dan ketiga temannya memutuskan untuk pergi ke taman dimana ada Aluna, Mira dan Nara disana. Aluna duduk dikursi taman ditemani Mira dan Nara sambil sesekali ketiganya bercanda. Aluna hanya mengenakan Blous Navy warna kesayangannya, dengan balutan Jeans dan sepatu kets yang selalu setia menemaninya jika berpergian. Aluna memang jarang berdandan seperti gadis seumurannya dan soal penampilannya dia memang suka memakai apa saja yang menurutnya nyaman dipakai. Dia juga jarang memakai Gaun atau dress pesta, kecuali memang dibutuhkannya. Walaupun berasal dari desa, bisa dibilang Aluna memiliki paras cantik, dengan rambut panjang yang selalu diikat ekor kuda karena Aluna suka mengikat rambutnya.
"Hai! " Sapa Richo dan ketiga temannya.
"Hai Ka Richo. " Jawab Mira dan Nara barengan sambil berdiri ke samping menghadap Richo. Nara dan juga Mira juga sudah mengenal Richo, karena mereka sudah bertemu sebelumnya. berbeda dengan Aluna yang tidak mengenal Richo.
"Siapa itu? " tanya Ricko sambil berbisik agar orang yang ditanyanya tidak mendengar.
"Oh, itu Kak Luna sepupu aku." Jawab Mira juga setengah berbisik.
Richo kemudian mendekati Aluna dan mengulurkan tangannya.
"Hai boleh kenalan? " Tanya Richo sopan. Aluna sontak berdiri dan membalas uluran tangan Richo.
"Aluna." Menyebutkan namanya, lalu kembali duduk setelah Richo juga menyebutkan namanya.
Ricko sudah kembali disamping ketiga temannya.
"Aku suka sama di." Ucap Richo kepada ketiga temannya. Sementara Mira dan Nara sudah duduk kembali bersama Aluna. Richo memang tampan dengan tubuh Atletis yang tertutup dibalik jas hitamnya. Siapapun mungkin akan jatuh cinta dengan pesonanya.
"Secepat itukah kau jatuh cinta Ric? dan lagian bukankah kau sudah punya pacar?" Temannya mengingatkan.
"Akukan baru bilang suka, bukan cinta." Jawab Richo enteng. "Kalian lihat aja, aku akan mendapatkannya." Ricko tersenyum dengan percaya diri. Karena menurut pengalamannya, tidak ada wanita yang mampu menolaknya.
"Kalian lihat saja, adegan berikut ini. Aku akan memeluknya dan menyatakan cinta padanya." Richo lalu tersenyum licik kearah temannya dan mulai melangkah ke kursi taman.
Aluna kaget karena ada seseorang yang melingkarkan tangan dilehernya dengan lembut seperti memeluk dan mencium puncak kepalanya. Aluna yang baru mau berbalik, melihat siapa yang berani memeluknya, terhenti ketika mendengar ucapan pria tersebut.
"Aku Rindu." Aluna hafal dengan suara ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Mr.VANO
tertarik cerita novelmu ini,,mau lanjut
2023-08-12
0
Mr.VANO
apa itu brian yg memeluk aluna
2023-08-12
0
Kimmy Geral
suka bngt
2021-12-09
0