Sesuai dengan janjinya Bryan menemani Aluna selama Aluna di kota. Bryan seolah - olah tidak pernah memikirkan pekerjaan selama bersama Aluna. Kadang ditengah kebersamaan mereka, Aluna selalu bertanya perihal pekerjaan yang ditinggalkan Bryan. Tapi Bryan selalu berkata bahwa selama mereka bersama dia tidak mau membahas tentang pekerjaan.
Siang itu Aluna bersama dengan tante Ira, Mira dan Nara sudah akan bersiap menuju pelabuhan. Karena waktu liburan mereka telah selesai.
"Om Ben sebentar lagi yah... " pinta Aluna.
"Baiklah, kalau dalam waktu 15 menit Bryan tidak datang, kita sudah harus pergi ke pelabuhan. Jika tidak kalian akan ketinggalan kapal. Mungkin dia sudah lebih dulu pergi ke pelabuhan." kata om Ben.
"Baiklah om, Aluna yakin sebentar lagi Bryan datang."
15 menit telah berlalu dan Bryan tidak kunjung datang, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke pelabuhan. Aluna juga sudah beberapa kali menghubungi Bryan tapi tidak bisa dihubungi.
Sesampainya dipelabuhan Aluna melayangkan pandangannya kesetiap tempat, kesetiap orang yang dijumpainya. Dia berharap Bryan sudah menunggunya disana. Tapi sayangnya Bryan tidak ada.
"Diharapkan kepada seluruh penumpang agar segera naik keatas kapal karena sebentar lagi kapal akan segera diberangkatkan. Bagi seluruh pengunjung dan pengantar yang berada diatas kapal agar segera turun." Suara pemberitahuan dari pengeras suara yang ada diatas kapal.
Dia tidak akan datang. Batin aluna.
Tante Ira, Mira dan Nara sudah naik keatas kapal. Disaat Aluna akan masuk kedalam kapal, ada yang meneriaki namanya. Suara itu sangat dihafal Aluna. Tante Ira, Mira dan Nara hanya tersenyum melihat siapa yang datang.
Aluna memutar badannya dan dia melihat Bryan yang berlari menghampirinya.
"Maaf aku terlambat sayang. " Terlihat Bryan beberapa kali menarik nafas, lelah.
Aluna langsung memeluk Bryan. Dia bahkan tidak perduli dengan semua mata yang menatap mereka berdua.
" Terima kasih sudah datang, Terima kasih Sayang
. " Ucap Aluna sembari mempererat pelukannya.
Bryan hanya tersenyum membalas pelukan Aluna.
"Oh yah, aku punya sesuatu buat kamu. " Ucap Bryan sambil melepaskan pelukannya, kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.
"Apa itu? " tanya Aluna.
Bryan membuka kotak dan tampak sebuah kalung dengan bentuk hati berwarna biru didalamnya.
" Ini buat aku? " tanya Aluna
" Bukan, buat Kapten Kapalnya. Bryan tersenyum.
"Oh buat Kapten Kapal..! " Aluna begitu polosnya percaya dengan ucapan Bryan.
Bryan langsung terkekeh mendengar ucapan polos Aluna.
" Sayang .... sayang.... ini buat kamu. "
Bryan mengambil kalung itu dan memasangkannya dileher Aluna. Setelah itu, dia mengacak - ngacak rambut Aluna. Aluna hanya tersenyum dan kembali mengucapkan terima kasih.
"Pokoknya kalungnya jangan pernah dilepas. Kalau sampai kamu lepas, itu berarti kamu sudah tidak menginginkan aku lagi." kata - kata Bryan tegas.
"Ngga akan. " Jawab Aluna tak kalah tegas.
"Eh, Kalung ini mirip yang ada di film... apa yah, aku lupa. " Aluna mengingat - ingat pernah melihat Kalung itu pada sebuah adegan film Romantis.
"Titanic, iya Titanic. akhirnya ia mengingat.
" Yang dikasih Jack sama Rose pacarnya, yang waktu dilukis." Tebak Aluna lagi.
"Bukan sayang. Cal yang ngasih, tunangan sesungguhnya Rose." Bryan meluruskan.
"Oh Iya. he he he salah aku. Habisnya aku ngga suka sama tunangannya Rose, dia kasar dan arogan. Syukur aku punya pacar yang baik." Aluna melirik Bryan. Bryan hanya tersenyum kearah Aluna.
"Sekarang masuklah, Kapalnya sebentar lagi mungkin akan berlayar. " Bryan mengelus lembut rambut Aluna, sambil memperhatikan kearah Kapal yang akan ditumpangi Aluna.
"Atau kamu mau tinggal disini bersamaku? " ucap Bryan lagi. Walaupun ada nada bercanda disela ucapannya, namun Bryan sebenarnya serius mengatakannya
"Aku akan tinggal bersamamu, jika kita sudah menikah." Jawab Aluna malu - malu.
"Kalau begitu menikahlah denganku." tantang Bryan.
" Apa? " Aluna kaget mendengar apa yang diucapkan Bryan.
" Apa kamu sedang melamarku Sayang? " tanya Aluna memastikan.
"Jika itu yang kamu mau sayang... "
Jawab Bryan sambil mengelus puncak kepala Aluna.
"Umurku masih 19 tahun sayang, aku tidak mau menikah muda dan pasti orangtuaku tidak akan menginjinkannya. "Kata Aluna mengingatkan.
"Baiklah, aku akan memberikanmu waktu tiga tahun. Setelah itu bersiap - siaplah aku akan melamarmu dan jangan menolak lagi. Jadi cepatlah menjadi dewasa. Ucap Bryan sambil tersenyum.
"Aku akan menunggu hari itu tiba". kata Aluna
"Ok. Menunggu lah dengan bahagia. " Ucap Bryan.
"Jangan lupa kabari aku." Teriak Bryan yang masih berada di pelabuhan. Sementara kapal yang ditumpangi Aluna sudah mulai menjauh dari pelabuhan.Bryan tetap diposisinya, sampai kapal itu kian menjauh.
Kalung yang diberi Bryan kepada Aluna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Mr.VANO
romantis ya mereka,,pacaran jarak jahu/
2023-08-12
0
Birin Heni
idem kalung nya cantik romantis banget next
2021-10-09
0
Raya S
kalung nya bagus
2021-10-01
0