Selang beberapa waktu Bryan melihat situasi di sekitarnya dan dia menancapkan pedal gas mobilnya melambung Taxi yang membawa Aluna. Supir Taxi kaget dan menghentikan mobilnya karena mobil Bryan sudah berhenti di depan Taxinya.
"Ada apa pak? " Tanya Aluna tanpa membuka matanya. Aluna yang tidak tahu kenapa sampai sopir Taxi menghentikan mobilnya.
"Ada mobil yang menghadang non. " Jawab supir Taxi, yang langsung membuat Aluna membuka matanya. Dia melihat Bryan dan Mira turun dari mobil dan mendekati Taxi yang ia tumpangi.
"Ada apa ini pak? " Tanya Supir Taxi yang tidak tahu mengapa Taxi nya sampai di hadang.
" Saya ada urusan dengan penumpang bapak. " Jawab Bryan yang langsung menuju pintu mobil penumpang.
"Sayang bisakah kau turun sebentar? " Pinta Bryan kepada Aluna karena Aluna tidak turun dari Taxi yang dia tumpangi.
"Aku bisa menjelaskan semuanya. " Bryan kembali berbicara. Aluna hanya memandang kearah depan tanpa melihat Bryan yang berbicara dengannya.
" Sayang aku mohon. Beri aku kesempatan menjelaskan semua ini. " Pinta Bryan dengan tulus.
"Apa yang perlu kamu jelaskan. Mataku tidak cukup rabun untuk menyaksikan kedekatan mu dengan wanita itu. " Aluna tetap berbicara tanpa menoleh kearah Bryan.
"Ku mohon Aluna. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semua ini. Aku juga bisa gila Luna dengan semua ini. Aku mohon, please. " Bryan terlihat frustasi, matanya sedikit berkaca. Sungguh dia tidak ingin kehilangan Aluna.
Satu - satunya kelemahan seorang Aluna Anggisty adalah melihat orang yang dia cintai memohon. Dia pun keluar dari Taxi dan menuju mobil Bryan. Sedangkan Bryan membayar ongkos Taxi yang ditumpangi Aluna. Bryan mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada supir Taxi karena sudah menghadang Taxinya.
Aluna sudah masuk dalam mobil Bryan dan meminta maaf kepada Mira karena telah meninggalkannya. Mira pun hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa - apa. Karena jika Mira di posisi Aluna, pasti dia akan melakukan hal yang sama.
" Kak Bryan bisakah kak Bryan mengantar Mira ke toko buku dekat sekolah Mira. " Mira membuka suara karena selama dalam perjalanan Bryan maupun Aluna tidak berbicara.
"Oh. baiklah. " Jawab Bryan singkat.
Setelah beberapa menit perjalanan sampailah mereka ke toko buku yang di maksud Mira.
Mira turun dari mobil Bryan dan dia mengatakan kepada Bryan dan Aluna untuk tidak usah datang menjemputnya. Mira sebenarnya tidak akan membeli buku, dia hanya memberikan kesempatan kepada Bryan dan Aluna untuk berbicara berdua dan menyelesaikan masalah mereka. Setelah mobil Bryan menghilang dari toko buku, Mira langsung memesan Taxi untuk pulang kerumahnya.
Bryan membawa Aluna ke salah satu taman yang jarang didatangi oleh pengunjung jika malam hari.
Bryan memilih salah satu tempat duduk yang mengarah ke air mancur dengan lampu - lampu yang berganti warna disisi air.
Setelah mereka duduk, Bryan Selalu menatap ke arah Aluna. Sedangkan Aluna sama sekali tidak melihat kearah Bryan. Aluna lebih senang melihat kearah air mancur yang sesekali lampunya berganti warna.
"Sayang..... " Bryan membuka suara sembari meraih tangan Aluna dan menggenggamnya.
Aluna melepaskan tangannya dengan lembut tanpa sedikitpun menoleh kearah Bryan.
" Kamu marah? " Tanya Bryan memastikan.
" Apa aku marah? " Aluna bertanya balik kearah Bryan.
" Kamu pasti marah. " Jawab Bryan pelan dan Aluna tidak mengatakan apa pun.
"Luna, aku akan menjelaskan siapa perempuan tadi dan aku mohon setelah aku menjelaskan semuanya. Kamu harus janji ngga bakalan berfikir macam - macam dan janji jangan pernah tinggalkan aku. " Dapat terlihat Bryan mengatakannya dengan tulus. Sehingga Aluna yang tadinya tidak melihatnya mencoba melihat kearahnya. Karena kejujuran tidak dilihat dari kata - katanya tapi dari sorot mata seseorang yang mengatakannya.
" Jangan menyuruhku berjanji sesuatu yang nantinya kamu sendiri mengingkarinya Bryan. " Jawab Aluna kembali memalingkan wajahnya kearah lain.
Bryan menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar. Bryan tidak tahu apa yang ada dipikiran gadis cantik yang sudah enam tahun mengisi hatinya tersebut. Dan baru kali ini dia melihat Aluna semarah ini padanya.
"Jelaskan apa yang perlu kamu jelaskan. Aku akan berjanji mengerti dengan setiap alasan yang kamu berikan mengenai lamaran itu dan mengenai gadis itu" Aluna kembali berbicara.
"Luna aku telah dijodohkan dengan perempuan itu. " Bryan akhirnya memulai dengan mengatakan hal itu. Cepat atau lambat dia harus mengakui hal ini.
" Apa... ? " Aluna kaget setengah berteriak memandang Bryan yang tak mampu membalas tatapannya.
"Namanya Fiona, dia putri dari rekan bisnis papa di Jakarta. Beberapa hari ini aku memang menemaninya di sini dan demi Tuhan Luna aku melakukannya semata - mata demi hubungan kita. "
Aluna menatap bingung kekasihnya.
"Maksud kamu apa demi hubungan kita? " Tanya Aluna penasaran.
"Fiona berjanji jika aku menemaninya selama dia liburan disini, dia akan membatalkan perjodohan ini karena aku sudah mengatakan padanya bahwa aku sudah punya kamu dan dia juga akan membantu aku membujuk papa untuk bisa menerima... "
Bryan tidak melanjutkan kata - katanya karena dia tahu hal ini akan membuat Aluna sedih. Dia merutuki kebodohannya mengapa sampai menyinggung tentang ayahnya yang tidak menerima Aluna.
"Jadi papamu tidak menerima aku Bryan? " Aluna sudah tahu kelanjutan kata - kata Bryan. Hal itu membuat Bryan mencengkram tangannya mengingat betapa ayahnya tidak menginginkan hubungannya dengan Aluna.
"Maafkan aku Luna. " Bryan meraih tangan Aluna dan menggenggamnya.
"Jadi lamaran itu? Apakah hanya inisiatifmu saja Bryan? " Tanya Aluna memastikan.
"Maafkan aku Luna, Aku akan melamar dan menikahimu dengan atau tanpa restu orangtuaku, jika memang mereka tidak bisa menerimamu. Jawab Bryan sembari menggenggam lebih erat tangan Aluna.
" Apa aku tidak cukup baik untukmu Bryan? " Tanya Aluna dengan air mata yang berusaha dia hapus dari pipinya. Selama 6 tahun ini Aluna memang lupa atau tidak menyadari bahwa Bryan belum pernah mengajaknya bertemu dengan orangtuanya. Tidak seperti ibu Aluna yang sudah mengenal Bryan.
"No Aluna. Kamu gadis yang paling baik yang aku kenal. " Bryan mencoba meyakinkan Aluna.
"Apa alasan orangtuamu tak bisa menerima aku Bryan ? Apakah karena status sosial kita berbeda? "
Aluna mencoba menjawab sendiri pertanyaan yang dia lontarkan. Karena dia tahu memang banyak buktinya jika orangtua pasangan kita tidak menerima kehadiran kita karena status sosial. Hal yang sama mungkin sedang berlaku bagi hubungannya dan Bryan.
Bryan tidak mampu menjawab karena hal itu akan sangat menyakiti orang yang dengan susah payah dia jaga perasaannya.
"Kalau begitu tinggalkan aku dan sudahi hubungan kita Bryan. " Ucap Aluna yang membuat Bryan kaget dan melepaskan genggaman tangan Aluna.
"Aluna jangan seperti ini. Aku akan berusaha semampuku untuk membujuk papa dan meyakinkan lebih keras bahwa hanya kamu perempuan yang aku cintai. " Bryan sedikit kesal karena dengan gampangnya Aluna ingin mengakhiri hubungan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Mr.VANO
klopun ak di posisi aluna juga begitu,,ambil langka srebu cari cowok baru,,,
2023-08-13
0
Raya S
sok peduli flora sok polos padahal hati licik dia juga suka sama Bryan kayaknya
2021-10-02
0
Deni Erawati
sedih nyaaaa Aluna....
2021-09-30
0