Aku sengaja datang ke Pontianak agar bisa bertemu langsung dengan Zalia Aliyanti (Alia). Gadis pujaan hatiku. Sudah lama aku menaruh hati padanya. Tapi perbedaan usia yang terbilang jauh membuatku sedikit minder untuk mendekatinya.
Banyak wanita yang ingin menjalin hubungan serius denganku tetapi aku selalu berdalih bahwa aku sudah memiliki kekasih. Mereka sedikit curiga bahkan hampir tidak percaya dengan pengakuanku itu karena memang mereka tidak pernah melihatku bersama wanita apalagi berkencan.
Siang itu sahabat lamaku Andri menelpon dan memberitahu bahwa tiga minggu kedepan akan dilaksanakan Kongres Organisasi Pelajar NU di Kota Palembang.
Dulunya saat masih melangsungkan pendidikan sarjanaku, aku menjabat sebagai Ketua Cabang di kota ku. Tetapi setelah menyelesaikan pendidikan strata satu, aku memindahkan ke pemimpinan tersebut kepada adik-adikku Iqbal dan Selvia. Namun acap kali aku masih berkecipung disana walaupun hanya sesekali memantau perkembangan kepemimpinan mereka.
Kali ini beruntung Andri mengabariku jauh-jauh hari tentang kegiatan tersebut, jadi disela-sela kesibukanku mengurus bisnis aku masih bisa membantu adik-adikku untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mulai dari kelengkapan berkas-berkas administrasi sampai pada kandidat yang nantinya akan ikut serta dalam kegiatan tersebut.
"Kak, gimana ni? Aira tidak bisa ikut untuk kegiatan kongres nanti. Siapa yang akan mendampingiku?" Ucap Selvia dari seberang telepon, sepertinya ia terlihat manyun dan putus asa. Ia kebingungan untuk mencari sosok pengganti sekretarisnya tersebut.
Aira berhalangan untuk ikut kegiatan ini berhubung sedang fokus dengan proposal penelitiannya. Siang itu, setelah kepulangan Aira dari Kantor kepengurusan, Aku menyempatkan mampir untuk sekedar memonitor persiapan mereka.
"Sudahlah Sel, kamu tidak perlu khawatir. Biar Kakak yang akan mencari penggantinya," ucapan Kak Urai memberikan angin segar untuk Selvia. Pasalnya ia sudah mencoba menghubungi beberapa kontak yang ia kenal tetapi hasilnya nihil. Mereka semua tidak bisa menggantikan Aira.
Sambil tersenyum penuh semangat Selvia mendekati Kakaknya yang saat ini duduk di sofa ruang meeting mereka. "Siapa kandidatnya Kak?" Ia menggelayuti lengan Kakak kesayangannya itu.
Selvia memang cenderung lebih manja kepada Kak Urai ketimbang kepada Kak Iqbal karena Kak Urai lebih lembut dan perhatian. Berbeda dengan Kak Iqbal yang cenderung lebih acuh dan cuek tetapi tidak menafikan bahwa ia juga sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya itu.
"Sabar..nanti kalau sudah fix kakak kabari ya, sebaiknya kamu persiapkan saja pemberkasannya. Jika sudah siap Kakak akan serahkan fotokopi kartu identitasnya." Tandas Kak Urai sambil mengelus puncak kepala adiknya itu.
Tanpa membantah Selvia pun mengerjakan apa yang dititahkan oleh Kakaknya itu. Selvia sebenarnya sangat penasaran dengan kandidat yang dimaksud Kak Urai yang akan mendampinginya nanti dalam Kongres tersebut. Namun ia percaya bahwa Kakaknya tidak akan asal pilih orang.
***
Sore itu setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku memutuskan untuk melakukan penerbangan langsung dari Kotaku ke Kota Pontianak. Dalam waktu tiga puluh menit aku sudah tiba di Kota yang biasa disebut dengan Kota Khatulistiwa itu.
Aku langsung menuju hotel yang sebelumnya sudah di booking oleh sekretarisku. Aku menginap disana dan berencana menemui Alia keesokan harinya.
Ya kalian benar, misi utamaku adalah menjadikan Alia kandidat pengganti sekretaris pengurus cabang Ikatan Pelajar Putri NU untuk mendampingi Selvia dalam Kongres nantinya. Walaupun sebenarnya aku tidak begitu yakin bahwa ia akan menerima tawaranku.
Sebenarnya aku bisa saja menghubunginya via telepon untuk mengutarakan niatku, tetapi aku sangat merindukan gadis manisku itu. Sudah dua tahun terakhir aku tidak pernah bertemu dengannya. Kami hanya bertukar kabar di sosial media. Ingin rasanya aku segera menemuinya saat ini juga untuk melepaskan rasa rinduku yang sudah menggunung.
Namun aku yakin saat ini ia sedang beristirahat setelah seharian berkutat dengan mata kuliah. Jadi aku harus sedikit bersabar dan menunda pertemuan ini esok hari.
***
Aku juga sudah meluaskan bisnisku, memiliki kantor cabang di kota ini. Aku menitipkan salah satu mobil koleksiku pada orang kepercayaanku. Aku melakukan itu agar bisa mempermudah perjalananku ketika aku berada di kota ini.
Aku sengaja tidak menginap di rumah pribadiku karena letaknya terlalu jauh dari pusat kota. Sedangkan hotel yang aku sewa saat ini tidak jauh letaknya dari kampus Alia. Jadi akan memudahkan ku untuk bertemu dengannya.
Kalian penasaran bagaimana aku bisa jatuh hati padanya? Gadis 18 tahunku, begitu dulu aku memanggilnya.
***
flashback 3,5 tahun silam
Saat itu pertama kali aku bersilaturrahmi ke rumahnya. Kebetulan aku ada sedikit keperluan dengan Ayahnya. Aku memang mengenal Pak Harry sejak kami bertemu dalam acara rakor (rapat koordinasi) organisasi yang sama.
Sejak saat itu, Pak Harry lebih sering memintaku datang ke rumahnya ketimbang bertemu di tempat umum, warung kopi misalnya.
Kami sedang berbincang-bincang di ruang tamu rumah Pak Harry. Beberapa saat kemudian datanglah bidadari kecil itu. Ia membawa nampan berisi minuman dan cemilan diatasnya. Awalnya aku tidak begitu memperhatikan, sampai Pak Harry berinisiatif mengenalkan putrinya itu kepada kami. Ya, aku dan temanku.
"Nah, ini putri Bapak yang sering Bapak ceritakan, namanya Alia." Tegas Pak Harry.
Kami berdua spontan mengalihkan perhatian kami kepada gadis SMA kelas XI itu. Ia tersenyum membungkukkan badan dan kepalanya memberi hormat. Ia mempersilakan kami menikmati hidangan yang ia letakkan di hadapan kami. Manis sekali. Bukan minumannya ya, hehe.
Pandangan pertama membuatku ingin berlama-lama dan terus memandang wajah cantiknya. Aku tidak ingin berpaling apalagi berbagi dengan teman di sebelahku.
Aku mengalihkan pandanganku ke arah temanku ternyata ia menatap Alia dengan antusias dan tersenyum genit sambil berkata, "Waaaah, anak bapak cantik sekali, masih sekolah ya adek manis?"
Fix. Temanku ini memang tidak ada rasa malu. Bersikap barbar seperti itu di depan ayah sang gadis. Benar-benar memalukan.
Ku sikut lengannya dengan memicingkan mata memberi kode agar ia bersikap lebih sopan dan kalem.
Alia tersenyum melihat tingkahku yang terbaca olehnya. "Iya, saya masih kelas XI kak (SMA kelas 2), saya pamit ke belakang ya." Alia undur diri.
Sepeninggalan Alia kami meneruskan pembicaraan yang tadi terputus oleh intermezo barbarnya temanku.
Sejak saat itu senyumannya, paras cantiknya, dan kelembutannya menari-nari dibenakku. Sepertinya ia telah menyentuh sisi sensitifku yaitu hati. Ya, hatiku.
Sejak hari itu diam-diam aku menjadi fansnya. Rasa penasaran ingin mengenalnya lebih dekat membuat ku semakin semangat jika berkunjung ke rumahnya. Untungnya aku memang sudah menjalin hubungan baik dengan ayahnya jadi tidak ada kecurigaan atau modus disini, hehe.
Aku mulai memberanikan diri berbincang dengannya disaat ia mengantarkan minuman untuk kami. Walaupun hanya satu atau dua menit sudah membuatku begitu bahagia.
Aku sering menawarkan untuk menjemputnya ketika pulang sekolah karena aku tahu, Pak Harry bekerja dan tidak sempat menjemputnya. Untungnya niat baikku itu disambut dengan tangan terbuka. Setidaknya, aku selalu bisa dekat dengannya.
Hari demi hari dilalui bersamanya membuat perasaanku bertambah dan bertambah. Aku terjebak, aku terbuai dan terperangkap dalam perasaan ini, perasaan sayang dan ingin memiliki. Apalagi karakter Alia yang tidak neko-neko dan lebih dewasa membuatku nyaman berada didekatnya.
Ya, sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk menghadap Pak Harry. Aku ingin mengutarakan niat suciku. Aku ingin mempersunting Alia sebagai pendamping hidupku. Ibu dari anak-anakku kelak.
Pak Harry tidak menolak ataupun menerima lamaranku itu. Beliau hanya menegaskan jika aku benar bersungguh-sungguh tunggulah Alia sampai menyelesaikan pendidikan strata satunya.
Awalnya aku ingin menyanggah keputusan Pak Harry dengan memberi solusi bahwa aku tidak akan menghalangi Alia untuk kuliah walaupun sudah menikah. Tetapi aku mengurungkannya. Aku tidak ingin Pak Harry berpikir kalau aku terlalu terobsesi dengan putrinya.
Akhirnya, disinilah aku. Masih setia. Menunggu gadis 18 tahunku. Walaupun aku belum tahu apakah hatinya juga terpaut padaku?
flashback end
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
dukung aku dengan tetap tap favorit dan votenya ya man temaaan, thank you🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MyNameIs
kasian juga ya, lama2 nunggu Alia, jatuh hati sama orang lain
beginilah cinta ,penderitaannya tiada akhir,, kwkwkwkwkw
2021-01-30
1
DeputiG_Rahma
like datang, kembali, hadir ,lagi.....😁🖐🖐🖐🖐🖐
2020-12-12
0
Husna
uuups lama juga ya memendam rasa, aku gak ngebayangin gmna rasanya😊
2020-12-09
1