Jam dinding menunjukkan pukul 21.00 WIB, Alia tampak sedang membereskan barang-barang stan milik bosnya di sebuah mall di Jalan Jenderal Urip.
Setelah tragedi sentilan nilai waktu itu, Alia memutuskan untuk bekerja part time guna menutupi kekurangan uang bulanannya. Alia bekerja sebagai penjaga stan kerudung di salah satu mall di kota itu. Kala itu, telah disepakati bahwa waktu bekerjanya mulai dari pukul 15.00-21.00 WIB karena di pagi hari ia harus ke kampus menjalani hari-hari menjadi seorang mahasiswi.
Alia menyadari bahwa dengan memutuskan untuk bekerja part time, ia harus bisa membagi waktunya dengan baik antara belajar dan bekerja. Hal ini ia lakukan tidak lain hanyalah agar tidak menambah beban kedua orang tuanya dengan memberikan uang tambahan kepadanya setiap bulan.
"Sudah beres Al..?" Tanya seorang wanita dewasa di sampingnya.
"Iya, sudah Kak Yuli." Alia tersenyum penuh semangat.
Kak Yuli adalah partner kerja Alia, anggap saja senior di tempat kerjanya. Kak Yuli dipercaya sebagai pemegang omset dan pengecek stok barang saat stan dibuka dan ditutup.
"Ya sudah, kamu boleh pulang duluan. Kasian kamu pulangnya agak jauh. Hati-hati ya Alia."
"Baik kak, kakak juga hati-hati ya. Sampai jumpa besok."
Ini hari jum'at, sedangkan Alia mendapat job ini khusus weekend saja (Jum'at, Sabtu, Minggu) karena pada hari-hari itu pengunjung stan tergolong ramai. Sedangkan di liar weekend pengunjung stan terhitung lebih sedikit bahkan bisa tergolong sepi.
***
Alia mengendarai motornya dengan hati-hati. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan untuk melihat keadaan sekitar. Ini kota besar berbeda sekali dengan kota kelahirannya.
Banyak sekali kendaraan baik motor maupun mobil yang masih aktif lalu lalang di jalanan bahkan di tepi jalan banyak cafe dan restaurant yang masih dipenuhi pengunjung apalagi di waktu weekend seperti ini.
Alia bukanlah termasuk tipe yang suka nongkrong seperti itu. Baginya hal tersebut ia lakukan hanya untuk keperluan tertentu saja. Waktu senggang dan weekend biasanya ia habiskan untuk standby di warnet (warung internet) untuk mengerjakan tugas, mencari beberapa referensi baru atau sesekali untuk berselancar di akun sosmed (social media) miliknya.
Tetapi sekarang sudah berbeda, Alia menghabiskan waktu weekend nya hanya untuk bekerja. Ah, tidak apa, semua demi masa depannya. Demi bertahan hidup di kota besar ini. Jauh dari sanak saudara dan orang tua membuat Alia semakin mandiri dan dewasa. Ia berpikir bahwa suatu saat nanti ia juga pasti akan berpisah dengan keluarga dan orang-orang yang ia sayangi.
Setelah lima belas menit berpacu dengan motornya, Alia sampai di rumah kontrakannya. Ia mematikan mesin motor dan pada waktu yang bersamaan teman satu kontrakannya membukakan pintu.
"Aku sudah menunggumu dari tadi Al, kamu kemana aja? aku khawatir.." Ujar temannya.
Alia tersenyum, dia merasa diperhatikan dan disayangi. Senyum itu menambah keranuman dan kecantikan wajahnya yang dibalut kerudung hitam favoritnya.
"Aku tadi mampir sebentar beli ini." Alia menjawab sambil menyodorkan plastik berisi kotak makanan kepada temannya.
"Apa ini, Al...? Wangi banget aromanya." Senyum bahagia tampak di wajah temannya itu. Alia merasa bahagia bisa membuat orang lain bahagia walaupun hanya dengan hal kecil.
"Aku belikan martabak telor kesukaanmu, ya sudah di plating ya, aku mau masukin motor dulu."
Alia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu, melepas helm dan menyimpan ranselnya di kamar. Setelah itu ia kembali lagi keluar untuk memasukkan motornya ke dalam rumah. Tidak lupa pula ia mengunci ganda motor itu untuk keamanan.
" Ayo, Al...sini kita makannya sambil nonton." Isni menarik tangan Alia.
"Aku ganti baju dulu ya.." Alia masuk ke kamar untuk mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian rumahan.
Selesai mengganti pakaian, Alia bergabung dengan Isni dan Kak Verni untuk menikmati martabak telor yang ia beli tadi sambil menonton televisi.
Rumah kontrakan mereka tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil. Sangat cocok untuk hunian anak rantauan seperti mereka. Bangunan itu terdiri dari ruang tamu yang berisi televisi, dua kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi.
Alia menempati kamar depan bersama Isni. Sedangkan kamar belakang ditempati oleh kakak Verni yang kebetulan adalah senior Alia di kampus.
Alia, Isni, dan Kak Verni terlihat sangat akrab dan bahagia, sesekali tawa mereka terdengar sangat renyah di indera pendengaran. Alia beruntung sekali memiliki sahabat perantauan seperti Isni dan kakaknya. Saling berbagi satu sama lain membuat hubungan mereka semakin hangat dan harmonis.
"Aku tinggal ke kamar ya Kak, Is.., mau ngerjain tugas." Alia beranjak dari tempatnya.
"Kamu gak capek Al?" Tanya Kak Verni.
"Capek sih, tapi gak papa. Tanggung jawab tetap harus dikerjakan." Alia menjawab sambil tersenyum dan masuk ke kamarnya untuk mengerjakan tugas yang ia dapat hari ini.
Alia sengaja menyelesaikan semua tugasnya pada hari jum'at agar ia tidak kuwalahan pada hari minggu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Alia setiap pulang kerja. Ia tidak ingin IPK nya kembali turun dan jauh dari standar beasiswa. Ia sudah bertekad bahwa ia harus mendapatkan IPK diatas standar di semester depan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangab lupa dukungannya ya readers🙏🙏🙏 Thank you💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MyNameIs
uwuwuuwu,,,, semangat ya Alia,, biasa itu mah awal2 masih adaptasi ma kampus,,, IPK kita sama kok🤭🤭
2021-01-23
2
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like mendarat lagi kakak😊
dari "asisten dadakan."
kutungggu kehadiranmu kembali.
💪💪💪
2020-12-31
1
Nureti
semangat alia
2020-12-20
1