"Aku sungguh bangga berada disini," gumam Alia dalam hati ketika kaki jenjangnya menapaki area parkir kampusnya. Ya, FKIP Untan (Universitas Tanjungpura) Pontianak.
Disini tidak ada yang dia kenal, semuanya terasa baru, tempat baru, orang-orang baru dan kebiasaan baru. Alia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, sembari menutup kedua matanya dengan posisi kepala menengadah ke atas menikmati udara pagi.
Alia sangat bersyukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepadanya dengan memberinya nikmat menjadi seorang mahasiswi yang bisa mengantarkannya pada masa depan yang cerah.
Dengan posisi kedua tangan siku-siku memegang tali ranselnya, Alia berjalan perlahan sambil melihat ke semua arah, ekor matanya menyapu rapih setiap sudut kampus tanpa ingin melewatkannya sedikitpun. Dia sangat bahagia menjadi bagian dari tempat ini, dimana dia akan mengukir sejarah hidupnya disini.
Sejak kecil, Alia memang ingin menjadi seorang Guru. Tak jarang ia mengajak adik-adik sepupu dan teman-temannya bermain peran sebagai guru dan murid. Alia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya ketika mengingat memori masa kecilnya yang seolah terputar kembali bak layar lebar di hadapannya saat ini.
"Hei, senyum-senyum sendiri aja. Awas ntar dibilang orang gila loh"
Alia sangat terkejut dengan suara itu, ia memegang dadanya, terlihat sekali jika dia memang benar-benar terkejut.
"Dasar kau ini, bikin kaget saja" Alia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara sambil mengusap halus rambut seorang gadis yang sedang merangkul bahu kirinya. Ya, terlihat Friska yang sedang tersenyum usil kemudian menutup mulut dengan tangan kanannya. Friska adalah teman baru Alia yang baru saja dia kenal beberapa hari yang lalu.
Flashback
"Perkenalkan, aku Friska." Ucap seorang wanita berdarah dayak dengan kulit putih seputih susu. Ia mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan. Alia tersenyum ikhlas sembari menyambut tangan Friska.
"Aku Alia, FKIP Bahasa Inggris."
"Wah, kebetulan sekali. Aku juga dari prodi yang sama," jawab Friska.
Alia hanya membalasnya dengan senyuman, kemudian mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Sepertinya Alia masih ingin menjaga jarak dengan orang-orang baru. Ia teringat akan pesan Ibunya agar berhati-hati dengan orang-orang baru yang ia temui. Mengingat ini adalah kota besar.
Sebenarnya itu bukan sifat asli Alia, tetapi untuk menjaga diri ia harus bersikap biasa-biasa saja sebelum mengenal orang baru lebih jauh lagi.
Hari ini, semua mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa penuh bidikmisi melaksanakan pertemuan orientasi dengan Rektor Untan. Acara tersebut digelar di Aula Rektorat yang berada di lantai paling atas kantor Rektor Universitas Negeri itu.
Friska yang menyadari bahwa Alia tidak ingin berbicara banyak, ia ikut bungkam dengan berjuta pertanyaan dibenaknya. Belum selesai Friska berbicara dengan batin dan pikirannya, Alia mencoba memecah keheningan di antara mereka.
"Maaf, aku sedang mencari kelompokku, apa kau juga dari kota yang sama?"
Friska menyambar pertanyaan Alia secepat kilat. "Bukan, Aku dari kota Sintang. Apa kau tahu itu?" Alia menggelengkan kepalanya pertanda bahwa dia tidak mengetahui sedikitpun tentang kota tersebut. Wajahnya terlihat datar.
Alia memang sudah biasa melakukan perjalanan ke luar kota untuk beberapa kegiatan dan event yang dia ikuti, sebagai perwakilan kota kelahirannya. Ya, Alia adalah gadis yang cerdas dan multi talenta. Mungkin karena itulah, Tuhan sengaja menitipkannya hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, bahkan jauh dari kata mewah. Tetapi hal itu telah membuat Alia tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, serta pemberani.
Sejak duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar, Alia sudah sering mewakili sekolahnya untuk mengikuti beberapa perlombaan yang bersifat akademik maupun non akademik di luar kota. Tetapi dia memang belum pernah tahu dimana letak kota kelahiran calon sahabat kampusnya itu.
"Hmmm..tidak masalah Alia, kota kelahiran ku memang bukan kota besar, tapi ia juga merupakan salah satu kota berkembang seperti kota kelahiran mu." Dengan senyum lebar dan kepedeannya Friska meyakinkan Alia.
Alia hanya terkekeh mendengar jawaban Friska. Sepertinya ia sudah menemukan magnet di dalam diri Friska yang membuatnya ingin mengetahui lebih dekat tentang gadis berwajah tirus itu.
"Ya sudah, aku tinggal dulu mencari kelompokku ya Fris."
"Fris?" Dengan salah satu alisnya naik keatas Friska seakan aneh mendengar Alia memanggilnya dengan sebutan itu.
"Iya, mulai sekarang kita berteman kan? bukannya kau bilang kita satu prodi, jadi itu panggilan sayangku untukmu." Tukas Alia sambil menyunggingkan senyuman manisnya membuat kedua lesung pipi kecilnya terlihat jelas dipipi cubinya.
"Okedeh, Alia," sambil tersenyum lebar Friska mengangkat kedua jempolnya keatas. "aku panggil Al aja ya.." Friska bernegosiasi.
"Ya udah terserah kau saja."
Alia berlalu meninggalkan Friska melewati kerumuman orang-orang disana.
"Sepertinya dia gadis yang baik," gumam Friska dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon maaf atas keterlambatan Update dikarenakan Author punya giat mendadak dan sangat menyita waktu luang🙏🙏🙏 terima kasih untuk yang sudah sudi mampir di karya aku, tetep like dan komennya ya man temaan☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
yampun thor ni novel dah lm bgt trnyt ya
2022-02-08
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
kirain cowo yg dtg hihi
2022-02-07
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
good aliya
2022-02-07
0