Alia terlihat murung. Tertunduk lesu bagaikan kehilangan semangat hidup. Kedua tangannya menopang kepalanya yang mulai berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Terlihat raut kecewa, sedih dan kekacauan menjadi satu. Sesekali ia menyeka air mata yang membasahi pipi mulusnya.
"Al..."
Friska mendudukkan tubuhnya di samping Alia. Tangan kanannya mengusap punggung Alia dan tangan kirinya memegang bahu kiri Alia.
"Al..."
Alia masih tak bergeming. Merasa tidak mendapat jawaban. Friska mencoba menyapa sekali lagi.
"Al...., jangan seperti ini. IPK ku juga tidak lebih baik dari IPK mu. Untuk ke depannya kita pasti bisa memperbaikinya jika kita belajar bersungguh - sungguh." Alia masih juga tidak menghiraukan perkataan Friska.
Saat ini hanya satu yang dipikirkan Alia, kekecewaan orang tuanya. Bagaimana jika mereka mengetahui hasil ujian akhirnya yang tidak memuaskan, mengecewakan, dan memalukan baginya? Bagi segelintir orang mungkin masalah yang ia hadapi saat ini bukanlah masalah serius.
Namun baginya yang terbilang biasa mendapatkan apresiasi memuaskan, sangatlah mengguncang jiwa dan raganya sekaligus. Hasil belajarnya selama semester pertama di kampus sebagai mahasiswi tidak mencukupi standar dari pihak beasiswa. Tidak menunjukkan prestasi apapun di awal perjuangan.
Apa yang akan orang tuanya pikirkan tentang dirinya? Apakah selama semester awal ini ia tidak belajar dengan bersungguh-sungguh? Ataukah ia hanya menghabiskan waktu untuk bermain-main saja? Bukankah ia sudah berjanji bahwa ia tidak akan mengecewakan kedua orang tuanya? Apakah orang tuanya akan tetap mempercayainya dan membanggakannya seperti biasa?
Alam bawah sadarnya sungguh berada dalam kekalutan. Memikirkan kemungkinan buruk seperti itu, membuat Alia tidak menyadari keberadaan Friska yang sudah satu jam menemaninya di DPR.
Alia dan Friska sedang duduk di DPR yang terletak di halaman kampusnya. DPR bukanlah singkatan dari Dewan Perwakilan Rakyat, melainkan Dibawah Pohon Rindang. DPR merupakan taman berada di depan kampus. Taman ini ditumbuhi beberapa pohon tinggi yang rindang. Melindungi siapapun yang berada di bawahnya dengan ribuan oksigen yang mereka sedekahkan. DPR juga ditanami banyak bunga-bunga segar nan mekar yang mampu menyihir warga kampus menjadi lebih relax seusai menjalani pertarungan otak di masing-masing prodi (program studi). Terdapat beberapa kursi dan meja santai yang terbuat dari potongan kayu. Hal itu memudahkan mereka bersantai disana.
DPR sering dikunjungi oleh warga kampus disaat waktu senggang walau hanya untuk bersantai, mengobrol ria, diskusi organisasi, belajar mandiri ataupun mengerjakan tugas.
Saat ini terlihat tidak terlalu banyak pengunjung yang berada disana. Oleh karena itu, Alia memutuskan untuk melepaskan kesedihan dan kegundahannya di tempat tersebut. Tetapi sepertinya ia memang belum sadar dari dimensi lain yang sedang menguasainya. Itu membuat Friska menghembuskan nafas panjang.
Mendengar hal tersebut, Alia menoleh ke samping kirinya. Terlihat Friska dengan wajah cemberut namun tidak mengurangi kecantikannya.
"Kamu sudah lama disini Fris?" tanya Alia sambil mengusap pipinya yang masih terasa basah.
"Ya Tuhan Al...berarti keberadaanku dari tadi sama sekali tidak kau anggap ya? Sudah satu jam aku menemanimu disini. Racun nyamuk dong ni ceritanya aku?"
Friska membuang wajahnya kearah kiri sambil tersenyum usil berusaha menyembunyikan wajahnya dari pandangan Alia. Friska memang terkenal kocak dan menghibur. Namun ia merupakan tipe orang yang setia apalagi disaat temannya berada di dalam masalah.
Melihat tingkah temannya, Alia terkekeh sambil merentangkan tangannya bermaksud memeluk Friska. "Maaf ya Fris, maaf aku..."
Belum selesai Alia melanjutkan kalimatnya, Friska berbalik memandang Alia dan membalas pelukannya dengan hangat.
"Kamu tidak sendirian Al..jadi jangan pernah merasa paling buruk disini, kita pasti akan memperbaiki ini semua."
"Bukannya dengan IPK yang tidak cukup standar, uang bulanan kita akan ikut terpotong secara otomatis ya, Fris? Aku tidak mungkin menambah beban orang tuaku jika mereka mengetahui tentang hal ini."
"Sudahlah, kita pikirkan itu nanti. Yang penting sekarang, kau tidak boleh larut dalam kesedihan. Lihat aku!" Sambil tersenyum usil Friska memainkan alisnya keatas dan ke bawah.
Alia terkekeh melihat tingkah Friska yang selalu berhasil memperbaiki mood nya. Seperti sebatang beng beng yang selalu menjadi mood booster baginya. ia merasa beruntung memiliki teman seperti Friska yang selalu ada untuknya dikala suka maupun duka. Apalagi Friska selalu menjadi obat penawar ketika ia sedang sedih dan berada dalam masalah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon maaf baru update ya man teman. Jangan lupa like dan komen yah😉
Terima kasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
MyNameIs
Oalah kak,,, kok sama istilah di kampus gue ma Alia ini, dan Nilai semester awal gak memuaskan juga loh ,,jangan2 Alia ini ,,,,,,🤭🤭🤭🙈😝
2021-01-23
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
sehat dan like selalu😊💪
2020-12-25
1
Nureti
DPR 😂😂😂
2020-12-20
2