uuhhgghh....Arin menggeliatkan tubuhnya, mencoba meregangkan kekakuan otot dan sendi, menguncek ngucek kelopak matanya, dilihatnya jam weker menunjukkan pukul 19.30 sontak Arin terkejut, "ya ampuun ternyata tidurku nyeyak sekali" gumamnya sambil perlahan bangkit dari tempat tidur. badanya terasa lengket karena memang belum mandi, bahkan ia tidur tanpa mengganti pakaian. di lihatnya jendela kamar sudah tertutup, mungkin tadi bunda yg masuk ke kamar dan menutupnya, "tp kenapa bunda nggak bangunin aku..?" gerutunya
Perlahan Arin melangkah menuruni anak tangga menuju ruang tengah, dilihatnya bunda dan kak Rio tengah asik menonton tv. salah, bunda saja yg tengah menonton serial kesayanganya sedang kak Rio tengah asik dengan ponselnya. Arin tak melihat sosok Ayah, mungkin seperti biasa Ayah belum pulang
"bundaaaa...." panggil Arin manja
"ya ampun...anak bunda baru banguuun.." bunda melongok ke atas melihat putrinya yg menuruni tangga.
Arin memeluk bunda dari samping, menelusupkan kepalanya ke pangkuan bunda, menyelonjorkan kakinya di atas sofa, bundapun membelai lembut kepala Arin penuh kasih. "rasanya sungguh nyaman, memang pangkuan bunda adalah tempat ternyaman di dunia" batin Arin
"bunda kenapa nggak bangunin Arin...?"
"bunda liat tidur Arin lelap sekali, pasti Arin kelelahan, jadi bunda nggak tega mau banguniiin..."
"pasti gadis jelek itu belum mandi bunda, liat saja..bahkan bajunya belum ganti" suara kak rio mulai meledek
"wweeeek..." Arin mbalas dengan menjulurkan lidahnya, seolah tak ambil pusing dan menyamankan posisinya dalam pelukan bunda
"apa sudah makan sayang..?"
"Arin menggeleng"
"mau bunda siapkan..?"
"Arin mau mandi dulu bunda"
"ok..mandilah, bunda akan menyiapkan makan"
"kapan penyakit manjanya akan sembuh... kalau bunda terus saja memanjakanya"
Arin segera bangkit, di garuk garuk rambutnya yg terlihat berantakan, seolah rasa malas masih menggelayut manja di tubuhnya. Ia pergi berlalu tanpa menghiraukan ejekan kak Rio, bundapun tersenyum geli melihat tingkah kakak beradik itu
*
*
"ddrrrtt....ddrrtt....ddrrrtt..."
"pagi cintaaa...."
"pagi sayaaang.."
"waaahhh...mimpi apa aku semalam...pagi ini kamu memanggilku sayang"
"kamu nggak sukaa...?"
"bukan begitu...justru aku sangat senang sekali. apa kamu sudah bersiap sayang..?
"aku baru saja selesai mandi Zaa.."
"pasti kamu harum sekali sayang saat ini"
"jangan berpikiran kotor yaa..."
"hahahahaa....." Eza terkekeh mendengar kata kata Arin
"sayang aku merindukanmu"
"tunggu sekejap sayaang, kita akan segera berjumpa"
Obrolan mereka semakin seru saja, selayaknya obrolan orang yg tengah dilanda kasmaran. semua serba indah dan terasa manis. hingga Arin memutuskan menghentikan obrolan mereka
"Eza kalau kita terus mengobrol, kita akan kesiangan"
"baiklah Arin..., ku tunggu kamu di tempat yg kita janjikan kemarin, bye sayang...i love you"
"i love you to...Eza"
klik
Kalau di turuti Eza tidak akan bisa berhenti, bahkan obrolannya akan semakin menggila, Arin tersenyum.
Arin sudah bersiap dari tadi untuk berangkat, berulang kali ia melihat penampilanya di cermin, berputar putar memastikan semua sudah pas. pulasan make up tipis memuat wajah Arin terlihat lebih segar, rambutnya seperti biasa di biarkan tergerai. Overal jeans pendek sebagai outer, dipadu dengan kaus ketat bergaris sebagi innernya memperlihatkan sisi sexy khas remaja dari diri Arin. setelah dirasa sempurna tak mau menunggu lama Arin bergegas turun ke bawah untuk meminta izin pada bunda
Sebelum menghampiri Ayah dan bunda yg tengah duduk di halaman belakang Arin menarik nafas dalam dalam berusaha mempersiapkan ekspresi senormal mungkin untuk menutupi rasa gugupnya. alasan kali ini harus sangat meyakinkan pikir Arin.
"Ayah...bunda..."
"Anak bunda sudah cantik sepagi ini, mau ke mana sayang..." tanya bunda
"Ayah..bunda hari ini Arin mau menengok Alfons di rumahnya, sudah beberapa hari Arin nggak kesana untuk melihat keadaanya"
"Apa Alfon belum mulai masuk sekolah lagi..? tanya Ayah
"belum yah...makanya Arin mau kesana sekarang untuk melihat keadaanya"
"Ayah akan minta Pak Kusno buat mengantar.."
"nggak usah yah...biar Arin naik taxy aja, kasian pak kusno kalau harus menunggu Arin lama disana" jantung Arin berdebar tak menentu karna mesti menyiapkan alasan dadakan seperti ini. "benar..benar di luar skenario" gumamnya
"huufft..." Arin membuang nafas kasar..rasa lega karena berhasil melewati pengamanan extra ketat Ayah kali ini "maafin Arin Ayah..bunda" batin Arin merasa bersalah, tapi sekali waktu Arin ingin merasakan indahnya masa remaja sama seperti teman teman yg lain. dalam hati ia berjanji tak akan melakukan hal yg akan membuat Ayah dan bundanya kecewa
"mau kemana mbak" suara supir taxy menyadarkan Arin dari lamunannya
"e..eeh Lafonde Cafe pak..."
Beberapa menit lalu Eza mengabari kalau dia sudah sampai lebih dulu di tempat yg mereka janjikan untuk bertemu.
Arin masuk ke sebuah cafe yg lumayan ramai, menoleh kesana kemari mencari sosok yg di kenalnya, hingga lambaian tangan seorang cowok yg duduk di sudut ruangan menghentikan pencarian Arin. Tampilanya agak berbeda hari ini, kemeja casual di padu dengan inner t'shirt polos dan jeans membuat Eza terlihat tampan, entah karena Arin terbiasa menemuinya dengan seragam abu abu putih khas anak SMA...? atau..entahlah, yg penting hari ini dia tampan sekali.
"Arinku sangat cantik hari ini..?
Puji Eza pada Arin seperti biasa sambil menarik kursi dan menyilahkan Arin duduk
Mereka tak lama berada disana, hanya setelah makan sebentar keduanya bergegas meninggalkan cafe itu menuju tempat parkir
Eza tampak menuju ke sebuah mobil mewah yg berjajar rapi di halaman parkir cafe tempat makan mereka tadi. Arin tak melihat motor matic yg biasa di kendarainya. Marcy c 200 Warna hitam sungguh sangat kontras dengan keseharian Eza selama ini. Arin membulatkan matanya sedikit terkejut ketika Eza membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Arin naik. "kenapa Aku norak sekali sih" gumam Arin
Eza sudah duduk di kursi kemudi, pandangannya tak lepas pada gadis disampingnya. senyuman selalu terkembang di kedua pipinya, menyiratkan betapa bahagianya ia hari ini. dengan mesra di pasangkannya seatbelt pada pinggang Arin, memastikan keamanan gadis itu selama perjalanan
begitu banyak pertanyaan di benak Arin tentang Eza siang ini. betapa ternyata banyak yg tidak ia ketahui mengenai Eza selama ini. yg ia tahu Eza adalah seorang cowok sederhana yg biasa makan bakso pinggiran, baik, pengertian dan penyayang. selebihnya tentang latar belakang Eza sama sekali tak di ketahui oleh Arin sedikitpun. tetang siapa orang tuanya, dimana rumahnya, dengan siapa ia tinggal, tak satupun Arin tau jawabanya. lantas kenapa ia begitu sembrono menerima pernyataan cinta Eza saat itu.
"Sayaaang...ada apa..? kenapa memandangku seperti itu" pertanyaan itu sontak membuat Arin terkejut dan sedikit kikuk
Arin pun hanya membalasnya dengan senyuman polos
Eza menggapai jemari Arin dan menggamnya mesra, tak jarang di kecupnya punggung tangan Arin hingga membuat dada Arin berdesir. "akankah semua pertanyaan itu terjawab?" arinpun meragu
"entahlah Ezaa...kenapa kamu jadi sosok misterius bagiku saat ini" batin Arin
Eza terus melajukan kendaraannya menuju keluar kota. tanpa Arin tau kemana Eza sebenarnya akan membawanya pergi "kenapa semua jadi misterius Eza....sama sepertimu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
up
2020-07-16
0
Yusinta Deblina Faot
seru nih
2020-06-10
0
Mimi Irmayani
lanjut
2020-04-30
1