Hari sudah mulai gelap saat Eza harus merelakan kekasihnya untuk pulang, setelah mengecup mesra kening dan bibir Arin, di relakanya gadis cantiknya itu untuk berlalu
"i love you sayang"
"i love you too Ariana" seolah masih belum rela, Eza membalas dengan air muka yg masam,
"jangan lupa telepon aku setelah sampai rumah, ok..."
Eza mengangguk, dan berusaha tersenyum meski terpaksa
Setelah melambaikan tangan Arinpun segera berlalu, berlari lari kecil menyebrang jalan dan hilang tertutup rimbunnya pepohonan di halaman rumahnya. tak lama terdengar suara raungan mobil Eza yg melesat cepat meninggalkan lingkungan rumah Arin, meski cuma sekilas Arin masih dapat melihat mobil Eza yg melintas pergi melewati rumahnya
ceklek....ceklek
Arin membuka pintu pagar rumahnya, di dapatinya pintu rumah tampak terbuka, sebuah mobil sedan mewah terparkir di depan garasi, sepertinya tengah ada tamu yg bertandang ke rumah. mata Arin tampak terus memandangi ruang tamu menerka nerka siapakah tamu yg datang. aahh...rasanya malas bila harus masuk dan berbasa basi terlebih dulu, tapi tidak ada pilihan lain karena pintu garasi sebagai jalan alternatif tampak tertutup rapat. apa boleh buat ia sudah ingin mandi dan rebahan di kamar.
"Assalam'ualaikum.."
"wa'alaikumsalam" suara jawaban terdengar dari dalam. tampak Ayah dan bunda duduk di kursi panjang ruang tamu sedang mengobrol bersama seorang pria yg tak di kenal Arin
"Ariin....baru pulang nak.." sapa Ayah setelah melihat Arin yg berjalan masuk ke ruang tamu
"iya yah...,Arin ada les tambahan hari ini"
Arin tersenyum dan segera mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada Ayah dan bunda, Arin mencium satu persatu punggung tangan orang tuanya
"nak sendy...perkenalkan ini putri bungsu tantee..namanya Ariana, Rin..ini ada nak Sendy rekan kerja Ayah dari Kota C kebetulan beliau sedang ada urusan disiniii.., jadi skalian mapir, Arin tersenyum tipis membalas basa basi bunda yg tengah memperkenalkan tamu Ayah itu
"Arin ayo kenalan dulu.." Ayah mengayunkan telapak tanganya mempersilahkan Arin dan tamunya itu untuk saling berkenalan
Tamu itu tampak berdiri melangkah dan tersenyum ramah sambil mengulurkan tanganya pada Arin
"sendy.."
"Arin.." spontan Arinpun membalas jabatan tangan perkenalan dari pria bernama Sendy itu
"Sekolah dimana Riii..?" tanya pria itu sambil melihat seragam putih abu abu yg Arin kenakan
"SMA Nusa Bangsa" jawab Arin sambil menyunggingkan senyum tipis
Pria itu tampak sudah sangat dewasa, penampilanya sangat rapi, tubuhnya terbilang tinggi dan atletis, terlihat dari otot dada yg tergambar dari kemeja yg di kenakanya, wajahnya lumayan tampan, mirip oppa atau ajushi korea hee...
Arin yg tampak canggung berdiri diantara obrolan orang tuanya dan pria itu memutuskan untuk pamit masuk.
"Arin masuk dulu bundaa..Ayah" kemudian tersenyum pada sendy yg membalasnya dengan senyuman pula. Arin segera bergegas naik ke atas menuju kamarnya.
setelah mandi dan bersih bersih Arin berniat mengecek ponselnya, siapa tau saat mandi tadi Eza meneleponya, ternyata benar, ada 4 kali panggilan tak terjawab dari Eza.
sambil memposisikan diri rebahan di atas ranjang dan menyelimuti bagian dadanya karena pakean minim yg dikenakanya saat itu, Arin hendak melakukan panggilan video dengan Eza. tak lama wajah tampan pacarnya yg tengah tengkurap diatas ranjang muncul di layar ponselnya.
"hay sayaang..lama sekali mengangkat teleponku" tanyanya sambil merengut
"aku baru saja selesai mandi Za..."
"coba sini aku cium, pasti sekarang kamu wangi..pengen cium kamuuu" bibirnya terlihat mengerucut hendak mencium layar ponsel
"kurang puaaaass....hahhaha.." ledek Arin menunjukkan senyum genitnya
"nggak akan pernah puas sayaaang"
"huuuhh...dasar mesum"
hahahha...Eza terlihat tertawa
"udah dulu ya sayang...aku udah ngantuk nih" tiba tiba Arin menguap karena memang sudah sangat mengantuk
"ok...cepetan tidur yaa.., biar besok kita cepet ketemu" Arin mengangguk mendengar Eza yg terlihat sudah mencari posisi nyaman untuk tidur.
"Cup" ia tampak mengecup layar ponselnya, dan Arinpun membalas dengan hal yg sama. wajah Ezapun lantas menghilang dari layar ponsel.
*
*
Dengan terburu buru Arin berlari meninggalkan kamarnya, menarik handle pintu dengan cepat sehingga menimbulkan suara yg sangat keras, "Brakk...sial...hari ini gue terlambat" Arin menggerutu agak keras. di pakainya sepatu sambil berlari ke lantai bawah
saat menuruni tangga Arin tak sempat lagi memperhatikan kesekeliling, dan lantas mengeraskan nada suaranya
"bundaaaa....Arin nggak sarapan, udah kesiangan....pak Kusno..pak kusno...ayo berangkat...Arin kesiangan paaak.." pandanganya tertuju ke arah teras samping yg terhubung dengan garasi mencari cari sosok supir setianya namun tak juga terlihat.
"bunn..d..." belum tuntas kata yg akan keluar dari bibirnya, mendadak rasa malu menghampiri benak Arin mengingat ulahnya barusan, wajahnya memerah seketika, pandangannya tertuju ke arah meja makan. tampak olehnya sosok Sendy tengah duduk terpana melihatnya. Ayah dan kak Rio juga ada disana, bunda yg tengah menuangkan secangkir teh pada tamu itu membulatkan mata, bibirnya merapat pipih seperti ingin menelan Arin saja, kak rio menutup mulutnya dengan telapak tangan menahan tawa, sedang Ayah memasang ekspresi datar
Pelan pelan Arin menggeser langkahnya ke arah teras samping, rasanya saat itu Arin ingin menghilang tanpa jejak, bagaimana mungkin ia melakukan hal memalukan seperti itu, berteriak teriak seperti orang gila di depan tamu yg baru saja di kenalnya. bahkan mengejar sepatu yg tak sengaja terlepas karena terburu buru.
Di garasi pak Kusno juga tiada nampak batang hidungnya, Arin makin panik, "nggak lucukan kalau seorang Ariana Kamila pagi pagi berjongkok dibawah tiang bendera karena terlambat" rasanya nggak sanggup membayang
Ditengah lamunan dan kegelisahan Arin menanti Pak Kusno, Sendy muncul dari teras depan, di susul Ayah dan bunda di belakangnya, rupanya ia sedang berpamitan, Arin tampak tak begitu menghiraukan
"butuh tumpangan non..?" dengan tatapan lembut dan senyum khasnya yg ramah sendy menawarkan tumpangan
"Pak Kusno hari ini izin sayang.." seru bunda dari teras depan, seperti sengaja mengkondisikan agar Arin terpaksa menerima tumpangan Sendy
Sendy kembali tersenyum dan mengayunkan tanganya mempersilahkan Arin naik ke dalam mobil "sepertinya memang tak ada pilihan lain" gerutu Arin dengan suara yg bisa di dengar sendy
selama perjalanan Arin hanya membisu, beberapa kali di longoknya jam pada layar ponselnya, membuatnya makin gelisah.
"ee..e..boleh aku mengingatkan sesuatu..?" sendy memulai pembicaraan. raut wajahnya menunjukkan kesungkanan
"apa..?" tanya Arin penasaran
"eee...kamu bisa menggunakan sisir di dalam laci dashboard untuk sediiikit merapikan raammbutmuu" Sendy tampak begitu hati hati dalam setiap kata yg di ucapkanya barusan, dan memberikan penekanan di akhir katanya
Seketika Arin meraba rambutnya " Astaagaaa....ada apa dengan hari iniii..." Arin merengkuh rambutnya dengan dekapan kedua telapak tanganya, sesaat di pejamkan matanya agar dapat lebih menguasai emosi " bahkan rambutkupun belum ku sisir" entah apa yg di pikirkan pria ini tentangku" batin Arin
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
**Nantikan episode berikutnya ya Readers.....
kutunggu like, komen dan votenya, klik Favorite untuk notifikasi berikutnya😜
😘😘😘😘😘😘😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Nuril Al Nupi
kayaknya arin mau d jodohkan sama rekan kerja ayahnya
2020-08-13
0
Dinda Arianto
kyk ny mulai bgs ceritany..
2020-07-23
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lucu 😂😂😂😂
2020-07-16
0