Dari semalam semenjak datang berjualan Aya pun mengurung dirinya di kamar. Kerinduannya terhadap Firman membuatnya malas bertemu dengan Kak Fadil yang menutupi sebuah kebohongan. Sekilas bayangan kejadian tadi malam pun seperti terputar kembali.
FLASHBACK OFF
"Aya, Kakak pulang duluan ya, ada perlu dengan Ibu. Ada yang ingin Kak Fadil bicarakan." ucap Kak Fadil sambil mengusap rambut panjang Aya yang mulai basah karena keringat.
Friska, Bintang dan satu temannya pun langsung bangkit berdiri menuju mobil merah itu. Ketiganya sama sekali tidak menatap ke arah belakang ataupun arah lain. Pandangannya lurus ke depan menatap jalan.
"Hati hati Kak Fadil. Kak.... Mbak Friska beneran pacar kakak?" tanya Aya pelan.
"Kalau Kakak bilang calon istri gimana?" tanya Fadil kembali.
Aya hanya tersenyum tipis, hatinya kecewa sekali. Orang setampan dan sebaik Kak Fadil bisa mendapatkan nenek lampir seperti Mbak Friska.
"Tapi kok, Aya perhatikan, Mbak Friska dekat dengan Mas Bintang?" tanya Aya.
"Stttt... Anak kecil gak boleh berandai-andai apalagi ghibah. Dosa besar." ucap Fadil pelan dan bergegas pulang.
Aya hanya menghela nafas yang panjang. Rasa lelah dan kecewa menjadi satu hingga tak karuan rasanya.
"Aya... " panggil Panji lembut. Entah sejak kapan pria manis ini sudah duduk di hadapannya.
"Mas Panji... mau pesen apa?" tanya Aya pelan.
"Kamu di jemput adikmu?" tanya Panji kemudian.
"Iya Mas. Kenapa?" tanya Aya pelan.
"Boleh aku mengantarkan kamu pulang?" tanya Panji pelan.
Tatapannya memang mempesona membuat jantung pun terasa dag Dig dug ....
"Tapi kan aku.... " ucapan Aya terhenti tatkala Mas Budi sudah datang untuk mengambil alih lagi angkringan itu, karena waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan Fathur pun belum datang.
"Aya... sudah malam. Kamu boleh pulang." ucap Mas Budi dengan lembut.
"Ini Mas Budi uangnya." ucap Aya pelan.
Mas Budi pun menghitung pendapatan malam ini pun cukup baik walaupun tidak seramai malam Minggu kemarin.
"Ini untuk kamu Aya. Belajar yang rajin biar sukses." ucap Mas Budi memberikan tiga lembar uang merah kepada Aya.
"Alhamdulillah... makasih ya Mas Budi. Jujur Aya senang bekerja disini." ucap Aya dengan jujur dan bahagia.
"Iya Aya. Ekhmmm ini ada sesuatu untuk kamu. Buka aja kalau sudah di rumah." ucap Mas Budi pelan sambil memberikan bungkusan berwarna hitam.
"Ini apa Mas? Aya gak mau terima kalau ..... " ucapan Aya pun langsung di sela oleh Mas Budi.
"Bukan apa-apa Aya. Hanya kenang kenangan saja." ucap Mas Budi pelan.
"Oke Aya terima. Makasih ya Mas. Aya pulang dulu." ucap Aya pelan.
"Jangan lupa, besok datang lagi ya." ucap Mas Budi mengingatkan.
"Sip Mas. Aya gak lupa." ucap Aya mantap.
Aya pun bergegas merapikan tasnya dan memungut kotak makan yang belum sempat ia makan. Kotak makan itu pun dimasukkan ke dalam tasnya.
Aya berjalan ke arah parkiran motor.
"Aya... pulang sama aku aja. Mungkin adikmu tidak bisa menjemput." ucap Panji yang sejak tadi mengikuti di belakang Aya.
Aya pun menoleh ke arah Panji yang memang terlihat tulus dan ikhlas ingin membantu Aya. Apalagi hatinya sedang galau karena pacarnya sudah terang terangan menyelingkuhinya, dan yang menjadi selingkuhannya tak lain Kak Fadil, kakak kandung Aya sendiri.
"Kamu kesal dengan Kakakku? Lalu ingin membalas dendam melalui aku?" ucap Aya sedikit ketus.
Panji hanya tersenyum mendengar penuturan Aya yang polos dan jujur.
JAZAKALLAH KHAIRAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kim Reyaa
nah kan kan kan..jadi bingung ?
dukung aya ma firman ap aya sama kang panji ?
Apa aya sama aku aja sini....
Lanjut kak Author
2020-11-21
1
Dian Anggraeni
Panji ini baik tapi aku belum dapat feel-nya banget. Apa aku harus kenalan langsung sama Panji nih Tor hahaha...sukaaaaa lanjut yang banyak 👏👏👏👏🌹💐👍👍👍👍
2020-11-08
4
●͜͡Kᵝ⃟ᴸ.●͜͡ᴋᴀͭᴅᷢɪʀ✍
no coment
2020-10-31
1