ANGKRINGAN CINTA
Suasana Kota Gudeg Yogyakarta, inilah kota kelahiranku. Kota Pelajar yang ramai namun memiliki ciri khas tersendiri. Kota Indah dan hangat yang selalu membuat orang jatuh cinta dan kembali lagi. Kota yang memberiku ilmu dan pengalaman berharga untuk masa depanku.
Aku berasal dari keluarga sederhana. Ayahku seorang Tour Guide di Yogyakarta, beliau telah meninggal karena sakit sekitar dua tahun yang lalu. Ibuku seorang penjual kain batik di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Ibu memiliki lapak kecil disana, lapak yang menghasilkan beberapa rupiah untuk bertahan hidup.
Perkenalkan namaku Fadila, panggil aku Aya. Usiaku baru menginjak enam belas tahun, aku masih sekolah di SMK PARIWISATA Kelas XI. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, Kakakku seorang laki laki bernama Fadil, usianya sudah dua puluh tahun, Kak Fadil merantau ke Ibukota untuk membantu menafkahi kami. Kak Fadil sebagai pengganti Ayah yang telah meninggal dua tahun lalu, setelah lulus dari SMK PANGUDI LUHUR, Kak Fadil di rekomendasikan sekolah untuk bekerja di sebuah bengkel ternama di Ibukota.
Adikku juga laki-laki bernama Fathur. Sehari hari Fathur membantu ibu berjualan Kain Batik di Pasar Beringharjo setelah pulang sekolah. Fathur seorang anak pandai, usianya baru menginjak tiga belas tahun dan bersekolah di SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA.
Hidup kami sangat sederhana, bahkan mungkin kurang, karena banyak kebutuhan yang harus di cukupi setiap bulannya.
Kenalkan Firman, dia sahabat baikku, sejak kecil kami selalu bersama. Kedua orangtuanya pun baik dengan keluargaku, hanya saja Ibu selalu bilang, jangan pernah menerima bantuan dari Keluarga Firman karena itu akan membuat kita banyak berhutang Budi.
Aku harus tetap meneruskan sekolahku walaupun dengan biaya mahal, semua aku lakukan demi cita-cita ku untuk menjadi Tour Guide. Cita cita sangat sederhana, aku ingin berkeliling Indonesia dengan cara menjadi Tour Guide di sebuah biro perjalanan yang terkenal di Yogyakarta.
Kenapa aku ingin sekali menjadi Tour Guide, karena Ayahku sering mengajakku ikut dalam tugasnya untuk membawa Para Turis berkeliling Yogyakarta untuk berwisata. Ayahku bekerja di Hotel yang terkenal di Yogyakarta, tugasnya hanya menunjukkan tempat wisata di sekitar Yogyakarta dan menjelaskan dengan detail tentang tempat wisata tersebut.
Sesederhana itu cita cita ku, buatku kodrat sebagai wanita itu tetap di rumah dan melayani suami. Biarkan Suami yang mencari nafkah untuk keluarga, kalau ingin membantu, carilah yang tidak mengganggu pekerjaan rumah, misalnya berjualan, atau menjadi Guru TK.
"Assalamualaikum Aya... lihat ini, ada lomba foto model untuk sampul majalah. Coba aja ikut kali aja menang. Secara kamu kan cantik." ucap Firman sahabatnya.
"Waalaikumsalam... hai Firman. Mana sini lihat. Kamu yang fotoin aku ya?" ucap Aya pelan.
"Tenang saja Aya. Datang aja ke studio foto Ayah, dan nanti minta di make up sama Bunda." ucap Firman pelan, dengan mengangkat jempolnya ke atas.
Firman menatap isi formulir dalam majalah, melihat dan membaca persyaratan yang dibutuhkan.
"Oh... Posenya harus ada tiga Aya. Yang satu dari samping, dari depan, dan tersenyum. Tidak ada syarat lain." ucap Firman menjelaskan.
"Bantu aku ya. Nanti biasa honor kita bagi." ucap Aya dengan senyum lebar.
Ini bukan pertama kalinya Aya mengikuti audisi gadis sampul majalah, biasanya selalu menang walaupun tidak juara satu. Aya juga sering ikut lomba Fashion show di Mall yang di adakan oleh salah satu Butik ternama di Yogyakarta. Hadiahnya cukup menarik, biasanya berupa uang, lumayan bisa untuk membayar SPP yang cukup mahal di sekolahnya.
"Nanti malam jadi mulai jualan angkringan di Alkid? Tak temenin ya." ucap Firman tegas.
"Boleh, tapi jajan ya, ben laris jualanku." ucap Aya pelan.
"Beres Aya sayang. Tak borong nanti jualanmu." ucap Firman terkekeh.
"Makasih ya Firman. Kamu memang sahabat terbaikku." ucap Aya lembut, satu matanya berkedip lalu mereka terkekeh bersama.
Persahabatan yang saling melengkapi, saling mendukung dan saling berbagi. Ada rasa sayang dan ketulusan dalam persahabatan mereka. Entah ada rasa cinta atau tidak, yang jelas mereka nyaman menjalaninya.
"Mau makan Firman, tadi Ibu sudah masak. Kalau mau, aku ambilin, kita makan disini saja." tanya Aya pelan.
"Boleh... belajar menjadi istri yang baik Aya, harus bisa menyiapkan keperluan suamimu." ucap Firman terbahak-bahak.
"Belum mikirin Suami, pacar juga gak punya. Mau serius berkarir dulu, bantu Ibu." ucap Aya pelan.
Aya pun masuk ke dalam rumah dan mengambil satu piring nasi beserta lauk pauknya untuk Firman.
"Ini Firman. Habiskan, ibu yang masak lho." ucap Aya menitah.
"Siap lah. Besok Pagi ke studio ya, kita harus cepat mengirimkan formulir dan fotonya Aya." ucap Firman pelan.
"Baiklah Firman. Untuk bajunya gimana?" tanya Aya pelan.
"Jadilah dirimu sendiri, nanti kalau kata Ayah kurang pas, pake yang ada di studio saja Aya." ucap Firman pelan.
Firman adalah anak orang berada. Ayahnya memiliki Studio Foto dan Ibunya memiliki Salon. Hanya saja Firman selalu kesepian, kedua orangtuanya selalu sibuk dengan bisnisnya masing-masing dan sering ke luar kota beserta kru-nya. Firman adalah anak tunggal, sejak SD satu sekolah dengan Aya. Sejak berkenalan dengan Aya, Firman merasa hidupnya lebih bermanfaat. Banyak hal baru dan pengalaman yang firman dapat selama bersahabat dengan Ayam Kedua orang tuanya pun sudah mengenal Aya dan keluarga Aya dengan baik.
"Lapar Mas?!!! cepet banget ya makannya?" tanya Aya pelan. Kedua matanya membola saat melihat piring sudah dalam keadaan bersih tanpa sisa. Aya pun menyodorkan air minum untuk Firman.
"Lapar banget.... belum sempat sarapan pagi, tadi bangun tidur langsung kesini." ucap Firman asal.
"Gak Mandi dulu? pantes itu belek masih nangkring di mata." ucap Aya terkekeh.
"Mana Aya. Beneran nih." ucap Firman pelan.
Kedua tangannya langsung mengucek mata dan membersihkan kedua matanya dengan jari.
"Dikibulin mau aja. Hhhaha." ucap Aya menggoda Firman.
"Uuuhh dasar, sahabat gak tau diri." ucap Firman dengan ketus.
"Gimana Sariyem... ??" tanya Aya pelan.
"Sari namanya Aya, bukan Sariyem." ucap Firman pelan.
"Belain terus. Namanya juga jatuh cinta, dibelain terus." ucap Aya terkekeh.
"Entahlah Aya. Aku cuma kasian aja. Jujur aku gak suka, tapi Sari memang baik. Tapi hatiku masih mencintai orang lain." ucap Firman pelan.
"Hemmm... dari dulu kamu selalu bilang begitu. Siapa sih Firman, kali aja, aku kenal." tanya Aya menyelidik.
"Rahasia, itu teman SD ku." ucap Firman pelan.
Firman pernah bersekolah di SD lain sebelum akhirnya pindah ke SD yang bareng dengan Aya.
"Ohhh.... gitu." ucap Aya pelan. Sebagai sahabat memang Aya tidak memaksa Firman untuk menceritakan semua hal kepada Aya. Mungkin ada beberapa privasi yang menjadi konsumsinya sendiri.
JAZAKALLAH KHAIRAN
Assalamualaikum....
HAI.....
Ketemu lagi di Karyaku yang ke empat ini. Ini sangat berbeda jauh dengan Ketiga Karyaku yang lain. Disini lebih menceritakan kepedulian kita sesama manusia.
Bukan bertema Religi ya.
Jadi hanya bacaan ringan, dan santai. Cocok ditemani dengan segelas Kopi dan Cemilan jadi semakin mantap.
Dukung terus semua karya saya.....
Beri LIKE DAN KOMENT serta VOTE.....
TERIMA KASIH 💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."
Kutunggu kedatanganmu.
Terima kasih
2021-02-02
2
Adel
Hai hai hai mampir di karyaku juga yah...
RINDUKU DI UJUNG SURGA...
Salam 💖💖
2020-12-02
1
Fadila Haerunisa
seru kak
2020-11-30
1