"Rahasia, itu teman SD ku." ucap Firman pelan.
Firman pernah bersekolah di SD lain sebelum akhirnya pindah ke SD yang bareng dengan Aya.
"Ohhh.... gitu." ucap Aya pelan. Sebagai sahabat memang Aya tidak memaksa Firman untuk menceritakan semua hal kepada Aya. Mungkin ada beberapa privasi yang menjadi konsumsinya sendiri.
"Aya... aku pulang dulu ya. Nanti sore aku jemput setelah ashar untuk ke Alkid." ucap Firman pelan.
Firman senang berlama-lama di rumah Aya, hanya saja, pandangan orang sekita memperburuknya situasi. Banyak orang nyinyir terhadap keluarga Aya semenjak Ayah Aya meninggal.
Ibu Aya sangat cantik, beliau kembang desa di kampungnya. Saat ini saja banyak duda yang melamar Ibu Aya. Kecantikannya pun menurun pada Aya, sehingga Aya bisa mengikuti ajang fashion show dan foto model. Aya gadis yang sempurna, hingga kesempurnaannya membuat orang iri terhadapnya.
Firman salah satu sahabat terbaik yang melindunginya. Dalam kondisi dan situasi apapun Firman selalu ada buat Aya.
Cinta Pertama pada pandangan pertama kepada Aya membuat Firman tidak bisa berpindah ke lain hati. Sari adalah kekasih Firman, hanya sebuah status karena kasihan. Cinta yang tumbuh sejak SD hingga SMA. Tidak ada pernyataan cinta, Firman terlalu takut mengungkapkan Cintanya. Takut dengan hubungan yang sudah nyaman ini berubah pada kebencian dan kekecewaan. Lebih baik mencintai dalam diam dan menjadi sahabat terbaik agar hubungan mereka tetap dekat. Sungguh mengecewakan dan menyakitkan memang, tapi itu terbaik. Terlebih Aya tidak ingin berpacaran, dia hanya ingin menggapai cita-cita nya yang telah lama dia impikan. Dan Firman berniat untuk mewujudkan semuanya.
Seharian setelah membersihkan rumah Aya merebahkan dirinya di tempat tidur. Malam ini dia akan begadang berjualan angkringan di Alkid. Sesuai petuah Ibunya, Aya harus memakai pakaian yang tertutup dan sopan, agar tidak ada yang melecehkannya. Walaupun Firman akan membantunya, tidak mungkin juga akan menemani sampai larut malam setiap hari.
Aya pun berdiri dan berkaca, hidupnya yang sederhana membuat Aya menjadi gadis yang berani dan tegar. Kehidupannya memang keras, mencari nafkah untuk menyambung hidup dan membiayai sekolahnya yang cukup mahal. Hanya demi sebuah cita citanya.
Pernah Firman berniat akan membayarkan SPP Aya hingga lunas. Tapi Aya menolak dengan tegas. Dan bila itu terjadi maka persahabatan mereka selesai sampai disini.
Sore itu Aya sudah bersiap diri untuk pergi ke Alkid. Ibunya belum datang dari Pasar. Hanya ada Fathur adiknya.
"Mbak Aya, mau pakai motor?" tanya Fathur pelan.
"Enggak Thur. Di jemput Firman, tapi pulangnya kurang tahu. Nanti jemput ya, kalau Firman gak bisa jemput Mbak." ucap Aya pelan kepada adiknya.
"Nggih Mbak Aya. Pulang jam berapa? tengah malam?" tanya Fathur pelan.
Fathur tidak tega melihat kakak perempuannya bekerja hingga malam. Dulu pernah bekerja sebagai OB di salah satu restoran Junk Food terkenal, tapi mengharuskan Shif pagi, sedangkan pagi hingga sore Mbak Aya sekolah.
"Salam Ibu. Bilang gak usah khawatir. Kamu jangan lupa jemput Ibu, jangan telat. Kasihan ibu Fathur. Kalau ada uang, Mbak akan beli motor bekas lagi biar kita gak berebutan." ucap Aya sambil terkekeh dengan suara renyah tanpa beban.
Fathur pun hanya tersenyum tipis, melihat kakak perempuannya bersikap seperti itu.
"Assalamualaikum... Sudah siap Aya?" ucap Firman lantang.
"Waalaikumsalam... siap Firman. Ayok berangkat." ucap Aya penuh semangat.
"Jaga rumah dek Fathur. Mas Firman antar Mbak Aya dulu ya. Mampir ke Alkid bawa temen kamu. Mas Firman yang traktir." ucap Firman pelan kepada Fathur.
"Yang bener Mas Firman. Kalau denger di traktir Fathur akan meluncur sama Yadi kesana." ucap Fathur antusias.
"Sudah kesana aja. Mas Firman tunggu." ucap Firman pelan sambil mengedipkan satu matanya kepada Fathur.
Fathur pun tersenyum lebar. Sudah lama tidak jalan jalan dan nongkrong dengan teman-temannya apalagi ini malam minggu pasti ramai pengunjung.
Firman dan Aya pun sudah berada diatas motor matic kesayangan Firman. Motor ini hadiah dari Bundanya saat ulang tahun ke 15. Di rumah ada motor besar pemberian Ayah Firman, tapi Aya tidak suka membonceng di motor besarnya. Kecuali mereka akan pergi ke luar daerah, Aya baru mau membonceng.
"Aya... kamu terlihat seneng banget." tanya Firman pelan.
"Iya dong Firman. Jadi orang itu harus selalu semangat dan siap." ucap Aya mantap.
"Aku suka gayamu seperti ini selalu semangat dan tegar menghadapi apapun." ucap Firman pelan dan mengulum senyum dibalik helm full face nya itu.
🎶Pegang pundakku jangan pernah lepaskan... 🎶 Aya pun bernyanyi dengan girang sepanjang jalan. Kedua tangannya melingkar di pinggang Firman hingga ke perut. Pandangan ini sudah biasa terlihat, hingga banyak orang menyangka mereka adalah sepasang kekasih. Termasuk Sari yang selalu cemburu kepada Aya, karena Firman lebih mencurahkan perhatiannya kepada Aya daripada Sari kekasihnya.
Setengah jam berada di atas aspal hitam, roda dua itu pun terparkir cantik di area parkiran motor Alkid. Mereka berdua berjalan menuju lapak angkringan yang akan menjadi tempat Aya berjualan.
Di sana sudah ada Mas Budi yang sedang membereskan barang-barang dagangannya. Aya pun menghampiri Mas Budi selaku Bos Angkringan yang memiliki banyak lapak disana.
"Datang juga nih Si Cantik penjual Angkringan." ucap Mas Budi menggoda Aya.
"Hallo Mas Budi. Gimana Aya sudah boleh mulai berjualan?" tanya Aya pelan.
Satu Minggu kemarin Aya ikut magang dengan Mas Budi membantu berjualan, upahnya satu malam lima puluh ribu rupiah. Nah hari ini Aya akan dilepas oleh Mas Budi untuk memegang satu lapak angkringan di Alkid, walaupun masih tetap akan dipantau. Kalau ini sistemnya bagi hasil, jadi kemungkinan akan mendapatkan lebih banyak uang bila pendapatannya pun banyak.
"Oke , silahkan Aya. Mas akan berkeliling. Mas akan pantau dari jauh. Lagi pula sudah ada pacarmu yang menemani." ucap Mas Budi pelan lalu terkekeh.
Mas Budi pria lajang dengan usia sekitar dua puluh tujuh tahun. Memiliki sekitar tiga puluh lapak angkringan yang tersebar di seluruh kota Yogyakarta. Awalnya Aya dan Firman nongkrong di angkringan tersebut dan menanyakan pekerjaan. Pertanyaan itu disambut baik oleh Mas Budi dan Mas Budi memberikan kesempatan untuk Aya belajar berjualan selama seminggu. Kinerja Aya yang cepat tanggap dan cekatan pun menjadi pertimbangan Mas Budi, terlebih Aya adalah gadis supel dan ramah serta murah senyum, membuat satu Minggu kemarin pendapatan angkringan pun melesat tinggi.
"Makasih Mas Budi, sudah percayakan angkringan ini kepada Aya." ucap Aya dengan senyum manisnya.
Meleleh sudah hati Mas Budi diberikan senyuman semanis itu. Rasanya ingin dibawa ke penghulu malam ini juga.
"Iya Aya. Sukses jualannya. Ayok Firman, saya duluan." ucap Mas Budi berpamitan.
"Iya Mas Budi terima kasih." ucap Firman pelan.
JAZAKALLAH KHAIRAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fadila Haerunisa
Dila awalnya gak ngerti kenapa judulnya angkringan cinta,eh ternyata Aya jualan angkringan,oke sekarang Dila paham
2020-11-30
1
Rozh
📖
2020-11-11
1
OFF
like
2020-11-05
1