"Bundanya Firman, sakit Bu. Sekarang di Jakarta untuk pengobatan." ucap Aya pelan.
"Kamu kuat bawa motor gak? Biar Ibu diantar Fathur saja gak apa-apa." ucap Ibu dengan pelan.
"Bisa kok Bu. Aya hanya terbawa suasana saja." ucap Aya pelan.
Aya dan Ibu pun menaiki motor dan segera menuju Pasar Beringharjo.
"Doakan yang terbaik untuk Firman dan keluarganya terutama untuk Bundanya. Hubunganmu dengan Nak Firman bagaimana?" tanya Ibu Aya menyelidik.
Wajar bukan seorang Ibu tetap waspada dengan pergaulan anak perempuannya. Takut salah arah dan salah pergaulan yang bisa menyebabkan penyesalan seumur hidup. Bagi orang tua pun menyesal luar biasa di saat anak memilik cita cita dan harapan tetapi harus gagal dan harus pupus karena sesuatu hal yang tidak berakhlak.
Hubungan berbeda jenis itu lebih sulit di mengerti, bilangnya kakak adik ternyata? mblendung di kemudian hari, bilangnya sahabat? ternyata sudah telat tiga bulan. Kan repot kalau begini..... bukan masalah tanggung jawab, tapi masalah kesiapan secara lahir batin. Kalau hanya tanggung jawab dan mengucap ijab kabul itu mudah, tapi selanjutnya rumah tangga akan dibawa kemana. Banyak pernikahan dini atau pernikahan muda yang berakhir perceraian dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi. Mudah bukan berbicara berpisah!!! talak!!! kenapa kalau dikamar selalu cocok cocok saja?🤔
"Ibu.. bukankah ibu selalu melarang Aya berpacaran?" tanya Aya kemudian.
"Lalu kalau Ibu memberikan lampu hijau kamu akan berpacaran Nduk?" tanya Ibu pelan.
Aya pun hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan ucapan ibunya.
"Mboten Bu. Aya akan bekerja dan membahagiakan Ibu dulu dan Fathur." ucap Aya pelan.
"Tapi kamu suka dengan Firman?" Tanya Ibu kemudian.
"Hanya perasaan sayang kepada kakak saja Bu. Seperti Aya kepada Kak Fadil ataupun Fathur. Sudah Aya anggap saudara. Maafkan Aya bila berteman terlalu kelewatan." ucap Aya pelan.
"Ibu hanya tidak ingin kalian salah paham. Semua itu bermula pada perkenalan, pertemanan, persahabatan dan percintaan." ucap Ibu pelan.
"Inggih Bu. Aya paham maksud dari nasihat Ibu." ucap Aya pelan.
"Kehidupan kita dengan keluarga Firman itu juga jauh. Jangan menggapai angan-angan yang kira kira akan membuat kita sakit hati. Kamu anak perempuan Ibu satu satunya. Ibu pasti ingin yang terbaik untuk kamu." ucap Ibu pelan.
"Inggih Bu." ucap Aya pelan dan sopan.
"Ibu juga sayang dengan Firman. Ibu hanya minder saja dengan keluarga besarnya. Orangnya baik dan ramah, Ibu lihat Firman itu menyukaimu Aya." ucap Ibu pelan.
"Firman sudah punya pacar Bu, namanya Sariyem." ucap Aya sedikit ketus.
"Sariyem???" ucap Ibu kaget.
"Sari Bu. Aya suka panggil Sariyem. Habis suka cemburuan sama Aya." ucap Aya kesal.
"Itu tandanya Firman memperhatikan kamu lebih dibandingkan kepada Sari pacarnya." ucap Ibu menjelaskan.
"Ya kan Bu, kita bersahabat sudah lama. Kalau mau pacaran dari dulu aja mungkin. Tapi kan emang kita tidak saling menyukai." ucap Aya pelan.
"Yakin tidak saling menyukai?" tanya Ibu pelan.
Skakmat.... ucapan Ibu pun sukses membuat Aya berpikir jauh. Rasa cintanya pernah tumbuh saat SMP. Tapi saat ini sudah tidak lagi, saat Sariyem resmi menjadi pacar Firman. Apakah aku mencintai Firman??? gumam Aya dalam hati.
Aya pun melamun hingga tidak fokus dengan jalan raya dan rambu lalu lintas.
Pritttttt....... Suara nyaring dari sempritan polisi pun membuat Aya sangat panik dan gugup.
Motornya pun segera di pinggirkan, sesuai perintah Polisi Lalu Lintas yang akan menilangnya.
"Owalah Nduk... Ibu bilang lampu merah, kok ya malah mbok terabas ki piye. Jangan melamun Nduk" Ucap Ibu mengingatkan.
"Maaf Bu. Maafkan Aya." ucap Aya pelan dan menyesal.
"Selamat Pagi... bisa kami lihat surat surat kendaraannya." ucap Polisi itu sambil menatap intens ke arah Aya.
"Pagi Pak, saya hanya bawa SIM, STNKnya sama teman saya. Saya cuma pinjam motornya." ucap Aya pelan.
"Tidak bisa Mbak. Anda tetap kena tilang." Polisi tersebut menulis Surat Tilang dan memberikannya kepada Aya.
"Pak, tidak ada cara lain?" tanya Aya mengiba.
"Maafkan ini sudah menjadi pekerjaan kami. Silahkan bayar denda ke bank yang telah ditunjuk dan mengikuti sidang, SIMnya sebagai jaminan." ucap Polisi itu pelan, dan masuk ke dalam Pos Polisi.
Aya pun hanya tertunduk dan memasukkan surat tilang itu ke dalam tasnya. Dan akan melanjutkan perjalanannya kembali.
"Mbak.... mbak..." panggil Polisi itu dengan keras.
Aya pun turun kembali dan masuk ke dalam Pos Polisi.
"Mau damai gak Mbak? Kalau mau, saya minta. nomor Hpnya. Lalu cukup bayar denda tilang disini saja. Surat Tilangnya kembalikan kepada saya." ucap Polisi yang satunya.
"Maaf Pak. Saya mau jadi warga negara yang baik. Saya akan tetap ikut sidang." ucap Aya dengan ketus dan meninggalkan Pos Polisi.
"Kenapa Nduk?" tanya Ibu pelan.
"Biasa Bu. Minta jatah uang makan." ucap Aya dengan asal.
Perjalanan tinggal sedikit lagi, Aya pun mencari tempat parkiran dan ikut membantu Ibu membuka lapak di Pasar Beringharjo.
"Aya.... tumben datang." tanya Mas Gepeng penjual sepatu di samping lapak Ibu.
"Iya Mas... Fathur lagi sibuk." ucap Aya pelan.
"Haiii... Aya..." ucap Mas Whatonk yang duduk di depan lapak Ibu.
"Mas Whatonk... ada baju baru gak?" tanya Aya pelan.
"Udah disiapin buat tuan putri. Ini ada tiga, model terbaru, kalau di butik harganya sekitar dua ratusan. Buat kamu gratis aja." ucap Mas Whatonk pelan.
"Wah gak Mas. Aya gak mau kalau gratis." ucap Aya pelan dan mengembalikan bungkusan itu.
"Kan satu minggu lagi kamu ulang tahun Aya. Anggap saja hadiah dari Mas Whatonk terganteng se-Pasar Beringharjo." ucap Mas Whathonk dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
"Makasih Ya Mas. Aya terima." ucap Aya pelan.
"Iya Aya.... sering main kesini donk, biar bisa lihat yang bening." ucap Mas Whatonk menggoda.
Ibu Aya hanya menggelengkan kepala dengan teman teman lapak di sekitarnya, sejak dulu selalu menggoda Aya. Bahkan ada yang terang terangan melamar Aya, namun ditolak secara halus. Aya masih ingin sekolah dan masa depannya masih panjang.
"Ibu, Aya langsung pulang. Mau kembalikan motor, dan ke rumah Firman." ucap Aya pelan.
"Hati hati Nduk. Ojo ngalamun nek numpak motor." ucap Ibu menasehati.
"Inggih Bu. Assalamualaikum... " pamit Aya dengan sopan dan menyalami punggung tangan Ibunya.
"Waalaikumsalam... " ucap Ibu Aya pelan.
"Mas Gepeng, Mas Whatonk... Aya pulang dulu ya. Mau pemotretan dulu. Doain lancar." ucap Aya pelan. Sambil melambaikan tangan ke arah mereka.
Acara kedua, Aya pun segera mengendarai motor menuju kost Panji. Sebelumnya Aya mengisi bahan bakar motor Panji dengan penuh, sebagai tanda ucapan terima kasih.
Motor pun sudah terparkir di depan kost Panji. Suasananya cukup rame di teras kost Panji. Ada ibu tua penjual gudeg keliling sedang menjajakan dagangannya kepada anak kost disekitarnya.
"Assalamualaikum..." ucap Aya pelan.
"Waalaikumsalam... " ucap salah satu anak kost disana.
Disini kost khusus pria, ada yang masih kuliah, ataupun bekerja. Ada yang single, semi Single dan sudah double atau bahkan triple. Dari yang muda, setengah tua, atau papah muda juga ada.
Satu rumah ini berisi tiga puluh kamar kost. Dan semua penuh. Bisa dibayangkan berapa pendapatan per bulan yang diterima oleh Ibu Kost?
"Cari siapa Mbak?" tanya satu orang yang sedang makan sambil membawa pincuk berisikan nasi gudeg.
"Mas Panji ada?" tanya Aya dengan sopan.
"Langsung aja ke kamarnya. Ada di kamar kok." ucap anak kost itu dengan spontan. Mungkin dipikirnya Aya adalah kekasih Panji.
"Tolong panggilkan Mas. Saya tunggu disini aja." ucap Aya dengan pelan dan sopan.
"Panji........ Panji....... Iki ono bojomu....!!!!" ucap anak kost itu.
Sontak kedua bola mata Aya pun mendelik mendengarnya.
JAZAKALLAH KHAIRAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Friska Petra
Misteri Bola Kaca mampir bawa like thor...
semangat.. 💪💪
2020-12-15
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
hai thor aku datang lagi bawa like. lama gak baca jadi ngulang dari awal lagi 🤣 tapi gak apa2 seru kok ceritanya
2020-11-27
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like dan jejak lagi kak
mari kita semangat UPnya💪😁
2020-11-22
0