episode 12

Aron tersenyum bahkan senyumnya jauh lebih mengerikan dari sebelumnya.

"Katakan ! " Aron berseru. " Katakan sekali lagi !"

Sheva bungkam. Dia menggigit bibir bawahnya tapi terasa perih. Ada goresan kecil yang di ciptakan Aron pada bibir Sheva.

"Ah ! Maafkan aku, aku terlalu bersemangat rupanya." Ucap Aron seraya mengusap pelan bibir Sheva.

"Tapi itu salahmu, kau telah berbohong padaku."

Aron tersenyum sinis. Salah satu tangannya sudah tidak lagi memeluk Sheva. Tapi Sheva tetap tidak bisa mendorong tubuh Aron.

Tangan Aron kembali menyusup ke sela rambut Sheva.

"Katakan ! kau mau kita mulai dari mana?"

"Jangan...aku mohon..."

"Ah, leher ? baiklah ! " Aron melantur, kemudian mulai menghujani leher Sheva dengan ciuman yang dalam. Meskipun perih Sheva tetap menggigit bibirnya. Berusaha agar tubuhnya tidak ikut bereaksi karena ciuman tiada henti dari Aron.

Sheva sadar dia juga manusia biasa, jadi lambat laun, dia pasti mengikuti permainan Aron. Tetapi, Sheva tidak sudi jika tubuhnya harus mengikuti permainan Aron.

Bekas - bekas kegilaan Aron mulai terlihat di leher Sheva, namun lelaki itu masih belum menghentikan perbuatannya. Bahkan ketika Sheva menarik rambut Aron agar menjauh, Aron tidak mempedulikannya.

Aron masih menunggu Sheva bereaksi dengan sentuhannya. Dia bahkan semakin gencar ketika Sheva tidak juga mengikuti permainannya.

Aron berhenti, ia meraih tangan Sheva yang tengah menarik rambutnya. Tangan Sheva bergetar dalam genggaman Aron.

"Ah, kau ingin lebih ternyata."

"Aku mohon Aron hentikan." Ucap Sheva lirih.

"Sudah aku katakan, kau sepenuhnya adalah milikku, kau tidak punya hak untuk menyalahgunakan tubuhmu."

Kini tangan kekar Aron memegang kedua pipi Sheva dengan kasar.

"Aku sudah memberimu kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya tapi kau...kau malah berbohong padaku." Aron kembali memperhatikan wajah Sheva dengan senyum liciknya.

"Aku bersumpah, aku bertemu dengannya karena tidak sengaja, itu hanya kebetulan." Ucap Sheva dengan suara tangisnya.

"Berhentilah menangis Sheva, aku sangat muak dengan tangisanmu. Dengarkan aku baik-baik ini adalah terakhir aku melihatmu berhubungan dengan lelaki lain selain aku."

Aron melepaskan tangannya dari Sheva. Lalu mundur dan memberikan jarak antara mereka berdua.

"Bersiaplah sebentar lagi kita harus pergi. Aku akan menyuruh orang untuk membantumu."

Setelah itu Aron pergi meninggalkan Sheva begitu saja. Sedangkan Sheva masih dalam posisi yang sama dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

-

Di dalam kamar, Sheva duduk di depan kaca dan merapikan gaun hitam polos yang ia kenakan. Rambut panjang hitam terurai di bahunya, polos namun tidak kehilangan daya tariknya.

Malam ini Sheva akan menjadi wanita milik Aron. Laki - laki kejam yang entah kenapa menjadikannya seorang tahanan.

Yuji mengetuk pintu dari luar, dan mengatakan jika mobil yang akan di tumpanginya dan Aron sudah di disiapkan.

Setiap kali membayangkan akan bertemu kembali dengan Aron, membuat Sheva tidak karuan bahkan untuk bernapas pun terasa aneh.

10 menit, 20 menit, akhirnya Sheva berjalan keluar dari kamarnya. Di lantai bawah ia telah di sambut oleh beberapa pengawal yang akan mengantarnya ke mobil.

Saat membuka pintu mobilnya, matanya berkedip - kedip pelan, saat melihat keberadaan lelaki tampan di hadapannya.

"Apa yang kau lihat, segera masuk." Ucap Aron dengan tatapan yang tegap menghadap ke depan.

Tanpa menunggu lama, Sheva langsung masuk ke dalam mobil itu dan duduk di samping Aron. Tidak ada pembicaraan sama sekali antara mereka hingga tiba di tempat tujuan.

"Jangan sampai membuatku malu." Ucap Aron pada Sheva saat ingin keluar.

"Dasar ! Kau sendiri yang menyuruhku datang ke sini." Ucap Sheva dalam hati.

Saat keluar dari mobil, semua mata tertuju pada mereka. Pasangan yang sempurna. Begitulah tanggapan orang lain yang melihat mereka. Padahal mereka tidak tau ada apa yang sebenarnya.

"Selamat datang tuan Aron." Ucap seorang lelaki yang menyambut Aron.

"Terimakasih tuan Kim sudah mengundang saya." Ucap Aron ramah.

"Tentu saja harus tuan Aron, karena anda adalah donatur dari acara ini, terimakasih untukmu tuan Aron."

Aron memperkenalkan Sheva pada tuan kim dan istrinya. Setelah itu mereka masuk ke dalam. Aron berbicara dengan beberapa rekan bisnisnya, sedangkan Sheva lebih memilih untuk duduk sendiri dan menikmati minumannya.

Semua wanita yang ada di dalam ruangan mewah itu, selalu mencoba mendekati Aron. Namun lelaki itu sama sekali tidak mempedulikan keberadaan mereka.

Sheva yang melihat itu, entah kenapa hatinya tiba - tiba merasa panas dan napas yang mulai sesak.

Dengan emosi ia menghabisi minuman anggur yang ada di gelasnya itu.

Pengawal yang sedari tadi memperhatikan Sheva, segera melapor kepada Aron. Aron mengerutkan dahinya setelah mendengar laporan salah satu pengawalnya.

Waktu sudah tengah malam dan kini Aron menggendong Sheva menuju mobil miliknya yang sudah di siapkan.

-

" Selamat datang tuan."

Aron berjalan menggendong Sheva yang tampak mabuk, dan melewati para pelayan yang sedang membungkuk di hadapannya.

Baru saja Aron membaringkan Sheva di atas tempat tidur, tiba - tiba ponselnya berdering.

Para pengawalnya mengatakan jika keadaan di markas mereka sedang kacau saat ini, jadi mereka membutuhkan Aron.

Dengan cepat Aron berjalan membuka pintu kamar Sheva. Tapi sebelum itu terjadi Sheva sudah berteriak kencang, membuat Aron berbalik melihatnya.

"KEMARI !"

Aron tampak bingung dengan ucapan Sheva, dan menaiki salah satu alisnya. Aron tidak mempedulikan Sheva, dan berniat untuk meninggalkannya sendiri. Tetapi gadis itu kembali meneriakinya.

" AKU BILANG KEMARI !! "

Sheva turun dari tempat tidur miliknya, lalu berjalan ke arah Aron dengan posisi yang tidak seimbang karena mabuk.

"Apa kau tuli, aku bilang kemari." Ucap Sheva yang sudah menarik tangan Aron dan mendorong lelaki itu ke ranjangnya.

" Kenapa kau tidak mendengarkan aku, eh ? "

Sheva menusuk - nusuk dada Aron menggunakan jari - jarinya. Lalu menarik dasi milik Aron kuat hingga wajah mereka sejajar dan sangat dekat.

Aron tidak berbicara sama sekali, ia ingin melihat sejauh mana Sheva bertindak.

"Kau menyuruhku untuk selalu menuruti kemauanmu tapi kau sama sekali tidak menuruti ucapanku."

Sheva kembali mendorong tubuh Aron ke belakang.

"Apa kau tidak sadar jika semua wanita selalu menatapmu saat di acara pesta itu."

Aron kembali menaikan salah satu alisnya, lalu tersenyum.

"Tapi aku tidak menyukai mereka." Ucap Aron, pembelaan diri.

"Dasar genit, dasar pembohong. Aku melihatmu tadi menatap wanita itu."

Tanpa sadar Sheva menangis di hadapan Aron. Aron yang melihat hal itu menjadi bingung sendiri. Aron memejamkan matanya lalu menarik napas dalam. Dan berdiri dari duduknya lalu memeluk Sheva.

"Aku benar - benar benci jika kau terus menangis."

Mendengar ucapan Aron membuat Sheva semakin menangis.

"Yah sepertinya kau sudah mulai mencintaiku."

Setelah Aron mengatakan itu, saat itu juga Sheva memuntahkan isi perutnya tepat di dada Aron.

"Sial...kau benar - benar wanita yang merepotkan."

Tbc ... 🌵

Terpopuler

Comments

Wi159

Wi159

next thor

2020-10-13

1

DD😇

DD😇

BIAR KAPOK LAH ITU SI BOS MAFIANYA😂😂😂😂 KAPAN YA AUTHOR UP LG NYA. GA SABAR BACA LANJUTANNYA😁😁 SEMANGAT THOR

2020-10-11

2

Jihan Gur Vinna

Jihan Gur Vinna

lanjut

2020-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!