episode 5

🌹

Sekarang sudah pukul 18 : 30 yang berarti tinggal berapa menit lagi sebelum Aron kembali.

Sheva kembali membuka pintunya kamarnya dan mendapati semua pelayan sedang sibuk bekerja, Sheva berjalan keluar menuruni tangga.

Para pelayan tampak sibuk menyiapkan makan malam untuk Aron bahkan karena terlalu sibuk mereka tidak memedulikan Sheva.

Tapi kenapa ada tiga buah piring yang di tata di atas meja. Berarti bukan hanya lelaki itu yang akan makan malam, ada orang lain juga yang akan makan dengannya.

Ia berjalan ke arah dapur namun sial, ternyata ada tiga orang pelayan yang sibuk menyiapkan makanan di dapur itu. padahal jarak antara dirinya dan pintu yang akan membawanya keluar itu hanya berjarak empat meter saja.

Sheva dengan hati bimbang dan berdiri memperhatikan tiga orang pelayan itu, sebelum kembali berbalik melihat ke arah pintu.

Sheva berjalan dengan langkah pelan yang membuat para pelayan itu tidak mengetahui keberadaannya.

Sheva sudah berdiri di depan pintu itu, tinggal memutar gagang pintu itu maka ia akan bisa lolos dari kekangan lelaki tampan itu.

Tidak bisa terbuka ! pintunya terkunci !

Hingga tak lama sebuah bunyi sepatu pentofel terdengar jelas olehnya.

"Kau mencoba kabur ? " Pemilik suara berat itu adalah Aron.

Membuat jantung Sheva berhenti berdetak untuk sesaat.

"Sakit ! Lepas. ini sakit !" Ucap Sheva sambil menghentakkan tangannya agar terlepas dari genggaman Aron. Tepat saat pintu kamar Sheva terbuka.

Dengan kasar Aron menarik pergelangan tangan Sheva dan menyeretnya kembali ke dalam kamar.

" Kau mencoba kabur ? " Tanya Aron dengan tenang dan kedua tangan yang berada di dalam saku celananya. Mengepal dengan kuat berusaha untuk tidak marah dan melempar perempuan ini keluar dari balkon kamar.

Sheva tidak mempedulikan pertanyaannya. ia membuang arah pandangannya ke arah lain, dengan satu tangannya mengelus pergelangan tangannya yang merah. " Tidak."

Aron berjalan ke arah Sheva pelan dan mata yang mulai menyipit menatap Sheva "Lalu sedang apa kau di depan pintu dapur itu ?"

"A...aku...aku mencari Yuji." Ucap Sheva berbohong.

Dahi Aron mengerut mendengar jawaban dari Sheva. "Yuji ? siapa Yuji ?" Tanya Aron.

" Dia seorang gadis yang bekerja di mansionmu ini." Jawab Sheva dengan ketus tanpa berbalik menatap Sheva.

Mereka berdua sama - sama diam cukup lama. Aron tidak beranjak dari tempatnya dan terus menatap Sheva yang masih membuang muka ke arah pandang yang tidak ingin memandang Aron.

Aron menganggukan kepalanya, sebelum kembali membuka pembicaraan dengan Sheva.

"Dengar, itu terakhir kali nya aku melihatmu di depan pintu dapur."

"Ah, bukan hanya di depan pintu dapur melainkan semua pintu menuju keluar. " Sambung Aron.

Sheva berbalik menatap Aron yang sekarang sedang menatapnya.

"Kenapa aku harus mendengarmu ! kau tidak punya hak melarangku keluar dari mansion ini."

"Aku punya hak." Aron menatap jam tangan hitam bermerek di pergelangan tangannya lalu berbalik menatap Sheva "Atau kau akan menyesal."

Aron langsung berjalan meninggalkan Sheva.

"Apa kau mengancamku? " Ucap Sheva dengan suara menahan tangis dan kesalnya.

Sebuah seringai muncul di bibir Aron dengan kedua tangannya masih berada di dalam saku celananya yang berwarna hitam senada dengan pakaian dan sepatu pantofelnya.

"Tidak. Itu sebuah peringatan." Hingga seringai itu hilang dan lenyap dari bibirnya di gantikan dengan wajah Aron yang tidak menunjukan ekspresi sama sekali.

Sampai sekarang Sheva masih belum tau alasan Aron menahannya, dan mengkalim dirinya adalah milik lelaki itu.

Sheva menopang dagunya dengan kedua tangannya tanpa melepaskan matanya dari pintu balkon yang terbuka. Sheva ingin keluar dari kamar ini tetapi Aron di ruang makan bersama teman temannya.

Sheva tau karena beberapa kali suara pria asing masuk kedalam indra pendengarannya.

Entah kenapa sebuah peringatan dari Aron membuatnya semakin gencar ingin keluar dari mansion ini.

Sudah tiga jam berlalu dengan dirinya yan masih setia dengan posisinya. Hingga sebuah pintu terdengar di buka dari belakang.

Sheva tidak berbalik "Yuji, aku sedang tidak ingin di ganggu, pergilah." Usir Sheva.

Sheva berpikir jika itu adalah Yuji, namun ia salah. hingga bunyi langkah kaki berjalan masuk ke dalam kamar itu.

Dengan cepat Sheva berbalik dan melihat Aron, lelaki tampan itu sedang berjalan ke arahnya.

Aron berjalan dengan tegap lalu duduk di salah satu sofa yang ada di kamar itu dengan tatapan yang tidak lepas dari Sheva.

Menahan kekesalannya sheva hanya diam saat Aron belum juga mengatakan tujuannya untuk kembali menemuinya sejak sore tadi.

Berniat membuka mulut untuk berbicara yang langsung di putuskan oleh Aron.

"Kau sudah makan ? "

"Kau kembali menemuiku hanya untuk mengatakan itu? aku ingin keluar dari sini ! " Sinis Sheva.

"Kau terlihat mungil dengan tubuh pendek mu itu. kau harus banyak makan." Mengabaikan ucapan Sheva, Aron kembali berbicara.

"Aku ingin keluar. " Ulang Sheva geram.

"Kenapa kau begitu pendek ? tinggi mu bahkan belum mencapai daguku, dan kau benar - benar jelek."

"Aku bilang aku ingin keluar ! apa kau tuli."

"Kau benar - benar sangat jelek."

Entah apa yang mempuat Sheva marah. Apakah saat Aron mengabaikannya, atau saat Aron mengatakan jika dirinya jelek.

Dengan marah yang memenuhi dadanya juga kepala yang membutuhkan pelampiasan sekarang, Sheva berjalan ke arah Aron yang masih tenangnya duduk.

Setibanya di depan Aron, dengan cepat Sheva menarik dasi yang masih dipakai lelaki itu lengkap dengan stelan jas yang masih belum gantinya. Menarik itu dengan kuat hingga wajah Aron dan Sheva berdekatan.

" Kau brengsek, sialan." Geram Sheva di depan wajah Aron yang mengangkat sebelah alisnya.

"Plakkk ..."

Dan satu tamparan keras mendarat di wajah tampan Aron, yang membuat lelaki itu menoleh ke samping kiri karena kuatnya tamparan yang di berikan Sheva.

Yang tidak di mengerti Sheva adalah saat Aron tersenyum sinis sesudah dirinya menampar lelaki tampan dan gagah itu.

Aron menoleh ke arah Sheva yang sudah melepaskan dasinya dan sudah berdiri tegak di depannya.

Saat Sheva masih menerka - nerka apa yang akan di lakukan Aron kepadanya, secara tiba - tiba kedua tangan besar milik laki - laki itu bergerak dengan cepat dan menarik pinggang Sheva mendekat. Membalikan keadaan kini Sheva yang berbaring di bawah sofa yang tadi di duduki oleh Aron dan kini Aron berada di atas nya dengan jarak yang dekat.

"Menjauh dariku." Desis Sheva dengan memalingkan wajahnya kesamping.

"Salah satu jari telunjuk Aron sudah menelusuri bagian wajah Sheva, mulai dari dagu hingga berhenti di kening. Lalu mengusap lembut kening perempuan yang berada si bawahnya.

"Aku salah." Ucap Aron dengan tatapan yang tak lepas dari wajah milik Sheva.

Sheva masih memalingkan wajahnya hingga di rasanya deru napas milik Aron berhenti di daun telinga nya, menyalurkan hembusan napas yang menggoda.

Tbc ... 🌵

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

wawwww

2020-11-30

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

lanjut

2020-11-01

0

potekan lidi

potekan lidi

anjayy

2020-10-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!