episode 9

"Kalian semua keluar dari sini, jangan ada yang datang kecuali aku menyuruh kalian."

Satu persatu pelayan dan pengawal pun keluar dari ruangan itu. Yuji menangkap wajah nona nya itu khawatir, ingin sekali ia menolong tapi apa yang bisa di perbuat oleh nya seorang pelayan muda yang tidak bisa apa - apa.

Setelah melempar jas dan jam tangannya, Aron membuka dua kancing kemejanya paling atas kemudian menggulung lengan kemejanya, memperlihatkan tangan kekarnya.

"Jadi kau tak ingin di sentuh oleh ku ? pembunuh ? " Ucap Aron dengan nada mengejek.

"Jadi karena itu kau membasahi tubuh mu berjam - jam di dalam kamar mandi ? " Sambung Aron dengan melangkah masuk tanpa melepaskan sepatunya.

"Kalau begitu biar aku membantu membersihkan tubuhmu dengan benar."

Aron mulai menyetel shower itu dengan air yang dingin, lalu mengarahkan ke tubuh Sheva.

-

Sudah tiga hari berlalu dengan Sheva yang terserang demam dan Aron benar - benar membantu Sheva untuk membersihkan dirinya.

Tanpa belas kasihan Aron menyirami Sheva berjam - jam dengan air dingin, setelah merobek paksa semua pakaian Sheva mengekspos tubuh Sheva tanpa sehelai benang pun.

Sheva kembali menangis ketika mengingat perlakuan Aron padanya.

Sheva tidak menyentuh makanan sama sekali sejak saat itu. Membuat semua pelayan merasa takut jika terjadi sesuatu pada Sheva. Ia juga menolak untuk mengkonsumsi obat sama sekali.

Sedangkan Aron, pria itu sudah pergi dan belum kembali sejak kejadian itu.

"Lapor tuan, nona Sheva sampai saat ini belum menyentuh makanan sama sekali dan tidak ingin mengkonsumsi obat." Ucap Oskar pada Aron.

Aron yang mendengar itu, langsung menutup laptop di hadapannya dan bersandar di kursi kerjanya. Aron menutup matanya sesaat lalu memijat pangkal hidungnya.

"Benar - benar keras kepala." Ucap Aron sebelum menarik napas panjang.

"Kita pulang sekarang." Lanjutnya.

Sheva menghadap keluar jendela dengan tatapan kosongnya, seperti orang yang sudah kehilangan jiwa raganya. Ia tidak mempedulikan nampan yang berisikan makanan yang bervariasi di atas mejanya dan tidak mempedulikan ketukan pintu dari luar sama sekali.

"Nona tidak makan lagi ?" Tanya Yuji padanya.

"Makanlah sedikit nona, tuan akan marah jika nona tidak memakannya sama sekali." Ucap Yuji yang membuat Sheva menoleh ke arahnya.

Wajahnya langsung berubah saat mendengar nama Aron. Sheva sangat membenci nama itu, hingga terus - terusan mengutuk Aron agar segera pergi ke alam baka.

Melihat Sheva yang tidak menanggapi ucapannya sama sekali Yuji langsung mengangkat nampan itu.

"Saya akan kembali dengan makanan baru nona." Yuji langsung keluar dan menutup pintu.

Merasa hari sudah gelap dan udara mulai dingin Sheva berdiri dari duduknya memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Bersamaan dengan itu, pintu di tendang kuat hingga pintu kamar terbuka dengan keras. Menampilkan Aron lelaki yang sudah tiga hari tidak di lihatnya kini menampakkan dirinya.

Untuk sesaat pemilik mata coklat itu memperhatikan Sheva dari atas sampai ke bawah, sebelum mata coklatnya kembali menatap mata hitam milik Sheva.

Sheva dapat melihat rahang lelaki di depannya mengeras dengan bola mata yang sudah sama seperti seorang pembunuh.

Hingga tanpa sadar Aron berjalan ke arah Sheva dengan langkah tegas, dan kembali membunyikan suara intimidasi.

Mencengkram pergelangan Sheva kuat dan menariknya keluar dengan langkah kaki yang lebar membuat Sheva tidak dapat mengimbangi langkah nya.

Sheva terus meringis kesakitan sepanjang jalan dengan terus berontak mencoba menarik keluar pergelangan tangannya dari cengkraman Aron.

Tapi usahanya tidak dapat membuahkan hasil, karena semakin ia meringis kesakitan semakin kuat Aron mencengkram tangannya.

Sheva berhenti berontak saat mendengar suara - suara orang yang meringis kesakitan di bawah sana.

Sheva mematung saat dari atas dirinya dapat melihat pelayan di dapur, para chef dan pelayan peribadinya Yuji sedang di cambuk oleh beberapa pengawal milik Aron.

Tanpa berontak lagi Sheva hanya diam saat Aron kembali menarik nya menuruni tangga.

Untuk sesaat cambukan itu berhenti, para pengawal yang tadinya mencambuki para pelayan yang kini meringis kesakitan dan menangis meminta ampun, membungkuk ke arahnya dan Aron.

Perlahan - lahan tangisan itu berhenti saat cambukan tersebut berhenti.

Sheva tersentak kaget saat pengawal berseragam hitam itu kembali mencambuki para pelayan itu, kembali terdengar suara tangis yang di iringi dengan suara minta ampun.

Sheva menutup matanya membiarkan air matanya lolos begitu saja ke pipi mulus miliknya.

Sebenarnya apa tujuan lelaki ini melakukan semua ini ?

Sheva semakin menangis saat terdengar suara Yuji yang terus menangis meminta ampun tapi tidak di gubris sama sekali.

" S..to..p." Ucap Sheva dengan suara yang gemetar.

Mendengar ucapan Sheva, Aron memberikan perintah pada Oskar melalui tangannya untuk berhenti mencambuki tubuh pelayan, yang kini sudah terkapar lemah di lantai dengan goresan - goresan darah yang hampir seluruh tubuh menembus pakaian.

Oskar mengangguk patuh sebelum menyampaikannya kepada pengawal "Berhenti." membuat para pengawal berhenti mendengar perintah tersebut.

Sheva membuka matanya saat tidak mendengar teriakan minta ampun, tapi hal tersebut tidak mampu membuat Sheva tidak menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat melihat pelayan yang tidak berdaya terkapar lemah di lantai dan mengeluarkan suara nafas yang tidak beraturan.

Sheva menatap wajah Aron di depannya dengan mata yang masih tidak berhenti mengeluarkan air mata.

"Aku dengar kau tidak makan makanan yang di sediakan para pelayan ? Ada apa Sheva ? Apa ini cara baru mu memberontak ? " Tanyanya dengan nada rendah, menghujam tepat ke dalam bola mata milik Sheva.

"Sayangnya itu bukan langkah yang tepat. Aku menganggap bahwa para pelayan tidak mampu membuat makanan yang layak untukmu." Sambungnya sebelum melirik ke arah belakangnya sedikit menatap tubuh para pelayan "Sehingga aku menghukum mereka." Ucap Aron.

Aron melangkah mendekati Sheva "Hari ini kau membuat belasan orang menjerit kesakitan karena egomu, jadi jangan ulangi lagi atau aku akan melakukan hal yang lebih."

Aron berjalan meninggalkan Sheva yang terduduk lemah di lantai menatap para pelayan yang terluka parah karenanya.

"Apa benar aku egois ? " Ucapnya dalam hati.

-

Setelah kejadian tadi Sheva membantu para pelayan untuk mengoleskan obat pada luka yang di dapati mereka.

"Maafkan aku." Ucap Sheva penuh sesal dan menangis.

"Tidak nona, nona tidak salah kamilah yang salah." Ucap salah satu pelayan yang dicambuki tadi.

"Yuji apa kau tidak apa-apa ? " Tanya Sheva.

"Ia nona, aku tidak apa - apa."

Hingga 30 menit Sheva membantu mengobati mereka semua.

"Mari nona saya antar ke kamar." Ucap Yuji.

"Tidak pelu Yuji, kau istirahatlah aku akan kembali ke kamar sendiri."

"Baiklah nona."

Sheva berjalan meninggalkan para pelayan tadi, dan masuk ke dalam kamarnya. Saat baru membuka kamar ia sudah melihat Aron yang duduk di atas sofa ruangan itu dengan santainya.

Tbc ... 🌵

Terpopuler

Comments

Fatma Wati

Fatma Wati

ck aku kok nyalahin sheva ya ...ya emnk bner kan karena egonya bnyak yg mnderita ...fia tahu aron sperti apa mlh bertingkh ...gk mikir apa dari kejadian sepasang suami istri itu ?? bego kan dia ??

2021-04-26

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

sadis bener👍

2020-11-30

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

ceritanya bagus

2020-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!