episode 2

Tujuan mereka sebenarnya bukan untuk mengikuti acara namun untuk membunuh Matthew yang sudah berani mengusiknya.

Aron di sambut baik oleh Mr. X dan ini merupakan suatu kehormatan baginya karena di hadiri oleh pengusaha muda dan sukses tersebut.

Setelah selesai berbincang bincang dengan Mr.X , Aron memilih untuk berdiri di salah satu pojok ruangan itu, tujuannya agar ia dapat mengamati dengan jelas gerak gerik semua orang yang berada di atas kapal itu.

Tentu saja karena ia takut mereka akan menghancurkan rencananya untuk membunuh Matthew.

Yang benar saja apa yang ia takutkan pun terjadi, karena Matthew ternyata sudah lebih dulu meninggalkan acara sejak tau dirinya akan datang.

"Sial, percuma saja aku ke sini." Pekiknya yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

Tiba - tiba seorang wanita menabraknya dari belakang.

"Ahw, Maaf tuan." Kata wanita itu sambil menunduk dan langsung pergi begitu saja tanpa meliriknya sama sekali.

Ah wanita itu bernama Sheva Anastasya ia menggantikan sahabatnya untuk bekerja di acara kasino karena sahabatnya yang di ketahui bernama Anna Alendra sedang sakit.

Sebenarnya gadis itu memiliki pekerjaan paruh waktu, namun ia meminta ijin karena harus menggantikan sahabatnya itu.

"Siapa dia ? " Tanya Aron pada Oskar.

"Dia adalah pelayan pengganti tuan." Jawabnya.

"Awasi dia dan bawakan dia besok pagi padaku." Kata Aron yang langsung mengajak anak buahnya untuk pulang.

"Baik tuan."

Mereka meninggalkan acara kasino pada pukul sebelas malam dan kebetulan acaranya hanya sampai pukul satu dini hari jadi Aron memutuskan untuk pulang terlebih dahulu bersama anak buahnya.

🌹

Ding...Dong...Ding...Dong... begitulah bunyi bel rumahnya.

Sheva berdecak malas, siapa yang pagi - pagi buta begini datang bertamu ke rumahnya.

Dengan langkah berat gadis itu berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya sebelum ia keluar untuk melihat siapa yang bertamu.

Sheva berdecak kesal karena bel yang terus berbunyi tiada henti "Astaga benar - benar tidak bisa sabar. " Pikirnya sambil menggelengkan kepala.

Ia berjalan terus hingga sudah berada di depan pintu rumahnya namun bel masih tetap berbunyi.

"Astaga aku sudah mendengarnya kau... " Kata - katanya terhenti saat melihat pria asing dengan empat orang di belakangnya.

Ia terkejut kenapa mereka bisa berada di depan rumahnya. Dan kenapa penampilan mereka sangat rapi.

Para pengawal itu juga kaget dengan gadis cantik di hadapan mereka, benar - benar cantik pikir mereka.

"Nona Sheva Anastasya ?" Tanya salah satu dari mereka memastikan.

"Eh.. yah benar itu saya sendiri, anda siapa ?" Tanya Sheva bingung.

"Bisakah anda ikut dengan kami sebentar ?" Tanya pengawal itu lagi.

"Saya ?" Jawabnya terkejut, lalu berjalan mundur saat pengawal - pengawal itu berjalan mendekat ke arahnya.

"Ma..Maaf tapi saya hari ini harus pergi ke suatu tempat." Ucap Sheva yang mulai takut. Jantungnya berdetak tidak karuan, matanya mencoba untuk melihat keberadaan orang - orang di sekitar agar ia dapat memintai pertolongan, tapi sialnya tidak ada siapa - siapa di luar sana.

Pengawal itu berhenti mendekatinya, lalu tersenyum manis pada Sheva dan berkata -

"Jika nona tidak bisa maka kami akan membawa anda dengan cara kasar." Kata salah satu pengawal yang juga kalimat terakhir menutup pembicaraannya dengan Sheva bersamaan dengan pandangan Sheva yang mulai kabur dan gelap.

🌹

Sheva mulai membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kamar dengan dekorasi yang benar - benar berbeda dari kamar miliknya, ini benar - benar asing. Pikirnya.

Dengan wajah bingung serta takut ia memberanikan dirinya untuk turun dari atas tempat tidur king size itu.

Ia memeriksa pakaiannya ternyata masih sama dengan yang ia pakai tadi pagi. Sebelum lima orang pengawal itu membawa dan menculiknya.

Seketika Sheva menjadi gelisah, pikirannya sudah kemana - mana, astaga apa dia akan di jual ? atau dirinya akan menjadi salah satu wanita prostitusi untuk melayani para pejabat berhidung belang di luar sana ? ia menjadi sangat takut mengingat hal itu.

Sheva mencoba membuka pintu yang berada di depannya, tapi sayang pintu itu di kunci dari luar.

" Sial mereka benar - benar menculikku." Ucap Sheva dalam hati.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara bunyi langkah sepatu dari luar sana yang menggema hingga ke dalam kamar tempat ia berada.

Sheva berjalan mundur dari pintu itu, ia merasa takut juga terintimidasi mendengar bunyi suara itu. Seolah - olah ia tau akan ada orang jahat yang datang kepadanya.

" Buka pintunya." Suara tegas dan dingin itu terdengar hingga ke telinga Sheva.

Yah, mungkin saja karena suasana di situ benar- benar hening, sehingga suara pria itu terdengar hingga ke indra pendengarannya.

Setelah itu terdengar suara kunci yang di putar, dan disusul oleh suara pintu yang terbuka membuat jantung Sheva berdetak tak karuan, entahlah mungkin karena merasa takut dan terancam.

Sheva menelan ludahnya takut saat melihat sepatu hitam pantofel yang elegan dan mewah itu masuk ke dalam kamarnya.

Saat mendengar suara pintu kembali tertutup, ia memberanikan diri untuk melihat seseorang yang sudah dengan gagah berdiri di hadapannya.

Untuk sesaat perasaan takutnya hilang, saat melihat pria tampan di depannya yang memiliki mata coklat yang sangat indah.

Ia tersadar dari lamuannya saat pria itu berjalan ke arahnya dan mengeluarkan suara intimidasi itu.

Sheva menghela napas lega karena ternyata pria itu tidak menghampirinya melainkan duduk di salah satu sofa di kamar itu.

lelaki tersebut menatap Sheva dengan tatapan tajamnya yang membuat Sheva merasa terintimidasi.

Lelaki yang belum di ketahui namanya oleh Sheva itu memiliki aura yang benar - benar berbeda dan kuat, sehingga membuat gadis itu merasa sesak jika berada satu ruangan dengannya.

Lelaki itu terus menatap Sheva dengan tatapan tajamnya yang membuat Sheva berdiri tidak jauh darinya merasa gelisah, takut dan tak karuan.

" Apa kau tidak ingin duduk." Suara datar dan dingin itu mampu membuat Sheva bergidik ngeri.

Sheva memperhatikan lelaki yang duduk di hadapannya itu, lelaki tersebut menggerakan wajahnya menyuruh Sheva untuk duduk.

Dengan perasaan yang sedikit gugup dan ragu, ia berjalan mendekati sofa, yang berhadapan dengan sofa yang di duduki oleh lelaki tersebut.

Untuk sesaat tidak ada pembicaraan sama sekali antara mereka. Lelaki itu masih betah memandang wajah Sheva. Hingga akhirnya Sheva memberanikan dirinya untuk melihat mata lelaki itu yang juga sedang menatap lekat bola matanya yang seakan membuatnya ingin mati saat itu juga.

"Sa..saya..

"Aku akan berbicara langsung pada intinya." Potong lelaki tersebut dengan suara dinginnya.

"Mulai hari ini tempat ini adalah rumahmu, kau boleh melakukan apa pun sesukamu, tapi kau tidak boleh pergi dari sini. Hanya satu hal yang tidak dapat kau lakukan disini yaitu kau tidak dapat melanggar apa yang aku katakan."

Tbc ... 🌵

Jangan lupa beri semangatnya untuk author yah 🙏✌🏿🤗

Terpopuler

Comments

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

dunia Mafia identik dengan bar dan minuman dan wanita.

2020-11-29

0

Ret Ri

Ret Ri

menarik thor...

2020-11-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!