Lolita kembali ke meja kerjanya setelah menyerahkan lembaran kerjanya. Ia masih tidak menyangka mengapa Eric masih berkeliaran di area kantornya. Jika Eric memang merupakan salah satu klien dari perusahannya sekarang, mengapa ia sama sekali tidak tahu? Dan Eric juga tidak pernah bercerita tentang ini ke dia.
Tatapan Eric tadi juga tidak luput dari ingatan Lolita. Dari dulu dia tidak pernah melihat tatapan Eric setajam tadi. Lolita bergidik merinding mengingat tatapan aneh itu dari Eric. Perbuatan Chandra juga membuat Lolita kesal. Padahal beberapa bulan yang lalu, Chandra terlihat baik-baik saja saat diputuskan. Ia juga sudah memiliki calon istri yang masih satu kantor.
Pekerjaan kali ini terasa berat. Beberapa kali Lolita mendengus kesal akibat kejadian tadi. Layar ponsel Lolita menyala, ia meraih ponselnya yang ada di atas meja kantornya. Pesan singkat dari Eric membuat Lolita mengulum senyum singkat. Lolita suka saat Eric merasa cemburu.
^^^Aku lebih ganteng dari pada lelaki itu. Aku tadi cemburu saat lelaki itu memegang tanganmu.^^^
^^^_Eric^^^
Lolita sengaja tidak membalas pesan dari Eric. Beruntung Eric tidak menyadari kalau lelaki itu adalah mantan kekasih Lolita. Ia kembali bekerja dengan hati sedikit membaik. Eric yang dulu ia kira dingin dan pendiam, kini berubah saat sudah dekat dengan Lolita. Ia bersikap manis dan manja hanya dengan Lolita.
Derap langkah kaki mulai riuh. Menanti senja tiba dan pergi meninggalkan tempat penat menuju tempat istirahat, mereka pulang ke tempat tinggal mereka masih-masing. Derap langkah Lolita terhenti saat melihat mobil yang sangat familiar di matanya sudah terpakir di halaman kantor. Ia melihat lelaki yang sudah beberapa minggu ini dekat dengannya.
Lolita melihat Eric sudah berdiri di depan pintu mobil, menanti dirinya keluar dari kantor besar itu. Ia mendapat tatapan aneh dari karyawan lain saat tangan Eric memeluk dirinya posesif. Erik masih terlihat cool seakan acuh tak acuh dengan sekitarnya. Eric menurunkan kaca mata hitamnya sambil berbisik tepat di telinga Lolita, "lelaki itu terlihat cemburu, saat Aku memeluk Kamu." Eric menyengir kuda.
Sebelum Eric melepaskan pelukannya, ia mengecup lembut kening Lolita tanpa rasa malu. Lolita mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, mencari siapa yang dimaksud oleh Eric. Mata Lolita saling bertabrakan dengan lelaki yang dimaksud oleh Eric. Chandra memalingkan wajahnya saat ketahuan sedang memperhatikan kemesraan mantannya. Lolita melihat mobil Chandra berlalu meninggalkan area kantor.
Rasanya kata menyesal sekarang tidak tersemat lagi dalam hatinya setelah memutuskan untuk berpisah dari Chandra dan mendapatkan Eric sebagai gantinya. Awal-awal putus Chandra masih ingin memperbaiki segalanya, ia memang salah karena sudah memaksa Lolita mengajak menikah tanpa memperdulikan keadannya. Awalnya Lolita juga ada rasa bersalah dan menyesal sudah memutuskan berpisah dari Chandra. Ternyata hanya butuh waktu kurang dari satu bulan putus, Chandra sudah menemukan pengganti Lolita. Dari situ Lolita berpikir bahwa, Chandra mudah sekali untuk melupa dan berpaling.
Eric melajukan mobilnya setelah Lolita masuk ke dalam mobil. Mobil yang dikemudikan Eric perlahan menepi di bahu jalan yang sedikit ramai.
"Kapan Kita mulai mencari Ayah Kamu?" tanya Eric.
Lolita mengarahkan hadapannya ke Eric sesaat setelah mendengarkan pertanyaan Eric. Ia malah balik bertanya, "kenapa nanya gitu?"
Eric gelagapan untuk mencari jawaban yang pas untuk pertanyaan Lolita, "bukan apa-apa, tapi." Kalimat Eric terpotong oleh Lolita.
"Setelah Kita lamaran saja, dan jangan sampai keluarga Aku tahu, kalau Kita mencari informasi tentang Ayah." Eric mengangguk paham dengan maksud Lolita.
Eric kembali menjalankan mobilnya. Ia akan mengikuti perintah dari Lolita. Mungkin, ada sesuatu yang membuat Lolita menyembunyikan pencarian ayahnya. Akan ada pertentangan besar jika Lolita memberi tahu kalau saat menikah nanti sang ayah yang akan menjadi walinya.
"Siapa lelaki yang tadi pegang tangan Kamu?" tanya Eric dingin dan masih fokus menyetir.
"cuma teman." Lolita menjawab singkat.
"Enggak percaya." Eric melajukan mobilnya dengan menambah kecepatan.
Tidak disangka cowok seperti Eric mudah sekali terpancing cemburu. Lolita yang malas menanggapi hanya memainkan ponselnya melihat-lihat beranda instagram miliknya. Tanpa ia sadari, mobil yang ditumpanginya sudah berada di depan rumahnya. Lolita turun dari mobil diikuti oleh Eric di belakangnya.
Eric pamit untuk pulang sebelum bertemu dengan calon mertuanya. Ia berpesan kepada Lolita supaya langsung istirahat. Eric bergegas pergi meninggalkan Lolita. Lolita juga berlalu masuk ke dalam rumah dan langsung beranjak ke kamarnya untuk membersihkan diri sebelum makan malam dengan keluarganya.
Di meja makan sudah tertata beberapa makanan untuk santap malam. Seluruh anggota keluarga sudah menanti Lolita untuk bergabung, tidak beberapa lama Lolita turun dari lantai dua untuk bergabung dengan rutinitas malam biasanya yaitu makan malam. Ia duduk di samping ibunya, ia menyentong nasi untuk dirinya dan mengambil beberapa lauk yang tersedia di meja. Mereka makan malam dengan khidmat seperti biasanya, obrolan akan dibuka setelah makan berakhir. Lolita terlihat lahap menelan setiap sesuap nasinya.
"Kak, mau nikah tahun ini langsung?" tanya Angga yang sudah menyingkirkan piring kotornya ke samping.
"enggak tahu, Ngga. Nenek Eric sih mintanya habis sepupu Eric nikah," jawab Lolita sambil mengelap mulutnya dengan tisu.
"sepupu Eric kapan nikahnya?" kini ibu yang bertanya.
"tiga bulan lagi katanya, tapi kayaknya Aku masih butuh waktu kalau untuk nikah deh, Bu." Lolita membawa peralatan makan yang kotor ke tempat pencuci piring.
"Kasihan Eric kalau harus nunggu lagi," timpal ibu.
"Aku sudah ngobrolin ini ke Eric, Bu. Dia juga enggak keberatan kalau nikahnya nanti." Lolita mulai mencuci piring.
"yang penting Aku sama Eric lamaran dulu, supaya kenal satu sama lain." Imbuh Lolita.
"Bukannya kalian sudah kenal sejak SMA?"
"Ibu istirahat ya, Lolita mau cuci piring dulu." Lolita mencoba mengalihkan pembicaraannya. Dia tidak mungkin mengatakan kalau dirinya hanya ingin mencari keberadaan ayahnya terlebih dahulu.
Lolita sudah memikirkan bagaimana cara untuk memulai mencari ayahnya tanpa bantuan dari ibunya. Misi rahasia ini hanya Eric dan dirinya saja yang tahu.
Ibu Lolita memilih meninggalkan Lolita tanpa bertanya lagi tentang anaknya. Ia paham betul dengan sikap anak perempuannya itu. Jika Lolita bersikap seperti itu, berarti ada hal yang tidak bisa Lolita jelaskan sekarang.
Pekerjaan rumah sudah selesai, Lolita menghembuskan napas lega setelah mencuci tangannya. Ia berjalan menuju kamarnya dan merebahkan diri di atas kasurnya. Lolita mengecek ponselnya dan mendapatkan sebuah pesan dari Eric.
^^^Besok pulang kerja cari cincin yuk,^^^
^^^_Eric^^^
Waktu terasa begitu cepat, Baru saja beberapa minggu lalu Lolita bertemu kembali dengan teman SMA-nya itu, kenapa sekarang malah terlibat sebuah pertunangan dengannya? Jodoh itu benar-benar misterius, tidak pernah bisa ditebak oleh siapapun. Sekeras apapun kita merencanakan sebuah kebahagiaan dengan orang lain, jika Tuhan sudah menentukan tidak berjodoh. Maka, rencana itu hanya akan menjadi kenangan dan pelajaran hidup.
Lolita mengiyakan ajakan Eric melalui pesan singkat. Senyumnya mengembang setelah menjawab pesan dari Eric. Perlahan hati yang selalu menolak ajakan untuk menikah kini mulai runtuh. Ia sekarang hanya perlu belajar untuk benar-benar mencintai pasangannya kelak. Cinta bisa datang kapan saja tanpa kita tahu, dan cinta juga bisa pergi saat kita mau.
Ketakutan akan sebuah pernikahan yang selalu membayang-bayangi diri Lolita sekarang sudah merelakan pemilik takut itu untuk menjalankan sebuah ikatan suci. Lolita hanya perlu menyakinkan diri dengan rencana yang sekarang ia buat dengan Eric.
Author mau ucapin terima kasih karena sudah baca cerita sampai sejauh ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
luluk
lanjut
2020-12-11
0
San Hanna
uwuuuu Eric.
2020-12-11
0
⚜🌲ʀͨᴀͫʜͬᴍᴀ ᴅͭᴀͤɴͭɪͤᴀͪ ᵛˡ༻
suka ceritanya kak
2020-12-02
0