Cincin

Surya telah menyapa pagi, menyinari bumi hingga mencipta hangat. Pagi ini Eric kembali lagi menjemput Lolita untuk bekerja. Jarak yang jauh tidak membuat Eric khawatir dengan pekerjaannya sendiri. Ia lebih khawatir dengan Lolita dan lelaki kemarin yang berani memegang tangan calon istrinya itu.

Malam tadi, Eric tidak bisa tidur tenang. Ia dibayangi oleh kejadian kemarin, saat tangan Lolita dipegang oleh teman kantornya. Pikirannya dihantui oleh rasa takut, ia takut jika Lolita berpaling darinya. Eric hanya ingin tahu siapa lelaki itu dari mulut Lolita secara langsung. Ia memandang lekat ke arah depan setelah Lolita masuk ke dalam mobilnya.

Aura di dalam mobil, sekarang menjadi hitam pekat dan tidak mengenakan bagi Lolita. Ia mencoba mencari-cari penyebab munculnya aura ini dengan bertanya kepengemudi mobil.

"Are you oke?" Lolita memastikan keadaan Eric sekarang.

Eric masih saja diam dengan sikap dinginnya. Apakah ini hanya perasaan Lolita saja? Lolita cuek saja karena ia merasa tidak membuat kesalahan apapun ke Eric. Mereka saling diam dengan kesibukan dipikiran masing-masing. Lolita memilih memainkan ponselnya yang terkadang juga melirik ke arah Eric untuk mencari jawaban atas sikap Eric yang mendadak diam saja.

"Kalau Aku ada salah bilang, diam tidak akan menyelesaikan semuanya." Lolita yang merasa jengah memberanikan diri untuk bertanya secara langsung.

"Bukannya kemarin Aku sudah bilang kalau Aku cemburu," tukas Eric.

Lolita menyunggingkan bibirnya jengah. Kenapa Eric masih mempermasalahkan hal kemarin? Apa dia tidak puas dengan jawaban Lolita kemarin? Lolita menghela napas kasar.

"Apa lagi? Bukannya kemarin Kita baik-baik saja?" tanya Lolita kesal.

"Ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku tentang lelaki itu." Eric melirik ke arah Lolita dengan menaikkan alis kirinya.

"Ric, Chandra hanya sekadar teman biasa. Enggak lebih." Eric memilih diam tanpa menimpali omongan Lolita.

"Dia mantan Aku, Dia juga sudah tunangan. Puas!" Eric cukup puas dengan pernyataan Lolita.

"Sebuah hubungan perlu adanya kejujuran."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Eric melajukan mobilnya melintasi jalanan ibu kota. Ritunitas Eric sekarang sudah berubah, setiap pagi dan sore ia harus antar jemput Lolita tanpa perempuan itu memintanya.

Sesampainya di depan kantor tempat Lolita bekerja, Eric membukakan pintu untuk wanita spesialnya. Eric memang sudah memiliki ketertarikan di diri Lolita sejak SMA, tapi ia tidak pernah menunjukkan rasa suka itu kepadanya, ia hanya takut akan merusak pertemanannya. Pasalnya saat SMA hanya Lolita yang sangat berani mendekati si Eric, maksud mendekati di sini adalah Eric merasa kalau hanya Lolita yang berani mengajak dia mengobrol dan bermain, ia menyadari sikap kaku dan dinginnya itu tidak akan pernah membuat teman-temannya dulu betah bercengkrama dengan dia.

"Pulangnya nanti Aku jemput, sekalian mampir ke toko perhiasan." Eric melepaskan pelukannya di depan kantor. Entah sejak kapan Eric berani mengumbar kemesraannya di depan umum seperti ini, kalau Lolita sih sebenarnya sedikit risih dengan perlakuan Eric, tapi lagi-lagi ia memilih pasrah.

Lolita berjalan meninggalkan Eric di depan kantor setelah menjawab-iya untuk jawaban Eric barusan. Lolita masuk ke dalam lift, sialnya ia satu lift dengan Chandra manusia yang harus ia hindari sekarang. Mantan terakhir Lolita itu, sekarang sudah berani mendekati dirinya lagi setelah memiliki status yang berbeda dan dia juga sudah memiliki tunangan yang masih satu kantor.

Jarak mereka tidak terlalu jauh, syukurnya lift pagi ini sedikit penuh jadi, Lolita mudah saja menghindari tatapannya. Satu persatu dari mereka meninggalkan lift setelah lift berhenti, Lolita bergegas pergi mengikuti langkah orang-orang yang memang satu ruangan dengan dia.

Suasana riuh mulai terdengar saat orang-orang belum mulai bekerja, mereka masih mengobrol dengan rekan-rekan mereka masing-masing. Dea menghampiri Lolita untuk mengajaknya mengobrol.

"Ta, anak-anak lagi ngomongin Lo." Dea sudah duduk di depan meja Lolita.

"Emang Gue, kenapa?" tanya Lolita heran.

"Kemarin, Lo dijemputkan sama Pak Eric. Dia kan salah satu klien kantor kita," jelas Dea.

"terus?"

"Heboh saja karena ternyata pak Eric romantis di balik wajah datarnya."

"Mereka enggak ngomongin Aku yang aneh-aneh kan?" tanya Lolita yang dijawab gelengan kepala oleh Dea.

Waktu bekerja sudah tiba, suasana yang tadinya riuh gini berganti hening. Orang-orang sudah larut dalam pekerjaannya masing-masing. Persaingan kerja yang ketat membuat karyawan yang bekerja di sini selalu ingin menampilkan yang terbaik ke atasannya. Begitupun dengan Lolita, ia juga sangat semangat untuk bekerja. Perusahaan ini adalah tempat impian untuk setiap lulusan terbaik yang berkompeten, Lolita bersyukur karena telah diterima di tempat ini.

Sore telah datang menggantikan siang, para karyawan berhamburan pulang meninggalkan kantor itu. Lolita melenggangkan langkah santainya menuju pintu utama kantor, ia tahu Eric kali ini masih ada diperjalanan. Lolita berdiri menunggu di depan kantor sambil memainkan ponselnya.

Akhirnya yang ditunggu datang juga, Mobil Eric berhenti tepat di depan Lolita. Perempuan itu masuk ke dalam mobil dan memasukkan ponselnya di tas yang biasa ia gunakan untuk bekerja.

"Ric, mau beli cincin di mana?" Lolita membuka percakapan dengan bertanya.

"Di tempat biasa Mama beli perhiasan," jawab Eric yang masih mengarahkan pandangannya di jalan.

Setibanya di depan toko emas, mereka memilih-milih cincin dan perhiasan lainnya untuk Lolita. Lolita memilih emas putih untuk cincin pertunangannya. Namun, Eric menolaknya. Eric memilihkan cincin berwarna emas murni untuk Lolita.

"Ngapain Aku disuruh milih, kalau akhirnya Kamu yang nentuin." Lolita mengomel saat Eric sedang membayar cincin.

Lolita duduk menjauh dari Eric. Ia melihat orang-orang yang sedang berlalu-lalang, ia melihat seorang anak kecil yang berlari menghampiri ibunya. Rasa damai menyelimuti dirinya, peristiwa itu mengingatkan dirinya dan sang ibu. Wajah anak kecil itu sedikit mirip dengan Lolita tanpa ia sadari.

"Ayo, pulang." Suara Eric membuyarkan pandangan Lolita ke anak dan ibu itu yang sedang berjalan-jalan.

Mereka langsung pergi ke perkiran sesuai permintaan Lolita. Lolita sudah merasa bosan untuk jalan-jalan, ia hanya ingin cepat sampai rumah. Namun, sebelum itu Eric memilih berhenti di salah satu tempat makan favoritnya. Makanan Jepang yang ia sukai beberapa bulan terakhir. Lolita memilih menunggu di mobil dibandingkan ikut dengan Eric yang kini sudah berada di restoran Jepang.

Sekitar tiga puluh menitan Eric sudah kembali lagi ke dalam mobilnya dengan menenteng beberapa makanan yang ia beli. Eric menaruh belanjaannya itu ke kursi mobil bagian belakang, Ia memasang sabuk pengaman sebelum menyalakan mesin mobilnya.

Lolita menunggu mobil itu berjalan, tetapi Eric sepertinya malah memasukkan tangan kanannya ke saku jas yang ada di dalam. Ia mengluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya. Nampak sebuah liontin putih di tangannya, ia memasangkan liontin tersebut di leher Lolita.

"Buat aku?" tanya Lolita polos.

"enggak, nitip saja. Itu buat Mama Kamu." Jawaban Eric membuat Lolita mendelik ke arahnya.

"Buat Kamulah, Ta. Kalau buat Mama, mana mungkin aku pakaikan ke Kamu." Eric menyentuh bandul liontin itu sambil berkata, "cantik!" Pipi Lolita merah merona karena sedikit salting.

"Terima kasih, Ric." Lolita masih tersipu malu.

Eric menjalankan mobilnya untuk mengantarkan Lolita pulang, ia memberikan bingkisan makanan yang tadi dibeli ke Lolita. Perpisahan hari ini sangat hangat untuk mereka, apakah perlakuan Eric akan menggugahkan hati Lolita?

Terpopuler

Comments

iYind Dewi

iYind Dewi

sa ae erik becandanya

2023-04-03

0

Hesti Sulistianingrum

Hesti Sulistianingrum

I hope so

2021-03-20

0

luluk

luluk

jangan2 anak kecil yg wajahnya mirip lolita adalah adiknya.....anak papanya dengan istrinya yang lain🤔

2020-12-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!