Lolita masih menimbang-nimbang permintaannya, ia ragu untuk mengatakannya. Dengan segenap keberaniannya dia menghela napas panjang dan mengucapkan permintaannya kepada Eric. "Ric, Aku mau nikah sama Kamu," ujarnya ragu.
"tapi Aku ingin Ayah aku yang jadi wali saat nikah nanti." Lolita melanjutkan ucapannya dengan penuh keraguan.
"Iya bagus dong, Ta."
"Masalahnya, Angga sampai sekarang belum bisa menerima Ayah. Aku takut kalau Angga marah dan kecewa sama Aku," ujar Lolita.
"setelah perceraian itu, Aku dan Angga sudah berjanji untuk tidak saling bertemu dengan Ayah. Saat itu Aku masih marah sama Ayah, Aku kecewa dengan Dia. Aku benci dengan pengkhianatannya." Air mata Lolita mengalir begitu saja dari matanya. Ingatan akan kegagalan pernikahan orangtuanya berputar kembali di otaknya. Lolita berusaha menghentikan air matanya, tetapi tidak bisa. Air matanya semakin mengucur deras.
Eric mencoba menenangkan Lolita dengan mengusap air matanya. Ia menarik tubuh Lolita ke depakapnnya. Eric memeluknya dengan kelembutannya. Kemudian, ia mengecup ujung kepala Lolita dengan penuh rasa iba. Eric tidak pernah melihat wanita menangis di sampingnya. Eric membelai kepala Lolita dengan penuh kelembutan. "Menangislah! Jika itu membuatmu lega." Eric semakin mengeratkan pelukannya.
Setelah Lolita merasa cukup lega, ia melepaskan pelukannya dengan perlahan. Matanya sudah sembab akibat tangisnya, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Eric mencoba menyingkirkan tangan Lolita di wajahnya. "Jangan ditutupi, Kamu tetap cantik." Ucapan Eric membuat Lolita tersipu malu.
"Aku malu, rasanya aneh Kamu ngomong kaya gitu ke Aku." Tangan Lolita sudah menyingkir dari wajahnya. Eric memeluk tubuhnya kembali dan sebuah kecupan mendarat di kening Lolita lembut.
"Maaf kalau Aku terlalu kaku." Eric melepaskan pelukannya.
Sifat kaku dan dinginnya Eric, ternyata tidak seburuk yang Lolita kira. Eric memiliki sisi romantis tersendiri, bagi Lolita pelukan-pelukan kecil seperti ini membuat dia lebih nyaman, kalau dipikir-pikir. Tiba-tiba Lolita teringat akan sebuah momen saat Eric mencium bibirnya. Lolita mencoba menepis pikirannya itu. "Pasti wajahku jelas banget ya kalau habis nangis?" tanya Lolita.
"iya," jawab Eric jujur.
Lolita memalingkan wajahnya dari Eric. Lolita mengusap-usap wajahnya untuk menghilangkan bekas air matanya yang tadi turun. Ia berusaha merilekskan perasaannya. Lolita terkejut saat merasakan dagunya dipegang oleh seseorang.
Eric memegang dagu Lolita dan mengarahkan wajahnya supaya saling berhadapan. Ia membenarkan rambut Lolita yang mengenai paras cantiknya. Eric mendekatkan wajahnya ke Lolita, wajahnya semakin mendekat dan mendekat. Jantung Lolita berdegub kencang, ia belum siap menerima ciuman yang kedua kalinya dari Eric. Lolita mendorong tubuh Eric supaya menjauh darinya. Namun, hal itu ditahan oleh Eric. Saat wajah mereka hanya berjarak beberapa senti tiba-tiba ada suara yang memanggilnya. "Kak dipanggil Tante Nia, dari tadi." Lolita menelan salivanya cepat saat melihat kedatangan Laras. Lolita sangat malu karena ketahuan akan berbuat mesum dengan Eric. Mereka dibuatnya kikuk dengan keadaan seperti itu.
Eric mengurungkan niatnya untuk mencium Lolita. Ia membenarkan posisinya tegap dengan rasa canggung. Eric menggaruk tengkuk belakangnya sendiri yang tidak gatal.
"Ups! Sorry, ganggu." Laras meninggalkan dua sejoli itu dengan salah tingkah sendiri.
Lolita beranjak pergi dari kursi yang diikuti oleh Eric. Mereka pergi menemui orangtua Eric yang berada di ruang keluarga. Selain orangtua Eric, di sana juga ada nenek dan Laras. Sepupu yang lainnya entah kemana. Lolita tidak berani menatap mata Laras karena kejadian tadi. Dia masih canggung sekaligus malu. Ada hal yang Lolita takutkan, ia takut kalau Laras akan menyebarkan kejadian tadi ke sepupu yang lainnya. Gosip itu akan beredar secara cepat kalau sudah terdengar di telinga Jack. Pasalnya Jack adalah sepupu yang suka sekali julid terhadap yang lainnya.
"Sebentar lagi Kita pulang, sudah sore. Jangan sampai kemalaman sampai rumah. Kasihan Lolita nantinya," ujar papa Eric.
"Maaf ya, Bu. Nia enggak bisa nemenin Ibu di sini." Mama Eric mencium punggung tangan ibunya dan cipika-cipiki. Terkahir dia mencium kening ibunya dengan penuh kasih sayang.
Tio, Eric, dan Lolita mengikuti hal yang sama seperti Nia. Setelah mereka berpamitan Laras mendorong kursi roda yang dinaiki sang nenek menuju ke halaman rumahnya untuk mengantarkan mereka pulang. Sepupu yang lainnya keluar dan bersalaman dengan mereka sebagai salam perpisahan. Lolita juga bersalaman dengan Laras, manusia yang ia hindari setelah kejadian tadi. Laras memeluk Lolita dan berbisik, "Kak, Aku tadi beneran tidak sengaja. Tenang rahasianya aman."
Lolita menepuk-nepuk bahu Laras dan berkata, "makasih sudah menyelamatkan Aku dari manusia mesum itu." Laras terkekeh mendengar bisikkan Lolita. Laras melepaskan pelukan mereka, kemudian mereka saling melambaikan tangan karena ternyata mobil itu sudah hampir jalan. Lolita segera masuk ke mobil untuk pulang ke Jakarta. Kali ini dia duduk dibagian depan untuk menemani Eric menyetir mobil.
Lolita merasa aman duduk dibagian depan karena Eric tidak lagi bisa berbuat macam-macam nantinya. Lolita hanya mengobrol seadanya dengan Mama Eric karena mereka sudah merasa kelelahan. Lolita menceritakan tentang keluarganya yang sebenarnya supaya nanti orangtua Eric tidak kaget nantinya. Respon orangtua Eric ternyata baik, mereka menerima Lolita apa adanya. Menurut mereka, Lolita adalah korban perceraian. Mereka menginginkan kasus itu sebagai pembelajaran hidup karena Eric dan Lolita nantinya juga akan menjalin biduk rumah tangga.
Obrolan mereka telah usai. Kedua orangtua Eric tertidur. Mereka saling bersandar seperti yang Eric dan Lolita lakukan saat berangkat ke Bandung. Lolita hanya diam dan memainkan ponselnya sampai tertidur. Eric masih fokus menyetir membelah jalanan kota Bandung.
Lolita yang sedang tertidur kaget karena dibangunkan oleh Eric. Lolita mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memulihkan kesadarannya. Ia melihat Eric yang masih menyetir mobil dengan satu tangannya sedangakan, tangan satunya sedang menggenggam tangan Lolita. "Kirain sudah sampai," ujar Lolita yang masih setengah sadar.
"Sudah masuk ke kompleks rumah Kamu." Lolita terperanjat saat mendengar jawaban Eric. Ia segera membenarkan posisi tidurnya. Lolita sudah tidur selama satu jam tanpa sadar. Orangtua Eric sudah bangun sedari sepuluh menit yang lalu.
"Mama, Papa mau mampir?" tanya Lolita yang sudah sadar dari tidurnya.
"kalo boleh sih ayo, sekalian membahas tentang pertunangan kalian." Mama Eric antusias.
"Jangan lama-lama mampirnya, kasihan Lolita besok harus kerja." Nasihat papa.
Mereka sampai di pelataran rumah Lolita yang cukup luas. Mereka turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah Lolita. Lolita mempersilahakan mereka duduk di sofa ruang tamu. Lolita pergi meninggalkan mereka untuk menemui ibunya yang memang selalu di rumah kalau malam. Lolita menghampiri ibunya yang sedang berkumpul di ruang tv bersama anak dan cucunya. Lolita mencium punggung tangan ibunya dan berkata lirih, "Ibu ada keluarga Eric di ruang tamu."
Ekspresi ibu Lolita sangat terkejut saat mendengar perkataan anak sulungnya. Ia tidak percaya kalau Lolita benar-benar serius dengan Eric. Ibunya antusias dan menyuruh Lolita untuk segera membuatkan minuman sebagai jamuan mereka. Sang ibu menemui keluarga Eric didampingi Angga dan Winda yang menggendong anaknya. Mereka saling berkenalan dan mengobrol sambil menunggu Lolita yang sedang menyiapkan minuman.
"Bayinya lucu banget, Mama berharap Kamu cepat-cepat menikah tanpa menunggu Ical." Perkataan Nia membuat Eric terkejut. Eric tidak mungkin mengatakan kalau saat menikah nanti, Lolita meminta ayahnya sebagai wali. Sedangkan, hububungan Lolita dan ayahnya tidak terlalu baik. Artinya, mereka harus butuh waktu lama untuk memperbaiki segalanya.
Jangan lupa like dan Vote.
Terima kasih yang sudah setia membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
luluk
garcep keburu berubah jawabannya
2020-12-11
0
🌺💐H@5#🌺💐
makin seru 😘😘
2020-11-30
0
🧭 Wong Deso
7 Like 💙 sudah mendarat di karya hebatmu Kak semangat terus
salam dari TA'ARUF CINTA
2020-10-19
0