Sudah beberapa hari ini Lolita merasa terbebani dengan ajakan menikah dari lelaki. Biasanya ia akan tegas mengatakan tidak dan akan berusaha menjauh dari lelaki tersebut. Namun, kali ini ia justru kepikiran terus menerus oleh ajakan Eric dan tuntutan ibunya. Walaupun, dia sudah mengatakan tidak, tetapi di hati kecilnya ia juga ingin menikah agar tidak lagi dituntut oleh ibunya.
Semenjak kejadian di mobil, Lolita tidak pernah membalas pesan dari Eric. Ia memilih menghiraukan pesan-pesan tersebut yang dianggap telah mengobrak-abrik hati Lolita. Ketakutan Lolita akan menikah masih ada di relung hati terdalamnya. Usia yang sudah matang untuk menikah bukanlah jaminan kelanggengan sebuah pernikahan.
Lolita yakin akan hal itu. Lolita masih menatap ke depan dengan pandangan kosong. Ia sedang duduk di meja kantin ditemani kopi kesukaannya.
"Ta, Lo kenapa? Dari kemarin kerjanya tidak ada semangat-semangatnya." Dea menjatuhkan kedua telapak tangannya di bahu Lolita. Lolita langsung tersadar dari lamunannya.
"Dea, ngagetin Aja Lo," ujar Lolita. Dea duduk di samping kursi Lolita.
"Lo, enggak pesan makanan?" tanya Lolita.
"udah kok," balasnya singkat. "Lo sendiri cuma beli kopi hangat sama kentang goreng doang. Diet Lo?" tanya Dea.
"enggaklah, ngaco."
"Ta, selamat ya. Sekarang Lo sudah jadi tante buat ponakan, Lo." Ucapan tulus Dea dibalas senyum manis oleh Lolita.
"Nasib kita sama ya, Ta." Lolita menyengir kuda saat mulai mendengar curhatan Dea, teman akrab Lolita di kantornya.
"Kita sama-sama dilangkahi oleh Adik Kita masing-masing." Dea menghela napas panjang.
"Gimana lagi, De. Kita tidak bisa mengotak-atik jodoh Adik kita. Mau tidak mau, ikhlas adalah jalan satu-satunya."
Lolita dan Dea menikmati minuman dan makanan mereka masing-masing. Dua wanita yang dilangkahi adik mereka masing-masing harus menerima nasib. Dea yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara harus dilangkahi oleh adik perempuannya. Adik perempuannya menikah diusia ideal, kakak laki-lakinya juga menikah diusia yang ideal pula. Nasib lain mengarah pada Dea yang belum menikah, padahal usianya berjarak satu tahun dengan Lolita.
"De," ujar Lolita yang membuat Dea menengok ke arahnya.
"hmm," jawab Dea yang masih mengunyah makanannya.
"menurut Lo, kalau ada yang tiba-tiba ngajak nikah. Lo akan terima enggak?" tanya Lolita yang kini mengobrol ke arah yang serius.
"Lo dilamar, Ta?" Dea kali ini antusias mendengar Lolita diajak menikah oleh orang lain. "Sama siapa? Chandra?" Lolita menggeleng cepat.
"jangan keras-keras ngemengnye." Kali ini Lolita sudah membekap mulut Dea dengan kedua tangannya meski terlambat.
"Kalo dilihat dari segi umur sih, harusnya Lo terima, Ta."
"Kalau dari segi mental?" selidik Lolita. Dea hanya tersenyum kecut ke arahnya.
"Ta, perceraian orantua Lo itu, sebenarnya bukan penghalang jodoh Lo. Lo cuma butuh keyakinan saja dengan komitmen. Kalau Lo ragu, selamanya Lo stuck di situ mulu." Dea mencoba membuka pandangan Lolita tentang sebuah pernikahan yang dianggapnya sebagai sumber sakit hati paling besar. Dea tidak pernah merasakan apa itu perceraian, tapi ia juga merasakan hal pahit dari sebuah pernikahan orangtuanya.
Keluarga Dea memang utuh, tapi ia harus merasakan sakit yang bertubi-tubi saat melihat kedua orangtuanya yang terus-menerus bertengkar hebat di depan matanya. Ibu Dea memilih bertahan sebelum anak-anaknya menikah semua, ibunya takut kalau sebuah perceraian akan berdampak buruk untuk satu-satunya anak yang belum menikah yaitu Dea.
Ibu Dea selalu menolak jika anak-anaknya menyuruh bercerai. Padahal bagi Dea kalau dia tidak menikah bukanlah hal celaka untuk dirinya. Ibunya sudah seringkali memperingatkan dirinya supaya lekas menikah, tapi ia bingung harus jawab apa.
"Terus menurut, Lo. Gue harus terima Dia?" tanya Lolita bingung.
"iyalah, Ta. Lo harus yakinin diri, menikah itu tidak selalu berakhir di meja hijau."
"Terus Lo, sendiri. Gimana?" Lolita sedikit khawatir dengan keadaan Dea yang belum kunjung tiba menemukan jodohnya.
"Jodoh itu sudah ada yang ngatur, Lo tidak usah khawatirin Gue." Dea mencoba sekuat batu karang yang diterpa jutaan ombak.
"Lo, juga harus cepat-cepat nikah biar tidak jomblo mulu." Lolita menyenggol tubuh Dea. Dea hanya tertawa dengan ledekan Lolita, begitupun Lolita yang merasa senang karena ada Dea di sisinya.
Mereka berpelukan dengan sangat erat seakan ada sebuah beban yang akhirnya runtuh begitu saja. Dea meneteskan air mata dipelukan Lolita. Lolita yang merasa punggungnya basah karena terkena tetesan air mata Dea, ia mulai mengendurkan pelukannya. Lolita melepaskan pelukannya dengan perlahan. Dia melihat kalau teman akrabnya sekaligus teman curhatnya ini beberapa kali mengusap air matanya saat ia melepaskan pelukannya.
"Kok nangis sih, De?" tanya Lolita sambil mengusap-usap bahu Dea dengan perlahan.
"Gue enggak nangis ya, cuma terharu," ucapnya sambil sesekali mengusap air matanya yang masih tetap terjatuh di pipinya. "Gue bahagia dengar Lo mau nikah, Ta." Imbuhnya.
"Utu-utu. Kan Gue belum bilang iya, sama Dia, De."
"Jangan gitu, nanti malah Gue sedih." Air mata Dea masih saja menetes.
"Sudah-sudah, tuh makanan Lo ikutan sedih lihat Lo jelek kaya gitu." Lolita mencoba menghibur Dea yang sedang terharu.
"Ah malas, sudah tidak mood lagi."
Setelah mereka merasa membaik. Mereka memutuskan untuk kembali lagi masuk kantor dengan mata Dea yang sedikit sembab karena tangisnya. Di sela-sela kerjanya, Lolita sempat mengirim sebuah pesan ke Eric. Dia ingin memutuskan bertemu di akhir pekan ini.
Lolita bekerja sampai batas jam kerja habis, tidak ada lemburan kali ini. Sebelum pulang, Lolita menyempatkan mampir di meja Dea yang masih satu ruangan. Lolita menarik kursi di salah satu meja yang tidak jauh dari tempat Dea, ia bercerita sedikit tentang Eric ke Dea. Ia juga mengadu pada Dea, bahwa Eric belum juga membalas pesannya dari tiga jam yang lalu. "Sibuk kali, Ta." Dea mencoba meyakinkan Lolita supaya tetap menunggu balasan pesannya.
"Gue tidak yakin kalau nanti Kita sudah menikah, Dia bakal selalu ada untuk Gue. Buktinya saja Dia tidak membalas pesan Gue dengan cepat," gerutu Lolita.
"Gitu-gitu juga calon suami, Lo. Jangan doain yang tidak-tidak untuk masa depan kalian, kualat loh nantinya." Dea menasihati Lolita dengan cengengesan.
"Dapatin Dia juga sudah musibah buat Gue, Lo malah doain Gue yang iya-iya." Dea mengernyitkan dahinya saat mendengarkan ucapan Lolita.
"Eh, sembarangan. Memangnya Eric itu kenapa?" tanya Dea penasaran.
"Dia itu kaku banget, jarang bercanda. Ngomong saja irit, boro-boro mau bercanda. Dinginnya kek kutub utara."
"Bagus dong kalau begitu, Lo juga sudah cerewet. Kalian bisa saling melengkapi, kalau cerewet semua nanti malah kaya pasar malam." Sahut Dea yang ditanggapi Lolita dengan tatapan kesal. Dea hanya bisa terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang sedang kesal.
Ponsel Lolita bergetar sejenak. Ia melihat layar ponsel yang masih ada digenggamannya sedari tadi yang tanpa ia mainkan. Lolita membuka pesan tersebut yang ternyata dari Eric. Pesan tersebut membuat ekspresi Lolita berubah tambah kesal.
^^^Minggu ini aku sibuk, Ta.^^^
Lolita memperlihatkan balasan pesan dari Eric ke depan wajah Dea. Dea hanya bisa terkekeh melihat pesan tersebut. "Kok malah ketawa?" Lolita heran.
"itu kayaknya trik modus biar Lo berusaha lebih keras deh. Lo juga kan sering ngabaikan pesan Dia." Lolita membenarkan perkataan Dea kali ini. Lolita berusaha membalas dengan cepat pesan tersebut.
Aku mau kasih kamu kepastian, kalau kamu sibuk ya sudah.
Sesuai persetujuan Dea, Lolita mengirimkan pesan tersebut ke Eric. Sialnya, Eric tidak membalas cepat pesan dari Lolita. Padahal Lolita sudah berusaha membuatnya penasaran dengan jawaban pesan tersebut.
"Jangan menyerah dulu. Mungkin dia memang beneran sibuk, Ta." Lolita mengangguk pasrah.
Lolita pamit pulang terlebih dahulu karena Dea bilang masih ada sedikit pekerjaan. Lolita pulang dengan sedikit kecewa karena sikap Eric.
WAH Apakah Eric akan berubah pikiran?
Terima kasih semuanya. Jangan lupa like dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Iges Satria
Eric sengaja ini, biasanya dia yg dicuekin skrg balas lolita...biar tau perasaan lolita sebenarnya gimana
2024-10-24
0
moerni🍉🍉
💕🤗cerita yg bagus
2021-06-15
0
luluk
menarik
2020-12-11
0