Perjalanan ke Bandung

Pertanyaan papa Eric membuat Lolita terdiam tidak bisa menjawab. Ia bahkan belum menyiapkan jawaban untuk Eric. Orangtuanya memang terlihat asyik dan ramah, tetapi sifat anaknya yang membuat ingin menyerah saja.

"Makan dulu Pa, baru tanya-tanya. Lolita pasti sudah lapar." ucapan mama Eric membuat sang papa berhenti bertanya.

Lolita kali ini merasa diselamatkan oleh mamanya Eric. Lolita menyuapkan nasinya ke dalam mulutnya pelan. Ia mengunyah makananya sampai benar-benar halus. Sedari tadi Eric diam saja, hal itu membuat Lolita kepikiran. Lolita masih takut kalau Eric benar-benar marah terhadapnya.

"Makananya tidak enak ya, Nak?" tanya mama Eric yang sedari tadi memperhatikan cara makan Lolita.

"enak kok Tante, Aku cuma belum terbiasa makan di sini. jadi, masih canggung." jawab Lolita penuh kebohongan. Padahal Lolita masih memikirkan tentang Eric sampai selera makannya turun. Lolita mengambil segelas air putih di hadapannya. Ia menegukkan air itu ke mulutnya yang mungil.

Sarapan sudah selesai. Waktunya bersiap untuk ke rumah nenek Eric yang berada di Bandung. Mama dan papa Eric sudah memasukkan beberapa barang dan oleh-oleh untuk keluarganya di Bandung ke dalam mobilnya. Semua sudah masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh papa Eric. Bukan tanpa alasan, mengapa papa Eric yang menyetir. Hal itu karena Eric sudah terlalu lama tidak berkunjung lagi ke tempat neneknya hingga ia sampai lupa jalan menuju rumah neneknya. Hal itu wajar saja karena Eric sudah terlalu lama tinggal di luar negeri.

Lolita dan Eric duduk di bagian kursi belakang. Mama Eric minta kalau Lolita harus selalu dijaga. Kenyataannya anak semata wayangnya itu masih sedikit marah ke Lolita karena masalah keterlambatan Lolita. Mereka masih betah diam sedari tadi.

"Nak Lolita." Panggil mama Eric yang duduk di samping kursi pengemudi.

"Iya, Tante."

"Jangan panggil Tante. Panggil Mama saja, kan mau jadi menantu Mama." Lagi-lagi mama Eric melarang Lolita memanggil tante.

"Eh iya Tante, maksudnya Mama. Ada apa?" tanya Lolita.

"Mama teh senang hari ini. Akhirnya Eric bawa calon istri ke rumah. Kapan atuh Mama sama Papa dikenalin ke keluarga Kamu. Mama Tidak sabar lihat kalian menikah." Hati mama Eric sekarang masih berbunga-bunga karena kedatangan calon menantu.

"kamu teh, sudah cocok sama Eric. Jangan pindah kelain hati ya." Mama Eric kini duduk berbalik ke arah belakang untuk sekadar mengobrol dengan Lolita.

"Gimana mau nerima ajakan nikah anaknya, kalau kelakuannya saja masih kaya bocah yang seenaknya saja kalau bertindak," batin Lolita.

Lolita hanya bisa membalas dengan senyum terbaiknya. Lolita masih bingung harus menjawab apa nantinya ke Eric. Sudah mengenal kedua orantuanya bukan berarti suatu hubungan bisa melangkah kejenjang yang serius dengan mudah.

"Eric, kapan mau ngelamar Lolita. Keburu diambil yang lain loh." Giliran papa Eric yang ikut nimbrung mengobrol. Lolita melirik ke arah Eric dengan rasa takut. Semarah itu kah Eric terhadap Lolita.

"Kalau Lolita sudah siap, Eric akan segera menikahinya langsung, Pa." Eric meraih tangan Lolita dan digenggam dengan penuh arti. Kemudian, Eric mengecup punggung tangan Lolita secara tiba-tiba. Lolita hanya bisa membelalakan matanya kaget. Sikap Eric memang sukar sekali untuk ditebak Lolita. Lolita menarik tangannya cepat setelah tersadar dengan perbuatan Eric. Ia sangat malu karena sikap Eric yang sok romantis di depan orangtuanya. Bukannya Eric memang romantis? Tanpa Lolita sadari.

Kedua orantua Eric hanya terkekeh melihat tingkah dua sejoli yang sedang dimabok asmara itu. Perlu digaris bawahi, hanya Eric yang sedang jatuh cinta. Lolita benar-benar belum menaruh hati sedikitpun ke Eric. Dia masih kesal dengan perlakuan Eric yang seringkali mendadak berubah. Perjalanan masih jauh. Lolita menceritakan pertemuannya dengan Eric sampai mereka berakhir dipertemuan ini. Dia bercerita kalau Eric mengajaknya menikah di dalam mobil. Lolita tidak berani bercerita tentang Eric yang mencium bibirnya kala itu di mobil. Lolita bercerita panjang lebar atas kemauan kedua orangtua Eric.

Kedua orangtua Eric tidak akan mendapat cerita panjang dan sedetail mungkin dari mulut anaknya yang irit berbicara. "Mama kok tidak pernah lihat Lolita ya setiap pengambilan rapot?" tanya mama Eric setelah Lolita berhenti bercerita.

"Lolita suka ngumpul sama teman-teman di kantin, Ma pas pengambilan rapot. Jadi, Kita tidak sempat ketemu." Mama Eric hanya menganguk-anggukkan kepalanya.

"Pantesan, Mama tidak pernah lihat."

"Eric ngantuk Ma. Tadi malam habis begadang, Eric mau tidur dulu." Eric menyenderkan kepalanya di bahu Lolita tanpa izin sang pemilik bahu. Lolita hanya bisa pasrah dengan kelakuan Eric saat ini. Dia tidak bisa menolak karena ada orangtua Eric di depannya. Eric benar-benar tertidur di bahu Lolita. Lolita menyenderkan badannya ke kursi supaya lebih nyaman. Lolita sudah diserang kantuk, ia juga tadi malam begadang menonton drama korea secara marathon.

Lolita memejakan matanya dan tertidur dalam posisi saling bersenderan dengan Eric. Lolita menyadari ada sebuah rasa nyaman saat berada di dekat Eric. Orangtua Eric hanya cekikikan melihat anak dan calon menantunya itu tidur. Bagi mereka adegan ini sangat romantis. Mereka tidak menyangka kalau Eric bisa menemukan wanita seperti Lolita yang bisa menerima Eric apa adanya.

Memasuki kawasan Bandung Lolita terbangun. Lolita terperanjat saat ia mengetahui bahwa dirinya tengah memeluk Eric. Lolita mencoba melepaskan tangannya dari tubuh Eric. Namun, hal itu ditahan oleh Eric yang sebenarnya sudah terbangun sedari tadi. Eric semakin kencang memeluk Lolita. Sekarang Lolita terjebak dipelukan Eric. Lolita melihat mata Eric untuk meminta dilepaskan, sialnya Eric malah masih sengaja memejamkan matanya.

"Lepasin Eric, Aku tahu Kamu sudah bangun," bisik Lolita di telinga Eric.

"Biarin seperti ini, Aku sudah nyaman." Eric masih memejamkan mata.

"Lepasin enggak! Atau Kita batal nikah!" Ancam Lolita di telinga Eric. Eric melepaskan pelukannya setelah mendengar ancaman dari Lolita.

"Kalian sudah bangun?" tanya mama Eric yang menyadari bahwa mereka sudah terbangun.

"Maaf tante, Lolita tertiduran." Lolita meminta maaf ke mama Eric karena merasa tidak enak kalau dia harus tertidur seperti ini.

"Enggak apa-apa. Perjalanan kan memang hal membosankan, Mama tidak tidur karena harus menemani Papa ngobrol. Kalau enggak, Mama juga akan ikutan tidur."

"Kalian tidurnya mesra banget, buat Papa iri saja," ujar papa Eric yang masih menyetir.

"belum sah saja tidurnya sudah pepet-pepetan, apalagi kalau sudah sah. Bisa-bisa Papa sama Mama cepat punya cucu." Imbuhnya sambil tertawa kecil.

"Maaf, pa. Lolita kan tidak sadar pas tidur."

"Tidak masalah, Ta. Itu naluri manusia, manusia akan mencari tempat yang nyaman kalau sedang tidur tanpa Kamu sadari," tuturnya.

"Eric juga terlihat nyaman tadi." Sambung mama Eric. Pipi Lolita sudah memerah akibat malunya. Lolita bergeser menjauh dari sisi Eric untuk melihat pemandangan Bandung.

Maaf ya kalau jelek.

Jangan lupa like dan vote.

Terpopuler

Comments

novita setya

novita setya

aaciieee cieee yg udah dpt lampu ijo segede bagong

2021-11-22

0

moerni🍉🍉

moerni🍉🍉

salah satu novel yg keren ini thorr..💕💕

2021-06-16

0

Hesti Sulistianingrum

Hesti Sulistianingrum

ciee.. cie... suka sama sikap ortunya Eric 😊

2021-03-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!