Mira, duduk di sofa di ruang tengah rumahnya, wanita yang tahun ini berumur 54 tahun, sedang sibuk dengan beberapa foto di tangannya, Foto-foto wanita cantik yang sudah dia siapkan untuk di jodohkan dengan putranya, Kenzio. Wanita itu seakan tidak akan menyerah sampai putra tunggalnya itu menikah.
" Nyonya, tidak takut tuan Kenzio marah lagi ?" Tanya Tina tiba-tiba sambil menarih secangkir teh di atas meja, wanita paruh baya yang sudah 35 tahun kerja di rumah tersebut, Tina sudah di anggap seperti keluarga sendiri oleh Mira.
" Terus aku harus biarkan anakku jadi bujang lapuk." Ucap Mira.
"Nyonya tau sendiri, Mas Kenzio tidak suka di jodohkan seperti itu, mending kita percayakan saja urusan pasangan ke mas Kenzio."
" Kelamaan, kamu tau sendiri itu anak udah umur 30 tahun belum ada satu pun wanita yang dekat dengannya, kamu tau gosip di luar ? meraka bilang Kenzio itu h*m*. Saya nggak mau itu terjadi. pokoknya aku harus buat Kenzio menikah tahun ini juga." Ucap Mira percaya diri.
" Terus apa rencana nyonya ?" Tanya Tina, karena dia tau percuma kalau langsung mengenalkan wanita-wanita kepada Kenzio. Dengan berbagai alasan Kenzio akan menolaknya.
" Nah, itu yang lagi saya pikirkan. Apa saya pilih salah satu dari mereka untuk jadi sekretaris Kenzio, secara langsung setiap hari ketemu pasti akan timbul benih-benih cinta."
" Apa nyonya lupa, orang-orang di sekitar mas Kenzio itu semua laki-laki, kalau nyonya memasukkan satu wanita ke sana , pasti tuan langsung mengusirnya."
"Iya juga ya, terus saya harus gimana ? Apa saya pura-pura sakit lagi ?" Mira seakan kehabisan cara, berbagai cara telah wanita itu lakukan tapi percuma Kenzio seakan bisa membaca semua trik ibunya itu.
" Coba sekali lagi nyonya, siapa tau berhasil, nyonya pilih salah satu wanita di foto itu, mau tidak mau mas Kenzio pasti menuruti nyonya, entah berhasil atau tidak, siapa tau kali ini berhasil, wanita yang nyonya pilih bisa membuat hati mas Kenzio terbuka." Tina mencoba memberi ide.
Mira diam berpikir, sepertinya apa yang di katakan Tina boleh juga.
" Boleh, sekarang saya ke rumah sakit, kamu telfon Kenzio, bilang kalau saya sekarat."
" Sekarat nyonya ? Rasanya terlalu berlebihan nyonya ? Saya bilang aja Nyonya terpeleset di kamar mandi, itu lebih masuk akal, dari pada sekarat, la wong kemarin mas Kenzio baru ketemu nyonya, masak sekarang langsung sekarat."
" iya juga ya, kamu memang paling pinter kalau di ajak kerja sama kayak gini." Mira merasa senang dan setuju dengan ide Tina.
" Ok, saya ke rumah sakit sekarang, kamu telfon Kenzio sekarang." Tanpa menunggu lama, Mira bersiap menjalankan aksinya.
"Baik nyonya." Tina pun tanpa menunggu lama juga menjalankan perintah Mira.
Tina mencoba menelfon Kenzio, beberapa kali menelfon tapi tidak ada jawaban.
" Tidak di angkat nyonya." Ucap Tina.
" Kamu coba terus sampai Kenzio mengangkat telfonnya." Suruh Mira saya mau bersiap ke rumah sakit.
" Baik, Nyonya." Tina terus mencoba, hingga akhirnya Kenzio mengangkat panggilan tersebut.
" Hallo, mas Kenzio."
" Ada Bik ?" Tanya Kenzio.
" Itu tuan, nyonya." Tina berakting panik, untuk menyempurnakan rencananya.
" Mama kenapa Bik ? Kenzio mulai panik mendengar suara wanita paruh naya tersebut yang terdengar panik.
" Nyonya tuan, Nyonya terpeleset di kamar mandi, sekarang tidak sadarkan diri."
" Apa ? Kok bisa ? Sekarang Mama di mana ?" Kenzio panik.
" Sudah di bawa pak Joko ke rumah sakit tuan."
" Saya ke rumah sakit sekarang. Saya telfon papa sekarang.
Tuan, wah gawat saya belum ngasih tau tuan tentang rencana ini. Ah sudahlah, tuan pasti mengerti jika nyonya sedang pura-pura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sekar
hmmmm🤦🤦🤦🤦
2022-02-14
0
Icha Icha
drama dimulai
2021-10-26
0
Ahmad Khoir
drama telah di mulai.... lanjuuuuut
2021-10-25
0