Siang itu, Raksha menjemput Kira untuk pergi nonton. Keduanya nampak canggung. Setelah sebelumnya Kira dikejutkan dengan keputusan Raksha untuk melamarnya, sekarang status mereka telah resmi sebagai pasangan yang akan segera menikah dua bulan lagi.
"Mau kemana?" tanya Arka yang menemani Raksha duduk dikursi teras rumah.
"Mau nonton, mas. Mas Arka hari libur gini di rumah aja? Enggak ngapel?"
"Hahahaha... sombong lo mentang-mentang habis lamaran"
"Kan cuma nanya, mas"
Arka menggelengkan kepalanya. "Enggak, mau istirahat aja di rumah"
"Pada ngomongin aku ya?" ucap Kira yang baru saja keluar rumah dan duduk disamping Arka.
"Kepedean!" jawab Arka sembari menoyor kening Kira.
"Oiya Sha, ternyata mas Arka sama kak Alita dulu pernah pacaran loh"
"Beneran mas?" tanya Raksha dengan penuh keterjutan. "Kok aku ga pernah liat mas Arka kalo pas di rumah kak Alika?"
"Gue belum pernah main ke rumah Alika" lalu pandangan Arka berpindah ke arah Kira yang masih asik cengengesan. "Apaan sih Ra pake ngebahas ini segala"
"Kan aku cuma ngasih tau Raksha, mas"
"Yaahh... berarti sekarang udah ga deket sama kak Alika lagi dong mas?" tanya Raksha.
"Enggak" Kira menjawab dengan menggelengkan kepalanya. "Tapi kayaknya kak Alika sama mas Arka masih pada suka. Buktinya kemarin kak Alika masih galau, mas Arka juga sampai sekarang belum punya pacar lagi"
"Nyamber aja sih Ra, sok tau lo!"
"Jadiin lagi ajalah mas, masih sama-sama cinta kan? Hubungan keluarga kita biar makin erat hehehehe" seloroh Raksha sembari menepuk bahu Arka.
Arka menggelengkan kepalanya. "Kan udah dieratin sama elo dan Kira"
"Kalo mas Arka mau sama kak Alita gapapa, Kira ngalah aja gapapa kok"
"Kira!" seru Arka dan Raksha secara bersamaan sambil melotot ke arah Kira.
🍀
Sepanjang perjalanan dimobil, tidak ada percakapan yang tercipta antara Raksha dan Kira. Bukan karena canggung, tapi karena Raksha merasa jengkel dengan ucapan Kira saat di rumah tadi.
"Kenapa tadi kamu ngomong kayak gitu?" tanya Raksha dengan tatapan fokus menatap jalanan.
"Ngomong apaan?"
Raksha menatap Kira sekilas. "Kamu bilang mau ngalah demi mas Arka. Kamu ga mau nikah sama aku?"
Kira menghela nafasnya. "Dari awal kan ini rencana kamu Sha, aku mana tau. Mau nerima lamaran kamu juga kepaksa"
Raksha membuang nafasnya kasar. Ia tak percaya akan mendapat pernyataan seperti itu dari Kira. Sepertinya memang perjalanan pernikahannya nanti bakal banyak kendala, karena partner hidupnya yang belum menerimanya sebagai pasangan.
Sesampainya di bioskop, Raksha dan Kira sibuk melihat jadwal film yang sedang diputar di bioskop saat ini. Entah kenapa keputusannya mengajak Kira menonton justru membuatnya menjadi semakin pusing untuk membuat keputusan ini dan itu. Terlebih pikirannya sudah benar-benar kacau karena obrolan dimobil tadi.
"Mau nonton apa, Ra? Aku bingung" ucap Raksha sembari menoleh ke arah Kira dan menggaruk kepalanya.
"Hmm... yang itu aja ya?" jawab Kira sambil menunjuk salah satu film drama keluarga itu.
"Yakin?" tanya Raksha memastikan dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Kira.
"Yaudah, kamu duduk disana dulu" Raksha menunjuk salah satu bangku. "Aku antri tiket sama beli popcorn dan minum sekalian" ucap Raksha.
Kira mengamati Raksha yang sedang berdiri diantrian pembelian tiket. Matanya seakan tak bisa dialihkan untuk memandang yang lain, hanya tertuju pada Raksha. Sejak kapan ia mulai terpesona dengan Raksha? Cowok bertubuh tegap dan tinggi itu kenapa sekarang terlihat tampan? Atau dari dulu memang tampan? Tapi perasaan dulu biasa saja baginya.
Saat pandangannya mulai terkunci, Raksha menoleh ke arah Kira dan tersenyum. Kira mengerjapkan matanya dan membalas senyuman Raksha dengan senyum simpulnya. Ya Tuhan, kenapa tiba-tiba dag dig dug begini?
Setelah membeli tiket, popcorn dan minuman, keduanya memasuki teater tempat film mereka diputar. Raksha menggandeng tangan Kira saat berjalan menuju bangku mereka. Kira mengamati tangannya yang digenggam erat oleh Raksha.
"Dulu kayaknya pernah digandeng Raksha, tapi kenapa sekarang rasanya beda?" batinnya.
Keduanya menikmati film tanpa interaksi. Raksha masih saja bergelut dengan pikirannya, sementara Kira terfokus pada film yang mereka tonton. Tidak ada adegan romantis tangan saling bersentuhan saat mengambil popcorn, Raksha menyerahkan popcorn-nya pada Kira karena ia tidak begitu menyukainya.
🍀
Kira baru saja tiba di kampus, ia segera berjalan menuju kelasnya setelah memarkir motornya. Tiba-tiba tubuhnya ditabarak oleh dua orang dan menariknya secara paksa masuk ke dalam ruang kelas yang kosong.
"Lepasin! Kalian apa-apaan sih!" bentak Kira pada dua cewek yang memegangi tangannya, Marta dan Lila. Ia menghempaskan kedua tangan yang memeganginya dengan kencang, lalu pandangannya tertuju pada dua sosok yang sedang mengamatinya.
Nampak Alin dan Zahra telah lebih dulu ada di dalam ruangan itu, duduk dibangku tak jauh dari pintu masuk sambil bersidekap.
"Duuhh, yang habis lamaran. Berseri amat wajahnya" seru Alin yang kemudian beranjak dari duduknya diikuti oleh Zahra. "Mana coba gue liat cincinnya" sambung Alin dengan menarik paksa tangan Kira.
"Aawww... sakit, Lin!" pekik Kira.
"Emang pantesnya lo disiksa kayak gini, bukan malah ngegodain Raksha. Lo deketin Raksha karena pengen hartanya kan buat nyukupin kebutuhan keluarga lo yang miskin itu" ucap Alin sembari memelintirkan pergelangan tangan Kira.
"Jaga ucapan lo ya! Tanya ke Raksha langsung, ga usah fitnah gue"
"Siapa yang nyuruh lo ngejawab, bego!" bentak Alin dengan mengeratkan pergelangan tangan Kira yang telah keaakitan itu.
"Lepasin dan jauhin Raksha, sebelum gue nyelakain elo. Kalo lo masih aja berhubungan sama Raksha, gue ga akan segan-segan untuk ngabisin lo. Gue bisa nyuruh orang buat tabrak lo atau anggota keluarga lo sampai mati" ancam Alin.
"Gue bisa laporin lo ke polisi, Lin. Lo udah kelewatan"
"Emang lo punya duit buat ngurusin masalah lo ini di kantor polisi?" bentak Zahra dengan menjambak rambut Kira.
"Awwww..."
"Ini belum seberapa, ini baru permulaan. Gue harap, lo bisa lepasin Raksha sekarang juga. Ngerti" ucap Alin sembari menghempaskan tangan Kira.
Alin dan ketiga temannya lantas meninggalkan Kira sendirian di ruang kelas yang kosong itu. Kira memegang pergelangan tangan kanannya yang sakit itu, air matanya lolos begitu saja. Bukan karena tangannya yang sakit, tapi karena ancaman Alin yang akan berbuat kejam terhadap keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Masiah Firman
kira bodoh gak mau melawan
2021-03-31
2