Cemburu

"Lo ga tau malu banget ya! Keganjenan banget jadi cewek!" bentak Alin yang baru saja menghampiri kursi Kira.

Kira yang baru saja masuk kelas hanya dapat menghela nafasnya. Lelahnya perjalanan ke kampus dengan mengendarai motor belum juga hilang, ia harus disuguhkan dengan situasi menjengkelkan seperti sekarang ini.

"Apaan sih, Lin? Gue keganjenan kenapa lagi?" jawabnya dengan nada lelah.

"Ngapain lo ngerayu Raksha buat balik bareng? Gue kan udah pernah bilang ke elo buat jauhin Raksha, ga usah terlalu ngarep deh sama dia! Genit banget jadi cewek!"

Oh, jadi Alin liat kalo kemarin mereka balik bersama?

"Lin, gue ga ngerayu atau ngajakin Raksha buat balik bareng. Kalo gue yang ngajakin, harusnya gue yang jalan di depan. Lo liat kan kemarin gue yang diseret sama dia sampai parkiran?"

"Alah, banyak alasan lo! Yang jelas lo balik bareng dia kemarin!"

"Ya terus kenapa kalo gue balik bareng Raksha? Gue juga udah nolak tapi dianya tetep maksa"

"Udah berani ngejawab lo ya!" bentak Alin sambil melotot menatap Kira.

"Kenapa sih Lin pagi-pagi udah teriak-teriak ga jelas? Gangguin Kira lagi ya?" suara lelaki dari arah pintu kelas membuat Alin menahan emosinya dan berbalik menatap Raksha yang baru saja masuk kelas.

Malu! Ya, dia jelas malu kepada Raksha.

"Sha, lo selesaiin deh sama Alin. Gue pusing" keluh Kira sembari memijat pangkal hidungnya.

"Ehh, gue ga ada urusan sama Raksha ya. Ngapain lo nyuruh-nyuruh Raksha seenak jidat lo!"

"Gue juga ga ada urusan sama lo, Lin. Gue mau balik bareng Raksha, mau jalan sama dia, itu terserah gue. Lu bukan pacarnya kok ribet ngatur-ngatur orang!" ucap Kira dengan nada kesal.

Dia segera bangkit dari kursinya dan segera keluar kelas, meninggalkan Alin yang masih mematung disebelah kursinya.

"Sialan, berani-berani dia ngebantak gue dihadapan Raksha" geram Alin dalam hati.

"Wiiihhh... kalo PMS jangan mmarah-marah Ra. Ntar gue traktir jus deh" goda Raksha saat melihat Kira yang berjalan keluar meninggalkan ruangan.

Alin memutar tubuhnya, berjalan perlahan menuju tempat duduknya disebelah Raksha. Dia benar-benar marah, Kira tidak biasanya berani membantahnya seperti itu. Belum lagi sikap Raksha yang terkesan acuh dengannya, bahkan ia mendapat tatapan menyindir dari Raksha dan teman-temannya.

"Ga usah ganggu Kira, Lin. Dia ga pernah cari masalah sama elo, elonya aja yang ga ada kerjaan" ketus Raksha yang meliriknya dari sebelah. "Ah, satu lagi. Kita ga pernah ada hubungan apa-apa ya, jadi please jangan ganggu orang-orang yang deket sama gue. Gue ga mau kelamaan jomblo, Lin" sambungnya dengan nada yang sengaja dibuat memelas.

🍀

Setelah jam perkuliahan terakhir selesai, Kira dengan cepat merapikan alat tulisnya. Dia harus segera menuju rumah Edward untuk sesi lesnya.

"Enggak mau makan siang dulu, Ra? Nge-mie ayam dulu yuk, gue laper" kata Dewi teman dekat Kira.

"Sorry Dew, ga bisa kalo hari ini. Edward besok ada ulangan susulan, jadi gue harus buru-buru kesana. Terlebih jam lesnya Oliv juga minta dimajuin lebih awal karena malem ada acara keluarga"

"Elah Ra, dari dulu susah banget sih ngajakin lo makan sama jalan bareng"

"Next time kalo gue free kita jalan bareng deh ga, asal lo ga lagi pacaran aja kayak kemarin hehehehehe..."

"Yaudah sono jalan, ntar Edward rewel lo ga datang-datang"

"Iya... anak gue yang satu itu emang manja banget, mami papinya sampe tobat" ucap Kira sambil tertawa disela-sela perjalanannya menuju parkiran motor.

Kira dan Dewi berpisah di jalan dekat parkiran, Dewi akan ke kantin untuk bertemu dengan pacarnya. Kira merogoh saku tasnya untuk mencari kunci motor dan STNKnya.

"Kiraaaaa"

Kira pun menoleh ke arah sumber suara. Raksha berlari menuju arahnya sambil menenteng kantong plastik.

"Ini buat lo" ucap Raksha sambil menyerahkan kantong plastiknya. "Itu jus alpukat sama roti, gue tau lo belum makan siang. Ini buat ganjel, biar ga melilit. Gue udah bilang kan jangan terlalu ngoyo, diri sendiri juga harus dipikirin Ra"

"Iihh... Raksha ga perlu gitu, gue juga bakal beli makan kok ntar. Biasanya gue suka beli di warteg deket rumah Edward, ntar gue makan pas dia ngerjain soal"

"Gue ga suka penolakan, Ra. Abisin ya, tapi lo tetep harus beli makanan yang di warteg. Dengan jadwal les lo yang padat merayap sampai malam itu, ga mungkin lo bertahan dengan jus dan roti doang"

"Iyaaaaa... lo bawel banget kayak bunda"

"Semua emak-emak gitu kali, Ra. Mama gue juga bawel kok"

"Tapi... emang lo emak-emak ya, Sha?"

"Enggaklah, enak aja! Ya... intinya gue bawel karena turunan aja dari mama"

"Hahahaha... iya deh iya, Raksha anak mama"

"Udah buruan lo pergi, ntar jadwal murid lo jadi pada mundur malah lo baliknya kemaleman"

"Hehehehe... iya. Makasih banyak ya Sha, beneran gue traktir deh bulan depan"

"Haruslah, kan lo udah janji"

Interaksi Kira dan Raksha yang intens itu membuat kemarahan Alin yang memperhatikan dari kejauhan menjadi kian tersulut. Ia tak terima Raksha mengabaikannya hanya karena Kira.

🍀

"Kenapa baru pulang sih, Ra? Darimana aja? Ini udah jam 10 lewat" ucap Tati, bunda Kira.

"Kira jatuh, bun. Keserempet motor" jawabnya sambil berjalan dengan pincang dan duduk di kursi ruang tamu.

"Astagfirullah... gimana sih Ra kok bisa jatuh gitu?" Tati mengecek kondisi Kira, memperhatikan luka lecet pada tangan dan kaki Kira. "Bunda siapin air anget buat kamu mandi dulu deh ya, abis itu bunda obatin lukanya"

"Ayah kemana, bun?" tanya Kira sambil mengekor bundanya yang berjalan ke arah kamarnya.

"Ayah lagi keluar sama om Fredi, kayaknya bentar lagi balik. Oiya, kamu WA ayah gih, nitip revanol sama kasa steril. Di rumah habis soalnya"

"Oke bun"

🍀

"Kurangin jadwal lesnya, Ra. Bisa jadi kecelakaan ini kan karena kamu kecapekan, ayah kan udah sering bilang kamu ga usah ngoyo ngelesin. Ayah masih sanggup biayain semua kebutuhanmu" ucap Bima.

"Kira kan cuma mau belajar mandiri, Yah. Lagian juga anak-anak udah mau pada test kenaikan kelas, masak Kira lepasin gitu aja. Ga enak kan Yah sama orangtuanya"

"Tapi apa harus sampai malam gini?"

"Ya gimana, Yah. Kira kan ngikutin jadwal kuliah juga. Awww... sakit, bun"

"Tahan dulu sebentar" ucap Tati sembari mengobati luka di lutut Kira.

"Kamu aturlah, jangan sekali-kali ambil jadwal hari Sabtu Minggu. Kamu juga butuh istirahat" kata Bima lalu meninggalkan kamar Kira.

"Besok kamu istirahat aja, ga usah ikut bunda ke pasar. Kata ayah kan Sabtu Minggu harus istirahat, OK?" ucap Tati sembari membereskan kotak obat.

"Iya bun"

Ponsel Kira berdering ketika Tati baru saja keluar dari kamar Kira. Kira mengerutkan dahinya sambil menatap layar ponselnya.

Raksha, ngapain dia telpon semalam ini?

"Assalamualaikum... kenapa, Sha?"

"WA gue kenapa ga dibales? Padahal last seen-nya setengah jam yang lalu"

"Ohh... sorry, tadi gue buru-buru nge-chat ayah buat beli obat"

"Parah ga lukanya?"

Kira terdiam. Kok Raksha bisa tau Kira terluka?

"Ga usah bingung, besok gue ke rumah lo" sambung Raksha lalu memutus panggilannya.

Terpopuler

Comments

Mi§ Kim Taehyung 🐾

Mi§ Kim Taehyung 🐾

hai thor aku mampir yah jangan lupa mampir dan like nya

2020-06-08

2

Mitha Anggraini

Mitha Anggraini

aku baru mampir nih kak
mampir juga ya di ceritaku "When I With You"

2020-06-04

2

Merry Harefa

Merry Harefa

nyimak...

2020-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 KuPu
2 Cemburu
3 Keserempet
4 Dipaksa
5 Ragu
6 Takdir
7 Restu
8 Ancaman
9 Pertemuan
10 Lamaran
11 Percaya
12 Ancaman lagi
13 Planing
14 Sembunyi
15 Mami
16 Kebenaran
17 Persiapan
18 Arka & Alika
19 The Day
20 Diatur
21 First Day
22 Nafkah
23 Menggoda
24 Memulai
25 Promise
26 Obrolan
27 Arka Alika
28 Fitnah
29 Ketahuan
30 Pengganggu
31 Terabaikan
32 Lambaian Tangan
33 Masa Kecil
34 Pakaian Dalam
35 Menunggu
36 Saran
37 Bersambut
38 Cerita (Part 1)
39 Cerita (Part 2)
40 Senewen
41 Kedinginan
42 Menyerah
43 Kakak Ipar
44 Ngambek
45 Sial
46 Curhat
47 Pengganggu
48 Dia Lagi
49 Kantor
50 Penawaran
51 Ayah
52 Kesepakatan
53 Terjerat
54 Pengakuan
55 Rencana
56 Masa Sulit
57 Sebuah Nama
58 Wisuda
59 Shock
60 Penjelasan
61 Penjelasan (2)
62 Demi Janin
63 Butuh Waktu
64 Tinggal dengan Ayah
65 Kehilangan
66 Kehilangan (2)
67 Mama
68 Menolak
69 Menolak (2)
70 Terkuak (1)
71 Terkuak (2)
72 Alin
73 Ponsel
74 Pamit
75 Waktu
76 Oleh-Oleh
77 Lupa Nama
78 Bertemu
79 Tangis Bahagia
80 Terima kasih
81 Terima kasih (2)
82 Diusir
83 Stempel
84 Kembali
85 Jalan-Jalan
86 Menginap
87 Bertiga
88 Keluarga
89 Jumat
90 Mami
91 Rumah
92 Tidak Akan Berhenti
93 Bonchap 1
94 Bonchap 2
95 Bonchap 3
96 Bonchap 4
97 Bonchap 5
98 Bonchap 6
99 Bonchap 7
100 Bonchap 8
101 Bonchap 9
102 Bonchap 10
103 Bonchap 11
104 Bonchap 12
105 Bonchap 13
106 Bonchap 14
107 Bonchap 15
108 Bonchap 16
109 Bonchap 17
110 Bonchap 18
111 Bonchap 19
112 Bonchap 20
Episodes

Updated 112 Episodes

1
KuPu
2
Cemburu
3
Keserempet
4
Dipaksa
5
Ragu
6
Takdir
7
Restu
8
Ancaman
9
Pertemuan
10
Lamaran
11
Percaya
12
Ancaman lagi
13
Planing
14
Sembunyi
15
Mami
16
Kebenaran
17
Persiapan
18
Arka & Alika
19
The Day
20
Diatur
21
First Day
22
Nafkah
23
Menggoda
24
Memulai
25
Promise
26
Obrolan
27
Arka Alika
28
Fitnah
29
Ketahuan
30
Pengganggu
31
Terabaikan
32
Lambaian Tangan
33
Masa Kecil
34
Pakaian Dalam
35
Menunggu
36
Saran
37
Bersambut
38
Cerita (Part 1)
39
Cerita (Part 2)
40
Senewen
41
Kedinginan
42
Menyerah
43
Kakak Ipar
44
Ngambek
45
Sial
46
Curhat
47
Pengganggu
48
Dia Lagi
49
Kantor
50
Penawaran
51
Ayah
52
Kesepakatan
53
Terjerat
54
Pengakuan
55
Rencana
56
Masa Sulit
57
Sebuah Nama
58
Wisuda
59
Shock
60
Penjelasan
61
Penjelasan (2)
62
Demi Janin
63
Butuh Waktu
64
Tinggal dengan Ayah
65
Kehilangan
66
Kehilangan (2)
67
Mama
68
Menolak
69
Menolak (2)
70
Terkuak (1)
71
Terkuak (2)
72
Alin
73
Ponsel
74
Pamit
75
Waktu
76
Oleh-Oleh
77
Lupa Nama
78
Bertemu
79
Tangis Bahagia
80
Terima kasih
81
Terima kasih (2)
82
Diusir
83
Stempel
84
Kembali
85
Jalan-Jalan
86
Menginap
87
Bertiga
88
Keluarga
89
Jumat
90
Mami
91
Rumah
92
Tidak Akan Berhenti
93
Bonchap 1
94
Bonchap 2
95
Bonchap 3
96
Bonchap 4
97
Bonchap 5
98
Bonchap 6
99
Bonchap 7
100
Bonchap 8
101
Bonchap 9
102
Bonchap 10
103
Bonchap 11
104
Bonchap 12
105
Bonchap 13
106
Bonchap 14
107
Bonchap 15
108
Bonchap 16
109
Bonchap 17
110
Bonchap 18
111
Bonchap 19
112
Bonchap 20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!