Keserempet

"Parah banget lukanya?" tanya Raksha begitu melihat Kira berjalan ke teras rumah dengan kaki sedikit pincang.

"Enggak, tapi karena lukanya dilutut jadinya bikin kaku. Jadi susah ditekuk gitu" jawab Kira sembari duduk di kursi teras. "Oiya, lo kok bisa tau kalo gue jatuh?"

" Gue mau cerita, tapi lo kalo kaget jangan teriak. Gue takut orangtua lo tau" kata Raksha dengan suara pelan.

Kira mengangguk. Raksha menengok ke arah dalam rumah Kira, memastikan orangtua kira tidak di dekat mereka.

"Kayaknya Alin nyuruh orang buat nyerempet lo. Semalem gue ga sengaja liat dia di depan mini market 24 jam, gue lagi nongkrong sama temen-temen gue di depan mini market. Tapi kayaknya Alin ga tau kalo gue disitu, karena gue membelakangi parkiran. Pas dia udah pergi, gue suruh temen gue buat nyamperin tuh cowok. Nih, lo dengerin sendiri"

Raksha mengeluarkan ponsel dan earphone dari kantung jaketnya, lalu memberikannya kepada Kira. Kira memutar rekaman suara tersebut, terdengar suara Raksha seperti sedang menginterogasi seseorang. Dahi Kira mengernyit, nafasnya memburu dan dihembuskan dengan kasar.

"Ini seriusan, Sha?" tanya Kira sambil meletakkan ponsel dimeja.

"Kalo lo ga ppercaya gue masih punya bukti Sha. Itu cowok dalam pengawasan temen-temen gue juga, lo bisa tanya ke dia langsung untuk mastiin kalo lo mau"

Kira terdiam, dia tak menyangka Alin akan bertindak sejauh itu kepadanya.

"Gue lakuin ini karena ini juga ada sangkutannya sama gue. Alin ga mungkin nyelakain elo cuma karena lo berani ngejawab omongannya, tapi karena lo deket sama gue"

"Trus... gue harus gimana, Sha?" tanya Kira. Wajahnya benar-benar kebingungan, apalagi masalah yang sedang ia hadapi berhubungan Alin.

"Harus gimana? Ya ga gimana-gimanalah, Ra. Lo biasa aja kayak biasanya. Tapi gue minta, mulai senin besok lo ngampus ga usah bawa motor. Gue anter jemput lo aja, gua anterin ke tempat-tempat lo ngelesin, gue takut dia masih berusaha buat nyelakain elo"

Dengan cepat, Kira langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak-enggak, yang ada nanti Alin makin cemburu. Trus juga, kasian elo-nya"

"Kenapa? Gue ga keberatan kok. Hmm... kalo enggak gini aja, selama luka lo masih sakit, lo kemana-mana sama gue. OK?"

"Ga usah Sha, tadi lo bilang buat biasa aja. Yaudah, ga usah jemput-jemput gue kayak gitu. Beneran deh, gue bukannya takut berurusan sama Alin. Gue males aja karena dia ga mandang tempat kalo maki-maki gue, bikin gue malu"

"Makanya sama gue, Ra. Dia ga akan berani ngapa-ngapain lo kalo lo deket gue"

Kira diam sejenak, matanya melirik Raksha yang sedang menatapnya.

"Kenapa ga lo pacarin aja sih Alin? Biar hidup gue damai gitu" seru Kira.

Raksha justru tertawa mendengar perkataan Kira.

"Ra, kalo gue tertarik sama dia, udah gue pacarin dari semester satu kemarin tau! Gue malah jijik sama kelakuan dia"

"Ga usah ngomong jijik ke Alin, kalo ternyata dia yang bakal jadi istri lo baru tau rasa tuh"

"Hahahahaha... ga akan pernah terjadi, Ra. Gue yakin!" tegas Raksha dengan senyum sinisnya.

🍀

"Gila lo Lin, pake nyelakain Kira segala. Lo ga takut apa kalo sampai ketahuan Kira, atau bahkan Raksha" seru Zahra dengan penuh keterjutan.

"Hahahaha... ga akanlah, gue bayar orang luar. Ga mungkin mereka akan ngenalin ciri-ciri orang suruhan gue" jawab Alin santai sembari mengecat kukunya.

"Lo bayar berapa itu orang?"

"Lima ratus ribu"

"Hahahaha... emang niat banget lo. Trus sampai kapan lo bakal ngejar Raksha? Ga capek apa ditolak mulu, malu keles Lin"

"Enggak, gue ga akan nyerah. Gue ga terima kalah saing sama bocah kampungan itu"

"Ehh lu tau ga sih, baju yang kemarin Kira pake buat kuliah? Dia beli bajunya di pasar atau gimana sih? Seinget gue barang-barang dia enggak ada yang bermerk deh, kecuali motornya hahahahaha"

"Eh, lo pikir Kira punya duit buat shopping di mall? Dia pontang-panting ngelesin gitu kan buat biaya kuliah tuh kayaknya, rumahnya juga gitu doang kan. Pasti orangtuanya banyak utang!" ketus Alin.

"Bisa jadi Raksha deketin dia karena kasian sama kondisi Kira, Lin"

"Heh! Raksha enggak deketin Kira ya, dia temanan. Ya siapa lagi yang mau temenan sama Kira kecuali Dewi? Mereka kan selevel"

"Hahahaha... bener-bener!"

"Liat aja kalo dia makin berani sama gue, gue bakal bikin dia lebih menderita lagi"

🍀

Setelah selesai mandi, Kira sedang mengobati lukanya sambil duduk dipinggir kasurnya.

Tok... tok...

Suara pintu kamar Kira yang diketuk oleh seseorang, tak berapa lama masuklah Arkana, kakak laki-laki Kira.

"Ehh, mas Arka udah pulang?"

Arka mengangguk dan duduk dipinggir kasur disebelah Kira.

"Gimana tugas keluar kotanya?"

"Capeklah, Ra. Kerja mana ada yang ga capek"

"Tapi kan keluar kota, mas. Pasti bisa sekalian jalan-jalan gratis kan? Hehehehe..."

"Hahahaha... kata bunda kamu jatuh semalem, dimana?"

"Di Jalan Nakula, mas. Deket tukang martabak yanh biasa mas Arka beli tuh"

"Kok bisa? Kamu ngantuk ya, Ra?"

Kira diam sejenak, dirinya teringat akan rekaman yang ditunjukkan Raksha tadi pagi.

"Enggaklah, mas. Aku kan biasa balik jam segitu"

"Terus?"

"Ya diserempet motor dari kanan"

"Orang mana yang nyerempet?"

Kira menggelengkan kepalanya. "Enggak tau, mas. Orang dia langsung pergi kok"

"Ga inget juga ciri-ciri atau plat nomernya?"

Kira kembali menggelengkan kepalanya.

"Lain kali hati-hati, Ra" ucap Arka sembari mengelus rambut adiknya itu. "Kita ga tau di jalanan kayak gimana. Kitanya udah hati-hati, tapi orang lain belum tentu hati-hati. Besok senin ke kampus bareng mas aja, mas ke kantor agak siangan kok"

"Ga usah, mas. Aku bareng Raksha kok"

"Terus ngelesinnya?"

"Ya dianterin sama dia, mas"

"Pacarmu?" tanya Arka menyelidik.

"Enggak mas, temen serombel kok"

"Temen? Kok baik banget sampai dia mau repot-repot anter jemput kamu?"

"Itu karna... eee... dia..."

"Udah ga usah dijawab kalo kamu malu" ledek Arka sambil mengacak rambut Kira dan keluar kamarnya.

Terpopuler

Comments

Fery Lestari

Fery Lestari

ceritax sejauh ini bagus mgkin belum ada yg tau aja kali ya makax likex maih dikit

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 KuPu
2 Cemburu
3 Keserempet
4 Dipaksa
5 Ragu
6 Takdir
7 Restu
8 Ancaman
9 Pertemuan
10 Lamaran
11 Percaya
12 Ancaman lagi
13 Planing
14 Sembunyi
15 Mami
16 Kebenaran
17 Persiapan
18 Arka & Alika
19 The Day
20 Diatur
21 First Day
22 Nafkah
23 Menggoda
24 Memulai
25 Promise
26 Obrolan
27 Arka Alika
28 Fitnah
29 Ketahuan
30 Pengganggu
31 Terabaikan
32 Lambaian Tangan
33 Masa Kecil
34 Pakaian Dalam
35 Menunggu
36 Saran
37 Bersambut
38 Cerita (Part 1)
39 Cerita (Part 2)
40 Senewen
41 Kedinginan
42 Menyerah
43 Kakak Ipar
44 Ngambek
45 Sial
46 Curhat
47 Pengganggu
48 Dia Lagi
49 Kantor
50 Penawaran
51 Ayah
52 Kesepakatan
53 Terjerat
54 Pengakuan
55 Rencana
56 Masa Sulit
57 Sebuah Nama
58 Wisuda
59 Shock
60 Penjelasan
61 Penjelasan (2)
62 Demi Janin
63 Butuh Waktu
64 Tinggal dengan Ayah
65 Kehilangan
66 Kehilangan (2)
67 Mama
68 Menolak
69 Menolak (2)
70 Terkuak (1)
71 Terkuak (2)
72 Alin
73 Ponsel
74 Pamit
75 Waktu
76 Oleh-Oleh
77 Lupa Nama
78 Bertemu
79 Tangis Bahagia
80 Terima kasih
81 Terima kasih (2)
82 Diusir
83 Stempel
84 Kembali
85 Jalan-Jalan
86 Menginap
87 Bertiga
88 Keluarga
89 Jumat
90 Mami
91 Rumah
92 Tidak Akan Berhenti
93 Bonchap 1
94 Bonchap 2
95 Bonchap 3
96 Bonchap 4
97 Bonchap 5
98 Bonchap 6
99 Bonchap 7
100 Bonchap 8
101 Bonchap 9
102 Bonchap 10
103 Bonchap 11
104 Bonchap 12
105 Bonchap 13
106 Bonchap 14
107 Bonchap 15
108 Bonchap 16
109 Bonchap 17
110 Bonchap 18
111 Bonchap 19
112 Bonchap 20
Episodes

Updated 112 Episodes

1
KuPu
2
Cemburu
3
Keserempet
4
Dipaksa
5
Ragu
6
Takdir
7
Restu
8
Ancaman
9
Pertemuan
10
Lamaran
11
Percaya
12
Ancaman lagi
13
Planing
14
Sembunyi
15
Mami
16
Kebenaran
17
Persiapan
18
Arka & Alika
19
The Day
20
Diatur
21
First Day
22
Nafkah
23
Menggoda
24
Memulai
25
Promise
26
Obrolan
27
Arka Alika
28
Fitnah
29
Ketahuan
30
Pengganggu
31
Terabaikan
32
Lambaian Tangan
33
Masa Kecil
34
Pakaian Dalam
35
Menunggu
36
Saran
37
Bersambut
38
Cerita (Part 1)
39
Cerita (Part 2)
40
Senewen
41
Kedinginan
42
Menyerah
43
Kakak Ipar
44
Ngambek
45
Sial
46
Curhat
47
Pengganggu
48
Dia Lagi
49
Kantor
50
Penawaran
51
Ayah
52
Kesepakatan
53
Terjerat
54
Pengakuan
55
Rencana
56
Masa Sulit
57
Sebuah Nama
58
Wisuda
59
Shock
60
Penjelasan
61
Penjelasan (2)
62
Demi Janin
63
Butuh Waktu
64
Tinggal dengan Ayah
65
Kehilangan
66
Kehilangan (2)
67
Mama
68
Menolak
69
Menolak (2)
70
Terkuak (1)
71
Terkuak (2)
72
Alin
73
Ponsel
74
Pamit
75
Waktu
76
Oleh-Oleh
77
Lupa Nama
78
Bertemu
79
Tangis Bahagia
80
Terima kasih
81
Terima kasih (2)
82
Diusir
83
Stempel
84
Kembali
85
Jalan-Jalan
86
Menginap
87
Bertiga
88
Keluarga
89
Jumat
90
Mami
91
Rumah
92
Tidak Akan Berhenti
93
Bonchap 1
94
Bonchap 2
95
Bonchap 3
96
Bonchap 4
97
Bonchap 5
98
Bonchap 6
99
Bonchap 7
100
Bonchap 8
101
Bonchap 9
102
Bonchap 10
103
Bonchap 11
104
Bonchap 12
105
Bonchap 13
106
Bonchap 14
107
Bonchap 15
108
Bonchap 16
109
Bonchap 17
110
Bonchap 18
111
Bonchap 19
112
Bonchap 20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!