Alin menggeram, sesat setelah melihat whatsapp story Raksha yang memasang fotonya bersama Kira sedang memamerkan cincin lamaran mereka. Keduanya terlihat bahagia, terlebih Raksha yang terlihat sangat sumringah.
"Brengsek! Bisa-bisa mereka tunangan. Jadi selama ini Kira ngebohongin gue dengan selalu bilang enggak ada hubungan sama Raksha?" geramnya lalu memukul meja belajarnya.
Sesaat kemudian ponselnya berdering.
"Halo" jawabnya dengan ketus.
"Alin, lo liat statusnya Raksha deh. Dia tunangan sama Kira" ucap Zahra dari seberang sana.
"Gue udah tahu!" teriak Alin lalu mematikan ponselnya.
"Liat aja lo, Ra. Gue bakal siksa lo sampai lo ngemis-ngemis minta ampun ke gue dan akhirnya lo bakal lepasin Raksha buat gue"
🍀
Tok... tok...
Arka mengetuk pintu kamar Kira dan membukanya.
"Belum tidur?" tanya Arka saat masuk ke dalam kamar.
"Belum, mas. Ini lagi ngedit tugas. Kenapa, mas"
"Nih, hapemu" ucap Arka sembari menyodorkan ponsel Kira yang tadi dititipkan padanya selama acara.
"Terimakasih banyak, maskuuuu...." seru Kira sembari menerima uluran ponselnya.
Kira lantas meletakkan laptopnya di kasur dan menahan tangan Arka saat ia hendak beranjak keluar meninggalkan kamar.
"Duduk dulu sebentar, mas. Kira mau ngomong hehehehe" ucapnya sambil menepuk kasurnya.
Arka melirik ke arah Kira, lalu duduk dipinggiran kasur disamping Kira.
"Mas Arka belum punya pacar kan? Balikan lagi sama kak Alika ya? Mau ya?"
"Apaan sih, Ra! Aneh-aneh aja kamu deh" dengus Arka kesal.
"Aku baru tau tadi, kalo ternyata kak Alika mantannya mas Arka. Aku baru keinget pas dulu pernah mergokin fotonya dihape mas Arka, makin cantik ya mas?"
Arka mengangguk sekilas dengan mata yang menatap lantai kamar.
"Mau balikan ya, mas? Aku bantuin deh hehehehe"
"Kamu disuruh Alika?" tanya Arka sembari melirik Kira dengan tajam.
Kira langsung menggelengkan kepalanya dan diikuti dengan gerakan telapak tangannya.
"Enggak, mas. Kak Alika ga minta bantuan apa-apa sama aku, habis ketemu mas Arka aja dia langsung kicep"
Arka menundukkan kepalanya sembari membuang nafasnya dengan kasar.
"Dulu ada masalah apa mas? Kalo bukan masalah yang parah banget, balikan aja deh ya? Bunda juga keliatan suka banget kok sama kak Alika" sambung Kira.
"Ahh sok tau! Ga usah ikut campur urusan orang ya" jawab Arka sembari mengacungkan jari telunjuknya pada Kira.
"Ga usah jengkel gitu kali, mas. Sekarang gini aja deh, aku tanya mas Arka jawab yang cepet. Ga usah pake alasan atau tapi-tapian"
"Kok maksa?"
"Biarin, pokoknya mas Arka harus jawab" ucap Kira sambil memposisikan dirinya agar dekat dengan Arka. "Mas Arka punya pacar?"
Arka menggelengkan kepalanya.
"Enggak lagi deket sama cewek lain kan?"
"Enggak. Gue kebanyakan lembur"
"Udah dibilang ga usah pake alasan" geram Kira sambil memukul lengan Arka. "Belum bisa lupain kak Alika kan?"
Arka mengangguk, namun seketika ia langsung ingin meralat jawabannya. "Maksudku, aku sama dia pacaran lama banget, kayak yang Alika bilang ke kamu tadi. Ga gampang bagi kita segitunya bisa langsung lupain, apalagi kalo putusnya karena alesan dia yang ga logis"
Kira mengernyitkan dahinya. "Kata kak Alika? Berarti mas Arka tadi nguping obrolan kita ya?" seru Kira.
"Hapemu tuh bunyi"
"Udah biarin aja, orang cuma Raksha yang telpon"
"Calon suami ga boleh dicuekin gitu, Ra. Habis dilamar juga loh barusan" goda Arka sambil menunjuk cincin dijari manis Kira.
"Ga usah mengalihkan pembicaraan deh mas, udah cepetan jawab!"
Arka menarik nafas dan menghembuskannya. "Iya, nguping dikit hehehehehe...."
"Tuh kan, udahlah ga usah sembunyiin perasaannya kayak gitu lagi. Sekarang akses mau ketemu sama kak Alika udah kebuka, cobalah mas diperbaiki lagi. Siapa tau kalian berjodoh" ucap Kira dengan menaik turunkan alisnya.
"Yeee... bocah baru dilamar aja udah sok tue gini" jawab Arka sambil menoyor dahi Kira.
"Ya mau ya? Aku bantuin deh mas, oke?"
"Bodo amat!" jawab Arka sambil berjalan keluar kamar Kira.
"Awas aja, nanti aku satuin lagi kalian berdua. Harus nikah pokoknya" gumamnya.
Kira lantas mengambil ponselnya yang telah berdering sedari tadi.
"Halo, ada apa Sha?" ucapnya sedikit ketus.
"Galak amat neng, padahal tadi pas acara cantik banget senyum mulu hehehehe"
"Apaan sih, ga jelas deh"
"Aku cuma mau bilang kalo aku udah sampai rumah"
"Trus hubungannya sama gue apa? Harus banget ya laporan ke gue?"
"Ya haruslah, Ra. Kan harus mulai dibiasain, biar nanti kalo pas udah nikah jadi ga lupa ngasih kabar"
"Iyelah, terserah lo"
"Besok jalan yuk, Ra. Nonton, itung-itung kencan hehehehe"
Heh? Kencan?
"Aduh Sha, gue sampai merinding denger lo nyebut kata itu" jawab Kira yang mengusap tengkuknya.
"Baru juga diajakin kencan Ra, belum yang lain" ucap Raksha sambil terkekeh.
"Ga usah macem-macem deh ya! Udah ah gue tutup, udah jam11 tuh, gue mau tidur"
"Oke, sayang. Sleep tight ya"
Kira semakin bergidik mendengar kata 'sayang' yang terlontar dari Raksha.
"Hm. Bye...." ucap Kira sembari menekan tombol merah pada layar ponselnya.
"Abis lamaran tuh anak makin sedeng aja" gumamnya sambil melihat whatsapp story milik teman-temannya.
Ia membuka status Alika yang memasang foto selfie dengan dirinya dan juga foto Kira bersama Raksha sedang memamerkan cincin tak lupa dengan ucapan manisnya sebagai captionnya. Matanya seketika membelalak ketika Raksha juga memposting foto tersebut dengan caption yang berisi emoticon love. Ia lalu bergegas menelpon balik Raksha.
"Halo, Ra. Udah kangen ya?" goda Raksha sambil terkekeh.
"Gila lo ya, Sha. Itu foto ngapain lo share sih?"
"Lah, emangnya kenapa? Ada yang salah?"
"Lo sama aja ngasih gue jadi makanan Alin tau ga? Gimana kalo dia atau temen-temennya pada liat terus laporan ke Alin?"
"Alin udah liat kok. Genk-nya dia sama anak-anak sekelas kita lainnya juga udah pada liat. Kamu masih segitu takutnya ngadepin Alin?"
"Bukannya takut, gue cuma males. Enggak kelar-kelar tau ga. Tambah ini lagi, bisa beneran mati gue ditangan dia sebentar lagi"
"Kok lo ngomong gitu sih, Ra? Lo ga percaya kalo gue bakalan bisa ngelindungin elo kedepannya dan seterusnya?"
"Kok ngomongnya jadi elo-gue lagi, Sha?"
"Terserah gue, dari tadi juga lo pake elo-gue kan?" nada bicara Raksha mulai meninggi n ketus.
"Sha..."
"Kamu percaya ga sama aku?" tanya Raksha kembali dengan nada yang terdengar geram.
"I-iya..."
"Yaudah ga usah takut gitu. Mau sampai kapan pun kita nutupin hubungan kita sekarang ini juga nantinya mereka bakal tau juga, apalagi dengan pernikahan kita diliburan semester nanti. Ga usah pusing Ra, kamu aman sama aku"
Kira hanya menunduk, ia seperti tidak mempunyai tenaga untuk sekedar menimpali omongan Raksha. Hanya suara nafas Kira yang terdengar diponsel Raksha.
"Sekarang mendingan kamu tidur deh ya, besok aku jemput jam 11. Kita nonton trus jalan-jalan ya. Oke?" sambung Raksha dengan nada bicara yang lebih lembut.
"Oke, Sha..."
"Sleep tight ya, Kirakuuuu..."
"Sleep tight, Sha"
Setelah mematikan panggilannya, Kira segera merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya. Ia mengamati cincin yang Raksha sematkan dijarinya.
"Pernikahan ini enggak main-main, bukan cuma perkara aku mau bebas dari cengkeraman Alin, tapi ini menyangkut hubungan keluargaku dan keluarga Raksha" gumamnya dalam hati.
Kira segera mengambil ponselnya kembali, dilihatnya foto-foto acara yang telah dikirimkan Raksha padanya. Siapa yang menyangka, sosok Raksha yang selama ini selalu terhubung dengannya karena kecemburuan Alin, justru membawanya ke dalam cerita percintaan yang entah bagaimana kelanjutannya nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Masiah Firman
lanjut
2021-03-31
2