Dipaksa

Ini memang bukan pertama kalinya Kira pergi dan pulang kuliah bersama Raksha. Tapi, ini pertama kalinya Raksha akan mengantar bahkan menungguinya saat bekerja paruh waktu. Ya, Raksha akan seharian penuh bersama Kira. Entah sampai kapan, mungkin hanya sampai luka dilutut Kira mulai sembuh.

"Gue turun difotokopian depan aja, Sha. Kalo gue turun di parkiran, bahaya kalo Alin tau" ucap Kira sembari memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Trus kalo lo turun di fotokopian, Alin ga bakal tau gitu? Kalo ternyata dia fotokopi disitu gimana?"

"Ya... eee... nasib berarti"

"Lo takut banget sih sama Alin"

"Bukannya takut, Sha. Gue males ngeladenin, dia semester satu gue kena semprot dia mulu. Gara-gara lo tuh temenan sama gue"

"Laahh emang kenapa? Dia bukan siapa-siapa gue, terserah gue dong mau temenan sama siapa aja"

"Iya, tapi masalahnya dia ga terima kalo lo deket-deket gue"

"Ya itu urusan dia, Ra. Lo deket gue aja, kalo ada gue kan dia ga bakal berani ngapa-ngapain lo"

"Yekali gue ngekor lo mulu"

"Emang kenapa? Gue juga ga keberatan diikutin sama lo hahahaha"

"Bodo ahh" ketus Kira sambil menarik handle pintu dan keluar dari mobil Raksha.

Tanpa menoleh kanan kiri, Kira segera ngacir meninggalkan parkiran menuju kelas.

"Lo kenapa pincang?" tanya Dewi saat Kira menghampirinya ditempat duduk.

"Keserempet" jawab Kira sambil mengatur nafasnya yang sedikit ngos-ngosan.

"Hah, kapan? Barusan?"

"Enggak, jumat malem. Abis balik ngelesin"

"Kok bisa sih? Lo ngantuk ya? Atau ga konsen, nengok-nengok karena liat cowok ganteng?"

"Malem gitu mana jelas mata gue mana cowok ganteng mana yang enggak"

"Hahahahaha... iya, lo kan rabun senja"

"Sialan, emang gue ayam"

"Trus tadi dianterin ayah? Atau mas Arka?"

Kira diam sejenak, lalu menengok kanan kiri melihat situasi di kelas. "Gue sama Raksha" bisik Kira.

"Hahahaha lo mah senengnya cari masalah sama tuh rubah betina"

"Hahahahaha kayak kurang kerjaan aja gue"

Percakapan mereka terhenti saat Alin dan pengikutnya masuk kelas. Zahra, Marta dan Lila adalah ekor Alin, yang akan mengikutinya kemana pun dia pergi selama di kampus. Genk cewek centil nan jahat kalo kata Dewi.

Mata Alin melirik sinis menatap Kira, diikuti teman-temannya sebelum akhirnya duduk dikursinya masing-masing.

"Mampus lo, Ra. Kayaknya dia tau lo berangkat sama siapa. Hati-hati lo ntar, bisa dicabein ntar sama mereka" bisik Dewi dengan nada meledek.

"Hahahaha gue tinggal beli gorengan anget-anget dong berarti"

"Hahahaha sinting lo"

🍀

Perkuliahan hari ini tidak begitu padat. Setelah mata kuliah terakhir selesai, Kira segera membereskan peralatannya dan bersiap untuk pulang. Tanpa diduga, Alin dan teman-temannya mendatangi Kira yang masih sibuk dikursinya.

"Gue denger lo nebeng Raksha ya, Ra? Ga tahu malu banget sih jadi orang, hidup lo jadi benalu mulu" ucap Alin sambil duduk dikursi disebelah Kira.

"Enggak nebeng, Lin. Raksha yang nawarin buat anter jemput gue, sama nungguin gue kelar les juga"

"What?" seru ketiga teman Alin. Sementara Alin hanya ternganga mendengar perkataan Kira.

Plaakkk...

Alin menampar keras pipi Kira. Semua orang yang berada di dekat mereka menoleh dan terkejut dengan kejadian itu. Raksha yang telah bersiap keluar kelas berbalik badan dan bergegas menuju tempat duduk Kira.

"Dasar cewek murahan!" ucap Alin dengan geram.

Kira masih mengusap pipinya yang memanas terkena tamparan Alin. Lalu tiba-tiba seseorang menenteng tasnya dan mengenggam pergelangan tangannya.

"Kita pulang sekarang" ucap Raksha dengan menatap intens kepada Kira.

Dia sengaja menyenggol tubuh Alin dan menyebabkan gadis itu hampir terjatuh. Dewi berlari mengejar Raksha dan Kira menuju parkiran. Sementara Alin mencoba untuk mengatur nafas dan emosinya yang meluap-luap.

"Lo balik aja, gue janji jagain Kira dari wanita jahat jtu" ucap Raksha kepada Dewi.

Dewi melihat Kira yang terlihat shock. Pandangannya kosong menatap ke depan, matanya juga terlihat menggenang seakan manahan air matanya untuk keluar. Raksha segera melajukan mobilnya dan berhenti di sebuah mini market. Raksha keluar untuk membeli minuman dingin, roti dan beberapa snack.

"Masih sakit?" tanya Raksha sambil menempelkan botol minuman dingin dipipi Kira yang terkena tamparan Alin.

Kira menggelengkan kepalanya. Lalu membuka tutup botol minuman itu dan meminumnya.

"Alin udah kelewatan, Ra. Gue ga bisa biarin. Gue juga ga bisa untuk ngejauhin elo. Elo pasti bakal nyuruh gue ngelakuin itu kan?" ucap Raksha sembari menyandarkan punggungnya dijok mobil.

"Gue udah muak sama kelakuan Alin, Sha. Gue nyerah" jawab Kira lirih.

"Sorry Ra, elo selalu jadi korban Alin karena gue. Gue, janji akan bikin kapok Alin. Secepatnya!"

Kira menghela nafasnya, jari tangannya menekan tombol dipintu untuk membuka kaca jendela mobil. Ia menyandarkan kepalanya dan melihat kearah luar jendela, menatap lalu lintas yang cukup ramai di waktu menjelang sore itu.

"Gue anter ke rumah murid lo sekarang" ucap Raksha.

🍀

Setelah seharian menjadi sopir pribadi Kira, Raksha mengantarkan Kira pulang setelah selesai sesi les terakhirnya.

"Mau masuk?" tanya Kira sesaat setelah mobil Raksha terparkir di halaman rumahnya.

"Enggak, gue langsung balik aja. Ini udah malem, ga sopan kalo mau bertamu"

"Yaudah, thanks ya buat hari ini. Hati-hati di jalan ya, Sha"

"Oke"

Mobil Raksha melaju meninggalkan halaman rumah, Kira berjalan masuk ke dalam rumah. Nampak kedua orangtuanya dan Arka duduk di ruang keluarga. Tapi tunggu, kenapa wajah mereka begitu serius menatap Kira yang baru saja pulang?

"Kok, wajahnya pada serius amat sih?"

"Duduk!" perintah Bima.

Kira segera duduk disofa, bersebelahan dengan Arka. Tiba-tiba saja jantungnya berdegub dengan kencang, entah apa yang sebenarnya terjadi hingga ayahnya berbicara dengan nada yang tinggi seperti barusan.

"Udah berapa lama kamu pacaran sama Raksha?" tanya Bima.

"Apaan sih, Yah? Siapa juga yang pacaran? Jadi pada masang muka serius karena ini?"

"Ga usah banyak alasan, Kira!" bentak Bima.

Kira membulatkan matanya. Ia sudah lupa kapan terakhir kali ayahnya itu membentaknya.

"Sebenernya ada apa sih? Aku baru balik, ga tau apa-apa udah dibentak kayak gini" jawab Kira dengan menahan tangisnya.

Tati mengelus punggung suaminya untuk menenangkannya. Kira masih belum mengerti dengan keadaan di rumahnya saat ini.

"Tadi orangtua Raksha kesini, mereka minta ijin ke ayah sama bunda kalo sabtu besok keluarga besarnya mau kesini, untuk... ngelamar kamu" jelas Arka.

"What?" pekik Kira. "Demi Allah Kira cuma temenan sama Raksha. Masak ayah, bunda sama kak Arka ga percaya sih sama Kira"

"Trus ngapain pula orangtua Raksha kesini buat ngomongin soal lamaran? Hari ini kamu juga kemana-mana sama dia kan? Pasti ada yang kalian sembunyiin, kalian pacaran diam-diam kan?" cecar Bima.

"Enggak, Yah. Kira emang sama Raksha seharian ini, tapi kita ga pacaran"

"Kalo ga pacaran ngapain hari ini dia rela capek-capek anter kamu kemana-mana sama nungguin kamu selesai ngelesin? Masih mau ngelak?" tekan Bima.

"Jadi ayah ga percaya sama Kira? Kira ga nyangka ayah bakal mikir yang enggak-enggak sama Kira"

"Keluarga mereka maksa untuk tetap ngadain acara itu, ini terlalu cepat Kira. Pasti ada yang ga beres sama kamu dan Raksha"

"Ayah!" pekik Kira. Air matanya bercucuran dengan derasnya, mulutnya tak lagi bisa berbicara untuk beradu argumen dengan ayahnya. Bunda dan kakaknya pun tak berani menengahi jika ayahnya sudah mulai marah seperti itu.

Kini tangan kiri Arka menggenggam tangan Kira, sedangkan tangan kanannya mengelus punggung Kira. Berharap Kira dapat mengontrol emosinya agar tidak terlibat adu mulut dengan ayahnya lagi.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

maksude py

2022-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 KuPu
2 Cemburu
3 Keserempet
4 Dipaksa
5 Ragu
6 Takdir
7 Restu
8 Ancaman
9 Pertemuan
10 Lamaran
11 Percaya
12 Ancaman lagi
13 Planing
14 Sembunyi
15 Mami
16 Kebenaran
17 Persiapan
18 Arka & Alika
19 The Day
20 Diatur
21 First Day
22 Nafkah
23 Menggoda
24 Memulai
25 Promise
26 Obrolan
27 Arka Alika
28 Fitnah
29 Ketahuan
30 Pengganggu
31 Terabaikan
32 Lambaian Tangan
33 Masa Kecil
34 Pakaian Dalam
35 Menunggu
36 Saran
37 Bersambut
38 Cerita (Part 1)
39 Cerita (Part 2)
40 Senewen
41 Kedinginan
42 Menyerah
43 Kakak Ipar
44 Ngambek
45 Sial
46 Curhat
47 Pengganggu
48 Dia Lagi
49 Kantor
50 Penawaran
51 Ayah
52 Kesepakatan
53 Terjerat
54 Pengakuan
55 Rencana
56 Masa Sulit
57 Sebuah Nama
58 Wisuda
59 Shock
60 Penjelasan
61 Penjelasan (2)
62 Demi Janin
63 Butuh Waktu
64 Tinggal dengan Ayah
65 Kehilangan
66 Kehilangan (2)
67 Mama
68 Menolak
69 Menolak (2)
70 Terkuak (1)
71 Terkuak (2)
72 Alin
73 Ponsel
74 Pamit
75 Waktu
76 Oleh-Oleh
77 Lupa Nama
78 Bertemu
79 Tangis Bahagia
80 Terima kasih
81 Terima kasih (2)
82 Diusir
83 Stempel
84 Kembali
85 Jalan-Jalan
86 Menginap
87 Bertiga
88 Keluarga
89 Jumat
90 Mami
91 Rumah
92 Tidak Akan Berhenti
93 Bonchap 1
94 Bonchap 2
95 Bonchap 3
96 Bonchap 4
97 Bonchap 5
98 Bonchap 6
99 Bonchap 7
100 Bonchap 8
101 Bonchap 9
102 Bonchap 10
103 Bonchap 11
104 Bonchap 12
105 Bonchap 13
106 Bonchap 14
107 Bonchap 15
108 Bonchap 16
109 Bonchap 17
110 Bonchap 18
111 Bonchap 19
112 Bonchap 20
Episodes

Updated 112 Episodes

1
KuPu
2
Cemburu
3
Keserempet
4
Dipaksa
5
Ragu
6
Takdir
7
Restu
8
Ancaman
9
Pertemuan
10
Lamaran
11
Percaya
12
Ancaman lagi
13
Planing
14
Sembunyi
15
Mami
16
Kebenaran
17
Persiapan
18
Arka & Alika
19
The Day
20
Diatur
21
First Day
22
Nafkah
23
Menggoda
24
Memulai
25
Promise
26
Obrolan
27
Arka Alika
28
Fitnah
29
Ketahuan
30
Pengganggu
31
Terabaikan
32
Lambaian Tangan
33
Masa Kecil
34
Pakaian Dalam
35
Menunggu
36
Saran
37
Bersambut
38
Cerita (Part 1)
39
Cerita (Part 2)
40
Senewen
41
Kedinginan
42
Menyerah
43
Kakak Ipar
44
Ngambek
45
Sial
46
Curhat
47
Pengganggu
48
Dia Lagi
49
Kantor
50
Penawaran
51
Ayah
52
Kesepakatan
53
Terjerat
54
Pengakuan
55
Rencana
56
Masa Sulit
57
Sebuah Nama
58
Wisuda
59
Shock
60
Penjelasan
61
Penjelasan (2)
62
Demi Janin
63
Butuh Waktu
64
Tinggal dengan Ayah
65
Kehilangan
66
Kehilangan (2)
67
Mama
68
Menolak
69
Menolak (2)
70
Terkuak (1)
71
Terkuak (2)
72
Alin
73
Ponsel
74
Pamit
75
Waktu
76
Oleh-Oleh
77
Lupa Nama
78
Bertemu
79
Tangis Bahagia
80
Terima kasih
81
Terima kasih (2)
82
Diusir
83
Stempel
84
Kembali
85
Jalan-Jalan
86
Menginap
87
Bertiga
88
Keluarga
89
Jumat
90
Mami
91
Rumah
92
Tidak Akan Berhenti
93
Bonchap 1
94
Bonchap 2
95
Bonchap 3
96
Bonchap 4
97
Bonchap 5
98
Bonchap 6
99
Bonchap 7
100
Bonchap 8
101
Bonchap 9
102
Bonchap 10
103
Bonchap 11
104
Bonchap 12
105
Bonchap 13
106
Bonchap 14
107
Bonchap 15
108
Bonchap 16
109
Bonchap 17
110
Bonchap 18
111
Bonchap 19
112
Bonchap 20

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!