13 Pembunuh

13 Pembunuh

Pembunuhan di simpang jalan

Musim kemarau panjang, panas menyengat. sejauh mata memandang hanya hamparan rumput dan belukar kering, disaat begini manusia cuma bisa mengeluh, sawah ladang kekeringan panen padipun gagal, hewan ternak juga banyak yang mati, tapi apa yang dapat mereka perbuat kecuali sabar berdoa dan berharap agar kemarau sialan ini cepat berakhir.

Hari inipun masih sama, bahkan lebih panas dari kemarin, matahari dengan angkuhnya bertengger diatas langit seakan hendak membakar habis semua yang ada di bawahnya, tak perduli dengan derita mahluk seisi bumi.

Seekor kuda dengan penunggangnya terlihat berjalan pelan menyusuri jalanan berdebu tak jauh dari tepian hutan jati yang kering meranggas, dipersimpangan jalan si penunggang hentikan kudanya, matanya menyapu sekeliling tempat, tak nampak satu apapun kecuali bebatuan dan semak belukar kering, mulutnya menyeringai aneh, dalam hatinya orang ini membatin ''Tempat yang bagus untuk membunuh.,''

Kuda hitam jantan yang tegap dan kuat, penunggangnya berbaju putih dan masih muda, meski sebagian tampangnya tertutup caping bambu namun dari perawakannya yang kekar orang ini terlihat gagah. disiang bolong dan sepi begini warna hitam dan putih ini selain agak mencolok juga seakan menebar hawa kematian yang aneh.

Si penunggang kuda hitam melirik simpang jalan sebelah kanan, yang ditunggu belum terlihat, perlahan dia mengatur nafas, tenaga, hati dan pikirannya. hal ini sudah menjadi kebiasaannya, dia perlu mempersiapkan segalanya sebelum melakukan tugas.

Sambil menarik nafas panjang dan dalam orang ini mengakhiri semedinya, seluruh hawa murni, tenaga dalam, dan jalan darah ditubuhnya mengalir dengan lancar, tidak semua orang dapat melakukan itu diatas punggung kuda tapi baginya bukan hal yang sulit. dia mendongak ke langit waktu sudah lewat tengah hari, tanpa sadar pikirannya melayang kemasa lalu.

Entah sudah berapa kali dia melakukan pekerjaan gila ini, berapa jumlah korbannya, dan untuk apa dia melakukan ini, demi uang, kesenangan atau karena keterpaksaan. dia sendiri tidak tahu atau mungkin saja tidak mau tahu, tapi kalau mau jujur sebenarnya dia cuma enggan untuk memikirkannya, takut menyesal dan dikejar rasa bersalah. baginya semua yang sudah lewat tidak ada gunanya, karena dia paham bagi orang-orang sepertinya, sekali saja terjun ke dunia hitam ini, tidak ada jalan lagi untuk kembali, yang ada cuma membunuh atau mati terbunuh.,

Akhirnya yang dinantikannyapun muncul., meski masih jauh tapi dengan telinganya yang tajam dan terlatih dia dapat mendengar suara derap kaki belasan ekor kuda melaju cepat ke arahnya. dalam waktu singkat rombongan berkuda itu pun tiba di persimpangan jalan, karena si baju putih dan kudanya seakan sengaja menghadang di tengah jalan terpaksa rombongan itu cepat-cepat menghentikan lari kuda mereka. debu pasir yang beterbangan menutupi jalanan dan daun-daun kering berhamburan tertiup angin sesaat menutupi pandangan mata orang.

''Siapa orangnya yang berani menghadang jalan kami, 'Perkumpulan pengawalan barang Garuda Merah.?'' seseorang berseru marah. 'mungkin dia sudah bosan untuk hidup.' timpal yang lain.

Saat itu si penghadang masih duduk di atas punggung kudanya, dengan tangan kiri caping bambunya diangkat sedikit ke atas, matanya menatap bendera hitam bergambar burung garuda berwarna merah sedang membentang sayap. bendera itu terpancang diatas atap sebuah kereta besar yang ditarik dua ekor kuda. meski cuma sesaat saja dia memandang tapi itu sudah cukup baginya untuk mengetahui keadaan lawannya.

''Jumlah mereka dua belas orang, delapan membekal golok empat memakai pedang satu diantaranya sebagai kusir kereta kuda, tapi tidak kulihat pimpinannya, pasti dia berada dalam kereta itu, barang kawalan mestinya juga ada di sana,'' pikir si penghadang jalan. meski jumlah lawan cukup banyak orang ini masih terlihat tenang.

''Kudengar kelompok Garuda Merah belum pernah gagal mengawal barang, tapi kayaknya hari ini nama besar kalian akan runtuh., Haa ha..!''

Terdengar makian kemarahan dari para anggota Garuda Merah, sebelum mereka menyerang dari dalam kereta terdengar suara menggeram, ''Kalian tanyakan apa maunya orang itu, waktu kita tidak banyak secepatnya harus segera sampai ke tempat tujuan.''

Mendengar itu seorang anggota Garuda Merah yang berkuda di samping kanan kereta dan membekal pedang dipinggangnya segera maju ke depan sepertinya dia adalah wakil rombongan ini. ''Sobat kau ini siapa dan kenapa menghadang rombongan kami kelompok pengawal barang 'Garuda Merah.?'' dalam ucapannya dia sengaja menekankan kata Garuda Merah untuk menggertak lawannya, tapi sepertinya itu sia-sia saja.

''Siapa aku tidaklah penting, sama seperti ucapan pimpinanmu yang ada di dalam kereta itu, waktuku juga tidak banyak, aku tidak suka basa basi, serahkan saja barang kawalan kalian kepadaku, akupun akan segera pergi dan kalianpun tidak perlu mati di sini.''

Wakil rombongan Garuda Merah sedikit terkejut, dia adalah seorang lelaki 40 tahunan yang cukup punya pengalaman, selama ini tidak banyak orang yang berani menghadang kelompok mereka, kalaupun ada kebanyakan hanya menyerang secara sembunyi-sembunyi, karena dengan nama Kelompok Garuda Merah saja sudah cukup membuat para begal rampok merasa jeri dan takut, tapi orang di depannya bukan saja berani menghadangnya terang-terangan bahkan seakan tahu siapa yang ada didalam kereta kuda. ''kalau manusia ini tidak punya bekal ilmu silat yang tinggi pastilah dia cuma orang edan yang kepingin mati..''

''Kawan kalau kau inginkan uang aku bisa berikan sekedar uang jalan dan tanda pertemanan dari kami..'' kata sang wakil seraya melemparkan sekeping mata uang kepada orang didepannya, bukan lemparan biasa tapi disertai tenaga dalam untuk menguji si penghadang, jarak antara mereka cuma dua tiga tombak saja jauhnya kepingan uang itu melesat cepat kemuka, yang di serang masih diam, baru saat uang itu tinggal dua jengkal saja tangan kirinya mengibas, secara aneh sekeping uang itu seperti bergerak melabat dan dengan mudah ditangkap.

Sambil menimang uang ditangannya si baju putih gelengkan kepala seakan kecewa lalu berkata mengejek ''Kelompok jasa pengawalan barang Garuda Merah yang terkenal ternyata tak lebih dari sekumpulan manusia pelit, memberi uang jalan hanya dengan sekeping tembaga. jangankan aku, seorang gembel miskin sekalipun akan malas menerimanya..''

Sang wakil rombongan terkejut melihatnya, gerakan tangan kiri itu mengingatkan dia pada sesuatu, sementara dia masih berpikir tak disangka beberapa kawannya sudah ada yang tidak sabaran, dengan mencabut golok tiga orang anggota menggebrak kudanya kedepan, mereka bermaksud mencincang si baju putih dalam sekali serangan, dua golok membabat perut satu membacok leher, dalam bayangan semua orang sekejap lagi si baju putih pasti terkapar jadi mayat bersimbah darah.

Lain yang disangka beda pula kenyataannya, saat tiga serangan golok tiba, sibaju putih seakan lenyap dari punggung kudanya, belum hilang kejutnya ketiga penyerang itu mendadak merasakan sambaran angin keras dari atas kepalanya, buru-buru ketiganya merunduk sambil coba putar goloknya keatas melindungi diri, tapi hebatnya sambaran angin itu bukan saja membuat tangan mereka terpelintir, bahkan ketiga golok mereka jadi saling beradu lalu lepas, berikutnya hanya terdengar suara 'kreekk, dan jeritan tertahan, ketiga anggota Garuda Merah tumbang ke tanah dengan tulang leher patah,! gemparlah semua orang.

Sementara yang lainnya marah dan geger, sang wakil rombongan justru semakin waspada, meski sudah tahu sibaju putih cukup berisi, tapi mimpipun dia tidak mengira kalau kepandaian lawan sehebat itu, dengan muka kelam membesi diamatinya sibaju putih yang entah sejak kapan sudah kembali duduk dipunggung kudanya. kalau diceritakan mungkin terasa lama, tapi sesungguhnya kejadian ini seakan hanya berlangsung sekejab mata. meski begitu hawa amarah dan penasaran tidak lagi dapat ditahan, dengan mencabut pedangnya dia mendahului melesat ke depan memimpin kawan-kawannya menyerbu, ''Serang.!''

Kalau tadi sibaju putih hanya menunggu serangan, kini dia tidak lagi tinggal diam, tubuhnya berkelebat cepat menyongsong lawan, pertarungan serupun terjadi dijalan itu.

Dibandingkan lainnya tentu ilmu silat yang dimiliki wakil kelompok Garuda Merah jelas lebih tinggi, maka tak heran kalau serangan pedangnya ganas dan cepat seakan berubah menjadi lima buah disertai sambaran angin tajam menyayat udara, dalam kemarahannya dia telah mengeluarkan salah satu jurus ilmu pedang terhebat miliknya yang dinamai jurus 'Lima Sambaran Petir Maut.!' selama ini sangat jarang orang yang sanggup selamat dari serangan ini, kalau toh ada mereka pasti terluka parah.

Demikian pula sekarang, perhitungannya jika sibaju putih yang dia perkirakan masih muda likuran tahun ini lolos dari jurusnya, maka golok dan pedang kawan-kawannya yang bakal merajam tubuhnya. membayangkan itu dia tertawa buas .''Haa ha Mati kau keparat,!''

Di saat itulah sibaju putih sapukan tangan kirinya kemuka, segulung asap putih pekat berhawa panas menderu melabrak balik gempuran lawan, sementara tangan kanannya yang sedari tadi diam bergerak membabat kiri kanan, selapis cahaya hitam menyusup ketengah sarangan jurus pedang sang wakil, 'Traang, trang.! satu pedang patah empat golok mental, sementara pemiliknya terkapar dengan usus terburai, perut robek menghitam.!

Terpopuler

Comments

and_waeyo

and_waeyo

Jadi inget omongan salah satu idol, "Hari yang cerah untuk mati."🤣

2024-09-14

0

Mira Andani

Mira Andani

sangat bagus cerita thor

2024-06-18

0

ucup 1

ucup 1

mau baca ulang kakcan 😘😘😘🙄

2024-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Pembunuhan di simpang jalan
2 Garuda melawan ular
3 Orang ke 6, 12 dan 13
4 Barang kawalan yang aneh.
5 Rahasia sebuah kotak kayu
6 Bayi titipan
7 Bentrok di punggingan
8 Gadis pencuri
9 Jagal terpendam
10 Munculnya Nyai Bawang
11 Orang Paling Kejam
12 Awal kebangkitan dan bencana
13 Dimulainya kegemparan
14 Pertemuan pertama (bag 1)
15 Pertemuan pertama (bag 2)
16 Berlatih atau bertarung,?
17 Bertemu teman lama (bag 1)
18 Bertemu teman lama (bag 2)
19 Dendam di hutan bambu
20 Mulai saling percaya
21 Satriyana berkisah
22 Kereta kuda maut
23 Gadis cantik yang sombong
24 Pusaran petir tunggal
25 Sisi gelap yang jahat
26 Permainan muslihat
27 Penghadangan (bag 1)
28 Penghadangan (bag 2)
29 Sabit perak pencabut nyawa
30 Rahasia darah keramat
31 Cerita kelam masa lalu
32 Serbuan begal Jalak Gandos
33 Sang kepala rampok
34 Bertahan hidup
35 Titik balik kehidupan si cantik
36 Kamar terkutuk
37 Nenek tua bisu tuli
38 Bangkit dari kubur
39 Rahasia rumah neraka
40 Teman dan musuh
41 Menari di atas genangan darah
42 Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43 Menuntut balas
44 Pembalasan si Cantik (bag 1)
45 Pembalasan si Cantik (bag 2)
46 Rumilah, Tabib Mata Hati
47 Kolam rahasia
48 Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49 Cerdik dan genit
50 Ledakan dendam 13 Pembunuh
51 Siasat dibalik perpisahan
52 Panglima Istana Tengah
53 Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54 Amukan Dua Panglima
55 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57 Masih., Bertahan Hidup.
58 Pencuri Tua Berjari Buntung
59 Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60 Guratan Pesan Terakhir
61 Mandi di sungai
62 Satriyana., cerdik atau licik.?
63 Roh Kobra Kegelapan.
64 Ungkapan Hati
65 Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66 Pengemis pengkhianat.
67 Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68 Gadis Persembahan
69 Rahasia bukit Lading (bag1)
70 Rahasia bukit Lading (bag 2)
71 Mulai berlatih.
72 Bertemu nenek penjual bawang
73 Para pembunuh mulai muncul.
74 Kurungan dan Perangkap
75 Nyai Bawang yang menakutkan.
76 Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77 Musnahnya Belatung Maut Biru.
78 Keracunan.
79 Lembah Seruni.
80 Dua Dewi Mabuk
81 Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82 Kau bisa menggoda setan di neraka.
83 Mawar layu.
84 Orang Ke Empat.
85 Rencana Roro (bag 1)
86 Rencana Roro (bag 2)
87 Si Pentung Sakti.
88 Kisah Birunaka.
89 Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90 Jari kakinya.,
91 Kenangan yang terakhir
92 Keturunan
93 Rahasia Si Maling Nyawa.
94 Kotak Kayunya., Palsu.
95 Terkepung.
96 Pembunuh nomor tujuh.
97 Orang yang sama.
98 Ki Ageng Bronto
99 Kurebut Nomor Sembilan.
100 Pertarungan di lorong.
101 Pisau Pengukir Boneka.
102 Darah keabadian.
103 Dasar Pengintip.,
104 Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105 Sepenggal cerita pengkhianatan.
106 Menuju Wonokerto.
107 Klewang Pemburu Kepala.
108 Si Pincang Yang Aneh
109 Respati Berkisah.
110 Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111 Cahaya Api Langit.
112 Persekutuan Bulan Perak.
113 Dua pembunuh kawakan.
114 Pertemuan kaum pembunuh.
115 Kunci Wasiat.
116 Kecurigaan.
117 Pedang buntung si kusir kuda.
118 Mengail Di Air Keruh.
119 Sisik Besi Ular Darah.
120 Wujud Siluman Ular Darah.
121 Ular yang berganti kulit.
122 Bocah Perempuan Iblis.
123 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125 I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126 Kyai Jabar Seto.
127 Dua orang dari masa lalu.
128 Merekalah Keluargaku.,
129 Api Iblis.
130 Akhir pertarungan.
131 Pengobatan.
132 Si Nomor Dua.
133 Dalam Goa Rahasia.
134 Geger di Wonokerto.
135 Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136 Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137 Semuanya tertipu.
138 Menguji orang baru.
139 Empat pembunuh bertemu.
140 Laba- Laba Buntung.
141 Kabar dari mata- mata.
142 Buronan.
143 Kaum pengemis dan pembunuh.
144 Ilmu pukulan yang terlupakan.
145 Tipuan di ujung kemarau.
146 Menuju Gerbang Barat.
147 Berpisah sementara atau selamanya.?
148 Pembantaian yang mengerikan.
149 Pemikat jiwa.
150 Penipu yang tertipu.
151 Wajah Cermin.
152 Pisau di alas kakinya.
153 Perjumpaan nomor dua belas.
154 Takdir Pertarungan.
155 Wujud Terpendam Roro.
156 Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157 Pengumuman.,
158 Dalam Lorong Gelap.
159 Jebakan dan kenangan.
160 Di pelataran luar.
161 Dia tidak sendirian.
162 Muslihat bercinta.
163 Siasat yang terakhir (bag 1)
164 Siasat yang terakhir (bag2)
165 Siasat yang terakhir (bag3)
166 Lorong bawah tanah.
167 Mainan Kecil Roro.
168 Pertemuan.
169 Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170 Dalam pelukan maut.
171 Belenggu jiwa.
172 Pedang pembunuh mata buta.
173 Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174 Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175 Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176 Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177 Tandu dan rakit.
178 Di balik lorong buntu.
179 Mereka menghilang.
180 Kisah kelam si penculik bayi.
181 Jurus pedang pembunuh.
182 Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183 Adu domba.
184 Ancaman.
185 Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186 Wanita itulah otaknya.!
187 Hanya main- main.
188 Dupa Pemabuk.
189 Dendam dua panglima.
190 Jaring umpan tuan sesepuh.
191 Warung makan., Nagih Roso.
192 Tipuan kecil di warung makan.
193 Terbongkar.
194 Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195 Keluar dari persembunyian.
196 Panah berapi.
197 Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198 Topeng.
199 Topeng ke dua.
200 Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201 Musuh dalam selimut.
202 Dia telah datang.!
203 Lembah pembantaian.
204 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209 Wajah setan di balik topeng.
210 Pedang payung, kipas perak.
211 Naga merana.
212 Provokator.
213 Api iblis yang kedua.
214 Pemanah.
215 Doping.
216 Jiwa golok Jurata.
217 Mulut wanita dan sebutir obat.
218 Roro juga bisa bingung.
219 Seperti mayat hidup.
220 Kau masih manusia ataukah., setan.?
221 Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222 Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223 Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224 Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225 Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226 Bantuan datang.
227 Siulan kematian yang menyedihkan.
228 Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229 Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230 Pertemuan yang aneh.
231 Jejak- Jejak dalam hujan.
232 Mata hitam yang bertanya pada langit.
233 Kipas Darah Bulan Mentari.
234 Darah pembangkit pusaka.
235 Guru dan muridnya.
236 Sisi lain si Maling Nyawa.
237 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239 Akhir pertempuran besar.
240 Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241 Pisau dalam kotak kayu.
242 Gentong air wangi.
243 Geger di Kembangsoka. (bag1)
244 Geger di Kembangsoka (bag2)
245 Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246 Geger di Kembangsoka (bag4).
247 Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248 Geger di Kembangsoka. (bag6).
249 Munculnya barang incaran.
250 Nyi Sapta Kenanga.
251 Makan malam.
252 Nge., praank.!
253 Seringai Si Tua Buntung.
254 Ooohh.,
255 Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256 Rahasia dalam kotak kayu.
257 Sapi perahan.
258 Tipuan mata- mata.
259 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262 Kesetiaan dan tipu muslihat.
263 Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264 Pengumuman.
265 Mayat Abadi.
266 Kabut Sihir Dingin Gaib.
267 Gerombolan berbaju biru.
268 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270 Wasiat.
271 Ki Kala Mayit.
272 Pancingan Maut.
273 Tawa para durjana.
274 Mereka mulai datang.!
275 Penjara terkutuk.
276 Pertempuran di lautan.
277 Pemimpin.
278 Pemuda pemalas yang misterius.
279 Penghalang kabut gaib.
280 Mulai menyusup.
281 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283 Penyerbuan. (bag1)
284 Penyerbuan. (bag2)
285 Penyerbuan. (bag3)
286 Penyerbuan. (bag4)
287 Penyerbuan. (bag5)
288 Penyerbuan. (bag6)
289 Alasan menjadi wanita bejat.
290 Cermin mata sihir. (bag1)
291 Cermin Mata Sihir. (bag2)
292 Gelap menghisap, Terang membakar.
293 Roro kalah.?
294 Di ujung kekalahan. (bag1)
295 Di ujung kekalahan. (bag2)
296 Wong koplak.
297 Ledakan di ujung lorong goa.
298 Mangsa pertama.
299 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301 Rahasia si pemalas.
302 Pasukan mayat hidup. (bag1)
303 Pasukan mayat hidup. (bag2)
304 XXX...?
305 Penyesalan.
306 Membebaskan tawanan.
307 Cinta yang ruwet.
308 Menunggu pagi hari.
309 Kaki Tangan Besi.
310 Pagi kematian.
311 Puji Seruni., gagal pamer.
312 Sebilah pedang hitam.
313 Pertarungan si pincang.
314 Si pincang menipu si pemalas.
315 Kepingan batu.
316 Terhasut.
317 Nostalgia.
318 Roro juga pingin.?
319 Datuk Naga Wisa.
320 Muslihat si buntung.
321 Pertarungan si buntung.
322 Pertarungan Roro. (bag1)
323 Pertarungan Roro. (bag2)
324 Akhir pertarungan si buntung.
325 Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326 Satu tangan yang terpotong.
327 Salah paham.
328 Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331 Dia tukang masak.?
332 Kapal wajan.
333 Wajan terbang 326.
334 Tungku Meletus.
335 Satu lawan empat.
336 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340 Aku telah membunuhnya.!
341 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351 Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Pembunuhan di simpang jalan
2
Garuda melawan ular
3
Orang ke 6, 12 dan 13
4
Barang kawalan yang aneh.
5
Rahasia sebuah kotak kayu
6
Bayi titipan
7
Bentrok di punggingan
8
Gadis pencuri
9
Jagal terpendam
10
Munculnya Nyai Bawang
11
Orang Paling Kejam
12
Awal kebangkitan dan bencana
13
Dimulainya kegemparan
14
Pertemuan pertama (bag 1)
15
Pertemuan pertama (bag 2)
16
Berlatih atau bertarung,?
17
Bertemu teman lama (bag 1)
18
Bertemu teman lama (bag 2)
19
Dendam di hutan bambu
20
Mulai saling percaya
21
Satriyana berkisah
22
Kereta kuda maut
23
Gadis cantik yang sombong
24
Pusaran petir tunggal
25
Sisi gelap yang jahat
26
Permainan muslihat
27
Penghadangan (bag 1)
28
Penghadangan (bag 2)
29
Sabit perak pencabut nyawa
30
Rahasia darah keramat
31
Cerita kelam masa lalu
32
Serbuan begal Jalak Gandos
33
Sang kepala rampok
34
Bertahan hidup
35
Titik balik kehidupan si cantik
36
Kamar terkutuk
37
Nenek tua bisu tuli
38
Bangkit dari kubur
39
Rahasia rumah neraka
40
Teman dan musuh
41
Menari di atas genangan darah
42
Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43
Menuntut balas
44
Pembalasan si Cantik (bag 1)
45
Pembalasan si Cantik (bag 2)
46
Rumilah, Tabib Mata Hati
47
Kolam rahasia
48
Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49
Cerdik dan genit
50
Ledakan dendam 13 Pembunuh
51
Siasat dibalik perpisahan
52
Panglima Istana Tengah
53
Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54
Amukan Dua Panglima
55
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57
Masih., Bertahan Hidup.
58
Pencuri Tua Berjari Buntung
59
Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60
Guratan Pesan Terakhir
61
Mandi di sungai
62
Satriyana., cerdik atau licik.?
63
Roh Kobra Kegelapan.
64
Ungkapan Hati
65
Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66
Pengemis pengkhianat.
67
Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68
Gadis Persembahan
69
Rahasia bukit Lading (bag1)
70
Rahasia bukit Lading (bag 2)
71
Mulai berlatih.
72
Bertemu nenek penjual bawang
73
Para pembunuh mulai muncul.
74
Kurungan dan Perangkap
75
Nyai Bawang yang menakutkan.
76
Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77
Musnahnya Belatung Maut Biru.
78
Keracunan.
79
Lembah Seruni.
80
Dua Dewi Mabuk
81
Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82
Kau bisa menggoda setan di neraka.
83
Mawar layu.
84
Orang Ke Empat.
85
Rencana Roro (bag 1)
86
Rencana Roro (bag 2)
87
Si Pentung Sakti.
88
Kisah Birunaka.
89
Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90
Jari kakinya.,
91
Kenangan yang terakhir
92
Keturunan
93
Rahasia Si Maling Nyawa.
94
Kotak Kayunya., Palsu.
95
Terkepung.
96
Pembunuh nomor tujuh.
97
Orang yang sama.
98
Ki Ageng Bronto
99
Kurebut Nomor Sembilan.
100
Pertarungan di lorong.
101
Pisau Pengukir Boneka.
102
Darah keabadian.
103
Dasar Pengintip.,
104
Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105
Sepenggal cerita pengkhianatan.
106
Menuju Wonokerto.
107
Klewang Pemburu Kepala.
108
Si Pincang Yang Aneh
109
Respati Berkisah.
110
Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111
Cahaya Api Langit.
112
Persekutuan Bulan Perak.
113
Dua pembunuh kawakan.
114
Pertemuan kaum pembunuh.
115
Kunci Wasiat.
116
Kecurigaan.
117
Pedang buntung si kusir kuda.
118
Mengail Di Air Keruh.
119
Sisik Besi Ular Darah.
120
Wujud Siluman Ular Darah.
121
Ular yang berganti kulit.
122
Bocah Perempuan Iblis.
123
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125
I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126
Kyai Jabar Seto.
127
Dua orang dari masa lalu.
128
Merekalah Keluargaku.,
129
Api Iblis.
130
Akhir pertarungan.
131
Pengobatan.
132
Si Nomor Dua.
133
Dalam Goa Rahasia.
134
Geger di Wonokerto.
135
Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136
Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137
Semuanya tertipu.
138
Menguji orang baru.
139
Empat pembunuh bertemu.
140
Laba- Laba Buntung.
141
Kabar dari mata- mata.
142
Buronan.
143
Kaum pengemis dan pembunuh.
144
Ilmu pukulan yang terlupakan.
145
Tipuan di ujung kemarau.
146
Menuju Gerbang Barat.
147
Berpisah sementara atau selamanya.?
148
Pembantaian yang mengerikan.
149
Pemikat jiwa.
150
Penipu yang tertipu.
151
Wajah Cermin.
152
Pisau di alas kakinya.
153
Perjumpaan nomor dua belas.
154
Takdir Pertarungan.
155
Wujud Terpendam Roro.
156
Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157
Pengumuman.,
158
Dalam Lorong Gelap.
159
Jebakan dan kenangan.
160
Di pelataran luar.
161
Dia tidak sendirian.
162
Muslihat bercinta.
163
Siasat yang terakhir (bag 1)
164
Siasat yang terakhir (bag2)
165
Siasat yang terakhir (bag3)
166
Lorong bawah tanah.
167
Mainan Kecil Roro.
168
Pertemuan.
169
Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170
Dalam pelukan maut.
171
Belenggu jiwa.
172
Pedang pembunuh mata buta.
173
Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174
Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175
Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176
Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177
Tandu dan rakit.
178
Di balik lorong buntu.
179
Mereka menghilang.
180
Kisah kelam si penculik bayi.
181
Jurus pedang pembunuh.
182
Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183
Adu domba.
184
Ancaman.
185
Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186
Wanita itulah otaknya.!
187
Hanya main- main.
188
Dupa Pemabuk.
189
Dendam dua panglima.
190
Jaring umpan tuan sesepuh.
191
Warung makan., Nagih Roso.
192
Tipuan kecil di warung makan.
193
Terbongkar.
194
Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195
Keluar dari persembunyian.
196
Panah berapi.
197
Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198
Topeng.
199
Topeng ke dua.
200
Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201
Musuh dalam selimut.
202
Dia telah datang.!
203
Lembah pembantaian.
204
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209
Wajah setan di balik topeng.
210
Pedang payung, kipas perak.
211
Naga merana.
212
Provokator.
213
Api iblis yang kedua.
214
Pemanah.
215
Doping.
216
Jiwa golok Jurata.
217
Mulut wanita dan sebutir obat.
218
Roro juga bisa bingung.
219
Seperti mayat hidup.
220
Kau masih manusia ataukah., setan.?
221
Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222
Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223
Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224
Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225
Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226
Bantuan datang.
227
Siulan kematian yang menyedihkan.
228
Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229
Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230
Pertemuan yang aneh.
231
Jejak- Jejak dalam hujan.
232
Mata hitam yang bertanya pada langit.
233
Kipas Darah Bulan Mentari.
234
Darah pembangkit pusaka.
235
Guru dan muridnya.
236
Sisi lain si Maling Nyawa.
237
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239
Akhir pertempuran besar.
240
Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241
Pisau dalam kotak kayu.
242
Gentong air wangi.
243
Geger di Kembangsoka. (bag1)
244
Geger di Kembangsoka (bag2)
245
Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246
Geger di Kembangsoka (bag4).
247
Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248
Geger di Kembangsoka. (bag6).
249
Munculnya barang incaran.
250
Nyi Sapta Kenanga.
251
Makan malam.
252
Nge., praank.!
253
Seringai Si Tua Buntung.
254
Ooohh.,
255
Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256
Rahasia dalam kotak kayu.
257
Sapi perahan.
258
Tipuan mata- mata.
259
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262
Kesetiaan dan tipu muslihat.
263
Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264
Pengumuman.
265
Mayat Abadi.
266
Kabut Sihir Dingin Gaib.
267
Gerombolan berbaju biru.
268
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270
Wasiat.
271
Ki Kala Mayit.
272
Pancingan Maut.
273
Tawa para durjana.
274
Mereka mulai datang.!
275
Penjara terkutuk.
276
Pertempuran di lautan.
277
Pemimpin.
278
Pemuda pemalas yang misterius.
279
Penghalang kabut gaib.
280
Mulai menyusup.
281
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283
Penyerbuan. (bag1)
284
Penyerbuan. (bag2)
285
Penyerbuan. (bag3)
286
Penyerbuan. (bag4)
287
Penyerbuan. (bag5)
288
Penyerbuan. (bag6)
289
Alasan menjadi wanita bejat.
290
Cermin mata sihir. (bag1)
291
Cermin Mata Sihir. (bag2)
292
Gelap menghisap, Terang membakar.
293
Roro kalah.?
294
Di ujung kekalahan. (bag1)
295
Di ujung kekalahan. (bag2)
296
Wong koplak.
297
Ledakan di ujung lorong goa.
298
Mangsa pertama.
299
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301
Rahasia si pemalas.
302
Pasukan mayat hidup. (bag1)
303
Pasukan mayat hidup. (bag2)
304
XXX...?
305
Penyesalan.
306
Membebaskan tawanan.
307
Cinta yang ruwet.
308
Menunggu pagi hari.
309
Kaki Tangan Besi.
310
Pagi kematian.
311
Puji Seruni., gagal pamer.
312
Sebilah pedang hitam.
313
Pertarungan si pincang.
314
Si pincang menipu si pemalas.
315
Kepingan batu.
316
Terhasut.
317
Nostalgia.
318
Roro juga pingin.?
319
Datuk Naga Wisa.
320
Muslihat si buntung.
321
Pertarungan si buntung.
322
Pertarungan Roro. (bag1)
323
Pertarungan Roro. (bag2)
324
Akhir pertarungan si buntung.
325
Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326
Satu tangan yang terpotong.
327
Salah paham.
328
Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331
Dia tukang masak.?
332
Kapal wajan.
333
Wajan terbang 326.
334
Tungku Meletus.
335
Satu lawan empat.
336
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340
Aku telah membunuhnya.!
341
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351
Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!