Kedua orang tua muda itu saling diam, bahu kurus Satriyana mulai terguncang menahan isak tangis, akhirnya pertahanan anak itupun jebol., dipelukan Ki Mijun dia menumpahkan semua tangisan kesedihannya., rasa marah, kecewa, sakit, dan kesengsaraan lahir batin yang dialaminya.
Ki Mijun cuma bisa mengelus lembut rambut pendek anak itu, andaikan kakeknya masih hidup anak ini tidak akan bernasib buruk seperti ini.
''Menangislah sepuasmu jika itu dapat mengurangi penderitaan yang terpendam dihatimu.,'' ujar Ki Mijun lembut, dada tuanya basah oleh air mata si gadis. didekapnya tubuh gadis kurus yang penuh bekas luka dan hanya berpakaian sejenis baju kutang yang sudah usang itu dengan penuh kasih sayang.
''Ki Mijun.,cuma kamulah orang yang selalu tulus menyayangiku, kau sudah seperti kakekku sendiri.'' bisik Satriyana sambil menghapus air matanya.
''Jangan bicara begitu., kami penduduk desa Kembangsoka semuanya mengasihimu, hanya saja.,'' ujar Ki Mijun tanpa meneruskan ucapanya.
Satriyana tersenyum pahit, ''Aku paham, para penduduk takut pada kekuasaan pamanku itu, apalagi sekarang musim paceklik, mereka terpaksa berhutang pada juragan Sarpa meski bunganya sangat tinggi. bahkan seminggu yang lalu ada perempuan setengah tua yang sedang bersimpuh didepan rumah Ki Sarpa sambil memohon agar dipinjami sedikit uang, tapi para centeng pamanku itu malah mengusirnya dengan kasar bahkan memukulinya, akhirnya diam-diam dari balik pagar kuberikan beberapa uang tembaga padanya..''
''Apa kau tidak takut ketahuan pamanmu dan anak buahnya,?'' tanya Ki Mijun khawatir. Satriyana cuma angkat bahunya ''Kasihan orang itu, anaknya sakit keras sedang suaminya baru saja mati sebulan lalu., Kalau ketahuan mereka paling banter aku cuma dipukuli sebentar, atau tidak dikasih makan, itu sudah biasa.''
''Anak ini benar-benar berhati mulia seperti ayah dan kakeknya.,'' batin Ki Mijun memuji, ''Sejak mendengar kau sering diperlakukan buruk oleh keluarga pamanmu, aku merasa khawatir kalau suatu saat mereka akan membunuhmu.''
Satriyana tersenyum tipis, ''Mereka tidak akan membunuhku, ada suatu barang yang sangat pamanku inginkankan dariku.''
''Semua yang kamu miliki sudah mereka ambil, apalagi yang diinginkan paman serta bibimu itu?'' tanya Ki Mijun tak mengerti.
Anak perempuan itu membetulkan tali kutang bajunya yang melorot kebawah lengannya, lalu menjawab, ''Persisnya aku belum jelas., tapi sepertinya barang itu adalah sebuah kotak kayu cendana hitam milik kakekku, dulu aku pernah melihatnya, tapi tidak tahu sekarang berada di mana.!''
Wajah Ki Mijun yang sudah keriput nampak berubah hebat saat gadis itu menyebut soal peti kayu cendana hitam, tapi dia cepat menguasai diri. sepertinya orang tua ini sedang menyembunyikan sesuatu.
''Sebenarnya apa yang ada didalam kotak kayu itu hingga paman Sarpa begitu menginginkannya,? dulu kakek juga sangat marah saat aku mencoba membukanya., seingatku baru sekali itu kakek memarahiku.'' batin Satriyana sembil berusaha mengingat kejadian waktu itu.
Selagi dia berpikir, dari kejauhan terdengar suara banyak orang mendatangi gubuk Ki Mijun, kedua orang tua muda inipun serentak kaget, mereka sadar bahaya sudah datang,!'
Ki Mijun langsung bertindak cepat. 'Itu pasti anak buah juragan Sarpa, ''Kau cepat kabur saja lewat pintu belakang gubuk, biar aku yang menghadapi mereka.!''
Tentu saja Satriyana tidak mau menurutinya, ''Aku yang mereka cari, semuanya tidak ada hubungannya denganmu Ki Mijun.''
''Sudah diam.!'' Bentak Ki Mijun, orang tua ini cepat bergerak kebawah kolong meja, dari sana dia mengambil sebuah buntelan kain usang. saat di buka ternyata isinya berupa senjata berbentuk sebilah golok kusam yang sudah patah, hingga panjang keseluruhan golok itu cuma dua jengkal saja.!' Orang tua ini membelai golok patah itu dengan penuh perasaan., ''Hmm., tidak kusangka aku akan mengunakan ini lagi di hari tuaku.,!'' gumamnya lirih. Satriyana terkesima melihatnya.
Baru saja dia hendak bertanya, Ki Mijun sudah berkata., ''Kau pasti tidak percaya dengan semua yang kukatakan ini, tapi kau harus tahu., Kakekmu dulu bukanlah orang sembarangan, aku pernah bertahun-tahun ikut berpetualang dengannya, sebelum akhirnya kami berpisah dan mengikuti jalan hidup masing-masing.''
''Peti kayu cendana hitam yang kau katakan tadi bukanlah milik Kakekmu, tapi itu adalah barang titipan dari seseorang. Dan satu hal lagi., meskipun Ki Winong berusaha untuk merahasiakannya, tapi aku selau merasa kalau kau bukanlah cucu teman lamaku itu. ''Karena meskipun sudah lama berpisah dengannya, tapi aku tahu betul dia tidak pernah punya anak, bahkan juga belum pernah menikah.!''
''Cukup Ki Mijun.! Cepat hentikan omong kosongmu ini, meskipun aku juga mengerti kau adalah sahabat karib kakekku dan sudah membantuku, tapi bukan berarti dirimu bisa bicara sembarangan tentangnya.!'' potong Satriyana marah, meskipun dalam hatinya dia bertanya kenapa orang tua ini sampai bicara begitu.
''Waktuku tidak banyak. Dengar Satriyana, orang yang kau anggap kakek itu bukanlah penduduk asli desa ini, sekitar empat belas tahun lalu dia datang bersama sepasang pengantin muda yang kemudian dia perkenalkan sebagai anak dan menantunya.''
''Sang suami gagah tampan serta berwibawa, banyak yang menduga dia dari kalangan keluarga ningrat, sedang istrinya meski tidak menonjol kecantikannya, tapi dia sangat cerdas, pandai bergaul, dan menarik. keduanya sangat ramah pada penduduk desa. saat datang ke desa ini, perempuan yang diakui Ki Winong sebagai anak perempuannya itu sedang hamil muda.''
Sementera itu suara langkah gerombolan orang sudah semakin mendekat.,
Ki Mijun tarik nafasnya, ''Sebenarnya sangat banyak yang ingin kusampaikan padamu, tapi sepertinya sudah tidak sempat lagi., kalau saja kau tidak menyebut soal peti kayu cendana hitam itu, mungkin selamanya diriku hanya menganggap kamu sebagai anak perempuan yang kuat dan pandai saja., tapi sekarang aku hampir yakin kalau kau mungkin sekali punya hubungan dengan keluarga Istana Angsa Emas yang sudah lama menghilang,!''
''Buka pintunya Ki Mijun.,kami ingin bicara denganmu, cepat kau keluar.,!'' bentak seseorang diluar gubuk.
Ki Mijun memandang tajam Satriyana., ''Semua yang kuceritakan ini pastinya susah untuk diterima tapi perlahan kau bisa mencari tahu kebenarannya, satu hal lagi jangan pernah kau katakan pada siapapun tentang masalah ini.''
''Kau masih sangat muda, jalan hidupmu masih panjang, meski membalas dendam bukanlah suatu penyelesaian yang baik, tapi jika terpaksa maka boleh dilakukan., Ingat bagaimanapun caranya kau harus tetap hidup.!''
Begitu selesai bicara tubuh orang tua kurus itu perlahan mengembang, angin tenaga berhembus disekitar ruang gubuk, Satriyana terbelalak, dia seakan tidak percaya dengan yang dilihatnya, Ki Mijun petani tua yang lemah renta itu kini seakan berubah menjadi orang lain, seorang yang penuh hawa sakti.!
''Kekuatan tenagaku yang terakhir sengaja kusimpan untuk menghadapi hari ini., meski harus mati tapi aku tidak akan menyesalinya, lagi pula seharusnya aku dan kakekmu sudah mati dari dulu.,'' Kalimat terakhir ini diucapkan dengan perlahan seperti berbisik.
Gubuk reot Ki Mijun kini sudah dikepung belasan orang juragan Sarpa, orang tinggi brewok yang berdiri di depan pintu kembali berteriak.,
''Ki Mijun., apa telingamu sudah tuli, kalau tidak keluar akan kami robohkan gubukmu ini.!''
''Kenapa mesti banyak tanya, kita masuk saja kedalam gubuknya, kalau benar gadis busuk itu berada didalam, tinggal kita seret saja bersama orang tua itu..'' kata orang berkepala plontos, ditemani dua orang kawannya dia langsung masuk kedalam gubuk setelah terlebih dulu menghancurkan pintunya dengan sebilah golok.
Cepat masuk, cepat pula ketiga orang itu keluar, hanya bedanya tubuh mereka bertiga terpental dengan tangan kaki buntung dan dada terbelah bersimbah darah,!
Semua orang diluar gubuk menjadi geger., serentak mereka mencabut senjata dari pinggangnya bersiap menyerbu ke dalam gubuk., saat itu sesosok tubuh terlihat keluar dari dalam gubuk reot itu, dia bukan lain
Ki Mijun, ditangannya tergenggam sebilah golok buntung berkarat dan bernoda darah segar. dengan suara dingin dia menegur para pengurungnya, ''Siapa lagi yang berani pentang bacot hendak merobohkan gubukku, maju kemari.,!''
Tak seorangpun yang berani maju., didepan mereka memang Ki Mijun, tapi ada yang berbeda dengan petani tua itu, sorot mata tajam, tubuhnya yang penuh tenaga dan hawa pembunuh, orang tua ini seakan sudah berubah menjadi seorang jago silat kawakan.
''Kalau tidak ada urusan lagi segera kalian pergi dari rumahku, bawa juga ketiga mayat itu dan jangan pernah kembali.,!''
Semuanya masih terdiam, tapi sipemimpin segera sadar, ''Apa yang kalian takutkan, dia cuma seorang petani tua yang ajalnya sudah didepan mata, Bunuh dia.,!''
Seakan baru terbangun dari mimpi buruk, semua orang langsung menyerang Ki Mijun dengan bacokan goloknya, dalam hatinya
si pemimpin mengira sesaat lagi tubuh Ki Mijun pasti terjagal, tapi lain pula yang terjadi,
''Saat aku masih malang melintang didunia persilatan, kalian semua masih menjadi air kencing bapakmu, Pergilah ke neraka.!'' bentak Ki Mijun sambil ayunkan golok buntungnya, 'Bett.,bet.,bet., Traang.,trang.!'
''Aaaaakkh.,!'' Suara benturan keras senjata beruntun terdengar., jeritan kesakitan penuh kengerian dibarengi semburan darah dan potongan tubuh manusia, membuat tempat itu seakan jadi ladang pembantaian. ''Golokku buntung., tangan kakimu buntung.' 'Golokku buntung., leher kepalamu buntung.!'
Orang tua ini seakan sedang bernyanyi kala mengucapkan kalimat itu. meski perlahan tapi suranya terdengar jelas.
Hanya dengan sekali gebrakan dari selusin orang yang datang, kini hanya tinggal empat orang saja, yang lainnya kalau tidak buntung tangan kakinya, maka lehernya yang terpenggal.! diantara semuanya simuka brewoklah yang paling tinggi ilmu silat dan pengalamannya, apa yang terjadi didepan matanya saja sudah membuatnya bergidik, apalagi saat mendengar nyanyian Ki Mijun,
''Ka.,kauu., kau., bagaimana bisa kau berada disini, Ke.,kenapa., tidak ada orang yang bisa mengenalimu,?'' bertanya sibrewok dengan muka pucat ketakutan, dia ingin lari tapi kakinya seakan terpatek ditanah.
''Hak.,hak., tak kusangka setelah lebih dua puluh tahun lamanya menyepi, rupanya masih ada yang mengenaliku.!'' kata Ki Mijun sambil tertawa bergelak. ''Hee brewok., kau sebutkan siapa diriku, biar temanmu tidak mati penasaran.''
Tentu saja sibrewok tahu siapa yang ada dihadapannya, dulu sewaktu masih muda dia pernah mendengar sebuah cerita kalau di dunia persilatan ada seorang tokoh silat ganas bersenjatakan sebuah golok buntung, orang ini punya kegemaran bersenandung saat menjagal lawannya, setiap korbannya tidak pernah utuh raganya, kalau tidak terpenggal kepalanya, maka kaki tangannya yang buntung.!
meski orangnya sudah lama menghilang, tapi baginya cerita itu masih menyeramkan.
''Tu.,tuan adalah 'Jagal Golok Buntung,!' dari Kelompok 13 Pembunuh.!'' kata si brewok dengan gemetar.
''Hee, he,hek., Yaahh., dulu aku memang anggota nomor sembilan Kelompok 13 Pembunuh., tapi aku sudah lama sekali keluar., sempat kudengar penggantiku juga bersenjatakan golok, andai bisa bertemu dengannya aku ingin sekali mengujinya., layakkah dia menggantikan kedudukanku, si nomor sembilan dalam 13 Pembunuh.! kalau mengingat masa lalu aku jadi merasa kembali muda., Nah sekarang kalian bisa menyusul kawanmu, majulah ,!''
Sadar tidak ada jalan mundur sibrewok menjadi nekat, dengan menggunakan jurus bernama 'Hempasan Ombak Golok Bergulungan' dia dan ketiga kawannya menyerbu ganas,
''Jurus golok yang bagus,!'' puji Ki Mijun atau Si Jagal Golok Buntung, serangan golok lawannya memang hebat, goloknya berputar menggulung bagaikan ombak lautan yang dilanda badai topan, deru angin keras mengiringi serangan si brewok, tapi bagai telur bertemu batu, semuanya seakan tiada artinya saat Ki Mijun gerakkan golok buntungnya, terdengar benturan senjata diikuti ambruknya tiga orang lawannya, sibrewok masih sempat menghindar sambil kirimkan dua kali serangan goloknya, tapi saat golok buntung Ki Mijun menyambar lewat, tubuhnya langsung tumbang dengan kepala putus.!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Nomor 9 yg asli.....
2023-12-25
0
yamink oi
like like like
2023-07-24
2
Elisabeth Ratna Susanti
seru banget 😍
2023-03-31
0