Jagal terpendam

Kedua orang tua muda itu saling diam, bahu kurus Satriyana mulai terguncang menahan isak tangis, akhirnya pertahanan anak itupun jebol., dipelukan Ki Mijun dia menumpahkan semua tangisan kesedihannya., rasa marah, kecewa, sakit, dan kesengsaraan lahir batin yang dialaminya.

Ki Mijun cuma bisa mengelus lembut rambut pendek anak itu, andaikan kakeknya masih hidup anak ini tidak akan bernasib buruk seperti ini.

''Menangislah sepuasmu jika itu dapat mengurangi penderitaan yang terpendam dihatimu.,'' ujar Ki Mijun lembut, dada tuanya basah oleh air mata si gadis. didekapnya tubuh gadis kurus yang penuh bekas luka dan hanya berpakaian sejenis baju kutang yang sudah usang itu dengan penuh kasih sayang.

''Ki Mijun.,cuma kamulah orang yang selalu tulus menyayangiku, kau sudah seperti kakekku sendiri.'' bisik Satriyana sambil menghapus air matanya.

''Jangan bicara begitu., kami penduduk desa Kembangsoka semuanya mengasihimu, hanya saja.,'' ujar Ki Mijun tanpa meneruskan ucapanya.

Satriyana tersenyum pahit, ''Aku paham, para penduduk takut pada kekuasaan pamanku itu, apalagi sekarang musim paceklik, mereka terpaksa berhutang pada juragan Sarpa meski bunganya sangat tinggi. bahkan seminggu yang lalu ada perempuan setengah tua yang sedang bersimpuh didepan rumah Ki Sarpa sambil memohon agar dipinjami sedikit uang, tapi para centeng pamanku itu malah mengusirnya dengan kasar bahkan memukulinya, akhirnya diam-diam dari balik pagar kuberikan beberapa uang tembaga padanya..''

''Apa kau tidak takut ketahuan pamanmu dan anak buahnya,?'' tanya Ki Mijun khawatir. Satriyana cuma angkat bahunya ''Kasihan orang itu, anaknya sakit keras sedang suaminya baru saja mati sebulan lalu., Kalau ketahuan mereka paling banter aku cuma dipukuli sebentar, atau tidak dikasih makan, itu sudah biasa.''

''Anak ini benar-benar berhati mulia seperti ayah dan kakeknya.,'' batin Ki Mijun memuji, ''Sejak mendengar kau sering diperlakukan buruk oleh keluarga pamanmu, aku merasa khawatir kalau suatu saat mereka akan membunuhmu.''

Satriyana tersenyum tipis, ''Mereka tidak akan membunuhku, ada suatu barang yang sangat pamanku inginkankan dariku.''

''Semua yang kamu miliki sudah mereka ambil, apalagi yang diinginkan paman serta bibimu itu?'' tanya Ki Mijun tak mengerti.

Anak perempuan itu membetulkan tali kutang bajunya yang melorot kebawah lengannya, lalu menjawab, ''Persisnya aku belum jelas., tapi sepertinya barang itu adalah sebuah kotak kayu cendana hitam milik kakekku, dulu aku pernah melihatnya, tapi tidak tahu sekarang berada di mana.!''

Wajah Ki Mijun yang sudah keriput nampak berubah hebat saat gadis itu menyebut soal peti kayu cendana hitam, tapi dia cepat menguasai diri. sepertinya orang tua ini sedang menyembunyikan sesuatu.

''Sebenarnya apa yang ada didalam kotak kayu itu hingga paman Sarpa begitu menginginkannya,? dulu kakek juga sangat marah saat aku mencoba membukanya., seingatku baru sekali itu kakek memarahiku.'' batin Satriyana sembil berusaha mengingat kejadian waktu itu.

Selagi dia berpikir, dari kejauhan terdengar suara banyak orang mendatangi gubuk Ki Mijun, kedua orang tua muda inipun serentak kaget, mereka sadar bahaya sudah datang,!'

Ki Mijun langsung bertindak cepat. 'Itu pasti anak buah juragan Sarpa, ''Kau cepat kabur saja lewat pintu belakang gubuk, biar aku yang menghadapi mereka.!''

Tentu saja Satriyana tidak mau menurutinya, ''Aku yang mereka cari, semuanya tidak ada hubungannya denganmu Ki Mijun.''

''Sudah diam.!'' Bentak Ki Mijun, orang tua ini cepat bergerak kebawah kolong meja, dari sana dia mengambil sebuah buntelan kain usang. saat di buka ternyata isinya berupa senjata berbentuk sebilah golok kusam yang sudah patah, hingga panjang keseluruhan golok itu cuma dua jengkal saja.!' Orang tua ini membelai golok patah itu dengan penuh perasaan., ''Hmm., tidak kusangka aku akan mengunakan ini lagi di hari tuaku.,!'' gumamnya lirih. Satriyana terkesima melihatnya.

Baru saja dia hendak bertanya, Ki Mijun sudah berkata., ''Kau pasti tidak percaya dengan semua yang kukatakan ini, tapi kau harus tahu., Kakekmu dulu bukanlah orang sembarangan, aku pernah bertahun-tahun ikut berpetualang dengannya, sebelum akhirnya kami berpisah dan mengikuti jalan hidup masing-masing.''

''Peti kayu cendana hitam yang kau katakan tadi bukanlah milik Kakekmu, tapi itu adalah barang titipan dari seseorang. Dan satu hal lagi., meskipun Ki Winong berusaha untuk merahasiakannya, tapi aku selau merasa kalau kau bukanlah cucu teman lamaku itu. ''Karena meskipun sudah lama berpisah dengannya, tapi aku tahu betul dia tidak pernah punya anak, bahkan juga belum pernah menikah.!''

''Cukup Ki Mijun.! Cepat hentikan omong kosongmu ini, meskipun aku juga mengerti kau adalah sahabat karib kakekku dan sudah membantuku, tapi bukan berarti dirimu bisa bicara sembarangan tentangnya.!'' potong Satriyana marah, meskipun dalam hatinya dia bertanya kenapa orang tua ini sampai bicara begitu.

''Waktuku tidak banyak. Dengar Satriyana, orang yang kau anggap kakek itu bukanlah penduduk asli desa ini, sekitar empat belas tahun lalu dia datang bersama sepasang pengantin muda yang kemudian dia perkenalkan sebagai anak dan menantunya.''

''Sang suami gagah tampan serta berwibawa, banyak yang menduga dia dari kalangan keluarga ningrat, sedang istrinya meski tidak menonjol kecantikannya, tapi dia sangat cerdas, pandai bergaul, dan menarik. keduanya sangat ramah pada penduduk desa. saat datang ke desa ini, perempuan yang diakui Ki Winong sebagai anak perempuannya itu sedang hamil muda.''

Sementera itu suara langkah gerombolan orang sudah semakin mendekat.,

Ki Mijun tarik nafasnya, ''Sebenarnya sangat banyak yang ingin kusampaikan padamu, tapi sepertinya sudah tidak sempat lagi., kalau saja kau tidak menyebut soal peti kayu cendana hitam itu, mungkin selamanya diriku hanya menganggap kamu sebagai anak perempuan yang kuat dan pandai saja., tapi sekarang aku hampir yakin kalau kau mungkin sekali punya hubungan dengan keluarga Istana Angsa Emas yang sudah lama menghilang,!''

''Buka pintunya Ki Mijun.,kami ingin bicara denganmu, cepat kau keluar.,!'' bentak seseorang diluar gubuk.

Ki Mijun memandang tajam Satriyana., ''Semua yang kuceritakan ini pastinya susah untuk diterima tapi perlahan kau bisa mencari tahu kebenarannya, satu hal lagi jangan pernah kau katakan pada siapapun tentang masalah ini.''

''Kau masih sangat muda, jalan hidupmu masih panjang, meski membalas dendam bukanlah suatu penyelesaian yang baik, tapi jika terpaksa maka boleh dilakukan., Ingat bagaimanapun caranya kau harus tetap hidup.!''

Begitu selesai bicara tubuh orang tua kurus itu perlahan mengembang, angin tenaga berhembus disekitar ruang gubuk, Satriyana terbelalak, dia seakan tidak percaya dengan yang dilihatnya, Ki Mijun petani tua yang lemah renta itu kini seakan berubah menjadi orang lain, seorang yang penuh hawa sakti.!

''Kekuatan tenagaku yang terakhir sengaja kusimpan untuk menghadapi hari ini., meski harus mati tapi aku tidak akan menyesalinya, lagi pula seharusnya aku dan kakekmu sudah mati dari dulu.,'' Kalimat terakhir ini diucapkan dengan perlahan seperti berbisik.

Gubuk reot Ki Mijun kini sudah dikepung belasan orang juragan Sarpa, orang tinggi brewok yang berdiri di depan pintu kembali berteriak.,

''Ki Mijun., apa telingamu sudah tuli, kalau tidak keluar akan kami robohkan gubukmu ini.!''

''Kenapa mesti banyak tanya, kita masuk saja kedalam gubuknya, kalau benar gadis busuk itu berada didalam, tinggal kita seret saja bersama orang tua itu..'' kata orang berkepala plontos, ditemani dua orang kawannya dia langsung masuk kedalam gubuk setelah terlebih dulu menghancurkan pintunya dengan sebilah golok.

Cepat masuk, cepat pula ketiga orang itu keluar, hanya bedanya tubuh mereka bertiga terpental dengan tangan kaki buntung dan dada terbelah bersimbah darah,!

Semua orang diluar gubuk menjadi geger., serentak mereka mencabut senjata dari pinggangnya bersiap menyerbu ke dalam gubuk., saat itu sesosok tubuh terlihat keluar dari dalam gubuk reot itu, dia bukan lain

Ki Mijun, ditangannya tergenggam sebilah golok buntung berkarat dan bernoda darah segar. dengan suara dingin dia menegur para pengurungnya, ''Siapa lagi yang berani pentang bacot hendak merobohkan gubukku, maju kemari.,!''

Tak seorangpun yang berani maju., didepan mereka memang Ki Mijun, tapi ada yang berbeda dengan petani tua itu, sorot mata tajam, tubuhnya yang penuh tenaga dan hawa pembunuh, orang tua ini seakan sudah berubah menjadi seorang jago silat kawakan.

''Kalau tidak ada urusan lagi segera kalian pergi dari rumahku, bawa juga ketiga mayat itu dan jangan pernah kembali.,!''

Semuanya masih terdiam, tapi sipemimpin segera sadar, ''Apa yang kalian takutkan, dia cuma seorang petani tua yang ajalnya sudah didepan mata, Bunuh dia.,!''

Seakan baru terbangun dari mimpi buruk, semua orang langsung menyerang Ki Mijun dengan bacokan goloknya, dalam hatinya

si pemimpin mengira sesaat lagi tubuh Ki Mijun pasti terjagal, tapi lain pula yang terjadi,

''Saat aku masih malang melintang didunia persilatan, kalian semua masih menjadi air kencing bapakmu, Pergilah ke neraka.!'' bentak Ki Mijun sambil ayunkan golok buntungnya, 'Bett.,bet.,bet., Traang.,trang.!'

''Aaaaakkh.,!'' Suara benturan keras senjata beruntun terdengar., jeritan kesakitan penuh kengerian dibarengi semburan darah dan potongan tubuh manusia, membuat tempat itu seakan jadi ladang pembantaian. ''Golokku buntung., tangan kakimu buntung.' 'Golokku buntung., leher kepalamu buntung.!'

Orang tua ini seakan sedang bernyanyi kala mengucapkan kalimat itu. meski perlahan tapi suranya terdengar jelas.

Hanya dengan sekali gebrakan dari selusin orang yang datang, kini hanya tinggal empat orang saja, yang lainnya kalau tidak buntung tangan kakinya, maka lehernya yang terpenggal.! diantara semuanya simuka brewoklah yang paling tinggi ilmu silat dan pengalamannya, apa yang terjadi didepan matanya saja sudah membuatnya bergidik, apalagi saat mendengar nyanyian Ki Mijun,

''Ka.,kauu., kau., bagaimana bisa kau berada disini, Ke.,kenapa., tidak ada orang yang bisa mengenalimu,?'' bertanya sibrewok dengan muka pucat ketakutan, dia ingin lari tapi kakinya seakan terpatek ditanah.

''Hak.,hak., tak kusangka setelah lebih dua puluh tahun lamanya menyepi, rupanya masih ada yang mengenaliku.!'' kata Ki Mijun sambil tertawa bergelak. ''Hee brewok., kau sebutkan siapa diriku, biar temanmu tidak mati penasaran.''

Tentu saja sibrewok tahu siapa yang ada dihadapannya, dulu sewaktu masih muda dia pernah mendengar sebuah cerita kalau di dunia persilatan ada seorang tokoh silat ganas bersenjatakan sebuah golok buntung, orang ini punya kegemaran bersenandung saat menjagal lawannya, setiap korbannya tidak pernah utuh raganya, kalau tidak terpenggal kepalanya, maka kaki tangannya yang buntung.!

meski orangnya sudah lama menghilang, tapi baginya cerita itu masih menyeramkan.

''Tu.,tuan adalah 'Jagal Golok Buntung,!' dari Kelompok 13 Pembunuh.!'' kata si brewok dengan gemetar.

''Hee, he,hek., Yaahh., dulu aku memang anggota nomor sembilan Kelompok 13 Pembunuh., tapi aku sudah lama sekali keluar., sempat kudengar penggantiku juga bersenjatakan golok, andai bisa bertemu dengannya aku ingin sekali mengujinya., layakkah dia menggantikan kedudukanku, si nomor sembilan dalam 13 Pembunuh.! kalau mengingat masa lalu aku jadi merasa kembali muda., Nah sekarang kalian bisa menyusul kawanmu, majulah ,!''

Sadar tidak ada jalan mundur sibrewok menjadi nekat, dengan menggunakan jurus bernama 'Hempasan Ombak Golok Bergulungan' dia dan ketiga kawannya menyerbu ganas,

''Jurus golok yang bagus,!'' puji Ki Mijun atau Si Jagal Golok Buntung, serangan golok lawannya memang hebat, goloknya berputar menggulung bagaikan ombak lautan yang dilanda badai topan, deru angin keras mengiringi serangan si brewok, tapi bagai telur bertemu batu, semuanya seakan tiada artinya saat Ki Mijun gerakkan golok buntungnya, terdengar benturan senjata diikuti ambruknya tiga orang lawannya, sibrewok masih sempat menghindar sambil kirimkan dua kali serangan goloknya, tapi saat golok buntung Ki Mijun menyambar lewat, tubuhnya langsung tumbang dengan kepala putus.!'

Terpopuler

Comments

MATADEWA

MATADEWA

Nomor 9 yg asli.....

2023-12-25

0

yamink oi

yamink oi

like like like

2023-07-24

2

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

seru banget 😍

2023-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Pembunuhan di simpang jalan
2 Garuda melawan ular
3 Orang ke 6, 12 dan 13
4 Barang kawalan yang aneh.
5 Rahasia sebuah kotak kayu
6 Bayi titipan
7 Bentrok di punggingan
8 Gadis pencuri
9 Jagal terpendam
10 Munculnya Nyai Bawang
11 Orang Paling Kejam
12 Awal kebangkitan dan bencana
13 Dimulainya kegemparan
14 Pertemuan pertama (bag 1)
15 Pertemuan pertama (bag 2)
16 Berlatih atau bertarung,?
17 Bertemu teman lama (bag 1)
18 Bertemu teman lama (bag 2)
19 Dendam di hutan bambu
20 Mulai saling percaya
21 Satriyana berkisah
22 Kereta kuda maut
23 Gadis cantik yang sombong
24 Pusaran petir tunggal
25 Sisi gelap yang jahat
26 Permainan muslihat
27 Penghadangan (bag 1)
28 Penghadangan (bag 2)
29 Sabit perak pencabut nyawa
30 Rahasia darah keramat
31 Cerita kelam masa lalu
32 Serbuan begal Jalak Gandos
33 Sang kepala rampok
34 Bertahan hidup
35 Titik balik kehidupan si cantik
36 Kamar terkutuk
37 Nenek tua bisu tuli
38 Bangkit dari kubur
39 Rahasia rumah neraka
40 Teman dan musuh
41 Menari di atas genangan darah
42 Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43 Menuntut balas
44 Pembalasan si Cantik (bag 1)
45 Pembalasan si Cantik (bag 2)
46 Rumilah, Tabib Mata Hati
47 Kolam rahasia
48 Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49 Cerdik dan genit
50 Ledakan dendam 13 Pembunuh
51 Siasat dibalik perpisahan
52 Panglima Istana Tengah
53 Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54 Amukan Dua Panglima
55 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57 Masih., Bertahan Hidup.
58 Pencuri Tua Berjari Buntung
59 Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60 Guratan Pesan Terakhir
61 Mandi di sungai
62 Satriyana., cerdik atau licik.?
63 Roh Kobra Kegelapan.
64 Ungkapan Hati
65 Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66 Pengemis pengkhianat.
67 Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68 Gadis Persembahan
69 Rahasia bukit Lading (bag1)
70 Rahasia bukit Lading (bag 2)
71 Mulai berlatih.
72 Bertemu nenek penjual bawang
73 Para pembunuh mulai muncul.
74 Kurungan dan Perangkap
75 Nyai Bawang yang menakutkan.
76 Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77 Musnahnya Belatung Maut Biru.
78 Keracunan.
79 Lembah Seruni.
80 Dua Dewi Mabuk
81 Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82 Kau bisa menggoda setan di neraka.
83 Mawar layu.
84 Orang Ke Empat.
85 Rencana Roro (bag 1)
86 Rencana Roro (bag 2)
87 Si Pentung Sakti.
88 Kisah Birunaka.
89 Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90 Jari kakinya.,
91 Kenangan yang terakhir
92 Keturunan
93 Rahasia Si Maling Nyawa.
94 Kotak Kayunya., Palsu.
95 Terkepung.
96 Pembunuh nomor tujuh.
97 Orang yang sama.
98 Ki Ageng Bronto
99 Kurebut Nomor Sembilan.
100 Pertarungan di lorong.
101 Pisau Pengukir Boneka.
102 Darah keabadian.
103 Dasar Pengintip.,
104 Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105 Sepenggal cerita pengkhianatan.
106 Menuju Wonokerto.
107 Klewang Pemburu Kepala.
108 Si Pincang Yang Aneh
109 Respati Berkisah.
110 Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111 Cahaya Api Langit.
112 Persekutuan Bulan Perak.
113 Dua pembunuh kawakan.
114 Pertemuan kaum pembunuh.
115 Kunci Wasiat.
116 Kecurigaan.
117 Pedang buntung si kusir kuda.
118 Mengail Di Air Keruh.
119 Sisik Besi Ular Darah.
120 Wujud Siluman Ular Darah.
121 Ular yang berganti kulit.
122 Bocah Perempuan Iblis.
123 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125 I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126 Kyai Jabar Seto.
127 Dua orang dari masa lalu.
128 Merekalah Keluargaku.,
129 Api Iblis.
130 Akhir pertarungan.
131 Pengobatan.
132 Si Nomor Dua.
133 Dalam Goa Rahasia.
134 Geger di Wonokerto.
135 Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136 Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137 Semuanya tertipu.
138 Menguji orang baru.
139 Empat pembunuh bertemu.
140 Laba- Laba Buntung.
141 Kabar dari mata- mata.
142 Buronan.
143 Kaum pengemis dan pembunuh.
144 Ilmu pukulan yang terlupakan.
145 Tipuan di ujung kemarau.
146 Menuju Gerbang Barat.
147 Berpisah sementara atau selamanya.?
148 Pembantaian yang mengerikan.
149 Pemikat jiwa.
150 Penipu yang tertipu.
151 Wajah Cermin.
152 Pisau di alas kakinya.
153 Perjumpaan nomor dua belas.
154 Takdir Pertarungan.
155 Wujud Terpendam Roro.
156 Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157 Pengumuman.,
158 Dalam Lorong Gelap.
159 Jebakan dan kenangan.
160 Di pelataran luar.
161 Dia tidak sendirian.
162 Muslihat bercinta.
163 Siasat yang terakhir (bag 1)
164 Siasat yang terakhir (bag2)
165 Siasat yang terakhir (bag3)
166 Lorong bawah tanah.
167 Mainan Kecil Roro.
168 Pertemuan.
169 Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170 Dalam pelukan maut.
171 Belenggu jiwa.
172 Pedang pembunuh mata buta.
173 Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174 Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175 Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176 Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177 Tandu dan rakit.
178 Di balik lorong buntu.
179 Mereka menghilang.
180 Kisah kelam si penculik bayi.
181 Jurus pedang pembunuh.
182 Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183 Adu domba.
184 Ancaman.
185 Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186 Wanita itulah otaknya.!
187 Hanya main- main.
188 Dupa Pemabuk.
189 Dendam dua panglima.
190 Jaring umpan tuan sesepuh.
191 Warung makan., Nagih Roso.
192 Tipuan kecil di warung makan.
193 Terbongkar.
194 Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195 Keluar dari persembunyian.
196 Panah berapi.
197 Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198 Topeng.
199 Topeng ke dua.
200 Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201 Musuh dalam selimut.
202 Dia telah datang.!
203 Lembah pembantaian.
204 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209 Wajah setan di balik topeng.
210 Pedang payung, kipas perak.
211 Naga merana.
212 Provokator.
213 Api iblis yang kedua.
214 Pemanah.
215 Doping.
216 Jiwa golok Jurata.
217 Mulut wanita dan sebutir obat.
218 Roro juga bisa bingung.
219 Seperti mayat hidup.
220 Kau masih manusia ataukah., setan.?
221 Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222 Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223 Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224 Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225 Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226 Bantuan datang.
227 Siulan kematian yang menyedihkan.
228 Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229 Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230 Pertemuan yang aneh.
231 Jejak- Jejak dalam hujan.
232 Mata hitam yang bertanya pada langit.
233 Kipas Darah Bulan Mentari.
234 Darah pembangkit pusaka.
235 Guru dan muridnya.
236 Sisi lain si Maling Nyawa.
237 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239 Akhir pertempuran besar.
240 Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241 Pisau dalam kotak kayu.
242 Gentong air wangi.
243 Geger di Kembangsoka. (bag1)
244 Geger di Kembangsoka (bag2)
245 Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246 Geger di Kembangsoka (bag4).
247 Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248 Geger di Kembangsoka. (bag6).
249 Munculnya barang incaran.
250 Nyi Sapta Kenanga.
251 Makan malam.
252 Nge., praank.!
253 Seringai Si Tua Buntung.
254 Ooohh.,
255 Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256 Rahasia dalam kotak kayu.
257 Sapi perahan.
258 Tipuan mata- mata.
259 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262 Kesetiaan dan tipu muslihat.
263 Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264 Pengumuman.
265 Mayat Abadi.
266 Kabut Sihir Dingin Gaib.
267 Gerombolan berbaju biru.
268 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270 Wasiat.
271 Ki Kala Mayit.
272 Pancingan Maut.
273 Tawa para durjana.
274 Mereka mulai datang.!
275 Penjara terkutuk.
276 Pertempuran di lautan.
277 Pemimpin.
278 Pemuda pemalas yang misterius.
279 Penghalang kabut gaib.
280 Mulai menyusup.
281 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283 Penyerbuan. (bag1)
284 Penyerbuan. (bag2)
285 Penyerbuan. (bag3)
286 Penyerbuan. (bag4)
287 Penyerbuan. (bag5)
288 Penyerbuan. (bag6)
289 Alasan menjadi wanita bejat.
290 Cermin mata sihir. (bag1)
291 Cermin Mata Sihir. (bag2)
292 Gelap menghisap, Terang membakar.
293 Roro kalah.?
294 Di ujung kekalahan. (bag1)
295 Di ujung kekalahan. (bag2)
296 Wong koplak.
297 Ledakan di ujung lorong goa.
298 Mangsa pertama.
299 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301 Rahasia si pemalas.
302 Pasukan mayat hidup. (bag1)
303 Pasukan mayat hidup. (bag2)
304 XXX...?
305 Penyesalan.
306 Membebaskan tawanan.
307 Cinta yang ruwet.
308 Menunggu pagi hari.
309 Kaki Tangan Besi.
310 Pagi kematian.
311 Puji Seruni., gagal pamer.
312 Sebilah pedang hitam.
313 Pertarungan si pincang.
314 Si pincang menipu si pemalas.
315 Kepingan batu.
316 Terhasut.
317 Nostalgia.
318 Roro juga pingin.?
319 Datuk Naga Wisa.
320 Muslihat si buntung.
321 Pertarungan si buntung.
322 Pertarungan Roro. (bag1)
323 Pertarungan Roro. (bag2)
324 Akhir pertarungan si buntung.
325 Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326 Satu tangan yang terpotong.
327 Salah paham.
328 Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331 Dia tukang masak.?
332 Kapal wajan.
333 Wajan terbang 326.
334 Tungku Meletus.
335 Satu lawan empat.
336 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340 Aku telah membunuhnya.!
341 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351 Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Pembunuhan di simpang jalan
2
Garuda melawan ular
3
Orang ke 6, 12 dan 13
4
Barang kawalan yang aneh.
5
Rahasia sebuah kotak kayu
6
Bayi titipan
7
Bentrok di punggingan
8
Gadis pencuri
9
Jagal terpendam
10
Munculnya Nyai Bawang
11
Orang Paling Kejam
12
Awal kebangkitan dan bencana
13
Dimulainya kegemparan
14
Pertemuan pertama (bag 1)
15
Pertemuan pertama (bag 2)
16
Berlatih atau bertarung,?
17
Bertemu teman lama (bag 1)
18
Bertemu teman lama (bag 2)
19
Dendam di hutan bambu
20
Mulai saling percaya
21
Satriyana berkisah
22
Kereta kuda maut
23
Gadis cantik yang sombong
24
Pusaran petir tunggal
25
Sisi gelap yang jahat
26
Permainan muslihat
27
Penghadangan (bag 1)
28
Penghadangan (bag 2)
29
Sabit perak pencabut nyawa
30
Rahasia darah keramat
31
Cerita kelam masa lalu
32
Serbuan begal Jalak Gandos
33
Sang kepala rampok
34
Bertahan hidup
35
Titik balik kehidupan si cantik
36
Kamar terkutuk
37
Nenek tua bisu tuli
38
Bangkit dari kubur
39
Rahasia rumah neraka
40
Teman dan musuh
41
Menari di atas genangan darah
42
Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43
Menuntut balas
44
Pembalasan si Cantik (bag 1)
45
Pembalasan si Cantik (bag 2)
46
Rumilah, Tabib Mata Hati
47
Kolam rahasia
48
Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49
Cerdik dan genit
50
Ledakan dendam 13 Pembunuh
51
Siasat dibalik perpisahan
52
Panglima Istana Tengah
53
Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54
Amukan Dua Panglima
55
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57
Masih., Bertahan Hidup.
58
Pencuri Tua Berjari Buntung
59
Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60
Guratan Pesan Terakhir
61
Mandi di sungai
62
Satriyana., cerdik atau licik.?
63
Roh Kobra Kegelapan.
64
Ungkapan Hati
65
Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66
Pengemis pengkhianat.
67
Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68
Gadis Persembahan
69
Rahasia bukit Lading (bag1)
70
Rahasia bukit Lading (bag 2)
71
Mulai berlatih.
72
Bertemu nenek penjual bawang
73
Para pembunuh mulai muncul.
74
Kurungan dan Perangkap
75
Nyai Bawang yang menakutkan.
76
Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77
Musnahnya Belatung Maut Biru.
78
Keracunan.
79
Lembah Seruni.
80
Dua Dewi Mabuk
81
Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82
Kau bisa menggoda setan di neraka.
83
Mawar layu.
84
Orang Ke Empat.
85
Rencana Roro (bag 1)
86
Rencana Roro (bag 2)
87
Si Pentung Sakti.
88
Kisah Birunaka.
89
Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90
Jari kakinya.,
91
Kenangan yang terakhir
92
Keturunan
93
Rahasia Si Maling Nyawa.
94
Kotak Kayunya., Palsu.
95
Terkepung.
96
Pembunuh nomor tujuh.
97
Orang yang sama.
98
Ki Ageng Bronto
99
Kurebut Nomor Sembilan.
100
Pertarungan di lorong.
101
Pisau Pengukir Boneka.
102
Darah keabadian.
103
Dasar Pengintip.,
104
Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105
Sepenggal cerita pengkhianatan.
106
Menuju Wonokerto.
107
Klewang Pemburu Kepala.
108
Si Pincang Yang Aneh
109
Respati Berkisah.
110
Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111
Cahaya Api Langit.
112
Persekutuan Bulan Perak.
113
Dua pembunuh kawakan.
114
Pertemuan kaum pembunuh.
115
Kunci Wasiat.
116
Kecurigaan.
117
Pedang buntung si kusir kuda.
118
Mengail Di Air Keruh.
119
Sisik Besi Ular Darah.
120
Wujud Siluman Ular Darah.
121
Ular yang berganti kulit.
122
Bocah Perempuan Iblis.
123
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125
I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126
Kyai Jabar Seto.
127
Dua orang dari masa lalu.
128
Merekalah Keluargaku.,
129
Api Iblis.
130
Akhir pertarungan.
131
Pengobatan.
132
Si Nomor Dua.
133
Dalam Goa Rahasia.
134
Geger di Wonokerto.
135
Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136
Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137
Semuanya tertipu.
138
Menguji orang baru.
139
Empat pembunuh bertemu.
140
Laba- Laba Buntung.
141
Kabar dari mata- mata.
142
Buronan.
143
Kaum pengemis dan pembunuh.
144
Ilmu pukulan yang terlupakan.
145
Tipuan di ujung kemarau.
146
Menuju Gerbang Barat.
147
Berpisah sementara atau selamanya.?
148
Pembantaian yang mengerikan.
149
Pemikat jiwa.
150
Penipu yang tertipu.
151
Wajah Cermin.
152
Pisau di alas kakinya.
153
Perjumpaan nomor dua belas.
154
Takdir Pertarungan.
155
Wujud Terpendam Roro.
156
Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157
Pengumuman.,
158
Dalam Lorong Gelap.
159
Jebakan dan kenangan.
160
Di pelataran luar.
161
Dia tidak sendirian.
162
Muslihat bercinta.
163
Siasat yang terakhir (bag 1)
164
Siasat yang terakhir (bag2)
165
Siasat yang terakhir (bag3)
166
Lorong bawah tanah.
167
Mainan Kecil Roro.
168
Pertemuan.
169
Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170
Dalam pelukan maut.
171
Belenggu jiwa.
172
Pedang pembunuh mata buta.
173
Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174
Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175
Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176
Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177
Tandu dan rakit.
178
Di balik lorong buntu.
179
Mereka menghilang.
180
Kisah kelam si penculik bayi.
181
Jurus pedang pembunuh.
182
Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183
Adu domba.
184
Ancaman.
185
Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186
Wanita itulah otaknya.!
187
Hanya main- main.
188
Dupa Pemabuk.
189
Dendam dua panglima.
190
Jaring umpan tuan sesepuh.
191
Warung makan., Nagih Roso.
192
Tipuan kecil di warung makan.
193
Terbongkar.
194
Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195
Keluar dari persembunyian.
196
Panah berapi.
197
Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198
Topeng.
199
Topeng ke dua.
200
Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201
Musuh dalam selimut.
202
Dia telah datang.!
203
Lembah pembantaian.
204
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209
Wajah setan di balik topeng.
210
Pedang payung, kipas perak.
211
Naga merana.
212
Provokator.
213
Api iblis yang kedua.
214
Pemanah.
215
Doping.
216
Jiwa golok Jurata.
217
Mulut wanita dan sebutir obat.
218
Roro juga bisa bingung.
219
Seperti mayat hidup.
220
Kau masih manusia ataukah., setan.?
221
Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222
Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223
Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224
Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225
Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226
Bantuan datang.
227
Siulan kematian yang menyedihkan.
228
Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229
Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230
Pertemuan yang aneh.
231
Jejak- Jejak dalam hujan.
232
Mata hitam yang bertanya pada langit.
233
Kipas Darah Bulan Mentari.
234
Darah pembangkit pusaka.
235
Guru dan muridnya.
236
Sisi lain si Maling Nyawa.
237
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239
Akhir pertempuran besar.
240
Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241
Pisau dalam kotak kayu.
242
Gentong air wangi.
243
Geger di Kembangsoka. (bag1)
244
Geger di Kembangsoka (bag2)
245
Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246
Geger di Kembangsoka (bag4).
247
Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248
Geger di Kembangsoka. (bag6).
249
Munculnya barang incaran.
250
Nyi Sapta Kenanga.
251
Makan malam.
252
Nge., praank.!
253
Seringai Si Tua Buntung.
254
Ooohh.,
255
Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256
Rahasia dalam kotak kayu.
257
Sapi perahan.
258
Tipuan mata- mata.
259
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262
Kesetiaan dan tipu muslihat.
263
Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264
Pengumuman.
265
Mayat Abadi.
266
Kabut Sihir Dingin Gaib.
267
Gerombolan berbaju biru.
268
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270
Wasiat.
271
Ki Kala Mayit.
272
Pancingan Maut.
273
Tawa para durjana.
274
Mereka mulai datang.!
275
Penjara terkutuk.
276
Pertempuran di lautan.
277
Pemimpin.
278
Pemuda pemalas yang misterius.
279
Penghalang kabut gaib.
280
Mulai menyusup.
281
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283
Penyerbuan. (bag1)
284
Penyerbuan. (bag2)
285
Penyerbuan. (bag3)
286
Penyerbuan. (bag4)
287
Penyerbuan. (bag5)
288
Penyerbuan. (bag6)
289
Alasan menjadi wanita bejat.
290
Cermin mata sihir. (bag1)
291
Cermin Mata Sihir. (bag2)
292
Gelap menghisap, Terang membakar.
293
Roro kalah.?
294
Di ujung kekalahan. (bag1)
295
Di ujung kekalahan. (bag2)
296
Wong koplak.
297
Ledakan di ujung lorong goa.
298
Mangsa pertama.
299
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301
Rahasia si pemalas.
302
Pasukan mayat hidup. (bag1)
303
Pasukan mayat hidup. (bag2)
304
XXX...?
305
Penyesalan.
306
Membebaskan tawanan.
307
Cinta yang ruwet.
308
Menunggu pagi hari.
309
Kaki Tangan Besi.
310
Pagi kematian.
311
Puji Seruni., gagal pamer.
312
Sebilah pedang hitam.
313
Pertarungan si pincang.
314
Si pincang menipu si pemalas.
315
Kepingan batu.
316
Terhasut.
317
Nostalgia.
318
Roro juga pingin.?
319
Datuk Naga Wisa.
320
Muslihat si buntung.
321
Pertarungan si buntung.
322
Pertarungan Roro. (bag1)
323
Pertarungan Roro. (bag2)
324
Akhir pertarungan si buntung.
325
Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326
Satu tangan yang terpotong.
327
Salah paham.
328
Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331
Dia tukang masak.?
332
Kapal wajan.
333
Wajan terbang 326.
334
Tungku Meletus.
335
Satu lawan empat.
336
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340
Aku telah membunuhnya.!
341
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351
Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!