Munculnya Nyai Bawang

Hari sudah berganti malam, darah dan potongan mayat sudah mulai dingin., angin yang berhembus membawa bau anyir darah, malam yang mencekam sudah berakhir ataukah justru baru saja dimulai.,

Satriyana berdiri terpaku dipintu gubuk yang sudah hancur, semua yang dialaminya malam ini terlalu mengerikan dan sukar dipercayai, tetapi pemandangan yang ada didepan matanya membuat dia mau tidak mau harus menerimanya sebagai suatu kenyataan.

''Sekarang kau sudah tahu siapa diriku sebenarnya.,'' ujar Ki Mijun sambil menatap golok buntungnya yang berlumuran darah.

''Ki Mijun., aku sungguh tidak bisa mengerti bagaimana kau sanggup melakukan semua ini, sebenarnya kau ini siapa, juga kakek dan kedua orang tuaku.,?' tolong jawab aku Ki.!''

bertanya gadis itu setengah meratap, tubuh kurusnya jatuh terduduk, lalu menangis pilu. entah menangisi mayat yang bersimbah darah, ataukah menangisi nasibnya sendiri,.

''Menangis mungkin bisa mengurangi beban hidup, tapi tidak akan dapat menyelesaikan masalah, yang harus kukatakan sudah aku sampaikan padamu, segera kau pergi dari sini., aku tahu sejak kecil kau tidak pernah mau menyerah atau lari dari masalah, tapi kadang kita mesti mundur dulu satu dua langkah agar dapat maju sepuluh langkah dimasa depan.'' tutur Ki Mijun menasehati.

Anak perempuan itu hanya diam membisu, seluruh peristiwa aneh dan mencekam yang beruntun terjadi membuat isi kepalanya seakan pecah, akhirnya dia hanya dapat menarik nafas panjang untuk mengurangi rasa sesak didadanya.

''Kalau harus pergi aku mesti kemana,? aku bahkan tidak kenal siapapun diluar sana., juga tidak tahu harus melakukan apa.''

''Dunia begitu luas, manusia tinggal dibawah langit yang sama, kenapa mesti bimbang? lagi pula aku tahu sejak kecil kau dilatih dasar ilmu silat secara rahasia oleh ayahmu, itu bisa menjadi bekalmu.''

''Lan.,lantas bagaimana denganmu Ki Mijun,?'' tanya Satriyana berusaha tenangkan dirinya.

''Hee. he., meski aku sudah tua, kau tidak perlu khawatir, apakah mayat para begundal juragan Sarpa ini belum cukup sebagai buktinya?'' jawab Ki Mijun sambil tertawa dingin.

Orang tua itu melangkah kedepan si gadis, dibelainya punggung anak perempuan yang penuh bekas luka itu, Satriyana berlutut mendekap kaki Ki Mijun, ''Pergilah Satriyana, jangan ragu lagi.'' tutur Ki Mijun, sementara dalam hatinya orang tua ini berpikir, 'Kalau orang biasa yang terluka begini, kalau tidak cacat pasti lumpuh, tapi anak ini walau kerap disiksa dia masih mampu bertahan, meski masih ada bekasnya tapi luka dan sakit ditubuhnya cepat sekali sembuh, aku makin yakin dugaanku tidak salah.!'

''Apa yang kau pikirkan Ki,?'' tanya Satriyana memecah lamunan Ki Mijun. ''Ehm., aku cuma mau bertanya, 'Kapan terakhir kali kau mandi, tubuhmu kotor dan..,''

'''Kotor dan bau., begitu bukan.? Hii.,hi., sejak sebulan lalu aku sengaja jarang mandi, karena Santang Wirat adik bibi Darmi yang terkenal mata keranjang itu pernah menggerayangi tubuhku dan hendak berbuat tidak senonoh, tapi sejak aku nekat tidak mandi dan kotor dia jadi muak denganku..'' ujar Satriyana sambil terkikik. Ki Mijun turut geli mendengarnya, ''Didalam lemari tuaku ada sebuah buku catatan dan sejumlah uang, ambil sebagai bekalmu.''

Gadis itu bangkit berdiri lalu masuk kedalam gubuk, sebentar kemudian dia sudah kembali lagi, dengan kantung kulit kambing berisi uang dan sejilid tipis buku catatan.

''Apakah aku mesti pergi sekarang Ki.?'tanya gadis itu, dia merasa berat berpisah dengan Ki Mijun dan desa kelahirannya.

'Besok pagi saja., sekarang istirahatlah dulu, biar aku singkirkan dulu mayat-mayat ini..'' jawab Ki Mijun, tapi baru saja orang tua itu hendak menyeret satu mayat, mendadak dia tertegun, meski masih jauh tapi dia dapat mendengar beberapa orang mendatangi gubuknya. meskipun jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya tapi Ki Mijun paham kalau yang datang kali ini justru lebih berbahaya, 'Langkah mereka sangat ringan tapi mantap, bahkan ada yang nyaris tidak terdengar, tandanya membekal ilmu tinggi., sungguh sial tenaga saktiku sudah hampir habis,' Ki Mijun berpikir cepat, ''Satriyana.,sepertinya kau harus pergi sekarang juga, karena akan ada orang lain yang datang kemari.,!''

''Tapi kenapa Ki., siapa yang datang ?''

''Sudah jangan banyak tanya, cepat kau pergi dari tempat ini sekarang juga lewat pintu belakang, lalu susuri sungai kecil sampai menembus keluar hutan,!'' tegas Ki Mijun.

''Ki., aku.,aku.,''

''Cukup.!' saat kubilang pergi maka cepatlah pergi, mengerti.,!''

Satriyana tersurut mundur, bentakan Ki Mijun membuatnya takut., dia sadar ada bahaya besar mengancam, tapi dia berusaha tenangkan hatinya., 'Ki Mijun bukan orang sembarangan, beliau pasti bisa mengatasi semuanya.'

Ki Mijun tersenyum tenang, ''Berangkatlah, tidak akan terjadi apapun padaku, lihat golok buntung ini masih kugenggam.,!'' gadis itu menurut, sembari menghapus sisa air matanya dia balikkan badannya menerobos ke dalam gubuk lalu lenyap, ''Kau harus jaga dirimu Ki Mijun, kelak aku pasti kembali.,!'' seru Satriyana dari kejauhan. ''Haa.,ha.,kau juga harus menjaga dirimu.,!' tapi., mungkin kita tidak akan bertemu lagi.,'' kalimat yang terakhir ini pelahan terucap seakan ditujukan pada dirinya sendiri.

Sambil menyelipkan golok buntungnya dibelakang pinggang, Ki Mijun menarik nafas panjang lalu duduk bersandar di dinding gubuknya.

Beberapa saat berlalu, tanpa menunggu lama merekapun datang, jumlahnya cuma enam orang, seorang pemuda dua puluh tahunan yang bukan lain keponakan istri juragan Sarpa bernama Santang Wirat, sebenarnya dia cukup tampan, cuma punya sedikit sumbing diujung bawah bibirnya, lagaknya juga tengik. disampingnya adalah seorang lelaki setengah umur badannya agak pendek, berkumis tebal dan memakai blangkon, dialah Ki Sarpa orang paling kaya di desa Kembangsoka, tiga orang lainnya adalah para centeng pengawalnya. tapi yang paling menarik perhatian Ki Mijun adalah seorang nenek tua bertubuh kecil setengah bungkuk berkerudung putih, ditangan kirinya menjinjing sebuah keranjang rotan yang ditutupi kain hitam, membuat Ki Mijun terbayang seseorang, tapi dia lupa siapa.,

Enam orang pendatang itu tampak sangat terperanjat melihat belasan mayat buntung yang bergelimpangan dipelataran gubuk, pemuda bernama Santang Wirat berkelebat tangannya mencengkram leher Ki Mijun. ''Siapa yang telah melakukan semua ini, dimana pula anak perempuan busuk itu.,?'' ''Cepat katakan.,!'' bentak Santang Wirat.

''Aahh.,aku., Aku tidak tahu siapa orang itu, saat aku masuk, dia dan Satriyana sudah berada didalam gubukku, lalu orang berjubah dan bercaping hitam itu mengancamku dan Nyi Kempit dengan goloknya.,'' jawab Ki Mijun tersengal.

''Nyi Kempit perempuan penghibur dari desa sebelah itu, kenapa dia ada disini.?'' kali ini yang bertanya adalah Ki Sarpa. ''Se.,sebenarnya sudah dua hari ini dia kubayar untuk menemaniku.,''

''Haa.,ha, sudah tua bangka begini, tidak kusangka kau masih suka main begituan

Ki Mijun,!'' ejek Ki Sarpa terbahak,

''Selanjutnya apa yang terjadi ?''

''Saat itu aku dan Nyi Kempit ketakutan, lalu anak buah juragan Sarpa muncul, terjadilah pertarungan sengit, orang itu sungat kejam, dia membantai semuanya seorang diri saja,!''

''Kau jangan berani membohongiku Ki, bicara yang benar atau kupatahkan lehermu.,!'' gertak Santang Wirat, dalam hati pemuda ini merasa ngeri sekaligus penasaran siapa yang sanggup melakukan ini semua.

''Mana berani aku membohongi kaliyan, aku juga masih ingin hidup.!'' sangkal Ki Mijun.

''Orang tua sialan.!' kami tidak perduli dengan mati hidupmu, sekarang kemana orang itu dan Satriyana pergi ?'' bentak Ki Sarpa marah. ''Aku tidak tahu kemana mereka pergi, tapi mereka sempat meributkan sebuah kotak kayu cendana hitam.,'' jawab Ki Mijun sambil sekilas melihat air muka Ki Sarpa yang berubah hebat. anehnya nenek tua yang sedari tadi diam agak jauh dibelakang mendadak maju, langkahnya sepintas perlahan dan tertatih, tapi hebatnya sekejab saja sudah sampai didepan Ki Mijun, dalam hatinya orang tua ini terkesiap.

''Hik.,hik.,hi., 'kotak kayu cendana hitam itu memang tujuan kita, tapi aku tertarik juga dengan orang ini., 'Kalau tidak salah nama tuan Ki Mijun bukan.,? aku hanya nenek tua penjual bawang merah., biji bawang merah ini kutanam sendiri, mungkin tuan tertarik membelinya.?'' kata sinenek sambil membuka kain hitam penutup keranjang rotannya.

Selama ini nenek tua itu tidak pernah mengatakan siapa dirinya kepada anak buah Ki Sarpa, hanya dikarenakan Ki Sarpa sangat menghormati nenek itu, mereka tidak berani berlaku sembarangan pada sinenek.

Hati mereka bergidik saat melihat apa yang ada didalam keranjang itu, terlebih lagi Ki Mijun, dia sampai berkeringat dingin.

Keranjang rotan itu memang berisi beratus butir bawang merah., bawang merah yang busuk dan berulat belatung., ulat belatung berwarna merah, semerah darah.!'

''Celaka, rupanya memang dia.'' batin Ki Mijun sambil berusaha tetap tenang.

''Bagaimana., apa Ki Mijun mau membelinya?'' tanya si nenek, ''Kurasa aku tidak butuh itu, lagi pula bawang itu sudah busuk berulat.,!'' jawab Ki Mijun sambil menggeser tubuhnya menjauh ke samping. Nenek itu seperti kecewa berat, ''Aihh., hari ini tidak sebutirpun bawangku terjual, bahkan sekarang ada yang bilang busuk berulat, padahal ulat belatung ini sangat cantik dan penurut.,''

''Siapa yang berani menghina ulat bawangku dia harus mati.!'' Begitu ucapannya berakhir, tangan kurus si nenek meraup segenggam bawang berulat busuk dari keranjangnya lalu diremas hancur, saat dibuka ditelapak tangannya terlihat puluhan ulat belatung kecil berwarna merah,!'

Ki Mijun keluarkan suara tercekat, tanpa sadar dia kembali menjauhi.

Mata nenek tua itu terpejam mulutnya berkomat kamit seperti merapal mantra, ''Anak-anakku manis., Bunuh orang tua itu.!''

Seakan menurut perintah, puluhan belatung merah itu melesat secepat kilat kedepan.

Ki Mijun jatuhkan diri berguling ditanah, serangan ulat belatung lewat diatasnya, tapi diluar dugaan puluhan ulat itu mampu berbalik arah dan kembali mengancamnya.! terpaksa Ki Mijun cabut golok buntungnya untuk melindungi dirinya. 'Beet.,bet, bet.!'

puluhan ulat belatung terbabat putus, inilah suatu kesalahan besar.!

Saat terputus, belatung itu mengeluarkan cairan lendir busuk berwarna merah, meski sedikit lendir itu mengenai tangan Ki Mijun. orang tua itu mengernyit, tangannya terasa sangat perih, panas dan gatal, cepat dia menotok jalan darah ditangannya, lendir belatung itu beracun.!'

''Puluhan tahun menghilang, ternyata kau mendekam disini 'Jagal Golok Buntung.,!'' Geram Nenek tua itu. ''Bagaimana kau dapat mengenaliku 'Nyai Bawang.?'' Ki Mijun balik bertanya, ''Hik.,hi, pertanyaan yang bodoh, kaum pembunuh seperti kita selalu saja berbau darah., begitu juga dirimu,!''

''Hak.,ha. kau benar Nyai Bawang, atau orang menyebutmu juga 'Nenek Bawang Beracun Belatung Darah.,!'' Pembunuh nomor Dua belas dari Kelompok 13 Pembunuh. Kudengar kau juga sama denganku sudah digantikan orang lain.

''Aku sudah bosan menerima perintah, meski imbalannya besar tapi kupikir lebih enak bekerja sendiri, sebenarnya belasan tahun ini aku sudah hidup menyepi sambil menikmati hasil kerjaku selama ini, tapi kabar kotak kayu cendana itu mengusikku, hik hi.hi.,'' jelas Nyai Bawang yang ternyata juga bekas anggota Kelompok 13 Pembunuh.

Ki Mijun coba kerahkan tenaga dalamnya, dia merasa hawa saktinya sudah terkuras habis untuk menahan racun belatung darah yang terus mendesak.

Menyadari sulit lolos dari kematian, hati orang tua malah menjadi tenang, ''Kalian ingin tahu kotak itu ada dimana., tanyakan saja pada para setan di neraka.!''

Selanjutnya tubuh Ki Mijun mencelat tinggi ke udara, dari atas tubuh beserta golok buntungnya berputar menggelinding kencang bagai roda kereta kuda pacu, sampai mengeluarkan suara mengguntur.!'

''Awas serangan jurus' Jagal Gelinding Penyapu Jagad.!' 'Cepat menyingkir.!'' teriak Nyai Bawang, semuanya semburat menjauh, tapi dua orang pengawal Ki Sarpa terlambat menghindar, kepalanya putus ditebas golok.!

Gebrakan Ki Mijun belum berakhir, kali ini golok buntungnya dilempar kedepan dengan cara diputar cepat seperti baling-baling., inilah jurus 'Golok Jagal Terbang Pembuntung Gunung.!' yang mungkin jadi serangan terakhir Ki Mijun., didepan sana

Ki Sarpa dan seorang begundalnya menjerit parau saat golok terbang itu membabat

perutnya, terus menerjang hingga sempat menggores paha Santang Wirat.

Orang tua itu masih sempat menyeringai sampai berpuluh ulat belatung darah Nyai Bawang Menembusi tubuhnya, Ki Mijun ambruk ke tanah dengan tubuh membusuk dipenuhi belatung.!

Terpopuler

Comments

MATADEWA

MATADEWA

Nomor 12 asli....

2023-12-25

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Takuttt

2023-11-09

0

yamink oi

yamink oi

wow ngeri

2023-07-24

2

lihat semua
Episodes
1 Pembunuhan di simpang jalan
2 Garuda melawan ular
3 Orang ke 6, 12 dan 13
4 Barang kawalan yang aneh.
5 Rahasia sebuah kotak kayu
6 Bayi titipan
7 Bentrok di punggingan
8 Gadis pencuri
9 Jagal terpendam
10 Munculnya Nyai Bawang
11 Orang Paling Kejam
12 Awal kebangkitan dan bencana
13 Dimulainya kegemparan
14 Pertemuan pertama (bag 1)
15 Pertemuan pertama (bag 2)
16 Berlatih atau bertarung,?
17 Bertemu teman lama (bag 1)
18 Bertemu teman lama (bag 2)
19 Dendam di hutan bambu
20 Mulai saling percaya
21 Satriyana berkisah
22 Kereta kuda maut
23 Gadis cantik yang sombong
24 Pusaran petir tunggal
25 Sisi gelap yang jahat
26 Permainan muslihat
27 Penghadangan (bag 1)
28 Penghadangan (bag 2)
29 Sabit perak pencabut nyawa
30 Rahasia darah keramat
31 Cerita kelam masa lalu
32 Serbuan begal Jalak Gandos
33 Sang kepala rampok
34 Bertahan hidup
35 Titik balik kehidupan si cantik
36 Kamar terkutuk
37 Nenek tua bisu tuli
38 Bangkit dari kubur
39 Rahasia rumah neraka
40 Teman dan musuh
41 Menari di atas genangan darah
42 Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43 Menuntut balas
44 Pembalasan si Cantik (bag 1)
45 Pembalasan si Cantik (bag 2)
46 Rumilah, Tabib Mata Hati
47 Kolam rahasia
48 Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49 Cerdik dan genit
50 Ledakan dendam 13 Pembunuh
51 Siasat dibalik perpisahan
52 Panglima Istana Tengah
53 Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54 Amukan Dua Panglima
55 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57 Masih., Bertahan Hidup.
58 Pencuri Tua Berjari Buntung
59 Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60 Guratan Pesan Terakhir
61 Mandi di sungai
62 Satriyana., cerdik atau licik.?
63 Roh Kobra Kegelapan.
64 Ungkapan Hati
65 Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66 Pengemis pengkhianat.
67 Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68 Gadis Persembahan
69 Rahasia bukit Lading (bag1)
70 Rahasia bukit Lading (bag 2)
71 Mulai berlatih.
72 Bertemu nenek penjual bawang
73 Para pembunuh mulai muncul.
74 Kurungan dan Perangkap
75 Nyai Bawang yang menakutkan.
76 Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77 Musnahnya Belatung Maut Biru.
78 Keracunan.
79 Lembah Seruni.
80 Dua Dewi Mabuk
81 Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82 Kau bisa menggoda setan di neraka.
83 Mawar layu.
84 Orang Ke Empat.
85 Rencana Roro (bag 1)
86 Rencana Roro (bag 2)
87 Si Pentung Sakti.
88 Kisah Birunaka.
89 Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90 Jari kakinya.,
91 Kenangan yang terakhir
92 Keturunan
93 Rahasia Si Maling Nyawa.
94 Kotak Kayunya., Palsu.
95 Terkepung.
96 Pembunuh nomor tujuh.
97 Orang yang sama.
98 Ki Ageng Bronto
99 Kurebut Nomor Sembilan.
100 Pertarungan di lorong.
101 Pisau Pengukir Boneka.
102 Darah keabadian.
103 Dasar Pengintip.,
104 Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105 Sepenggal cerita pengkhianatan.
106 Menuju Wonokerto.
107 Klewang Pemburu Kepala.
108 Si Pincang Yang Aneh
109 Respati Berkisah.
110 Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111 Cahaya Api Langit.
112 Persekutuan Bulan Perak.
113 Dua pembunuh kawakan.
114 Pertemuan kaum pembunuh.
115 Kunci Wasiat.
116 Kecurigaan.
117 Pedang buntung si kusir kuda.
118 Mengail Di Air Keruh.
119 Sisik Besi Ular Darah.
120 Wujud Siluman Ular Darah.
121 Ular yang berganti kulit.
122 Bocah Perempuan Iblis.
123 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125 I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126 Kyai Jabar Seto.
127 Dua orang dari masa lalu.
128 Merekalah Keluargaku.,
129 Api Iblis.
130 Akhir pertarungan.
131 Pengobatan.
132 Si Nomor Dua.
133 Dalam Goa Rahasia.
134 Geger di Wonokerto.
135 Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136 Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137 Semuanya tertipu.
138 Menguji orang baru.
139 Empat pembunuh bertemu.
140 Laba- Laba Buntung.
141 Kabar dari mata- mata.
142 Buronan.
143 Kaum pengemis dan pembunuh.
144 Ilmu pukulan yang terlupakan.
145 Tipuan di ujung kemarau.
146 Menuju Gerbang Barat.
147 Berpisah sementara atau selamanya.?
148 Pembantaian yang mengerikan.
149 Pemikat jiwa.
150 Penipu yang tertipu.
151 Wajah Cermin.
152 Pisau di alas kakinya.
153 Perjumpaan nomor dua belas.
154 Takdir Pertarungan.
155 Wujud Terpendam Roro.
156 Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157 Pengumuman.,
158 Dalam Lorong Gelap.
159 Jebakan dan kenangan.
160 Di pelataran luar.
161 Dia tidak sendirian.
162 Muslihat bercinta.
163 Siasat yang terakhir (bag 1)
164 Siasat yang terakhir (bag2)
165 Siasat yang terakhir (bag3)
166 Lorong bawah tanah.
167 Mainan Kecil Roro.
168 Pertemuan.
169 Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170 Dalam pelukan maut.
171 Belenggu jiwa.
172 Pedang pembunuh mata buta.
173 Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174 Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175 Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176 Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177 Tandu dan rakit.
178 Di balik lorong buntu.
179 Mereka menghilang.
180 Kisah kelam si penculik bayi.
181 Jurus pedang pembunuh.
182 Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183 Adu domba.
184 Ancaman.
185 Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186 Wanita itulah otaknya.!
187 Hanya main- main.
188 Dupa Pemabuk.
189 Dendam dua panglima.
190 Jaring umpan tuan sesepuh.
191 Warung makan., Nagih Roso.
192 Tipuan kecil di warung makan.
193 Terbongkar.
194 Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195 Keluar dari persembunyian.
196 Panah berapi.
197 Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198 Topeng.
199 Topeng ke dua.
200 Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201 Musuh dalam selimut.
202 Dia telah datang.!
203 Lembah pembantaian.
204 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209 Wajah setan di balik topeng.
210 Pedang payung, kipas perak.
211 Naga merana.
212 Provokator.
213 Api iblis yang kedua.
214 Pemanah.
215 Doping.
216 Jiwa golok Jurata.
217 Mulut wanita dan sebutir obat.
218 Roro juga bisa bingung.
219 Seperti mayat hidup.
220 Kau masih manusia ataukah., setan.?
221 Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222 Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223 Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224 Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225 Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226 Bantuan datang.
227 Siulan kematian yang menyedihkan.
228 Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229 Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230 Pertemuan yang aneh.
231 Jejak- Jejak dalam hujan.
232 Mata hitam yang bertanya pada langit.
233 Kipas Darah Bulan Mentari.
234 Darah pembangkit pusaka.
235 Guru dan muridnya.
236 Sisi lain si Maling Nyawa.
237 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239 Akhir pertempuran besar.
240 Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241 Pisau dalam kotak kayu.
242 Gentong air wangi.
243 Geger di Kembangsoka. (bag1)
244 Geger di Kembangsoka (bag2)
245 Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246 Geger di Kembangsoka (bag4).
247 Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248 Geger di Kembangsoka. (bag6).
249 Munculnya barang incaran.
250 Nyi Sapta Kenanga.
251 Makan malam.
252 Nge., praank.!
253 Seringai Si Tua Buntung.
254 Ooohh.,
255 Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256 Rahasia dalam kotak kayu.
257 Sapi perahan.
258 Tipuan mata- mata.
259 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262 Kesetiaan dan tipu muslihat.
263 Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264 Pengumuman.
265 Mayat Abadi.
266 Kabut Sihir Dingin Gaib.
267 Gerombolan berbaju biru.
268 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270 Wasiat.
271 Ki Kala Mayit.
272 Pancingan Maut.
273 Tawa para durjana.
274 Mereka mulai datang.!
275 Penjara terkutuk.
276 Pertempuran di lautan.
277 Pemimpin.
278 Pemuda pemalas yang misterius.
279 Penghalang kabut gaib.
280 Mulai menyusup.
281 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283 Penyerbuan. (bag1)
284 Penyerbuan. (bag2)
285 Penyerbuan. (bag3)
286 Penyerbuan. (bag4)
287 Penyerbuan. (bag5)
288 Penyerbuan. (bag6)
289 Alasan menjadi wanita bejat.
290 Cermin mata sihir. (bag1)
291 Cermin Mata Sihir. (bag2)
292 Gelap menghisap, Terang membakar.
293 Roro kalah.?
294 Di ujung kekalahan. (bag1)
295 Di ujung kekalahan. (bag2)
296 Wong koplak.
297 Ledakan di ujung lorong goa.
298 Mangsa pertama.
299 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301 Rahasia si pemalas.
302 Pasukan mayat hidup. (bag1)
303 Pasukan mayat hidup. (bag2)
304 XXX...?
305 Penyesalan.
306 Membebaskan tawanan.
307 Cinta yang ruwet.
308 Menunggu pagi hari.
309 Kaki Tangan Besi.
310 Pagi kematian.
311 Puji Seruni., gagal pamer.
312 Sebilah pedang hitam.
313 Pertarungan si pincang.
314 Si pincang menipu si pemalas.
315 Kepingan batu.
316 Terhasut.
317 Nostalgia.
318 Roro juga pingin.?
319 Datuk Naga Wisa.
320 Muslihat si buntung.
321 Pertarungan si buntung.
322 Pertarungan Roro. (bag1)
323 Pertarungan Roro. (bag2)
324 Akhir pertarungan si buntung.
325 Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326 Satu tangan yang terpotong.
327 Salah paham.
328 Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331 Dia tukang masak.?
332 Kapal wajan.
333 Wajan terbang 326.
334 Tungku Meletus.
335 Satu lawan empat.
336 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340 Aku telah membunuhnya.!
341 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351 Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Pembunuhan di simpang jalan
2
Garuda melawan ular
3
Orang ke 6, 12 dan 13
4
Barang kawalan yang aneh.
5
Rahasia sebuah kotak kayu
6
Bayi titipan
7
Bentrok di punggingan
8
Gadis pencuri
9
Jagal terpendam
10
Munculnya Nyai Bawang
11
Orang Paling Kejam
12
Awal kebangkitan dan bencana
13
Dimulainya kegemparan
14
Pertemuan pertama (bag 1)
15
Pertemuan pertama (bag 2)
16
Berlatih atau bertarung,?
17
Bertemu teman lama (bag 1)
18
Bertemu teman lama (bag 2)
19
Dendam di hutan bambu
20
Mulai saling percaya
21
Satriyana berkisah
22
Kereta kuda maut
23
Gadis cantik yang sombong
24
Pusaran petir tunggal
25
Sisi gelap yang jahat
26
Permainan muslihat
27
Penghadangan (bag 1)
28
Penghadangan (bag 2)
29
Sabit perak pencabut nyawa
30
Rahasia darah keramat
31
Cerita kelam masa lalu
32
Serbuan begal Jalak Gandos
33
Sang kepala rampok
34
Bertahan hidup
35
Titik balik kehidupan si cantik
36
Kamar terkutuk
37
Nenek tua bisu tuli
38
Bangkit dari kubur
39
Rahasia rumah neraka
40
Teman dan musuh
41
Menari di atas genangan darah
42
Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43
Menuntut balas
44
Pembalasan si Cantik (bag 1)
45
Pembalasan si Cantik (bag 2)
46
Rumilah, Tabib Mata Hati
47
Kolam rahasia
48
Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49
Cerdik dan genit
50
Ledakan dendam 13 Pembunuh
51
Siasat dibalik perpisahan
52
Panglima Istana Tengah
53
Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54
Amukan Dua Panglima
55
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57
Masih., Bertahan Hidup.
58
Pencuri Tua Berjari Buntung
59
Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60
Guratan Pesan Terakhir
61
Mandi di sungai
62
Satriyana., cerdik atau licik.?
63
Roh Kobra Kegelapan.
64
Ungkapan Hati
65
Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66
Pengemis pengkhianat.
67
Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68
Gadis Persembahan
69
Rahasia bukit Lading (bag1)
70
Rahasia bukit Lading (bag 2)
71
Mulai berlatih.
72
Bertemu nenek penjual bawang
73
Para pembunuh mulai muncul.
74
Kurungan dan Perangkap
75
Nyai Bawang yang menakutkan.
76
Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77
Musnahnya Belatung Maut Biru.
78
Keracunan.
79
Lembah Seruni.
80
Dua Dewi Mabuk
81
Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82
Kau bisa menggoda setan di neraka.
83
Mawar layu.
84
Orang Ke Empat.
85
Rencana Roro (bag 1)
86
Rencana Roro (bag 2)
87
Si Pentung Sakti.
88
Kisah Birunaka.
89
Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90
Jari kakinya.,
91
Kenangan yang terakhir
92
Keturunan
93
Rahasia Si Maling Nyawa.
94
Kotak Kayunya., Palsu.
95
Terkepung.
96
Pembunuh nomor tujuh.
97
Orang yang sama.
98
Ki Ageng Bronto
99
Kurebut Nomor Sembilan.
100
Pertarungan di lorong.
101
Pisau Pengukir Boneka.
102
Darah keabadian.
103
Dasar Pengintip.,
104
Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105
Sepenggal cerita pengkhianatan.
106
Menuju Wonokerto.
107
Klewang Pemburu Kepala.
108
Si Pincang Yang Aneh
109
Respati Berkisah.
110
Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111
Cahaya Api Langit.
112
Persekutuan Bulan Perak.
113
Dua pembunuh kawakan.
114
Pertemuan kaum pembunuh.
115
Kunci Wasiat.
116
Kecurigaan.
117
Pedang buntung si kusir kuda.
118
Mengail Di Air Keruh.
119
Sisik Besi Ular Darah.
120
Wujud Siluman Ular Darah.
121
Ular yang berganti kulit.
122
Bocah Perempuan Iblis.
123
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125
I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126
Kyai Jabar Seto.
127
Dua orang dari masa lalu.
128
Merekalah Keluargaku.,
129
Api Iblis.
130
Akhir pertarungan.
131
Pengobatan.
132
Si Nomor Dua.
133
Dalam Goa Rahasia.
134
Geger di Wonokerto.
135
Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136
Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137
Semuanya tertipu.
138
Menguji orang baru.
139
Empat pembunuh bertemu.
140
Laba- Laba Buntung.
141
Kabar dari mata- mata.
142
Buronan.
143
Kaum pengemis dan pembunuh.
144
Ilmu pukulan yang terlupakan.
145
Tipuan di ujung kemarau.
146
Menuju Gerbang Barat.
147
Berpisah sementara atau selamanya.?
148
Pembantaian yang mengerikan.
149
Pemikat jiwa.
150
Penipu yang tertipu.
151
Wajah Cermin.
152
Pisau di alas kakinya.
153
Perjumpaan nomor dua belas.
154
Takdir Pertarungan.
155
Wujud Terpendam Roro.
156
Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157
Pengumuman.,
158
Dalam Lorong Gelap.
159
Jebakan dan kenangan.
160
Di pelataran luar.
161
Dia tidak sendirian.
162
Muslihat bercinta.
163
Siasat yang terakhir (bag 1)
164
Siasat yang terakhir (bag2)
165
Siasat yang terakhir (bag3)
166
Lorong bawah tanah.
167
Mainan Kecil Roro.
168
Pertemuan.
169
Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170
Dalam pelukan maut.
171
Belenggu jiwa.
172
Pedang pembunuh mata buta.
173
Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174
Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175
Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176
Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177
Tandu dan rakit.
178
Di balik lorong buntu.
179
Mereka menghilang.
180
Kisah kelam si penculik bayi.
181
Jurus pedang pembunuh.
182
Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183
Adu domba.
184
Ancaman.
185
Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186
Wanita itulah otaknya.!
187
Hanya main- main.
188
Dupa Pemabuk.
189
Dendam dua panglima.
190
Jaring umpan tuan sesepuh.
191
Warung makan., Nagih Roso.
192
Tipuan kecil di warung makan.
193
Terbongkar.
194
Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195
Keluar dari persembunyian.
196
Panah berapi.
197
Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198
Topeng.
199
Topeng ke dua.
200
Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201
Musuh dalam selimut.
202
Dia telah datang.!
203
Lembah pembantaian.
204
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209
Wajah setan di balik topeng.
210
Pedang payung, kipas perak.
211
Naga merana.
212
Provokator.
213
Api iblis yang kedua.
214
Pemanah.
215
Doping.
216
Jiwa golok Jurata.
217
Mulut wanita dan sebutir obat.
218
Roro juga bisa bingung.
219
Seperti mayat hidup.
220
Kau masih manusia ataukah., setan.?
221
Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222
Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223
Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224
Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225
Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226
Bantuan datang.
227
Siulan kematian yang menyedihkan.
228
Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229
Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230
Pertemuan yang aneh.
231
Jejak- Jejak dalam hujan.
232
Mata hitam yang bertanya pada langit.
233
Kipas Darah Bulan Mentari.
234
Darah pembangkit pusaka.
235
Guru dan muridnya.
236
Sisi lain si Maling Nyawa.
237
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239
Akhir pertempuran besar.
240
Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241
Pisau dalam kotak kayu.
242
Gentong air wangi.
243
Geger di Kembangsoka. (bag1)
244
Geger di Kembangsoka (bag2)
245
Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246
Geger di Kembangsoka (bag4).
247
Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248
Geger di Kembangsoka. (bag6).
249
Munculnya barang incaran.
250
Nyi Sapta Kenanga.
251
Makan malam.
252
Nge., praank.!
253
Seringai Si Tua Buntung.
254
Ooohh.,
255
Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256
Rahasia dalam kotak kayu.
257
Sapi perahan.
258
Tipuan mata- mata.
259
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262
Kesetiaan dan tipu muslihat.
263
Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264
Pengumuman.
265
Mayat Abadi.
266
Kabut Sihir Dingin Gaib.
267
Gerombolan berbaju biru.
268
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270
Wasiat.
271
Ki Kala Mayit.
272
Pancingan Maut.
273
Tawa para durjana.
274
Mereka mulai datang.!
275
Penjara terkutuk.
276
Pertempuran di lautan.
277
Pemimpin.
278
Pemuda pemalas yang misterius.
279
Penghalang kabut gaib.
280
Mulai menyusup.
281
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283
Penyerbuan. (bag1)
284
Penyerbuan. (bag2)
285
Penyerbuan. (bag3)
286
Penyerbuan. (bag4)
287
Penyerbuan. (bag5)
288
Penyerbuan. (bag6)
289
Alasan menjadi wanita bejat.
290
Cermin mata sihir. (bag1)
291
Cermin Mata Sihir. (bag2)
292
Gelap menghisap, Terang membakar.
293
Roro kalah.?
294
Di ujung kekalahan. (bag1)
295
Di ujung kekalahan. (bag2)
296
Wong koplak.
297
Ledakan di ujung lorong goa.
298
Mangsa pertama.
299
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301
Rahasia si pemalas.
302
Pasukan mayat hidup. (bag1)
303
Pasukan mayat hidup. (bag2)
304
XXX...?
305
Penyesalan.
306
Membebaskan tawanan.
307
Cinta yang ruwet.
308
Menunggu pagi hari.
309
Kaki Tangan Besi.
310
Pagi kematian.
311
Puji Seruni., gagal pamer.
312
Sebilah pedang hitam.
313
Pertarungan si pincang.
314
Si pincang menipu si pemalas.
315
Kepingan batu.
316
Terhasut.
317
Nostalgia.
318
Roro juga pingin.?
319
Datuk Naga Wisa.
320
Muslihat si buntung.
321
Pertarungan si buntung.
322
Pertarungan Roro. (bag1)
323
Pertarungan Roro. (bag2)
324
Akhir pertarungan si buntung.
325
Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326
Satu tangan yang terpotong.
327
Salah paham.
328
Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331
Dia tukang masak.?
332
Kapal wajan.
333
Wajan terbang 326.
334
Tungku Meletus.
335
Satu lawan empat.
336
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340
Aku telah membunuhnya.!
341
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351
Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!