Seiring dengan datangnya suara tawa itu muncul pula orangnya, sesosok pemuda berbaju putih dan bercaping bambu, siapa lagi kalau bukan Respati atau Si Ular Sakti Berpedang Iblis. ''Dua sobat tua., sudah lama kita tidak berjumpa, ada yang bilang kalian berdua sudah mati. jadi saat aku melihat kalian ngamen di depan warung itu, sempat kuberpikir kalau sedang melihat hantu di siang bolong.,!''
''Bagaimana dengan hasil mengamen kalian berdua hari ini., kurasa banyak juga bukan.?'' tanya Respati kepada kedua orang pengamen yang disebutnya sebagai sobat tua itu.
Kalau bicara tentang dua orang setengah tua ini, sejak lima belas tahun silam didunia persilatan telah muncul sepasang suami istri yang selalu bermuka lesu dan murung. mereka mencari uang dengan mengamen. sang suami pandai memetik kecapi dan melantunkan tembang, sedang istrinya mahir memainkan suling juga menari, tetapi mereka bukanlah pengamen biasa, melainkan sepasang pengamen yang punya kesaktian tinggi dan punya banyak sekali anak buah para pengamen yang tergabung dalam suatu wadah perkumpulan bernama 'Perkumpulan Pengamen Empat Penjuru.'
Ilmu silat mereka mungkin biasa saja, tapi suara alunan suling dan petikan kecapi merekalah yang luar biasa, konon suara yang ditimbulkan dari suling dan kecapi keduanya bukan saja mampu memecahkan gendang telinga, membalik aliran darah, dan membuat pecah jantung lawannya, tapi juga sanggup membuat pikiran seorang pesilat kelas satu sekalipun menjadi linglung bahkan gila.!' Tidak seorangpun yang tahu siapa nama mereka sebenarnya, karena selalu bermuka sedih keduanya hanya di sebut sebagai 'Sepasang Pengamen Murung.!'
''Sobat muda., kau masih saja tidak berubah, suka mengolok pengamen tua yang miskin seperti kami ini.,!'' ujar si suami Yang biasa dipanggil sebagai Pengamen Murung Kecapi Butut.
''Kami berdua sudah mulai tua, suara petikan kecapinya dan tiupan sulingku mungkin mulai terdengar membosankan, jadi kami tidak berharap banyak, bisa makan sehari- hari saja kami sudah bersyukur.,'' ucap sang istri yang dipanggil sebagai Pengamen Murung Suling Rombeng ini dengan suara pelan, muka kedua orang ini terlihat semakin murung saja.
Respati hanya tertawa lirih sambil geleng- geleng kepala, dalam hatinya dia membatin, 'Dua orang tua ini diluarnya saja terlihat miskin, tapi kutahu harta kekayaannya jauh melebihi seorang juragan emas sekalipun, belum lagi uang setoran yang mereka dapat dari hasil mengamen ratusan anak buahnya.'
Sementara diluar mulut si pemuda bicara lain, ''Aah., jangan merendah seperti itu., sekalipun pemain kecapi dan suling yang biasa menghibur para pembesar di istana juga belum tentu bisa menandingi kehebatan kalian berdua.,''
Si Kecapi butut terbatuk sebentar, baru berkata, ''Nyai., bocah ini mulutnya semakin manis, entah sejak kapan dia pandai memuji.,''
''Kau benar Ki., padahal dulu dia dikenal sebagai seorang bocah angkuh dan dingin.,!''
''Sobat muda, dari mana kau belajar menjilat orang seperti ini.,?'' tanya si Kecapi butut.
Sepasang mata Respati terlihat mencorong, air mukanya berubah menjadi dingin dan menyiratkan hawa membunuh., ''Sudah cukup basa- basinya, sekarang katakan ada perlu apa kalian mencariku.?''
''Bagus anak muda.,!' Kami juga tidak ingin membuang waktu, jawab dengan jujur dimana kau menyimpan surat wasiat berisi peta rahasia Istana Angsa Emas.,?'' bertanya si Suling Rombeng. seperti juga suaminya, saat bicara apapun air muka perempuan tua ini juga tidak berubah, masih tetap murung seperti sedang berduka.
Respati tak dapat menutupi rasa kagetnya. bagaimana mungkin surat wasiat berisikan peta rahasia Istana Angsa Emas yang dia simpan rapat bisa terdengar keberadaannya oleh orang lain.? sebab selain dia, cuma Dewi Malam Beracun dan Sabarewang yang tahu, dan dia yakin kedua orang itu tidak akan berkhianat.!
Tentu saja pikiran itu hanya selintas saja dikepalanya, diluar si pemuda berbicara lain, ''Hmm., Jadi kalian berdua ini juga pemilik salah satu dari empat potongan gambar peta rahasia Istana Angsa Emas, aku benar- benar tidak menyangka kalau Sepasang Pengamen Murung juga memiliki salah satunya., Dari mana kalian mendapatkan itu.,?' Cepat jawab.!'' tanya sipemuda setengah membentak.
Kedua orang pengamen itu bukan olah- olah terkejutnya, mungkin ini adalah pertama kalinya raut muka murung dan sedih yang selalu menghiasi wajah mereka selama ini lenyap saking kagetnya.!
Seandainya tadi Respati menyangkal kalau dia memiliki peta rahasia Istana Angsa Emas, suami istri itu masih bisa memaklumi, karena siapapun pasti berusaha melindungi barang berharga yang menjadi miliknya dengan segala cara. tapi pemuda ini bukan saja mengakui, tapi juga mengatakan kalau peta itu terbagi menjadi empat, bahkan menyangka kalau mereka berdua juga memiliki salah satunya.! bagaimana mereka tidak menjadi kaget dan bingung.?
''Kenapa kalian diam saja., jangan mencoba berlagak bodoh didepanku.,!'' gertak Respati mencoba menekan.
''Heii, Anak muda., apa maksud ucapanmu tadi, kau jangan berani main gila dengan kami.,!'' jawab si Pengamen Murung Suling Rombeng sambil mencabut suling besinya dari pinggang, sementara suaminya si Pengamen Murung Kecapi Butut sudah mulai petik senar- senar besi di kecapi bututnya, dentingan suara kecapinya mulai terdengar menusuk telinga, untungnya Respati sudah maklum kehebatan lawan hingga masih sempat kerahkan tenaga dalam untuk menutup sebagian jalan pendengarannya.
''Kaulah yang main gila, Kampret.,!'' hardik Respati dengan suara sekeras halilintar, ini dilakukan untuk menekan pikiran lawan sekaligus melawan suara petikan kecapinya yang menyayat telinga. ''Saat aku mendapatkan surat wasiat itu, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya., lalu sekarang tiba- tiba saja kalian berdua muncul dihadapanku dan bertanya soal peta rahasia Istana Angsa Emas, dari mana kalian tahu dan yakin benda itu masih ada padaku.,?'' tanya Respati dingin sambil melangkah maju. tangan kanannya melolos pedang Iblis Hitamnya, suasana menjadi tegang penuh hawa nafsu membunuh, Sepasang Pengamen Murung tanpa sadar menyurut mundur. selain merasa bingung hati mereka juga rada ngeri melihat sosok pemuda didepannya.
''Aa., apakah maksudmu surat itu sudah lenyap dari tanganmu.,?'' si suling rombeng ajukan pertanyaan. yang ditanya cuma diam matanya menatap tajam kedua lawannya, ''Dengan kemunculan kalian aku tak perlu lagi susah payah mencari potongan surat yang hilang dari tanganku, karena lebih mudah merebut potongan surat rahasia peta yang ada ditangan kalian berdua sekarang ini., Ha., ha., ha..,!''
''Bocah ini sudah gila., dia malah mengira kita memiliki potongan peta rahasia itu.!'' geram si suling rombeng, sementara suaminya cuma diam seperti sedang berpikir keras, ''Aku merasa ada kejanggalan dengan yang dia katakan, atau mungkinkah anak buah kita yang telah salah menyirap berita peta rahasia itu.,?'' bisiknya ragu.
''Anak buah kita cuma mengabarkan kalau bocah ini mendapatkan peta Istana keramat, tapi tidak ada berita kalau peta itu terbagi menjadi empat bagian.,!' jawab istrinya.
''Sampai kapan aku harus menunggu.,?' serahkan potongan peta kalian itu padaku, 'Sekarang juga.,!'' Bentak Respati sambil berkelebat maju babatkan pedang Iblis Hitamnya, cahaya hitam busuk berhamburan menyambar bersilangan menyerang bagian lengan, tangan dan jemari lawan. sementara tangan kirinya justru mendahului hantamkan satu pukulan sakti yang menebar asap dan cahaya putih berhawa panas. sebenarnya sedari awal Respati sengaja memecah perhatian kedua orang itu dengan cerita bualannya, lalu sengaja menyerang disaat kedua orang tua itu lengah, agaknya sipemuda berniat menghabisi lawannya secepat mungkin.
''Setan alas.! Keparat.!'' maki Si Kecapi butut dan Si Suling Rombeng karena sama sekali tidak mengira bakal diserang secara mendadak. secepatnya mereka berpencar mencelat mundur, pukulan sakti yang dilepaskan Respati berhasil mereka hindari, meskipun ujung jubah keduanya masih saja robek hangus disambar angin pukulan lawan yang berhawa panas. tetapi sabetan pedang hitam si pemuda yang menyambar secepat geledek tidak mampu dihindari hingga membuat tangan dan jari mereka terluka sampai mengeluarkan darah, meskipun demikian lukanya tidak terlihat parah. sementara itu serangan pedang Iblis Hitam lawan terus memburu tanpa ampun.!
'Pemuda jahanam.,!' Kau akan mati tanpa kuburan disini,!'- rutuk si suling rombeng sambil mencelat keudara setelah terpaksa menangkis empat sabetan pedang lawan dengan suling rombengnya. sementara suaminya harus berjumpalitan ditanah sambil balas kirimkan tendangan menggunting kalau tidak mau dadanya robek disambar pedang Respati. dari atas Si Suling Rombeng mulai meniup sulingnya, disusul suara petikan kecapi berirama menyayat hati, merajam pikiran dan mengacaukan jalan darah. inilah pertanda Sepasang Pengamen Murung mulai memainkan ilmu kesaktiannya yang bernama 'Irama Ratapan Setan Jeritan Siluman.!'
Respati alias Si Ular Sakti Berpedang Iblis mendadak hentikan serangannya, suara lengkingan suling dan kecapi lawan yang tinggi rendah tak menentu membuat kepala dan telinganya sakit seakan ditusuk seribu paku. pikirannya menjadi kalut, jantungnya seakan berdenyut jauh lebih cepat, pernafasan dan jalan darahnya seperti tersumbat.!'
Bayangan- bayangan aneh dan seram mulai timbul dipikirannya, satu persatu wajah korban- korbannya bermunculan didepan matanya hendak menuntut balas kematian. rasa takut, sakit, dan kesedihan yang teramat sangat mendera seluruh jiwa raganya.! Respati menangis, menjerit- jerit seakan kesurupan, dari telinga dan sudut matanya mulai mengucurkan darah, pemuda ini sudah berada diambang kematiannya.!
Irama suara suling dan kecapi yang dahsyat menghunjam jiwa tiba- tiba menjadi kacau, kalau tadinya bersambungan saling mengisi, kini seakan malah saling tindih dan terputus- putus, ''Nyai., Ada apa dengan sulingmu, kenapa suaranya kacau..?'' tanya suaminya heran, ''Apa kau bilang.,? justru petikan kecapimu yang sumbang, aku jadi sulit menentukan nada pengiringnya..'' jawab istrinya marah. ''Kau ini makin tua bukannya makin pinter Nyai., coba kau lihat dulu jarimu, jelas sekali kalau bengkak dan kaku.,!''
Istrinya naik pitam. ''Ki., kau sudah berani menghina istrimu.!' Jarimu sendiri yang penyakitan, malah menyalahkan aku.!'' geram Si Suling Robeng, sesaat keduanya saling bentrok pandangan, lalu tanpa sadar melihat jari tangan mereka sendiri.
Entah sejak kapan kesepuluh jari tangan mereka sudah mati rasa, bengkak kaku dan menghitam. irama menyayat berhenti seketika, ''Nyai., jari tangan kita sudah keracunan.!'' teriak Si Kecapi Butut panik, Istrinya juga tak kalah kagetnya, suling rombengnya sampai terjatuh dari gengaman tangannya yang mendadak kaku. ''Ken.,kenapa dengan jari tangan kita., sejak kapan jadi mati rasa dan kaku begini.?'' jerit Si Suling Rombeng ketakutan melihat jari tangannya bengkak kaku menghitam dan mati rasa tanpa dapat digerakkan sedikitpun.
''Yang jelas sejak aku berhasil melukai jari dan tangan kalian berdua,!' dan sejak saat itulah aku yakin pasti menang., 'Sebentar lagi jari tangan kalian akan rapuh lalu hancur menjadi bubuk pasir hitam.!''
Sepasang Pengamen Murung menoleh, wajah mereka bertambah jauh lebih murung saat melihat dihadapan mereka telah berdiri seorang pemuda gagah berpedang hitam ditangannya, siapa lagi kalau bukan Respati.!
''Bocah Keparat., apa yang telah kau perbuat pada kami.,?'' bentak Si Kecapi Butut parau.
''Haa., ha., ha., 'Tidak sulit menjelaskannya, selama ini kalian selalu mengandalkan suara kecapi dan suling yang dilambari tenaga dalam tinggi untuk membunuh lawanmu., Kebanyakan orang beranggapan dengan menutup jalan pendengaran dapat meredam irama kecapi dan suling maut kalian.,''
''Itu memang tidak salah., tapi aku lebih memilih yang tercepat,! 'Kalau mau lawanmu berhenti berlari, tinggal tebas saja kakinya..'' ''Jika ingin musuhmu diam putuskan saja lidahnya, Kau muak tatapan mata sainganmu butakan saja matanya, dan Saat kau benci suara suling dan kecapi potong saja jari tangan orang yang memainkannya.,!''
''Tapi kuakui ilmu kalian berdua memang luar biasa., jika saja racun pedangku terlambat bekerja, aku pasti sudah mati sekarang.!''
''Tapi kenapa aku tidak merasakan adanya racun di jariku.?'' tanpa sadar Si Suling Rombeng bertanya. ''Karena aku bisa mengatur kadar racun dipedangku sesuka hatiku.!'' jawab Respati lalu balikkan tubuhnya hendak berlalu.
''Kami sudah mau mati., bisakah kau katakan apakah peta itu benar ada padamu.?'' teriak Si Kecapi Maut parau, kesepuluh jarinya mulai hancur jadi bubuk pasir. darah merah kehitaman mulai meleleh dari ujung bibirnya. sementara tubuh istrinya sudah lebih dulu tumbang, nyawanya minggat ke akhirat.
Respati menyeringai kejam, 'Tanyakan saja pada setan neraka., jadi silahkan mati penasaran.!' jawabnya lalu pergi menghilang.
''Ba., bagus, baik., lah., Ini belum berakhir bocah jah., jahanam licik.,!'' gumam Si kecapi Butut penuh dendam, dengan ujung jari kelingkingnya yang masih tersisa dia menuliskan sesuatu diselembar kain milik istrinya dengan menggunakan darahnya sendiri sebagai tinta. lalu terkapar mati dengan mata mendelik mengerikan.!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Wah...wah....mereka mati.....
2023-12-25
0
💞Amie🍂🍃
iklan udah mendarat ya kak
2023-11-25
0
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
cerita yang bagus, semangat terus Kaka 💪😉😃
2023-03-01
0