Sebagai satu-satunya orang yang masih hidup dari Perkumpulan pengawalan barang Garuda Merah, Sabarewang hanya berharap dapat secepatnya pergi meninggalkan tempat celaka ini dengan selamat, tapi belum lagi bayangan Gada Rahwana yang mengerikan pupus dari otaknya, kini malah muncul lagi satu anggota 13 Pembunuh yang kabarnya paling licin dan susah dihadapi.
Langkahnya terlihat santai kemalasan, tubuhnya yang langsing tinggi semampai ditutupi gaun panjang hitam yang tipis dan hampir menyentuh tanah, wajahnya yang
cantik jelita seakan selalu tersenyum, saat tertawa dua lesung pipitnya terlihat, rambutnya hitam panjang sepinggul dihiasi tusuk kundai emas berbentuk bulan sabit, ditangan kanannya nampak memegang sebuah kipas perak yang lapat-lapat menebarkan bau harum.
Sebenarnya usia wanita ini sudah hampir tiga puluh tahun, tapi kalau dilihat orang akan mengiranya sebagai gadis remaja dua puluhan yang polos dan periang, membuat siapapun tidak akan mengira kalau wanita cantik inilah yang dijuluki sebagai 'Dewi Malam Beracun' si nomor dua belas dari 'Perkumpulan 13 Pembunuh.!'
''Lama kita tidak berjumpa, bagaimana kabarmu selama ini, aku.,aku.,kangen loh.''
sapa wanita ini dengan gaya genit merayu.
''Heemm.,kurasa belum lama, kabarku baik.'' jawab Si Ular Sakti pendek seperti enggan bicara.
Perempuan berjuluk Dewi Malam Beracun ini tertegun sebentar, lalu tertawa berderai ''Hik., hik, hik., Duuhh., sombongnya, rupanya kau belum berubah, masih suka memandang remeh apapun, sekalipun itu kawan sendiri.''
sementara dia berbicara kedua kakinya terus melangkah santai sambil mengipas-ngipas. ''Cuaca di sini panas sekali yaa, sungguh berbeda dengan tempat tinggalku, hawanya sejuk dan nyaman.''
''Apa yang membuatmu sampai pergi keluar meninggalkan 'Sendang Bulan Keramat', tempat kediamanmu di lereng gunung Lawu,?'' potong Si Ular Sakti Berpedang Iblis. pemuda ini memang tak suka bertele-tele, apalagi dia tahu betul wanita dihadapannya bukanlah orang yang mudah dihadapi, dia harus selalu waspada, baginya lebih baik bertarung dengan dua atau tiga orang seperti Gada Rahwana sekaligus dari pada harus berhadapan dengan wanita ini, karena dibalik senyuman manisnya, tersembunyi selusin pisau tajam yang siap menikam.!
''Kenapa sih kau selalu bersikap dingin dan curiga kalau bertemu denganku?'' Sambil menghela nafas wanita ini balik bertanya. dari balik pakaian hitamnya yang tipis dia mengeluarkan sebuah benda dan terus di berikan pada pemuda didepannya.
''Kalau dia yang menyuruh memangnya siapa yang bisa membantah,?''
''Kapan kau menerima Lencana ini, apakah dia sendiri yang datang ke tempatmu,?'' tanya si pemuda sambil mengamati benda ditelapak tangannya, meski sudah beberapa kali dia melihat benda ini tapi perasaan seram tetap saja menjalari hatinya.
Ditangan kirinya ada sebuah benda bundar terbuat dari batu yang memancarkan cahaya merah darah, ditengahnya terukir gambar tengkorak sangat menyeramkan, di bagian tepi lempengan batu itu juga ada ukiran dua belas tengkorak yang lebih kecil mengelilingi lambang tengkorak yang ada ditengah, jadi jumlah semuanya ada tiga belas ukiran tengkorak dilepengan batu darah itu, dan jika dilihat lebih teliti tidak satupun dari ukiran tiga belas tengkorak itu punya bentuk yang sama, ukiran itu juga terlihat begitu hidup seakan membawa hawa kengerian dan maut. saat lempengan batu bundar sebesar telapak tangan itu dibalik, disitu terdapat tulisan,'
'Lencana Ketua 13 Pembunuh,
'Merajai Langit Memerintah Bumi'
'Siapa Tunduk Dia Hidup'
'Siapa Menentang Pasti Mati'
Pemuda itu menghela nafas berat sambil kembalikan benda ditangannya.
''Apa yang ada dalam pikiranmu Respati ?'' tanya wanita bergaun hitam itu pada pemuda dihadapannya, suaranya lembut penuh perhatian dan rasa sayang yang mendalam, seakan seorang kakak perempuan pada adik lelakinya, atau bisa juga seorang wanita pada kekasih pujaannya? entahlah.,
''Lencana itu asli, pemiliknya datang sendiri ke tempatmu ?'' pemuda itu bertanya balik.
Sementara itu dalam hati dia membatin, Didunia ini tidak banyak yang tahu siapa nama dia sebenarnya, 'Respati., itu memang namanya, sudah lama sekali rasanya tak ada yang memanggilnya seperti itu, tidak disangka wanita ini masih mengingatnya. ''Seorang kakek tua yang memberikannya padaku, dia juga membawa selembar surat perintah rahasia.'' jawab Dewi Malam Beracun hingga memecah lamunan sipemuda yang ternyata bernama Respati itu.
''Kau mengenal kakek tua itu, lalu apa isi suratnya ?'' yang ditanya hanya menggeleng.
''Dia seakan hantu yang muncul begitu saja saat aku hendak mandi ditelaga, karena marah orangnya langsung kulabrak dengan serangan jarum beracunku, tapi dia berhasil kabur dan hanya meninggalkan dua benda ini diatas sebuah batu. soal apa isi suratnya, hii, hii, hi., masa kau sendiri sudah lupa aturan perkumpulan kita, Pantang ikut campur urusan anggota yang lain.!''
Respati mengangguk, ''Aku paham., hanya rasanya masalah ini agak aneh, setelah hampir tiga tahun lamanya tidak bertemu, tiba-tiba saja kau dan Gada Rahwana bisa muncul hampir bersamaan disini, ditempat yang sengaja kupilih untuk merebut barang kawalan Kelompok Garuda Merah.!''
''Coba pikir, apa menurutmu ini semua cuma kebetulan ?''
Dewi Malam Beracun terdiam sesaat baru berkata' Meskipun urusan ini rada aneh, tapi bisa juga kebetulan saja., lagipula apa yang kau kerjakan disini pasti juga atas perintah dia., jika demikian, lalu apanya yang aneh?'
''Kau salah.!' aku kemari bukan atas perintah Ketua perkumpulan, tapi atas permintaan orang lain.'' jawab Respati.
''Hik hi.,Kau pikir aku percaya ucapanmu barusan, memangnya sejak kapan Si Ular Sakti Berpedang Iblis mau menerima perintah orang selain Ketua Perkumpulan 13 Pembunuh?' Kalau itu sampai terjadi, mungkin besok matahari akan terbit dari barat, tikus akan mengeong dan anjing akan bersayap,!'' sindir Dewi Malam Beracun setengah mengejek.
Respati seakan tak perduli sindiran itu, perhatiannya tertuju kepada Sabarewang yang sibuk mengumpulkan mayat Ki Wikalpa dan rekan-rekannya ke tepi jalan, dengan susah payah dia menyeret mayat itu satu-persatu lalu menutupinya dengan dedaunan dan dahan kayu kering. tadinya dia berniat menguburkannya, tapi jumlahnya terlalu banyak, tangannya juga sudah cacat sebelah membuatnya sulit untuk melakukannya. dalam hati Respati memuji kesetia kawanan Sabarewang. Di dunia yang kejam ini, kawan setia kadang jauh lebih berharga dibanding segenggam emas permata.
Lamunan si pemuda buyar seketika saat mendengar suara tangisan bayi dari dalam kereta kuda milik Ki Wikalpa. sempat heran, Respati berniat masuk ke dalam kareta kuda, tapi Dewi Malam Beracun telah bergerak cepat mendahuluinya. terpaksa dia menunggu diluar kereta.
Hal ini cukup beralasan, sebagai orang yang sudah lama malang-melintang di dunia kependekaran, Respati pasti punya segudang pengalaman. kereta kuda itu tidak begitu besar, dan Dewi Malam Beracun sudah lebih dulu masuk ke dalamnya, wanita ini paling jago dalam urusan racun, senjata rahasia, dan jebakan maut. bahkan konon kabarnya hanya dalam hitungan detik dia sanggup membuat satu ruangan yang tadinya kosong jadi penuh dengan perangkap keji. maka tak heran kalau dia lebih memilih berjaga diluar saja, toh perempuan itu akhirnya akan keluar juga.
Menunggu adalah satu pekerjaan yang membosankan, sepeminum teh sudah berlalu, suara tangisan bayi telah berhenti tapi wanita itu belum keluar juga, Respati mulai khawatir. ''Kau tahu seperti apa barang kawalan majikanmu ?'' tanya si pemuda.
Sabarewang menggeleng, ''Setahuku didalam tidak ada apapun kecuali sebuah kotak kayu cendana dan bayi laki-laki, kurasa umurnya belum genap satu tahun.''
Berkilat tajam mata si pemuda, ''Apa kotak kayu itu berwarna hitam dan ada ukiran sebilah pedang diatasnya ?'' Kali ini Sabarewang mengiyakan. ''Kurasa memang begitu. Tapi., bagaimana kau tahu soal ini ?'' dengan heran dia balik bertanya, tapi Respati sudah keburu berkelebat masuk ke dalam kereta kuda sambil mencabut pedang Iblis Hitamnya.!'
Kereta kuda itu kira-kira panjangnya satu-dua tombak, lebar dan tingginya satu tombak. bahannya dari kayu jati tebal bercat hitam dan dilapisi lempengan besi dibeberapa bagian. pintu kereta setengah terbuka, Respati melesat sambil putar pedangnya, tangan kiri bersiap hantamkam satu pukulan sakti untuk penjagaan. perhitungannya saat berada didepan pintu dia akan disambut dengan puluhan senjata rahasia beracun, tapi diluar dugaan sampai tubuhnya masuk ke dalam kereta tetap tidak terjadi apapun.
Malahan Respati melihat satu peristiwa yang hampir membuatnya tidak percaya pada penglihatannya sendiri.
Didalam kereta sosok Dewi Malam Beracun terlihat sedang duduk bersimpuh, kedua tangannya menggendong sesok bayi laki- laki sambil bersenandung kecil, perempuan cantik ini nampak tersenyum bahagia. dengan jari telunjuk dia memberi isyarat Respati agar mendekat, ''Sstt., kemarilah tapi jangan berisik, bayi ini sedang tidur, lihatlah dia lucu dan ganteng yah ?''
Kalau disaat lain Respati pasti tidak akan mau percaya kalau ada yang bilang Dewi Malam Beracun, Si nomor dua belas dari kelompok 13 Pembunuh yang terkenal licin dan keji, sudi menimang bayi bahkan menidurkannya dengan penuh rasa sayang. tapi kenyataan itu ada di depan matanya.
'Mungkin besok matahari benar-benar akan terbit dari barat dan kucing akan berkokok.' batin si pemuda. matanya melihat sekeliling ruang kereta, kotak kayu hitam incarannya ada di samping kiri perempuan itu, tak sengaja dia memandang si bayi., ''Memang bayi lelaki yang menarik hati''
''Terus terang saja aku mengincar kotak kayu cendana yang ada disampingmu itu, kau mungkin juga mengingikannya.'' kata Respati.
Perempuan bergaun hitam itu terus saja memandangi bayi yang tertidur dalam dekapannya, sesekali dia menciumi pipi montok si bayi, ''Aku tidak menginginkan itu, ambil saja kalau kau suka.''
Kembali Respati tertegun dibuatnya, ''Kau yakin ?'' yang ditanya hanya diam. sesaat kemudian dia baru berpaling sambil berkata lembut tapi penuh keyakinan dan harapan, ''Aku suka bayi ini, aku menginginkannya, dia akan kubesarkan dan kurawat dengan baik,!''
''Gila.!, Apa yang sebenarnya kau pikirkan, memangnya kau sudah jadi pengasuh bayi?''
''Aduuh.,pelankan suaramu., kau nanti membangunkannya.! Cup.,cup, sayang.' lihat kau hampir membuatnya menangis., Ambil kotak kayumu dan cepat keluar.!''
Respati menurut, setelah mengambil kotak kayu cendana hitam berukiran pedang diapun keluar, disana Sabarewang sudah menunggunya. ''Kau tahu bayi siapa itu, dan hendak kalian bawa kemana ?''
''Bayi itu titipan dari seorang wanita kenalan ketua seminggu yang lalu bersama kotak kayu yang kau bawa itu., Keduanya harus diantarkan ke seorang juragan kuda di pinggiran Wonokerto.''
''Apa yang kau maksudkan adalah 'Ki Ageng Bronto, orang kaya baru di kadipaten Wonokerto yang kabarnya punya ratusan ekor kuda, dan juga kerbau ?'' kali ini yang bertanya adalah Dewi Malam Beracun yang sudah keluar sambil tetap menggendong bayi. Sabarewang membenarkan, ''Nyi Dewi kenal Ki Ageng Bronto ?''
Wanita itu terdiam seakan bingung, Respati jadi tidak sabar, ''Memangnya siapa Ki Ageng Bronto itu, hingga membuatmu tegang begini ?''
''Kau juga pasti mengenalnya karena dia juga salah satu dari kita., Ki Ageng Bronto hanya nama samaran untuk menutupi jati dirinya.''
''Dan kurasa kau benar., masalah ini aneh, mungkin juga berbahaya, karena Ki Ageng Bronto bukan lain adalah orang yang punya gelaran 'Pendekar Golok Bayangan Setan'
Si Nomor Sembilan dari 13 Pembunuh.!''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Konspirasi.....???
2023-12-25
0
Slow ego
sok cool..
2023-06-29
0
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-03-23
0