Barang kawalan yang aneh.

Sebagai satu-satunya orang yang masih hidup dari Perkumpulan pengawalan barang Garuda Merah, Sabarewang hanya berharap dapat secepatnya pergi meninggalkan tempat celaka ini dengan selamat, tapi belum lagi bayangan Gada Rahwana yang mengerikan pupus dari otaknya, kini malah muncul lagi satu anggota 13 Pembunuh yang kabarnya paling licin dan susah dihadapi.

Langkahnya terlihat santai kemalasan, tubuhnya yang langsing tinggi semampai ditutupi gaun panjang hitam yang tipis dan hampir menyentuh tanah, wajahnya yang

cantik jelita seakan selalu tersenyum, saat tertawa dua lesung pipitnya terlihat, rambutnya hitam panjang sepinggul dihiasi tusuk kundai emas berbentuk bulan sabit, ditangan kanannya nampak memegang sebuah kipas perak yang lapat-lapat menebarkan bau harum.

Sebenarnya usia wanita ini sudah hampir tiga puluh tahun, tapi kalau dilihat orang akan mengiranya sebagai gadis remaja dua puluhan yang polos dan periang, membuat siapapun tidak akan mengira kalau wanita cantik inilah yang dijuluki sebagai 'Dewi Malam Beracun' si nomor dua belas dari 'Perkumpulan 13 Pembunuh.!'

''Lama kita tidak berjumpa, bagaimana kabarmu selama ini, aku.,aku.,kangen loh.''

sapa wanita ini dengan gaya genit merayu.

''Heemm.,kurasa belum lama, kabarku baik.'' jawab Si Ular Sakti pendek seperti enggan bicara.

Perempuan berjuluk Dewi Malam Beracun ini tertegun sebentar, lalu tertawa berderai ''Hik., hik, hik., Duuhh., sombongnya, rupanya kau belum berubah, masih suka memandang remeh apapun, sekalipun itu kawan sendiri.''

sementara dia berbicara kedua kakinya terus melangkah santai sambil mengipas-ngipas. ''Cuaca di sini panas sekali yaa, sungguh berbeda dengan tempat tinggalku, hawanya sejuk dan nyaman.''

''Apa yang membuatmu sampai pergi keluar meninggalkan 'Sendang Bulan Keramat', tempat kediamanmu di lereng gunung Lawu,?'' potong Si Ular Sakti Berpedang Iblis. pemuda ini memang tak suka bertele-tele, apalagi dia tahu betul wanita dihadapannya bukanlah orang yang mudah dihadapi, dia harus selalu waspada, baginya lebih baik bertarung dengan dua atau tiga orang seperti Gada Rahwana sekaligus dari pada harus berhadapan dengan wanita ini, karena dibalik senyuman manisnya, tersembunyi selusin pisau tajam yang siap menikam.!

''Kenapa sih kau selalu bersikap dingin dan curiga kalau bertemu denganku?'' Sambil menghela nafas wanita ini balik bertanya. dari balik pakaian hitamnya yang tipis dia mengeluarkan sebuah benda dan terus di berikan pada pemuda didepannya.

''Kalau dia yang menyuruh memangnya siapa yang bisa membantah,?''

''Kapan kau menerima Lencana ini, apakah dia sendiri yang datang ke tempatmu,?'' tanya si pemuda sambil mengamati benda ditelapak tangannya, meski sudah beberapa kali dia melihat benda ini tapi perasaan seram tetap saja menjalari hatinya.

Ditangan kirinya ada sebuah benda bundar terbuat dari batu yang memancarkan cahaya merah darah, ditengahnya terukir gambar tengkorak sangat menyeramkan, di bagian tepi lempengan batu itu juga ada ukiran dua belas tengkorak yang lebih kecil mengelilingi lambang tengkorak yang ada ditengah, jadi jumlah semuanya ada tiga belas ukiran tengkorak dilepengan batu darah itu, dan jika dilihat lebih teliti tidak satupun dari ukiran tiga belas tengkorak itu punya bentuk yang sama, ukiran itu juga terlihat begitu hidup seakan membawa hawa kengerian dan maut. saat lempengan batu bundar sebesar telapak tangan itu dibalik, disitu terdapat tulisan,'

'Lencana Ketua 13 Pembunuh,

'Merajai Langit Memerintah Bumi'

'Siapa Tunduk Dia Hidup'

'Siapa Menentang Pasti Mati'

Pemuda itu menghela nafas berat sambil kembalikan benda ditangannya.

''Apa yang ada dalam pikiranmu Respati ?'' tanya wanita bergaun hitam itu pada pemuda dihadapannya, suaranya lembut penuh perhatian dan rasa sayang yang mendalam, seakan seorang kakak perempuan pada adik lelakinya, atau bisa juga seorang wanita pada kekasih pujaannya? entahlah.,

''Lencana itu asli, pemiliknya datang sendiri ke tempatmu ?'' pemuda itu bertanya balik.

Sementara itu dalam hati dia membatin, Didunia ini tidak banyak yang tahu siapa nama dia sebenarnya, 'Respati., itu memang namanya, sudah lama sekali rasanya tak ada yang memanggilnya seperti itu, tidak disangka wanita ini masih mengingatnya. ''Seorang kakek tua yang memberikannya padaku, dia juga membawa selembar surat perintah rahasia.'' jawab Dewi Malam Beracun hingga memecah lamunan sipemuda yang ternyata bernama Respati itu.

''Kau mengenal kakek tua itu, lalu apa isi suratnya ?'' yang ditanya hanya menggeleng.

''Dia seakan hantu yang muncul begitu saja saat aku hendak mandi ditelaga, karena marah orangnya langsung kulabrak dengan serangan jarum beracunku, tapi dia berhasil kabur dan hanya meninggalkan dua benda ini diatas sebuah batu. soal apa isi suratnya, hii, hii, hi., masa kau sendiri sudah lupa aturan perkumpulan kita, Pantang ikut campur urusan anggota yang lain.!''

Respati mengangguk, ''Aku paham., hanya rasanya masalah ini agak aneh, setelah hampir tiga tahun lamanya tidak bertemu, tiba-tiba saja kau dan Gada Rahwana bisa muncul hampir bersamaan disini, ditempat yang sengaja kupilih untuk merebut barang kawalan Kelompok Garuda Merah.!''

''Coba pikir, apa menurutmu ini semua cuma kebetulan ?''

Dewi Malam Beracun terdiam sesaat baru berkata' Meskipun urusan ini rada aneh, tapi bisa juga kebetulan saja., lagipula apa yang kau kerjakan disini pasti juga atas perintah dia., jika demikian, lalu apanya yang aneh?'

''Kau salah.!' aku kemari bukan atas perintah Ketua perkumpulan, tapi atas permintaan orang lain.'' jawab Respati.

''Hik hi.,Kau pikir aku percaya ucapanmu barusan, memangnya sejak kapan Si Ular Sakti Berpedang Iblis mau menerima perintah orang selain Ketua Perkumpulan 13 Pembunuh?' Kalau itu sampai terjadi, mungkin besok matahari akan terbit dari barat, tikus akan mengeong dan anjing akan bersayap,!'' sindir Dewi Malam Beracun setengah mengejek.

Respati seakan tak perduli sindiran itu, perhatiannya tertuju kepada Sabarewang yang sibuk mengumpulkan mayat Ki Wikalpa dan rekan-rekannya ke tepi jalan, dengan susah payah dia menyeret mayat itu satu-persatu lalu menutupinya dengan dedaunan dan dahan kayu kering. tadinya dia berniat menguburkannya, tapi jumlahnya terlalu banyak, tangannya juga sudah cacat sebelah membuatnya sulit untuk melakukannya. dalam hati Respati memuji kesetia kawanan Sabarewang. Di dunia yang kejam ini, kawan setia kadang jauh lebih berharga dibanding segenggam emas permata.

Lamunan si pemuda buyar seketika saat mendengar suara tangisan bayi dari dalam kereta kuda milik Ki Wikalpa. sempat heran, Respati berniat masuk ke dalam kareta kuda, tapi Dewi Malam Beracun telah bergerak cepat mendahuluinya. terpaksa dia menunggu diluar kereta.

Hal ini cukup beralasan, sebagai orang yang sudah lama malang-melintang di dunia kependekaran, Respati pasti punya segudang pengalaman. kereta kuda itu tidak begitu besar, dan Dewi Malam Beracun sudah lebih dulu masuk ke dalamnya, wanita ini paling jago dalam urusan racun, senjata rahasia, dan jebakan maut. bahkan konon kabarnya hanya dalam hitungan detik dia sanggup membuat satu ruangan yang tadinya kosong jadi penuh dengan perangkap keji. maka tak heran kalau dia lebih memilih berjaga diluar saja, toh perempuan itu akhirnya akan keluar juga.

Menunggu adalah satu pekerjaan yang membosankan, sepeminum teh sudah berlalu, suara tangisan bayi telah berhenti tapi wanita itu belum keluar juga, Respati mulai khawatir. ''Kau tahu seperti apa barang kawalan majikanmu ?'' tanya si pemuda.

Sabarewang menggeleng, ''Setahuku didalam tidak ada apapun kecuali sebuah kotak kayu cendana dan bayi laki-laki, kurasa umurnya belum genap satu tahun.''

Berkilat tajam mata si pemuda, ''Apa kotak kayu itu berwarna hitam dan ada ukiran sebilah pedang diatasnya ?'' Kali ini Sabarewang mengiyakan. ''Kurasa memang begitu. Tapi., bagaimana kau tahu soal ini ?'' dengan heran dia balik bertanya, tapi Respati sudah keburu berkelebat masuk ke dalam kereta kuda sambil mencabut pedang Iblis Hitamnya.!'

Kereta kuda itu kira-kira panjangnya satu-dua tombak, lebar dan tingginya satu tombak. bahannya dari kayu jati tebal bercat hitam dan dilapisi lempengan besi dibeberapa bagian. pintu kereta setengah terbuka, Respati melesat sambil putar pedangnya, tangan kiri bersiap hantamkam satu pukulan sakti untuk penjagaan. perhitungannya saat berada didepan pintu dia akan disambut dengan puluhan senjata rahasia beracun, tapi diluar dugaan sampai tubuhnya masuk ke dalam kereta tetap tidak terjadi apapun.

Malahan Respati melihat satu peristiwa yang hampir membuatnya tidak percaya pada penglihatannya sendiri.

Didalam kereta sosok Dewi Malam Beracun terlihat sedang duduk bersimpuh, kedua tangannya menggendong sesok bayi laki- laki sambil bersenandung kecil, perempuan cantik ini nampak tersenyum bahagia. dengan jari telunjuk dia memberi isyarat Respati agar mendekat, ''Sstt., kemarilah tapi jangan berisik, bayi ini sedang tidur, lihatlah dia lucu dan ganteng yah ?''

Kalau disaat lain Respati pasti tidak akan mau percaya kalau ada yang bilang Dewi Malam Beracun, Si nomor dua belas dari kelompok 13 Pembunuh yang terkenal licin dan keji, sudi menimang bayi bahkan menidurkannya dengan penuh rasa sayang. tapi kenyataan itu ada di depan matanya.

'Mungkin besok matahari benar-benar akan terbit dari barat dan kucing akan berkokok.' batin si pemuda. matanya melihat sekeliling ruang kereta, kotak kayu hitam incarannya ada di samping kiri perempuan itu, tak sengaja dia memandang si bayi., ''Memang bayi lelaki yang menarik hati''

''Terus terang saja aku mengincar kotak kayu cendana yang ada disampingmu itu, kau mungkin juga mengingikannya.'' kata Respati.

Perempuan bergaun hitam itu terus saja memandangi bayi yang tertidur dalam dekapannya, sesekali dia menciumi pipi montok si bayi, ''Aku tidak menginginkan itu, ambil saja kalau kau suka.''

Kembali Respati tertegun dibuatnya, ''Kau yakin ?'' yang ditanya hanya diam. sesaat kemudian dia baru berpaling sambil berkata lembut tapi penuh keyakinan dan harapan, ''Aku suka bayi ini, aku menginginkannya, dia akan kubesarkan dan kurawat dengan baik,!''

''Gila.!, Apa yang sebenarnya kau pikirkan, memangnya kau sudah jadi pengasuh bayi?''

''Aduuh.,pelankan suaramu., kau nanti membangunkannya.! Cup.,cup, sayang.' lihat kau hampir membuatnya menangis., Ambil kotak kayumu dan cepat keluar.!''

Respati menurut, setelah mengambil kotak kayu cendana hitam berukiran pedang diapun keluar, disana Sabarewang sudah menunggunya. ''Kau tahu bayi siapa itu, dan hendak kalian bawa kemana ?''

''Bayi itu titipan dari seorang wanita kenalan ketua seminggu yang lalu bersama kotak kayu yang kau bawa itu., Keduanya harus diantarkan ke seorang juragan kuda di pinggiran Wonokerto.''

''Apa yang kau maksudkan adalah 'Ki Ageng Bronto, orang kaya baru di kadipaten Wonokerto yang kabarnya punya ratusan ekor kuda, dan juga kerbau ?'' kali ini yang bertanya adalah Dewi Malam Beracun yang sudah keluar sambil tetap menggendong bayi. Sabarewang membenarkan, ''Nyi Dewi kenal Ki Ageng Bronto ?''

Wanita itu terdiam seakan bingung, Respati jadi tidak sabar, ''Memangnya siapa Ki Ageng Bronto itu, hingga membuatmu tegang begini ?''

''Kau juga pasti mengenalnya karena dia juga salah satu dari kita., Ki Ageng Bronto hanya nama samaran untuk menutupi jati dirinya.''

''Dan kurasa kau benar., masalah ini aneh, mungkin juga berbahaya, karena Ki Ageng Bronto bukan lain adalah orang yang punya gelaran 'Pendekar Golok Bayangan Setan'

Si Nomor Sembilan dari 13 Pembunuh.!''

Terpopuler

Comments

MATADEWA

MATADEWA

Konspirasi.....???

2023-12-25

0

Slow ego

Slow ego

sok cool..

2023-06-29

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

suka 😍

2023-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Pembunuhan di simpang jalan
2 Garuda melawan ular
3 Orang ke 6, 12 dan 13
4 Barang kawalan yang aneh.
5 Rahasia sebuah kotak kayu
6 Bayi titipan
7 Bentrok di punggingan
8 Gadis pencuri
9 Jagal terpendam
10 Munculnya Nyai Bawang
11 Orang Paling Kejam
12 Awal kebangkitan dan bencana
13 Dimulainya kegemparan
14 Pertemuan pertama (bag 1)
15 Pertemuan pertama (bag 2)
16 Berlatih atau bertarung,?
17 Bertemu teman lama (bag 1)
18 Bertemu teman lama (bag 2)
19 Dendam di hutan bambu
20 Mulai saling percaya
21 Satriyana berkisah
22 Kereta kuda maut
23 Gadis cantik yang sombong
24 Pusaran petir tunggal
25 Sisi gelap yang jahat
26 Permainan muslihat
27 Penghadangan (bag 1)
28 Penghadangan (bag 2)
29 Sabit perak pencabut nyawa
30 Rahasia darah keramat
31 Cerita kelam masa lalu
32 Serbuan begal Jalak Gandos
33 Sang kepala rampok
34 Bertahan hidup
35 Titik balik kehidupan si cantik
36 Kamar terkutuk
37 Nenek tua bisu tuli
38 Bangkit dari kubur
39 Rahasia rumah neraka
40 Teman dan musuh
41 Menari di atas genangan darah
42 Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43 Menuntut balas
44 Pembalasan si Cantik (bag 1)
45 Pembalasan si Cantik (bag 2)
46 Rumilah, Tabib Mata Hati
47 Kolam rahasia
48 Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49 Cerdik dan genit
50 Ledakan dendam 13 Pembunuh
51 Siasat dibalik perpisahan
52 Panglima Istana Tengah
53 Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54 Amukan Dua Panglima
55 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57 Masih., Bertahan Hidup.
58 Pencuri Tua Berjari Buntung
59 Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60 Guratan Pesan Terakhir
61 Mandi di sungai
62 Satriyana., cerdik atau licik.?
63 Roh Kobra Kegelapan.
64 Ungkapan Hati
65 Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66 Pengemis pengkhianat.
67 Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68 Gadis Persembahan
69 Rahasia bukit Lading (bag1)
70 Rahasia bukit Lading (bag 2)
71 Mulai berlatih.
72 Bertemu nenek penjual bawang
73 Para pembunuh mulai muncul.
74 Kurungan dan Perangkap
75 Nyai Bawang yang menakutkan.
76 Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77 Musnahnya Belatung Maut Biru.
78 Keracunan.
79 Lembah Seruni.
80 Dua Dewi Mabuk
81 Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82 Kau bisa menggoda setan di neraka.
83 Mawar layu.
84 Orang Ke Empat.
85 Rencana Roro (bag 1)
86 Rencana Roro (bag 2)
87 Si Pentung Sakti.
88 Kisah Birunaka.
89 Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90 Jari kakinya.,
91 Kenangan yang terakhir
92 Keturunan
93 Rahasia Si Maling Nyawa.
94 Kotak Kayunya., Palsu.
95 Terkepung.
96 Pembunuh nomor tujuh.
97 Orang yang sama.
98 Ki Ageng Bronto
99 Kurebut Nomor Sembilan.
100 Pertarungan di lorong.
101 Pisau Pengukir Boneka.
102 Darah keabadian.
103 Dasar Pengintip.,
104 Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105 Sepenggal cerita pengkhianatan.
106 Menuju Wonokerto.
107 Klewang Pemburu Kepala.
108 Si Pincang Yang Aneh
109 Respati Berkisah.
110 Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111 Cahaya Api Langit.
112 Persekutuan Bulan Perak.
113 Dua pembunuh kawakan.
114 Pertemuan kaum pembunuh.
115 Kunci Wasiat.
116 Kecurigaan.
117 Pedang buntung si kusir kuda.
118 Mengail Di Air Keruh.
119 Sisik Besi Ular Darah.
120 Wujud Siluman Ular Darah.
121 Ular yang berganti kulit.
122 Bocah Perempuan Iblis.
123 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125 I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126 Kyai Jabar Seto.
127 Dua orang dari masa lalu.
128 Merekalah Keluargaku.,
129 Api Iblis.
130 Akhir pertarungan.
131 Pengobatan.
132 Si Nomor Dua.
133 Dalam Goa Rahasia.
134 Geger di Wonokerto.
135 Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136 Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137 Semuanya tertipu.
138 Menguji orang baru.
139 Empat pembunuh bertemu.
140 Laba- Laba Buntung.
141 Kabar dari mata- mata.
142 Buronan.
143 Kaum pengemis dan pembunuh.
144 Ilmu pukulan yang terlupakan.
145 Tipuan di ujung kemarau.
146 Menuju Gerbang Barat.
147 Berpisah sementara atau selamanya.?
148 Pembantaian yang mengerikan.
149 Pemikat jiwa.
150 Penipu yang tertipu.
151 Wajah Cermin.
152 Pisau di alas kakinya.
153 Perjumpaan nomor dua belas.
154 Takdir Pertarungan.
155 Wujud Terpendam Roro.
156 Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157 Pengumuman.,
158 Dalam Lorong Gelap.
159 Jebakan dan kenangan.
160 Di pelataran luar.
161 Dia tidak sendirian.
162 Muslihat bercinta.
163 Siasat yang terakhir (bag 1)
164 Siasat yang terakhir (bag2)
165 Siasat yang terakhir (bag3)
166 Lorong bawah tanah.
167 Mainan Kecil Roro.
168 Pertemuan.
169 Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170 Dalam pelukan maut.
171 Belenggu jiwa.
172 Pedang pembunuh mata buta.
173 Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174 Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175 Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176 Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177 Tandu dan rakit.
178 Di balik lorong buntu.
179 Mereka menghilang.
180 Kisah kelam si penculik bayi.
181 Jurus pedang pembunuh.
182 Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183 Adu domba.
184 Ancaman.
185 Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186 Wanita itulah otaknya.!
187 Hanya main- main.
188 Dupa Pemabuk.
189 Dendam dua panglima.
190 Jaring umpan tuan sesepuh.
191 Warung makan., Nagih Roso.
192 Tipuan kecil di warung makan.
193 Terbongkar.
194 Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195 Keluar dari persembunyian.
196 Panah berapi.
197 Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198 Topeng.
199 Topeng ke dua.
200 Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201 Musuh dalam selimut.
202 Dia telah datang.!
203 Lembah pembantaian.
204 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209 Wajah setan di balik topeng.
210 Pedang payung, kipas perak.
211 Naga merana.
212 Provokator.
213 Api iblis yang kedua.
214 Pemanah.
215 Doping.
216 Jiwa golok Jurata.
217 Mulut wanita dan sebutir obat.
218 Roro juga bisa bingung.
219 Seperti mayat hidup.
220 Kau masih manusia ataukah., setan.?
221 Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222 Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223 Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224 Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225 Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226 Bantuan datang.
227 Siulan kematian yang menyedihkan.
228 Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229 Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230 Pertemuan yang aneh.
231 Jejak- Jejak dalam hujan.
232 Mata hitam yang bertanya pada langit.
233 Kipas Darah Bulan Mentari.
234 Darah pembangkit pusaka.
235 Guru dan muridnya.
236 Sisi lain si Maling Nyawa.
237 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239 Akhir pertempuran besar.
240 Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241 Pisau dalam kotak kayu.
242 Gentong air wangi.
243 Geger di Kembangsoka. (bag1)
244 Geger di Kembangsoka (bag2)
245 Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246 Geger di Kembangsoka (bag4).
247 Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248 Geger di Kembangsoka. (bag6).
249 Munculnya barang incaran.
250 Nyi Sapta Kenanga.
251 Makan malam.
252 Nge., praank.!
253 Seringai Si Tua Buntung.
254 Ooohh.,
255 Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256 Rahasia dalam kotak kayu.
257 Sapi perahan.
258 Tipuan mata- mata.
259 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262 Kesetiaan dan tipu muslihat.
263 Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264 Pengumuman.
265 Mayat Abadi.
266 Kabut Sihir Dingin Gaib.
267 Gerombolan berbaju biru.
268 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270 Wasiat.
271 Ki Kala Mayit.
272 Pancingan Maut.
273 Tawa para durjana.
274 Mereka mulai datang.!
275 Penjara terkutuk.
276 Pertempuran di lautan.
277 Pemimpin.
278 Pemuda pemalas yang misterius.
279 Penghalang kabut gaib.
280 Mulai menyusup.
281 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283 Penyerbuan. (bag1)
284 Penyerbuan. (bag2)
285 Penyerbuan. (bag3)
286 Penyerbuan. (bag4)
287 Penyerbuan. (bag5)
288 Penyerbuan. (bag6)
289 Alasan menjadi wanita bejat.
290 Cermin mata sihir. (bag1)
291 Cermin Mata Sihir. (bag2)
292 Gelap menghisap, Terang membakar.
293 Roro kalah.?
294 Di ujung kekalahan. (bag1)
295 Di ujung kekalahan. (bag2)
296 Wong koplak.
297 Ledakan di ujung lorong goa.
298 Mangsa pertama.
299 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301 Rahasia si pemalas.
302 Pasukan mayat hidup. (bag1)
303 Pasukan mayat hidup. (bag2)
304 XXX...?
305 Penyesalan.
306 Membebaskan tawanan.
307 Cinta yang ruwet.
308 Menunggu pagi hari.
309 Kaki Tangan Besi.
310 Pagi kematian.
311 Puji Seruni., gagal pamer.
312 Sebilah pedang hitam.
313 Pertarungan si pincang.
314 Si pincang menipu si pemalas.
315 Kepingan batu.
316 Terhasut.
317 Nostalgia.
318 Roro juga pingin.?
319 Datuk Naga Wisa.
320 Muslihat si buntung.
321 Pertarungan si buntung.
322 Pertarungan Roro. (bag1)
323 Pertarungan Roro. (bag2)
324 Akhir pertarungan si buntung.
325 Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326 Satu tangan yang terpotong.
327 Salah paham.
328 Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331 Dia tukang masak.?
332 Kapal wajan.
333 Wajan terbang 326.
334 Tungku Meletus.
335 Satu lawan empat.
336 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340 Aku telah membunuhnya.!
341 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351 Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Pembunuhan di simpang jalan
2
Garuda melawan ular
3
Orang ke 6, 12 dan 13
4
Barang kawalan yang aneh.
5
Rahasia sebuah kotak kayu
6
Bayi titipan
7
Bentrok di punggingan
8
Gadis pencuri
9
Jagal terpendam
10
Munculnya Nyai Bawang
11
Orang Paling Kejam
12
Awal kebangkitan dan bencana
13
Dimulainya kegemparan
14
Pertemuan pertama (bag 1)
15
Pertemuan pertama (bag 2)
16
Berlatih atau bertarung,?
17
Bertemu teman lama (bag 1)
18
Bertemu teman lama (bag 2)
19
Dendam di hutan bambu
20
Mulai saling percaya
21
Satriyana berkisah
22
Kereta kuda maut
23
Gadis cantik yang sombong
24
Pusaran petir tunggal
25
Sisi gelap yang jahat
26
Permainan muslihat
27
Penghadangan (bag 1)
28
Penghadangan (bag 2)
29
Sabit perak pencabut nyawa
30
Rahasia darah keramat
31
Cerita kelam masa lalu
32
Serbuan begal Jalak Gandos
33
Sang kepala rampok
34
Bertahan hidup
35
Titik balik kehidupan si cantik
36
Kamar terkutuk
37
Nenek tua bisu tuli
38
Bangkit dari kubur
39
Rahasia rumah neraka
40
Teman dan musuh
41
Menari di atas genangan darah
42
Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43
Menuntut balas
44
Pembalasan si Cantik (bag 1)
45
Pembalasan si Cantik (bag 2)
46
Rumilah, Tabib Mata Hati
47
Kolam rahasia
48
Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49
Cerdik dan genit
50
Ledakan dendam 13 Pembunuh
51
Siasat dibalik perpisahan
52
Panglima Istana Tengah
53
Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54
Amukan Dua Panglima
55
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57
Masih., Bertahan Hidup.
58
Pencuri Tua Berjari Buntung
59
Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60
Guratan Pesan Terakhir
61
Mandi di sungai
62
Satriyana., cerdik atau licik.?
63
Roh Kobra Kegelapan.
64
Ungkapan Hati
65
Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66
Pengemis pengkhianat.
67
Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68
Gadis Persembahan
69
Rahasia bukit Lading (bag1)
70
Rahasia bukit Lading (bag 2)
71
Mulai berlatih.
72
Bertemu nenek penjual bawang
73
Para pembunuh mulai muncul.
74
Kurungan dan Perangkap
75
Nyai Bawang yang menakutkan.
76
Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77
Musnahnya Belatung Maut Biru.
78
Keracunan.
79
Lembah Seruni.
80
Dua Dewi Mabuk
81
Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82
Kau bisa menggoda setan di neraka.
83
Mawar layu.
84
Orang Ke Empat.
85
Rencana Roro (bag 1)
86
Rencana Roro (bag 2)
87
Si Pentung Sakti.
88
Kisah Birunaka.
89
Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90
Jari kakinya.,
91
Kenangan yang terakhir
92
Keturunan
93
Rahasia Si Maling Nyawa.
94
Kotak Kayunya., Palsu.
95
Terkepung.
96
Pembunuh nomor tujuh.
97
Orang yang sama.
98
Ki Ageng Bronto
99
Kurebut Nomor Sembilan.
100
Pertarungan di lorong.
101
Pisau Pengukir Boneka.
102
Darah keabadian.
103
Dasar Pengintip.,
104
Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105
Sepenggal cerita pengkhianatan.
106
Menuju Wonokerto.
107
Klewang Pemburu Kepala.
108
Si Pincang Yang Aneh
109
Respati Berkisah.
110
Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111
Cahaya Api Langit.
112
Persekutuan Bulan Perak.
113
Dua pembunuh kawakan.
114
Pertemuan kaum pembunuh.
115
Kunci Wasiat.
116
Kecurigaan.
117
Pedang buntung si kusir kuda.
118
Mengail Di Air Keruh.
119
Sisik Besi Ular Darah.
120
Wujud Siluman Ular Darah.
121
Ular yang berganti kulit.
122
Bocah Perempuan Iblis.
123
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125
I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126
Kyai Jabar Seto.
127
Dua orang dari masa lalu.
128
Merekalah Keluargaku.,
129
Api Iblis.
130
Akhir pertarungan.
131
Pengobatan.
132
Si Nomor Dua.
133
Dalam Goa Rahasia.
134
Geger di Wonokerto.
135
Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136
Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137
Semuanya tertipu.
138
Menguji orang baru.
139
Empat pembunuh bertemu.
140
Laba- Laba Buntung.
141
Kabar dari mata- mata.
142
Buronan.
143
Kaum pengemis dan pembunuh.
144
Ilmu pukulan yang terlupakan.
145
Tipuan di ujung kemarau.
146
Menuju Gerbang Barat.
147
Berpisah sementara atau selamanya.?
148
Pembantaian yang mengerikan.
149
Pemikat jiwa.
150
Penipu yang tertipu.
151
Wajah Cermin.
152
Pisau di alas kakinya.
153
Perjumpaan nomor dua belas.
154
Takdir Pertarungan.
155
Wujud Terpendam Roro.
156
Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157
Pengumuman.,
158
Dalam Lorong Gelap.
159
Jebakan dan kenangan.
160
Di pelataran luar.
161
Dia tidak sendirian.
162
Muslihat bercinta.
163
Siasat yang terakhir (bag 1)
164
Siasat yang terakhir (bag2)
165
Siasat yang terakhir (bag3)
166
Lorong bawah tanah.
167
Mainan Kecil Roro.
168
Pertemuan.
169
Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170
Dalam pelukan maut.
171
Belenggu jiwa.
172
Pedang pembunuh mata buta.
173
Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174
Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175
Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176
Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177
Tandu dan rakit.
178
Di balik lorong buntu.
179
Mereka menghilang.
180
Kisah kelam si penculik bayi.
181
Jurus pedang pembunuh.
182
Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183
Adu domba.
184
Ancaman.
185
Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186
Wanita itulah otaknya.!
187
Hanya main- main.
188
Dupa Pemabuk.
189
Dendam dua panglima.
190
Jaring umpan tuan sesepuh.
191
Warung makan., Nagih Roso.
192
Tipuan kecil di warung makan.
193
Terbongkar.
194
Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195
Keluar dari persembunyian.
196
Panah berapi.
197
Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198
Topeng.
199
Topeng ke dua.
200
Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201
Musuh dalam selimut.
202
Dia telah datang.!
203
Lembah pembantaian.
204
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209
Wajah setan di balik topeng.
210
Pedang payung, kipas perak.
211
Naga merana.
212
Provokator.
213
Api iblis yang kedua.
214
Pemanah.
215
Doping.
216
Jiwa golok Jurata.
217
Mulut wanita dan sebutir obat.
218
Roro juga bisa bingung.
219
Seperti mayat hidup.
220
Kau masih manusia ataukah., setan.?
221
Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222
Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223
Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224
Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225
Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226
Bantuan datang.
227
Siulan kematian yang menyedihkan.
228
Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229
Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230
Pertemuan yang aneh.
231
Jejak- Jejak dalam hujan.
232
Mata hitam yang bertanya pada langit.
233
Kipas Darah Bulan Mentari.
234
Darah pembangkit pusaka.
235
Guru dan muridnya.
236
Sisi lain si Maling Nyawa.
237
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239
Akhir pertempuran besar.
240
Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241
Pisau dalam kotak kayu.
242
Gentong air wangi.
243
Geger di Kembangsoka. (bag1)
244
Geger di Kembangsoka (bag2)
245
Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246
Geger di Kembangsoka (bag4).
247
Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248
Geger di Kembangsoka. (bag6).
249
Munculnya barang incaran.
250
Nyi Sapta Kenanga.
251
Makan malam.
252
Nge., praank.!
253
Seringai Si Tua Buntung.
254
Ooohh.,
255
Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256
Rahasia dalam kotak kayu.
257
Sapi perahan.
258
Tipuan mata- mata.
259
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262
Kesetiaan dan tipu muslihat.
263
Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264
Pengumuman.
265
Mayat Abadi.
266
Kabut Sihir Dingin Gaib.
267
Gerombolan berbaju biru.
268
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270
Wasiat.
271
Ki Kala Mayit.
272
Pancingan Maut.
273
Tawa para durjana.
274
Mereka mulai datang.!
275
Penjara terkutuk.
276
Pertempuran di lautan.
277
Pemimpin.
278
Pemuda pemalas yang misterius.
279
Penghalang kabut gaib.
280
Mulai menyusup.
281
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283
Penyerbuan. (bag1)
284
Penyerbuan. (bag2)
285
Penyerbuan. (bag3)
286
Penyerbuan. (bag4)
287
Penyerbuan. (bag5)
288
Penyerbuan. (bag6)
289
Alasan menjadi wanita bejat.
290
Cermin mata sihir. (bag1)
291
Cermin Mata Sihir. (bag2)
292
Gelap menghisap, Terang membakar.
293
Roro kalah.?
294
Di ujung kekalahan. (bag1)
295
Di ujung kekalahan. (bag2)
296
Wong koplak.
297
Ledakan di ujung lorong goa.
298
Mangsa pertama.
299
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301
Rahasia si pemalas.
302
Pasukan mayat hidup. (bag1)
303
Pasukan mayat hidup. (bag2)
304
XXX...?
305
Penyesalan.
306
Membebaskan tawanan.
307
Cinta yang ruwet.
308
Menunggu pagi hari.
309
Kaki Tangan Besi.
310
Pagi kematian.
311
Puji Seruni., gagal pamer.
312
Sebilah pedang hitam.
313
Pertarungan si pincang.
314
Si pincang menipu si pemalas.
315
Kepingan batu.
316
Terhasut.
317
Nostalgia.
318
Roro juga pingin.?
319
Datuk Naga Wisa.
320
Muslihat si buntung.
321
Pertarungan si buntung.
322
Pertarungan Roro. (bag1)
323
Pertarungan Roro. (bag2)
324
Akhir pertarungan si buntung.
325
Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326
Satu tangan yang terpotong.
327
Salah paham.
328
Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331
Dia tukang masak.?
332
Kapal wajan.
333
Wajan terbang 326.
334
Tungku Meletus.
335
Satu lawan empat.
336
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340
Aku telah membunuhnya.!
341
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351
Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!