Sabarewang duduk bersila mengatur pernafasan dan jalan darahnya didalam kereta kuda, luka di pinggangnya telah mendapat pengobatan dan sudah dibalut selembar kain, Hanya ada Respati yang menemaninya, sementara Dewi Malam Beracun serta bayinya juga gadis muda yang ternyata adalah Satriyana itu sedang berbicara diluar. sebentar kemudian Sabarewang membuka matanya, dia telah selesai dengan semedinya.
''Bagaimana keadaanmu, apakah tubuhmu masih terasa lemas,?'' tanya Respati, yang ditanya menggeleng, ''Kurasa keadaanku sudah cukup baik, soal luka di pinggangku tak jadi masalah, hanya luka luar saja.''
Bekas anggota kelompok Garuda Merah itu mendengar ada suara dua orang wanita muda sedang riuh bercanda diselingi suara tawa bayi. ''Dewi Malam Beracun sedang bicara dengan siapa diluar sana.?''
Respati menghela nafas berat, ''Hhmm., 'Wanita galak itu sedang berbicara dengan seorang anak gadis yang mengaku bernama Satriyana, anak itu kutemui ada di bawah sungai tempat kau tergeletak tadi.''
Sabarewang terkejut, ''Maksudmu gadis bertubuh kurus, berkulit sawo dan berbaju tanpa lengan itu, kenapa dia ada disini.,?''
''Bukan cuma itu saja., wanita itu juga mengajaknya untuk ikut serta bersama kita, bayinya saja sudah cukup merepotkan, sekarang malah ada satu anak lagi. 'Eeh, apakah kau kenal gadis itu.,?'' tanya si pemuda heran.
''Aku tidak mengenalnya, saat itu dia tiba- tiba saja berlari muncul dari hulu sungai karena dikejar oleh empat orang pria jahat. dan kau tahu, ada sesuatu yang aneh dengan gadis kurus itu..'' ujar Sabarewang lalu diapun menceritakan apa yang dialaminya di bawah tebing sungai itu, juga soal gerakan jurus Bintang Langit Terpecah yang sanggup dimainkan Satriyana saat membunuh salah satu dari keempat orang pengejarnya. Respati terdiam, dalam hatinya pemuda ini terkejut sekali mendengar cerita rekannya.
''Meskipun aku yakin kalau Sabarewang tidak mungkin bicara bohong, tapi soal gadis yang bernama Satriyana itu bisa melancarkan jurus Bintang Langit Terpecah tetap saja sukar untuk dipercayai., darimana anak itu mempelajarinya.,?'' pikir Respati bingung.
''Jangankan kau, aku sendiri saja juga hampir tidak percaya dengan apa yang kulihat.,!'' ujar Sabarewang pada rekannya, ''Seperti katamu, selain jurus itu sangat sulit untuk dipelajari karena mempunyai puluhan anak jurus yang rumit, pemakainya juga mesti punya ilmu tenaga dalam yang sangat kuat. gadis itu meskipun punya dasar ilmu beladiri, tapi jelas tidak memiliki dasar ilmu tenaga dalam pada dirinya.!''
''Lantas bagaimana dia bisa melakukannya.?'' gumam Respati dan Sabarewang saling pandang tak mengerti. ''Aku akan turun dulu, kau istirahat saja disini.,'' kata si pemuda yang di rimba persilatan dijuluki sebagai
Ular Sakti Berpedang Iblis itu.
''Kebetulan kau turun, aku sudah berniat memanggilmu tadi..'' ucap Dewi Malam Beracun. tangan perempuan itu hanya memegang kipas peraknya, dia tidak lagi menggendong Anggana, bayi itu terlihat sedang berada dalam dekapan Satriyana, kelihatannya anak itu sangat senang dengan bayi itu, sebaliknya si bayi juga tidak rewel bersamanya. ''Memangnya ada perlu apa kau memanggilku.?'' tanya Respati, sementara matanya diam- diam terus mengamati Satriyana.
''Karena kejadian di Punggingan membuat aku terlupa membeli beberapa barang keperluan yang penting, mumpung belum jauh kau kembalilah ke sana membelinya.'' ''Meskipun Punggingan hanya sebuah Pedukuhan, tapi sangat ramai tidak kalah dengan sebuah kota kadipaten kecil kurasa semua yang kubutuhkan dijual disana.,'' kata Dewi Malam Beracun sambil menyerahkan sekantung kecil berisi uang pada si pemuda.
Respati mendengus ''Kenapa tidak kau sendiri saja yang pergi,?'' Kali ini wanita cantik itu tidak marah atau membentak, melainkan pasang wajah memelas, ''Apa kau tega membiarkanku pergi kesana., bagaimana kalau nanti ada orang jahat yang mengganguku,?''
''Jangan mencoba berlagak menjadi wanita lemah yang tidak berdaya., memangnya orang jahat dari mana yang berani mengganggumu, kau ini lebih menakutkan dari penjahat manapun di dunia ini.!'' umpat Respati kesal.
Muka perempuan itu berubah sedingin es.
''Ooh., Jadi aku ini jahat dan menakutkan., begitu maksudmu.?'' tanya wanita itu sambil kibaskan kipas peraknya kemuka, tidak tanggung- tanggung dalam sekali serang Dewi Malam Beracun mampu mengancam empat sasaran di tubuh Respati, meskipun angin serangan kipas tidak begitu kuat menekan, tapi gerakan jurusnya yang cepat cukup membingungkan, bau harum yang memabukkan ikut menyebar di udara.!
'Wuut., beet, bet.,!'
''Heei., Jangan bercanda, memangnya kau benar hendak membunuhku.?'' teriak Respati sambil berjumpalitan kebelakang, serangan kipas tadi mampu merobek lengan baju dan pundak kirinya, untung kulitnya tidak sampai terluka. ''Hik.,hi., 'Aku ini kan wanita jahat., 'Lagi pula sudah lama sekali kita tidak bertarung seperti ini.!'' jawab perempuan itu sembari tertawa, sementara tubuhnya bergerak maju kipas peraknya mengibas tiga kali keudara lalu menghempas kedepan, serangkum angin sekeras baja bergulung menghantam,!'
''Jurus 'Kipas Penggulung Awan.!'' Respati berseru panik mengenali jurus serangan lawan, tubuhnya terpental dua tombak ke belakang, dadanya terasa sesak, bau harum menyengat membuat kepalanya pening, kedua kakinya rada goyah. Satriyana berteriak panik, minta supaya keduanya berhenti bertarung, Sabarewang juga sampai turun dari kereta kuda bingung melihat semua yang terjadi.
Baru saja dia pijakkan kakinya, kipas perak Dewi Malam Beracun sudah kembali mengancam, kali ini wanita cantik itu lemparkan kipasnya menyusur tanah, kipas perak berputar cepat, lalu bergerak dari bawah naik keatas mengincar dada dan leher Respati.,!'
''Wanita gila.!'' umpat Respati terkesiap. dia tak mau sedikitpun salah bergerak, karena dia tahu betul kehebatan jurus yang dinamai 'Kipas Pengejar Rembulan' ini. seperti nama jurusnya kipas ini akan terus mengejar kemanapun lawan menghindar.!'
Pemuda ini kembali mundur sambil cabut pedang Iblis Hitamnya, sinar hitam sepekat malam menyambar bersilangan, Kipas perak terpental diudara, Dewi Malam Beracun mendengus, tubuhnya berkelebat cepat menyambut kipasnya, dari atas ketinggian dia kebutkan kipas peraknya kebawah, hempasan angin kencang yang disertai puluhan jarum perak menyambar, inilah jurus 'Angin Hujan Jarum Perak,! siapapun lawan yang diserang dengan jurus ini seakan harus menghadapi dua serangan sekaligus, hembusan angin keras yang berbau wangi memabukkan dan puluhan jarum terbang yang turun bagai hujan lebat.
Sepasang mata Respati menatap nyalang, pedang Iblis Hitamnya diputar bagai perisai melindungi tubuh, hawa hitam busuk membuyarkan bau wangi menyengat, puluhan jarum perak beracun rontok dan mental, kakinya menjejak tanah, tubuhnya melesat keatas,!'
''Sekarang giliranku.,!'' bentak Respati sambil
kirimkan tusukan pedangnya, sekali serang dia mengincar tiga buah sasaran, perut dada dan tenggorokan lawannya. Dewi Malam Beracun terperanjat, tapi dia tidak gugup, kipas peraknya diputar menangkis serangan pedang sekaligus balas menyerang, pertarungan jarak dekat diatas udara berlangsung beberapa jurus, lalu keduanya turun kembali ketanah. Dewi Malam Beracun meraba kerah bajunya yang robek, dia sadar kalau Respati mau mungkin saat ini lehernya sudah terputus, sebaliknya si pemuda dihadapannya tidak mengalami suatu apapun, tapi dalam hatinya Respati paham kalau saja wanita jelita itu mau melancarkan sampai ratusan jarum beracun berturut- turut sekaligus, dia juga tidak yakin bakal mampu lolos dari kematian.
Tanpa bicara lagi Respati mengambil salah satu kuda penarik kereta, memasang tali kekang lalu menaikinya, ''Semua yang kumau tertulis didalam kantong, usahakan agar dapat terbeli semuanya.!'' pesan Dewi Malam Beracun, pemuda itu cuma mengangguk.
Wanita itu mengambil Anggana yang terlelap tidur dari gendongan Satriyana.
''Kau ikutlah dia., nanti disana sempatkan membersihkan tubuhmu, lalu beli pakaian yang pantas, sekalian beli juga untuk si kusir dan Respati.!'' sambung wanita itu pada Satriyana seraya memberikan beberapa keping uang perak, entah dari mana wanita ini mendapatkan begitu banyak uang. gadis itu agak ragu, dalam hatinya dia masih bingung kenapa kedua orang ini sampai bertarung sengit, tapi sekarang seperti tidak pernah terjadi apapun diantara mereka,
''Hei gadis ceking., cepat naik.!'' seru Respati menyadarkan Satriyana, gadis itupun naik ke atas kuda dia duduk didepan sipemuda, sekali sentak kuda itu langsung berlari kencang, lalu menghilang ditikungan jalan.
Dewi Malam Beracun tersenyum tipis, bagi orang lain pertarungan tadi mungkin terlihat seperti dua orang sedang mengadu jiwa, tapi sebenarnya ini cuma latihan biasa, selain itu sambil bertarung dia juga ingin menyampaikan pesan tersembunyi pada Respati melalui ilmu menyampaikan suara.
''Ada yang aneh dengan gadis itu., tubuhnya penuh luka memar dan sayatan.,!'' bisik Dewi Malam Beracun sambil kibaskan kipasnya ke leher Respati. ''Kalau kau mau bicara kenapa harus dengan cara begini.?'' umpat sipemuda sambil menghindar. ''Tapi gadis itu memang seperti menyembunyikan sesuatu.,''
''Aku diam- diam memeriksa tubuhnya, luka memar bekas pukulan ada yang sampai mematahkan tulang dada dan iganya, tapi gadis itu seperti tidak merasakan apapun, kalau orang lain dia pasti sudah cacat bahkan mungkin mati,!''
''Jadi kau ingin aku melakukan apa.?'' tanya Respati sambil ganti babatkan pedangnya.
''Aku sudah mencoba mengorek keterangan dari anak itu, tapi dia selalu bungkam dan mengalihkan pembicaraan..''
''Kau ajak anak itu ke Punggingan, entah kenapa aku merasa kalau dia akan lebih terbuka padamu.,!'' ujar Dewi Malam Beracun sambil meluncur turun kembali ke bumi disusul Respati.
''Kenapa Nyi Dewi bertarung dengan Respati, apa yang sudah terjadi diantara kalian.?'' tanya Sabarewang penasaran sekaligus khawatir. ''Jangan takut., kami cuma latihan saja, sudah lama kami tidak melakukannya..''
''Pertarungan seperti itu kau sebut latihan., bagimana kalau sampai ada yang terluka, menurutku kalian berdua sudah benar- benar gila.,!'' ungkap Sabarewang sambil geleng- geleng kepala.
''Kalau cuma begitu saja Respati sudah terluka atau mati., mungkin selama ini bisa jadi dia sudah mati puluhan kali.!'' jawab Dewi Malam Beracun sambil tersenyum, tapi sekejab kemudian dia mengomel marah, ''Hei kusir., Beraninya kau mengumpatku gila, apa kau ingin kupotong upahmu.,?'' Sabarewang langsung duduk diam didepan kereta tanpa berani berkata apapun, dia sendiri heran, bertahun lamanya dia berkelana di dunia persilatan bersama kelompok Garuda Merah, puluhan pertarungan adu nyawa sudah dihadapinya tanpa ada rasa gentar., tetapi dihadapan wanita ini keberaniannya seakan hilang, dihatinya cuma ada rasa takut meski cuma untuk menatap matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Kelompok aneh......
2023-12-25
0
💞Amie🍂🍃
Iklan udah mendarat kak. Rate juga ya😊
2023-11-19
0
Elisabeth Ratna Susanti
mantap jiwa 😍
2023-04-06
0