Awal kebangkitan dan bencana

Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, disebuah pulau terpencil yang terletak diantara puluhan pulau kecil diselat sunda., tiga sosok tubuh berjubah kuning tampak berdiri tegak diatas tojolan batu karang runcing depan mulut sebuah goa yang letaknya tersembunyi diantara celah batu karang yang terdapat disisi sebelah timur pulau itu. Didalam kegelapan malam jubah kuning mereka yang berkibaran dihembus angin seakan memancarkan cahaya keemasan yang mencolok pandangan.

Malam itu badai topan sedang melanda selat sunda, ombak lautan bergulung-gulung menghempas keras pantai dan batu karang hinggga pecah. angin yang berhembus kencang membawa suara begemuruh, tapi semuanya tidak membuat ketiga orang itu beranjak menjauh, padahal jarak mereka bertiga berdiri dengan tepi pantai karang tidak sampai lima tombak. hebatnya lagi meskipun sudah ratusan kali ombak lautan yang disertai angin kencang menghempas, namun tidak sedikitpun air laut yang mampu menyentuh jubah kuning ketiga orang itu. serpihan batu karang dan air laut seketika akan terpental balik saat tinggal sejengkal saja dari jubah kuning mereka, pertanda ada satu kekuatan yang melindunginya.

Entah sudah berapa lama ketiga orang itu berdiri didepan goa karang, tapi dilihat dari sikap mereka sepertinya ketiga orang berjubah kuning keemasan ini mungkin sedang menunggu seseorang keluar dari goa itu.

'Hari sudah lewat tengah malam, tapi belum ada pertanda Tuan akan menyelesaikan latihan semedinya.' berkata orang yang berdiri disebelah kiri, dari perawakannya dia yang terlihat paling tinggi besar, bermuka agak lonjong, dan berjanggut pendek. 'Apa tidak sebaiknya kita masuk saja kedalam goa?' sambungnya.

'Jangan dulu., kita harus tetap menunggu di luar goa, kau tahu bukan tuan paling tidak suka kalau latihannya terganggu.!' jawab orang yang berdiri ditengah, perawakan orang ini terlihat paling kecil, dan sedikit pendek, bau wangi terpancar dari balik jubah kuningnya, wajahnya tertutup kain cadar kuning, saat berbicara suaranya terdengar lebih lembut menandakan kalau dia seorang wanita.

'Lalu sampai kapan kita harus menunggunya, aku hanya khawatir telah terjadi sesuatu didalam sana,' bantah si tinggi besar, dia orang yang tidak sabaran. perempuan yang berdiri ditengah segera mengalihkan pembicaraan. 'Sudah bertahun-tahun lamanya kita berpisah dan baru sekarang bertemu kembali, apa saja yang sudah kalian lakukan selama ini?'

'Sesuai dengan tugasku, aku berkelana ke delapan penjuru untuk mencari tahu apakah ada keturunan anggota keluarga istana kita yang masih tersisa., walaupun sejauh ini usahaku seakan menemui jalan buntu, namun aku juga menemukan bukti bahwa memang ada keturunan istana kita yang masih hidup.' ujar si tinggi besar. serentak kedua rekannya menoleh. 'Bagaimana kau bisa yakin, ingat ini bukanlah perkara mudah, jangan sampai kita salah langkah,!'

'Tadi kau bilang punya bukti, sekarang katakan pada kami apa yang membuatmu merasa yakin kalau memang ada keturunan Istana kita yang masih hidup, lalu sekarang dia berada dimana?' Orang yang berdiri paling kiri dan sejak tadi diam ikut bertanya. orang ini bertubuh tinggi tapi agak kurus, wajahnya cukup tampan tapi terkesan dingin tanpa perasaan. usianya sekitar empat puluh lima tahun sedikit lebih muda dari si tinggi besar, di kedua pergelangan tangannya yang panjang dan kurus memakai puluhan gelang baja berduri tajam berwarna kemasan. beberapa gelang berduri itu warnanya sudah berubah kusam kehitaman mungkin karena sudah sering memakan darah korbannya.

Belum sempat rekannya menjawab, dari dalam goa terdengar suara bergemuruh disertai semburan angin keras berhawa panas dan asap tebal kekuningan yang melabrak keluar.!' cepat tubuh ketiga orang berjubah kuning itu melenting keatas, semburan angin dan asap kuning berhawa panas itupun menyapu batuan karang tempat tadi mereka berpijak dibawahnya hingga hancur rata tanah, terus menghantam pecah gulungan ombak di lautan.!'

'Wuush.,Whus., Blaaam.,!'

Ketiga orang berjubah kuning itu jejakkan kakinya kembali diatas tanah dengan ringan dan mantap, sesaat asap kuning panas masih menutupi pandangan, saat semuanya sirnah dari dalam goa batu terdengar suara orang berkata, 'Bagus., dari gerakan terbang menghindar tadi aku sudah dapat mengukur seberapa tinggi tingkatan ilmu meringankan tubuh yang kalian bertiga miliki,!'

Ketiga orang itu serentak menjura hormat sambil membungkukkan tubuhnya kepada orang yang baru muncul dimulut goa, 'Salam hormat 'Tuan Sesepuh Pelindung Istana'!'

Yang dipanggil sebagai Tuan Sesepuh Pelindung Istana itu adalah seorang lelaki tua berusia lebih tujuh puluh tahun, sama dengan ketiga orang dihadapannya, orang tua ini juga memakai jubah kuning bersulam seekor angsa dibagian dadanya, hanya sulaman itu terlihat lebih besar dan terang warna emasnya, tubuhnya kurus, berambut putih riap-riap panjang menjela, meski sudah berkeriput tapi wajahnya masih terlihat segar, pandangan mata orang tua ini sangat tajam seakan mampu menembus kedalam hati orang lain.

'Sekarang kalian coba hadapi yang ini,!' Sembari bicara Sesepuh Pelindung Istana angkat kedua telapak tangannya rapat keatas kepala, kedua kakinya sedikit merenggang, telapak tangannya mengeluarkan cahaya kuning keemasan yang menyelimuti hingga lengan, kemudian didahului gerakan seperti seekor burung yang terbang mengepakkan sayap, kedua tangannya menghantam kedepan., Serangkum angin tenaga dahsyat yang disertai sambaran sinar keemasan berbentuk sepasang sayap burung melabrak, hawa sepanas bara api menghampar.,!'

'Kepakan Sayap Emas Pemusnah Jiwa.,!' seru ketiga orang berjubah kuning itu hampir bersamaan, buru-buru mereka berjumpalitan menghindar, meskipun selamat tapi ujung jubah mereka sempat terbakar hangus, tenaga pukulan itu terus menghantam ombak lautan hingga terbelah sampai terhempas balik beberapa tombak jauhnya.!'

'Selamat Tuan Sesepuh., engkau sudah menguasai ilmu pukulan sakti mandraguna itu,!' puji wanita bercadar yang ada ditengah.

'Hhmm., kita sedang diburu waktu, jadi aku bicara langsung kemasalahnya, 'Kalian bertiga sebagai 'Tiga Panglima Istana' harap segera laporkan hasil kerja kaliyan masing-masing., Kau dulu.!' tunjuk orang tua itu pada orang yang berdiri paling kiri, 'Saya 'Panglima Istana Kiri' melaporkan pada Tuan Sesepuh, bahwa selama lima tahun ini saya sudah menghabisi lebih dari tiga puluh orang pengkhianat Istana, beberapa masih ada yang bisa melarikan diri, tapi jejaknya sudah hamba ketahui, setelah ini saya pastikan sisanya segera menyusul.!' terang orang bergelang emas yang disebut sebagai Panglima Istana Kiri itu mengakhiri laporannya.

Berikutnya wanita berjubah kuning yang ada ditengah menjura hormat terlebih dahulu sebelum mulai berbicara, 'Hamba 'Panglima Istana Tengah' memberikan laporan, sesuai dengan tugas rahasia yang diberikan Tuan Sesepuh untuk membentuk sekaligus melatih pasukan Istana yang baru sudah hamba laksanakan, hingga saat ini sudah lebih dari dua ratus orang yang siap bertaruh nyawa untuk kita. seperti yang Tuan bilang jumlah besar tidak begitu penting, asalkan dia punya kemampuan dan kesetiaan tinggi pada tugasnya. dan saya berani menjamin kemampuan mereka yang paling rendah saja sudah sejajar dengan para tokoh silat kelas dua didunia persilatan,!'

'Dari mana kau dapatkan orang-orang itu, ingat jangan sembarangan mengambil anggota pasukan baru,!' tegur Tuan Sesepuh.

'Hamba mengerti., terakhir saya sempat menyelamatkan empat orang narapidana yang hendak dihukum mati oleh pasukan kerajaan di jawa barat, sebenarnya ada sepuluh orang, tapi karena enam orang lainnya punya kesalahan sangat berat, seperti perampok kejam, dan pemerkosa wanita, mereka saya habisi seketika,!'

'Bagaimana dengan para prajurit yang mengawal mereka,?'

'Mereka semua terlebih dulu hamba buat tertidur dengan asap pembius, beberapa prajurit ada yang punya kemampuan lebih hingga mampu bertahan, tapi lewat satu pertarungan singkat mereka bisa hamba robohkan.' tambah Panglima Istana Tengah.

Orang tua itu mengangguk puas, terakhir si tinggi besar yang memberikan laporannya,

'Hamba Panglima Istana Kanan memberi laporan pada Tuan Sesepuh, mengenai kemungkinan masih ada tidaknya keturunan dari Penguasa Istana terdahulu, sungguh sangat sulit melacak jejak keturunan junjungan kita, hamba hampir putus asa karenanya, tapi beberapa tahun lalu tanpa sengaja hamba bertemu dengan seorang perempuan tua bernama Nyi Lindri, orang ini dulu adalah pengasuh dari Pangeran Kunta Angsana di masa kecil, tapi dia berhenti bekerja dikarenakan usia lanjut lalu menetap disebuah desa ditepian sungai Cinangka. meski tidak terlalu lama mengasuh sang Pangeran, tapi Nyi Lindri ingat betul wajah dan sosok tubuh asuhannya itu.' kata Panglima Istana kanan, lalu berhenti sejenak sambil menarik nafas.

'Teruskan ceritamu.,!' perintah Sesepuh Pelindung Istana dengan perasaan tegang, kedua orang lainnya juga demikian.

'Baik., suatu ketika ada gerombolan perampok yang menyatroni desa ditepian sungai itu, hampir seisi desa mereka jarah, yang berani melawan dihabisi tanpa ampun. disaat itulah muncul dua orang lelaki tua muda berkepandaian silat tinggi menghajar gerombolan rampok itu, hingga desa itupun selamat, singkatnya kedua orang tua muda ini diminta tinggal di desa itu, waktu pertama kali bertemu dengan si pemuda, Nyi Lindri sudah yakin kalau dia adalah Pangeran Kunta Angsana yang dulu diasuhnya, tapi sepertinya sang pangeran seperti sengaja merahasiakan jati dirinya.'

'Pada keesokan harinya Nyi Lindri diam-diam nekat bertanya kepada si pemuda, dengan tersenyum ramah pemuda tampan itu memeluk Nyi Lindri sambil mengakui kalau dia memang benar Pangeran Kunta Angsana yang pernah diasuhnya dimasa kecil, tapi pangeran meminta supaya Nyi Lindri tetap merahasiakannya pada semua orang, dia bilang kalau saat ini dia dan lelaki tua yang diakui sebagai gurunya itu sedang berusaha lari dari kejaran seseorang.'

'Yang membuat hamba terkejut adalah orang tua yang disebutnya sebagai guru itu bukan lain adalah Jarot Winongko,!'

'Apa katamu., Jarot Winongko,?' bukankah dia dulu pernah menjadi anggota Nomor Delapan dari Kelompok 13 Pembunuh yang berjuluk 'Si Pedang Geledek,!' Lalu bagaimana ceritanya Pangeran Kunta Angsana bisa berguru pada orang itu?' tanya Sesepuh Istana dengan muka berubah hebat. kedua panglima yang lain juga turut terkejut. sementara yang ditanya hanya menggelengkan kepala 'Soal itu hamba tidak tahu pasti,!'

Tuan Sesepuh Pelindung Istana kerutkan keningnya hingga keriput diwajahnya semakin bertambah, dia seperti sedang berpikir keras.,

'Perkumpulan rahasia 13 Pembunuh awalnya dibentuk pada masa kerajaan Airlangga, mereka diberikan tugas rahasia membunuh para pejabat yang suka menindas rakyat, juga menghabisi kaum pemberontak, dan orang-orang jahat di masyarakat., ini terus berlanjut sampai masa kerajaan Singasari, lalu Kediri sampai masa akhir Majapahit, anggota perkumpulan ini selalu berganti seiring jaman, tapi jumlahnya tetap 13 orang,

'Tapi., sejak Majapahit dilanda kemunduran mereka mulai lepas kendali, dari sebuah perkumpulan pembasmi kejahatan menjadi sebuah perkumpulan pembunuh bayaran yang paling ditakuti semua orang., bahkan ada yang bilang mereka ikut serta membantu kaum pemberontak menggulingkan kerajaan Majapahit hingga runtuh, benar-benar gila.!'

'Tuan Sesepuh., apa yang sedang tuan pikirkan,? bertanya wanita Panglima Istana Tengah hingga menyadarkan orang tua itu.

'Ooh tidak apa., lanjutkan saja ceritamu.!'

Panglima Istana Kanan Mengangguk, 'Setelah itu kedua orang itupun tinggal disana, kemudian Pangeran bertemu dengan seorang gadis muda yatim piatu yang masih keponakan Nyi Lindri, kabarnya gadis ini tidak begitu cantik, tapi sangat cerdas, baik hati, pintar bergaul, dan punya daya tarik yang luar biasa. seperti sudah ditakdirkan keduanya saling jatuh hati dan akhirnya menikah., beberapa bulan kemudian ketiga orang ini tiba-tiba saja berpamitan hendak pergi meninggalkan desa itu tanpa mau memberitahu alasannya, juga kemana tujuannya. sejak saat itu jejak mereka raib tanpa ada kabarnya., Nyi Lindri juga sempat bilang sebulan kemudian ada beberapa orang yang diam-diam mencari mereka, tapi Nyi Lindri tidak tahu siapa orang-orang itu,!' jelas Panglima Istana Kanan mengakhiri ceritanya.

Sesepuh Pelindung Istana mendongak ke langit, waktu malam sudah hampir lewat, sebentar lagi pagi hari akan menjelang tiba., 'Apa yang sudah lakukan selama bertahun- tahun sudah kalian laporkan, semua kerja keras kalian bertiga aku mewakili pewaris keluarga 'Istana Angsa Emas' menghaturkan terima kasih.,! ujar Orang tua itu sambil membungkukkan badan dihadapan ketiga orang yang jadi bawahannya itu. serentak ketiganya balik menjura hormat, 'Tuan Sesepuh jangan terlalu sungkan, Seluruh jiwa dan raga rela kami persembahkan demi kebangkitan Istana Angsa Emas.!'

Bersamaan dengan itu langit di timur mulai semburat sinar kekuningan, hari baru sudah dimulai, tapi dimulainya sebuah kebangkitan terkadang juga bisa menjadi awalnya dari suatu bencana.,

Terpopuler

Comments

MATADEWA

MATADEWA

Selanjutnya......

2023-12-25

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Angsa emas👍

2023-11-19

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

sip 👍

2023-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Pembunuhan di simpang jalan
2 Garuda melawan ular
3 Orang ke 6, 12 dan 13
4 Barang kawalan yang aneh.
5 Rahasia sebuah kotak kayu
6 Bayi titipan
7 Bentrok di punggingan
8 Gadis pencuri
9 Jagal terpendam
10 Munculnya Nyai Bawang
11 Orang Paling Kejam
12 Awal kebangkitan dan bencana
13 Dimulainya kegemparan
14 Pertemuan pertama (bag 1)
15 Pertemuan pertama (bag 2)
16 Berlatih atau bertarung,?
17 Bertemu teman lama (bag 1)
18 Bertemu teman lama (bag 2)
19 Dendam di hutan bambu
20 Mulai saling percaya
21 Satriyana berkisah
22 Kereta kuda maut
23 Gadis cantik yang sombong
24 Pusaran petir tunggal
25 Sisi gelap yang jahat
26 Permainan muslihat
27 Penghadangan (bag 1)
28 Penghadangan (bag 2)
29 Sabit perak pencabut nyawa
30 Rahasia darah keramat
31 Cerita kelam masa lalu
32 Serbuan begal Jalak Gandos
33 Sang kepala rampok
34 Bertahan hidup
35 Titik balik kehidupan si cantik
36 Kamar terkutuk
37 Nenek tua bisu tuli
38 Bangkit dari kubur
39 Rahasia rumah neraka
40 Teman dan musuh
41 Menari di atas genangan darah
42 Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43 Menuntut balas
44 Pembalasan si Cantik (bag 1)
45 Pembalasan si Cantik (bag 2)
46 Rumilah, Tabib Mata Hati
47 Kolam rahasia
48 Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49 Cerdik dan genit
50 Ledakan dendam 13 Pembunuh
51 Siasat dibalik perpisahan
52 Panglima Istana Tengah
53 Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54 Amukan Dua Panglima
55 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56 Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57 Masih., Bertahan Hidup.
58 Pencuri Tua Berjari Buntung
59 Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60 Guratan Pesan Terakhir
61 Mandi di sungai
62 Satriyana., cerdik atau licik.?
63 Roh Kobra Kegelapan.
64 Ungkapan Hati
65 Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66 Pengemis pengkhianat.
67 Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68 Gadis Persembahan
69 Rahasia bukit Lading (bag1)
70 Rahasia bukit Lading (bag 2)
71 Mulai berlatih.
72 Bertemu nenek penjual bawang
73 Para pembunuh mulai muncul.
74 Kurungan dan Perangkap
75 Nyai Bawang yang menakutkan.
76 Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77 Musnahnya Belatung Maut Biru.
78 Keracunan.
79 Lembah Seruni.
80 Dua Dewi Mabuk
81 Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82 Kau bisa menggoda setan di neraka.
83 Mawar layu.
84 Orang Ke Empat.
85 Rencana Roro (bag 1)
86 Rencana Roro (bag 2)
87 Si Pentung Sakti.
88 Kisah Birunaka.
89 Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90 Jari kakinya.,
91 Kenangan yang terakhir
92 Keturunan
93 Rahasia Si Maling Nyawa.
94 Kotak Kayunya., Palsu.
95 Terkepung.
96 Pembunuh nomor tujuh.
97 Orang yang sama.
98 Ki Ageng Bronto
99 Kurebut Nomor Sembilan.
100 Pertarungan di lorong.
101 Pisau Pengukir Boneka.
102 Darah keabadian.
103 Dasar Pengintip.,
104 Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105 Sepenggal cerita pengkhianatan.
106 Menuju Wonokerto.
107 Klewang Pemburu Kepala.
108 Si Pincang Yang Aneh
109 Respati Berkisah.
110 Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111 Cahaya Api Langit.
112 Persekutuan Bulan Perak.
113 Dua pembunuh kawakan.
114 Pertemuan kaum pembunuh.
115 Kunci Wasiat.
116 Kecurigaan.
117 Pedang buntung si kusir kuda.
118 Mengail Di Air Keruh.
119 Sisik Besi Ular Darah.
120 Wujud Siluman Ular Darah.
121 Ular yang berganti kulit.
122 Bocah Perempuan Iblis.
123 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124 Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125 I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126 Kyai Jabar Seto.
127 Dua orang dari masa lalu.
128 Merekalah Keluargaku.,
129 Api Iblis.
130 Akhir pertarungan.
131 Pengobatan.
132 Si Nomor Dua.
133 Dalam Goa Rahasia.
134 Geger di Wonokerto.
135 Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136 Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137 Semuanya tertipu.
138 Menguji orang baru.
139 Empat pembunuh bertemu.
140 Laba- Laba Buntung.
141 Kabar dari mata- mata.
142 Buronan.
143 Kaum pengemis dan pembunuh.
144 Ilmu pukulan yang terlupakan.
145 Tipuan di ujung kemarau.
146 Menuju Gerbang Barat.
147 Berpisah sementara atau selamanya.?
148 Pembantaian yang mengerikan.
149 Pemikat jiwa.
150 Penipu yang tertipu.
151 Wajah Cermin.
152 Pisau di alas kakinya.
153 Perjumpaan nomor dua belas.
154 Takdir Pertarungan.
155 Wujud Terpendam Roro.
156 Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157 Pengumuman.,
158 Dalam Lorong Gelap.
159 Jebakan dan kenangan.
160 Di pelataran luar.
161 Dia tidak sendirian.
162 Muslihat bercinta.
163 Siasat yang terakhir (bag 1)
164 Siasat yang terakhir (bag2)
165 Siasat yang terakhir (bag3)
166 Lorong bawah tanah.
167 Mainan Kecil Roro.
168 Pertemuan.
169 Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170 Dalam pelukan maut.
171 Belenggu jiwa.
172 Pedang pembunuh mata buta.
173 Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174 Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175 Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176 Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177 Tandu dan rakit.
178 Di balik lorong buntu.
179 Mereka menghilang.
180 Kisah kelam si penculik bayi.
181 Jurus pedang pembunuh.
182 Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183 Adu domba.
184 Ancaman.
185 Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186 Wanita itulah otaknya.!
187 Hanya main- main.
188 Dupa Pemabuk.
189 Dendam dua panglima.
190 Jaring umpan tuan sesepuh.
191 Warung makan., Nagih Roso.
192 Tipuan kecil di warung makan.
193 Terbongkar.
194 Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195 Keluar dari persembunyian.
196 Panah berapi.
197 Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198 Topeng.
199 Topeng ke dua.
200 Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201 Musuh dalam selimut.
202 Dia telah datang.!
203 Lembah pembantaian.
204 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208 Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209 Wajah setan di balik topeng.
210 Pedang payung, kipas perak.
211 Naga merana.
212 Provokator.
213 Api iblis yang kedua.
214 Pemanah.
215 Doping.
216 Jiwa golok Jurata.
217 Mulut wanita dan sebutir obat.
218 Roro juga bisa bingung.
219 Seperti mayat hidup.
220 Kau masih manusia ataukah., setan.?
221 Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222 Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223 Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224 Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225 Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226 Bantuan datang.
227 Siulan kematian yang menyedihkan.
228 Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229 Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230 Pertemuan yang aneh.
231 Jejak- Jejak dalam hujan.
232 Mata hitam yang bertanya pada langit.
233 Kipas Darah Bulan Mentari.
234 Darah pembangkit pusaka.
235 Guru dan muridnya.
236 Sisi lain si Maling Nyawa.
237 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238 Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239 Akhir pertempuran besar.
240 Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241 Pisau dalam kotak kayu.
242 Gentong air wangi.
243 Geger di Kembangsoka. (bag1)
244 Geger di Kembangsoka (bag2)
245 Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246 Geger di Kembangsoka (bag4).
247 Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248 Geger di Kembangsoka. (bag6).
249 Munculnya barang incaran.
250 Nyi Sapta Kenanga.
251 Makan malam.
252 Nge., praank.!
253 Seringai Si Tua Buntung.
254 Ooohh.,
255 Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256 Rahasia dalam kotak kayu.
257 Sapi perahan.
258 Tipuan mata- mata.
259 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261 Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262 Kesetiaan dan tipu muslihat.
263 Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264 Pengumuman.
265 Mayat Abadi.
266 Kabut Sihir Dingin Gaib.
267 Gerombolan berbaju biru.
268 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269 Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270 Wasiat.
271 Ki Kala Mayit.
272 Pancingan Maut.
273 Tawa para durjana.
274 Mereka mulai datang.!
275 Penjara terkutuk.
276 Pertempuran di lautan.
277 Pemimpin.
278 Pemuda pemalas yang misterius.
279 Penghalang kabut gaib.
280 Mulai menyusup.
281 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282 Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283 Penyerbuan. (bag1)
284 Penyerbuan. (bag2)
285 Penyerbuan. (bag3)
286 Penyerbuan. (bag4)
287 Penyerbuan. (bag5)
288 Penyerbuan. (bag6)
289 Alasan menjadi wanita bejat.
290 Cermin mata sihir. (bag1)
291 Cermin Mata Sihir. (bag2)
292 Gelap menghisap, Terang membakar.
293 Roro kalah.?
294 Di ujung kekalahan. (bag1)
295 Di ujung kekalahan. (bag2)
296 Wong koplak.
297 Ledakan di ujung lorong goa.
298 Mangsa pertama.
299 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300 Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301 Rahasia si pemalas.
302 Pasukan mayat hidup. (bag1)
303 Pasukan mayat hidup. (bag2)
304 XXX...?
305 Penyesalan.
306 Membebaskan tawanan.
307 Cinta yang ruwet.
308 Menunggu pagi hari.
309 Kaki Tangan Besi.
310 Pagi kematian.
311 Puji Seruni., gagal pamer.
312 Sebilah pedang hitam.
313 Pertarungan si pincang.
314 Si pincang menipu si pemalas.
315 Kepingan batu.
316 Terhasut.
317 Nostalgia.
318 Roro juga pingin.?
319 Datuk Naga Wisa.
320 Muslihat si buntung.
321 Pertarungan si buntung.
322 Pertarungan Roro. (bag1)
323 Pertarungan Roro. (bag2)
324 Akhir pertarungan si buntung.
325 Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326 Satu tangan yang terpotong.
327 Salah paham.
328 Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330 Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331 Dia tukang masak.?
332 Kapal wajan.
333 Wajan terbang 326.
334 Tungku Meletus.
335 Satu lawan empat.
336 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339 Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340 Aku telah membunuhnya.!
341 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350 Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351 Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)
Episodes

Updated 351 Episodes

1
Pembunuhan di simpang jalan
2
Garuda melawan ular
3
Orang ke 6, 12 dan 13
4
Barang kawalan yang aneh.
5
Rahasia sebuah kotak kayu
6
Bayi titipan
7
Bentrok di punggingan
8
Gadis pencuri
9
Jagal terpendam
10
Munculnya Nyai Bawang
11
Orang Paling Kejam
12
Awal kebangkitan dan bencana
13
Dimulainya kegemparan
14
Pertemuan pertama (bag 1)
15
Pertemuan pertama (bag 2)
16
Berlatih atau bertarung,?
17
Bertemu teman lama (bag 1)
18
Bertemu teman lama (bag 2)
19
Dendam di hutan bambu
20
Mulai saling percaya
21
Satriyana berkisah
22
Kereta kuda maut
23
Gadis cantik yang sombong
24
Pusaran petir tunggal
25
Sisi gelap yang jahat
26
Permainan muslihat
27
Penghadangan (bag 1)
28
Penghadangan (bag 2)
29
Sabit perak pencabut nyawa
30
Rahasia darah keramat
31
Cerita kelam masa lalu
32
Serbuan begal Jalak Gandos
33
Sang kepala rampok
34
Bertahan hidup
35
Titik balik kehidupan si cantik
36
Kamar terkutuk
37
Nenek tua bisu tuli
38
Bangkit dari kubur
39
Rahasia rumah neraka
40
Teman dan musuh
41
Menari di atas genangan darah
42
Ilmu curian, cakar tengkorak darah.
43
Menuntut balas
44
Pembalasan si Cantik (bag 1)
45
Pembalasan si Cantik (bag 2)
46
Rumilah, Tabib Mata Hati
47
Kolam rahasia
48
Bekas murid dan Serikat Kalong Hitam
49
Cerdik dan genit
50
Ledakan dendam 13 Pembunuh
51
Siasat dibalik perpisahan
52
Panglima Istana Tengah
53
Lima Hantu Ungu Berkepang Maut
54
Amukan Dua Panglima
55
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 1)
56
Kitab Wasiat Ki Mijun (bag 2)
57
Masih., Bertahan Hidup.
58
Pencuri Tua Berjari Buntung
59
Menyusup, Membakar lalu Menghilang.
60
Guratan Pesan Terakhir
61
Mandi di sungai
62
Satriyana., cerdik atau licik.?
63
Roh Kobra Kegelapan.
64
Ungkapan Hati
65
Perkumpulan Pengemis Sembilan Tambalan
66
Pengemis pengkhianat.
67
Nyi Sira, Mambang Wanita Buta.
68
Gadis Persembahan
69
Rahasia bukit Lading (bag1)
70
Rahasia bukit Lading (bag 2)
71
Mulai berlatih.
72
Bertemu nenek penjual bawang
73
Para pembunuh mulai muncul.
74
Kurungan dan Perangkap
75
Nyai Bawang yang menakutkan.
76
Belatung Darah., Belatung Maut Biru.
77
Musnahnya Belatung Maut Biru.
78
Keracunan.
79
Lembah Seruni.
80
Dua Dewi Mabuk
81
Pembunuh licik dan pembunuh jalang.
82
Kau bisa menggoda setan di neraka.
83
Mawar layu.
84
Orang Ke Empat.
85
Rencana Roro (bag 1)
86
Rencana Roro (bag 2)
87
Si Pentung Sakti.
88
Kisah Birunaka.
89
Rengkah Langit Bumi., Panah Langit Petir Ungu.
90
Jari kakinya.,
91
Kenangan yang terakhir
92
Keturunan
93
Rahasia Si Maling Nyawa.
94
Kotak Kayunya., Palsu.
95
Terkepung.
96
Pembunuh nomor tujuh.
97
Orang yang sama.
98
Ki Ageng Bronto
99
Kurebut Nomor Sembilan.
100
Pertarungan di lorong.
101
Pisau Pengukir Boneka.
102
Darah keabadian.
103
Dasar Pengintip.,
104
Nomor tiga., si Kaki Tumbal.
105
Sepenggal cerita pengkhianatan.
106
Menuju Wonokerto.
107
Klewang Pemburu Kepala.
108
Si Pincang Yang Aneh
109
Respati Berkisah.
110
Kipas Bayangan Pengejar Sukma.
111
Cahaya Api Langit.
112
Persekutuan Bulan Perak.
113
Dua pembunuh kawakan.
114
Pertemuan kaum pembunuh.
115
Kunci Wasiat.
116
Kecurigaan.
117
Pedang buntung si kusir kuda.
118
Mengail Di Air Keruh.
119
Sisik Besi Ular Darah.
120
Wujud Siluman Ular Darah.
121
Ular yang berganti kulit.
122
Bocah Perempuan Iblis.
123
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag1)
124
Siluman bermata tiga penghisap darah (bag2)
125
I Gede Kalacandra, si Dewa Serba Putih.
126
Kyai Jabar Seto.
127
Dua orang dari masa lalu.
128
Merekalah Keluargaku.,
129
Api Iblis.
130
Akhir pertarungan.
131
Pengobatan.
132
Si Nomor Dua.
133
Dalam Goa Rahasia.
134
Geger di Wonokerto.
135
Banjir darah di Wonokerto (bag1)
136
Banjir darah di Wonokerto (bag 2)
137
Semuanya tertipu.
138
Menguji orang baru.
139
Empat pembunuh bertemu.
140
Laba- Laba Buntung.
141
Kabar dari mata- mata.
142
Buronan.
143
Kaum pengemis dan pembunuh.
144
Ilmu pukulan yang terlupakan.
145
Tipuan di ujung kemarau.
146
Menuju Gerbang Barat.
147
Berpisah sementara atau selamanya.?
148
Pembantaian yang mengerikan.
149
Pemikat jiwa.
150
Penipu yang tertipu.
151
Wajah Cermin.
152
Pisau di alas kakinya.
153
Perjumpaan nomor dua belas.
154
Takdir Pertarungan.
155
Wujud Terpendam Roro.
156
Persyaratan sebuah ilmu hitam.
157
Pengumuman.,
158
Dalam Lorong Gelap.
159
Jebakan dan kenangan.
160
Di pelataran luar.
161
Dia tidak sendirian.
162
Muslihat bercinta.
163
Siasat yang terakhir (bag 1)
164
Siasat yang terakhir (bag2)
165
Siasat yang terakhir (bag3)
166
Lorong bawah tanah.
167
Mainan Kecil Roro.
168
Pertemuan.
169
Pisau Kelembutan., membunuh dengan senyuman.
170
Dalam pelukan maut.
171
Belenggu jiwa.
172
Pedang pembunuh mata buta.
173
Dendam buta Nyi Sira (bag1)
174
Dendam buta Nyi Sira (bag2)
175
Dendam buta Nyi Sira (bag3)
176
Dendam buta Nyi Sira (bag akhir)
177
Tandu dan rakit.
178
Di balik lorong buntu.
179
Mereka menghilang.
180
Kisah kelam si penculik bayi.
181
Jurus pedang pembunuh.
182
Ilmu terlarang si Putri Penjerat.
183
Adu domba.
184
Ancaman.
185
Orang- orang di lingkaran meja bundar.
186
Wanita itulah otaknya.!
187
Hanya main- main.
188
Dupa Pemabuk.
189
Dendam dua panglima.
190
Jaring umpan tuan sesepuh.
191
Warung makan., Nagih Roso.
192
Tipuan kecil di warung makan.
193
Terbongkar.
194
Ketukan rahasia, 3 panjang., 3 pendek.
195
Keluar dari persembunyian.
196
Panah berapi.
197
Mau bertarung atau berunding., Terserah kalian.!
198
Topeng.
199
Topeng ke dua.
200
Membagi Gelombang Nada Memecah Suara.
201
Musuh dalam selimut.
202
Dia telah datang.!
203
Lembah pembantaian.
204
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag1)
205
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag2)
206
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag3)
207
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
208
Pertarungan besar di lembah sunyi (bag4)
209
Wajah setan di balik topeng.
210
Pedang payung, kipas perak.
211
Naga merana.
212
Provokator.
213
Api iblis yang kedua.
214
Pemanah.
215
Doping.
216
Jiwa golok Jurata.
217
Mulut wanita dan sebutir obat.
218
Roro juga bisa bingung.
219
Seperti mayat hidup.
220
Kau masih manusia ataukah., setan.?
221
Rahasia ilmu terlarang (bag 1)
222
Rahasia ilmu terlarang (bag2)
223
Rahasia ilmu terlarang (bag3)
224
Rahasia ilmu terlarang (bag akhir)
225
Maling Nyawa dan pemuda pincang.
226
Bantuan datang.
227
Siulan kematian yang menyedihkan.
228
Gelang rantai perak berbandul tengkorak.
229
Partai silat 'Kipas Sangkala.!'
230
Pertemuan yang aneh.
231
Jejak- Jejak dalam hujan.
232
Mata hitam yang bertanya pada langit.
233
Kipas Darah Bulan Mentari.
234
Darah pembangkit pusaka.
235
Guru dan muridnya.
236
Sisi lain si Maling Nyawa.
237
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag1)
238
Angonan Mayit Sewu., Penggembala Seribu Mayat. (bag2)
239
Akhir pertempuran besar.
240
Sejak kapan kau menjadi kakek.?
241
Pisau dalam kotak kayu.
242
Gentong air wangi.
243
Geger di Kembangsoka. (bag1)
244
Geger di Kembangsoka (bag2)
245
Geger di Kembangsoka. (bag3) - Kisah Cinta (muka) Monyet.
246
Geger di Kembangsoka (bag4).
247
Geger di Kembangsoka. (bag5) Adu ilmu pedang
248
Geger di Kembangsoka. (bag6).
249
Munculnya barang incaran.
250
Nyi Sapta Kenanga.
251
Makan malam.
252
Nge., praank.!
253
Seringai Si Tua Buntung.
254
Ooohh.,
255
Mulut sombong, usil dan nyinyir.
256
Rahasia dalam kotak kayu.
257
Sapi perahan.
258
Tipuan mata- mata.
259
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag1)
260
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag2)
261
Rahasia Istana Angsa Emas. (bag3)
262
Kesetiaan dan tipu muslihat.
263
Rahasia Pulau Seribu Bisa.
264
Pengumuman.
265
Mayat Abadi.
266
Kabut Sihir Dingin Gaib.
267
Gerombolan berbaju biru.
268
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag1)
269
Nyi Sendang Inten dan Nyi Rumilah. (bag2)
270
Wasiat.
271
Ki Kala Mayit.
272
Pancingan Maut.
273
Tawa para durjana.
274
Mereka mulai datang.!
275
Penjara terkutuk.
276
Pertempuran di lautan.
277
Pemimpin.
278
Pemuda pemalas yang misterius.
279
Penghalang kabut gaib.
280
Mulai menyusup.
281
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag1)
282
Orang lama dan baru di meja bundar. (bag2)
283
Penyerbuan. (bag1)
284
Penyerbuan. (bag2)
285
Penyerbuan. (bag3)
286
Penyerbuan. (bag4)
287
Penyerbuan. (bag5)
288
Penyerbuan. (bag6)
289
Alasan menjadi wanita bejat.
290
Cermin mata sihir. (bag1)
291
Cermin Mata Sihir. (bag2)
292
Gelap menghisap, Terang membakar.
293
Roro kalah.?
294
Di ujung kekalahan. (bag1)
295
Di ujung kekalahan. (bag2)
296
Wong koplak.
297
Ledakan di ujung lorong goa.
298
Mangsa pertama.
299
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag1)
300
Lorong rahasia si Maling Nyawa. (bag2)
301
Rahasia si pemalas.
302
Pasukan mayat hidup. (bag1)
303
Pasukan mayat hidup. (bag2)
304
XXX...?
305
Penyesalan.
306
Membebaskan tawanan.
307
Cinta yang ruwet.
308
Menunggu pagi hari.
309
Kaki Tangan Besi.
310
Pagi kematian.
311
Puji Seruni., gagal pamer.
312
Sebilah pedang hitam.
313
Pertarungan si pincang.
314
Si pincang menipu si pemalas.
315
Kepingan batu.
316
Terhasut.
317
Nostalgia.
318
Roro juga pingin.?
319
Datuk Naga Wisa.
320
Muslihat si buntung.
321
Pertarungan si buntung.
322
Pertarungan Roro. (bag1)
323
Pertarungan Roro. (bag2)
324
Akhir pertarungan si buntung.
325
Nisan Kuburan Membeku., Jaring Petir Malapetaka.!
326
Satu tangan yang terpotong.
327
Salah paham.
328
Prahara di Pulau Seribu Bisa. (bag1)
329
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag2)
330
Prahara di pulau Seribu Bisa. (bag3)
331
Dia tukang masak.?
332
Kapal wajan.
333
Wajan terbang 326.
334
Tungku Meletus.
335
Satu lawan empat.
336
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag1)
337
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag2)
338
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag3)
339
Neraka di pulau Seribu Bisa. (bag4)
340
Aku telah membunuhnya.!
341
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag1)
342
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag2)
343
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag3)
344
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag4)
345
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag5)
346
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag6)
347
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag7)
348
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag8)
349
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag9)
350
Beberapa bulan kemudian., (Akhir kisah. bag10)..... Tamat.?
351
Cerita tambahan.., (Maaf kalau kurang pantas)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!