Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, disebuah pulau terpencil yang terletak diantara puluhan pulau kecil diselat sunda., tiga sosok tubuh berjubah kuning tampak berdiri tegak diatas tojolan batu karang runcing depan mulut sebuah goa yang letaknya tersembunyi diantara celah batu karang yang terdapat disisi sebelah timur pulau itu. Didalam kegelapan malam jubah kuning mereka yang berkibaran dihembus angin seakan memancarkan cahaya keemasan yang mencolok pandangan.
Malam itu badai topan sedang melanda selat sunda, ombak lautan bergulung-gulung menghempas keras pantai dan batu karang hinggga pecah. angin yang berhembus kencang membawa suara begemuruh, tapi semuanya tidak membuat ketiga orang itu beranjak menjauh, padahal jarak mereka bertiga berdiri dengan tepi pantai karang tidak sampai lima tombak. hebatnya lagi meskipun sudah ratusan kali ombak lautan yang disertai angin kencang menghempas, namun tidak sedikitpun air laut yang mampu menyentuh jubah kuning ketiga orang itu. serpihan batu karang dan air laut seketika akan terpental balik saat tinggal sejengkal saja dari jubah kuning mereka, pertanda ada satu kekuatan yang melindunginya.
Entah sudah berapa lama ketiga orang itu berdiri didepan goa karang, tapi dilihat dari sikap mereka sepertinya ketiga orang berjubah kuning keemasan ini mungkin sedang menunggu seseorang keluar dari goa itu.
'Hari sudah lewat tengah malam, tapi belum ada pertanda Tuan akan menyelesaikan latihan semedinya.' berkata orang yang berdiri disebelah kiri, dari perawakannya dia yang terlihat paling tinggi besar, bermuka agak lonjong, dan berjanggut pendek. 'Apa tidak sebaiknya kita masuk saja kedalam goa?' sambungnya.
'Jangan dulu., kita harus tetap menunggu di luar goa, kau tahu bukan tuan paling tidak suka kalau latihannya terganggu.!' jawab orang yang berdiri ditengah, perawakan orang ini terlihat paling kecil, dan sedikit pendek, bau wangi terpancar dari balik jubah kuningnya, wajahnya tertutup kain cadar kuning, saat berbicara suaranya terdengar lebih lembut menandakan kalau dia seorang wanita.
'Lalu sampai kapan kita harus menunggunya, aku hanya khawatir telah terjadi sesuatu didalam sana,' bantah si tinggi besar, dia orang yang tidak sabaran. perempuan yang berdiri ditengah segera mengalihkan pembicaraan. 'Sudah bertahun-tahun lamanya kita berpisah dan baru sekarang bertemu kembali, apa saja yang sudah kalian lakukan selama ini?'
'Sesuai dengan tugasku, aku berkelana ke delapan penjuru untuk mencari tahu apakah ada keturunan anggota keluarga istana kita yang masih tersisa., walaupun sejauh ini usahaku seakan menemui jalan buntu, namun aku juga menemukan bukti bahwa memang ada keturunan istana kita yang masih hidup.' ujar si tinggi besar. serentak kedua rekannya menoleh. 'Bagaimana kau bisa yakin, ingat ini bukanlah perkara mudah, jangan sampai kita salah langkah,!'
'Tadi kau bilang punya bukti, sekarang katakan pada kami apa yang membuatmu merasa yakin kalau memang ada keturunan Istana kita yang masih hidup, lalu sekarang dia berada dimana?' Orang yang berdiri paling kiri dan sejak tadi diam ikut bertanya. orang ini bertubuh tinggi tapi agak kurus, wajahnya cukup tampan tapi terkesan dingin tanpa perasaan. usianya sekitar empat puluh lima tahun sedikit lebih muda dari si tinggi besar, di kedua pergelangan tangannya yang panjang dan kurus memakai puluhan gelang baja berduri tajam berwarna kemasan. beberapa gelang berduri itu warnanya sudah berubah kusam kehitaman mungkin karena sudah sering memakan darah korbannya.
Belum sempat rekannya menjawab, dari dalam goa terdengar suara bergemuruh disertai semburan angin keras berhawa panas dan asap tebal kekuningan yang melabrak keluar.!' cepat tubuh ketiga orang berjubah kuning itu melenting keatas, semburan angin dan asap kuning berhawa panas itupun menyapu batuan karang tempat tadi mereka berpijak dibawahnya hingga hancur rata tanah, terus menghantam pecah gulungan ombak di lautan.!'
'Wuush.,Whus., Blaaam.,!'
Ketiga orang berjubah kuning itu jejakkan kakinya kembali diatas tanah dengan ringan dan mantap, sesaat asap kuning panas masih menutupi pandangan, saat semuanya sirnah dari dalam goa batu terdengar suara orang berkata, 'Bagus., dari gerakan terbang menghindar tadi aku sudah dapat mengukur seberapa tinggi tingkatan ilmu meringankan tubuh yang kalian bertiga miliki,!'
Ketiga orang itu serentak menjura hormat sambil membungkukkan tubuhnya kepada orang yang baru muncul dimulut goa, 'Salam hormat 'Tuan Sesepuh Pelindung Istana'!'
Yang dipanggil sebagai Tuan Sesepuh Pelindung Istana itu adalah seorang lelaki tua berusia lebih tujuh puluh tahun, sama dengan ketiga orang dihadapannya, orang tua ini juga memakai jubah kuning bersulam seekor angsa dibagian dadanya, hanya sulaman itu terlihat lebih besar dan terang warna emasnya, tubuhnya kurus, berambut putih riap-riap panjang menjela, meski sudah berkeriput tapi wajahnya masih terlihat segar, pandangan mata orang tua ini sangat tajam seakan mampu menembus kedalam hati orang lain.
'Sekarang kalian coba hadapi yang ini,!' Sembari bicara Sesepuh Pelindung Istana angkat kedua telapak tangannya rapat keatas kepala, kedua kakinya sedikit merenggang, telapak tangannya mengeluarkan cahaya kuning keemasan yang menyelimuti hingga lengan, kemudian didahului gerakan seperti seekor burung yang terbang mengepakkan sayap, kedua tangannya menghantam kedepan., Serangkum angin tenaga dahsyat yang disertai sambaran sinar keemasan berbentuk sepasang sayap burung melabrak, hawa sepanas bara api menghampar.,!'
'Kepakan Sayap Emas Pemusnah Jiwa.,!' seru ketiga orang berjubah kuning itu hampir bersamaan, buru-buru mereka berjumpalitan menghindar, meskipun selamat tapi ujung jubah mereka sempat terbakar hangus, tenaga pukulan itu terus menghantam ombak lautan hingga terbelah sampai terhempas balik beberapa tombak jauhnya.!'
'Selamat Tuan Sesepuh., engkau sudah menguasai ilmu pukulan sakti mandraguna itu,!' puji wanita bercadar yang ada ditengah.
'Hhmm., kita sedang diburu waktu, jadi aku bicara langsung kemasalahnya, 'Kalian bertiga sebagai 'Tiga Panglima Istana' harap segera laporkan hasil kerja kaliyan masing-masing., Kau dulu.!' tunjuk orang tua itu pada orang yang berdiri paling kiri, 'Saya 'Panglima Istana Kiri' melaporkan pada Tuan Sesepuh, bahwa selama lima tahun ini saya sudah menghabisi lebih dari tiga puluh orang pengkhianat Istana, beberapa masih ada yang bisa melarikan diri, tapi jejaknya sudah hamba ketahui, setelah ini saya pastikan sisanya segera menyusul.!' terang orang bergelang emas yang disebut sebagai Panglima Istana Kiri itu mengakhiri laporannya.
Berikutnya wanita berjubah kuning yang ada ditengah menjura hormat terlebih dahulu sebelum mulai berbicara, 'Hamba 'Panglima Istana Tengah' memberikan laporan, sesuai dengan tugas rahasia yang diberikan Tuan Sesepuh untuk membentuk sekaligus melatih pasukan Istana yang baru sudah hamba laksanakan, hingga saat ini sudah lebih dari dua ratus orang yang siap bertaruh nyawa untuk kita. seperti yang Tuan bilang jumlah besar tidak begitu penting, asalkan dia punya kemampuan dan kesetiaan tinggi pada tugasnya. dan saya berani menjamin kemampuan mereka yang paling rendah saja sudah sejajar dengan para tokoh silat kelas dua didunia persilatan,!'
'Dari mana kau dapatkan orang-orang itu, ingat jangan sembarangan mengambil anggota pasukan baru,!' tegur Tuan Sesepuh.
'Hamba mengerti., terakhir saya sempat menyelamatkan empat orang narapidana yang hendak dihukum mati oleh pasukan kerajaan di jawa barat, sebenarnya ada sepuluh orang, tapi karena enam orang lainnya punya kesalahan sangat berat, seperti perampok kejam, dan pemerkosa wanita, mereka saya habisi seketika,!'
'Bagaimana dengan para prajurit yang mengawal mereka,?'
'Mereka semua terlebih dulu hamba buat tertidur dengan asap pembius, beberapa prajurit ada yang punya kemampuan lebih hingga mampu bertahan, tapi lewat satu pertarungan singkat mereka bisa hamba robohkan.' tambah Panglima Istana Tengah.
Orang tua itu mengangguk puas, terakhir si tinggi besar yang memberikan laporannya,
'Hamba Panglima Istana Kanan memberi laporan pada Tuan Sesepuh, mengenai kemungkinan masih ada tidaknya keturunan dari Penguasa Istana terdahulu, sungguh sangat sulit melacak jejak keturunan junjungan kita, hamba hampir putus asa karenanya, tapi beberapa tahun lalu tanpa sengaja hamba bertemu dengan seorang perempuan tua bernama Nyi Lindri, orang ini dulu adalah pengasuh dari Pangeran Kunta Angsana di masa kecil, tapi dia berhenti bekerja dikarenakan usia lanjut lalu menetap disebuah desa ditepian sungai Cinangka. meski tidak terlalu lama mengasuh sang Pangeran, tapi Nyi Lindri ingat betul wajah dan sosok tubuh asuhannya itu.' kata Panglima Istana kanan, lalu berhenti sejenak sambil menarik nafas.
'Teruskan ceritamu.,!' perintah Sesepuh Pelindung Istana dengan perasaan tegang, kedua orang lainnya juga demikian.
'Baik., suatu ketika ada gerombolan perampok yang menyatroni desa ditepian sungai itu, hampir seisi desa mereka jarah, yang berani melawan dihabisi tanpa ampun. disaat itulah muncul dua orang lelaki tua muda berkepandaian silat tinggi menghajar gerombolan rampok itu, hingga desa itupun selamat, singkatnya kedua orang tua muda ini diminta tinggal di desa itu, waktu pertama kali bertemu dengan si pemuda, Nyi Lindri sudah yakin kalau dia adalah Pangeran Kunta Angsana yang dulu diasuhnya, tapi sepertinya sang pangeran seperti sengaja merahasiakan jati dirinya.'
'Pada keesokan harinya Nyi Lindri diam-diam nekat bertanya kepada si pemuda, dengan tersenyum ramah pemuda tampan itu memeluk Nyi Lindri sambil mengakui kalau dia memang benar Pangeran Kunta Angsana yang pernah diasuhnya dimasa kecil, tapi pangeran meminta supaya Nyi Lindri tetap merahasiakannya pada semua orang, dia bilang kalau saat ini dia dan lelaki tua yang diakui sebagai gurunya itu sedang berusaha lari dari kejaran seseorang.'
'Yang membuat hamba terkejut adalah orang tua yang disebutnya sebagai guru itu bukan lain adalah Jarot Winongko,!'
'Apa katamu., Jarot Winongko,?' bukankah dia dulu pernah menjadi anggota Nomor Delapan dari Kelompok 13 Pembunuh yang berjuluk 'Si Pedang Geledek,!' Lalu bagaimana ceritanya Pangeran Kunta Angsana bisa berguru pada orang itu?' tanya Sesepuh Istana dengan muka berubah hebat. kedua panglima yang lain juga turut terkejut. sementara yang ditanya hanya menggelengkan kepala 'Soal itu hamba tidak tahu pasti,!'
Tuan Sesepuh Pelindung Istana kerutkan keningnya hingga keriput diwajahnya semakin bertambah, dia seperti sedang berpikir keras.,
'Perkumpulan rahasia 13 Pembunuh awalnya dibentuk pada masa kerajaan Airlangga, mereka diberikan tugas rahasia membunuh para pejabat yang suka menindas rakyat, juga menghabisi kaum pemberontak, dan orang-orang jahat di masyarakat., ini terus berlanjut sampai masa kerajaan Singasari, lalu Kediri sampai masa akhir Majapahit, anggota perkumpulan ini selalu berganti seiring jaman, tapi jumlahnya tetap 13 orang,
'Tapi., sejak Majapahit dilanda kemunduran mereka mulai lepas kendali, dari sebuah perkumpulan pembasmi kejahatan menjadi sebuah perkumpulan pembunuh bayaran yang paling ditakuti semua orang., bahkan ada yang bilang mereka ikut serta membantu kaum pemberontak menggulingkan kerajaan Majapahit hingga runtuh, benar-benar gila.!'
'Tuan Sesepuh., apa yang sedang tuan pikirkan,? bertanya wanita Panglima Istana Tengah hingga menyadarkan orang tua itu.
'Ooh tidak apa., lanjutkan saja ceritamu.!'
Panglima Istana Kanan Mengangguk, 'Setelah itu kedua orang itupun tinggal disana, kemudian Pangeran bertemu dengan seorang gadis muda yatim piatu yang masih keponakan Nyi Lindri, kabarnya gadis ini tidak begitu cantik, tapi sangat cerdas, baik hati, pintar bergaul, dan punya daya tarik yang luar biasa. seperti sudah ditakdirkan keduanya saling jatuh hati dan akhirnya menikah., beberapa bulan kemudian ketiga orang ini tiba-tiba saja berpamitan hendak pergi meninggalkan desa itu tanpa mau memberitahu alasannya, juga kemana tujuannya. sejak saat itu jejak mereka raib tanpa ada kabarnya., Nyi Lindri juga sempat bilang sebulan kemudian ada beberapa orang yang diam-diam mencari mereka, tapi Nyi Lindri tidak tahu siapa orang-orang itu,!' jelas Panglima Istana Kanan mengakhiri ceritanya.
Sesepuh Pelindung Istana mendongak ke langit, waktu malam sudah hampir lewat, sebentar lagi pagi hari akan menjelang tiba., 'Apa yang sudah lakukan selama bertahun- tahun sudah kalian laporkan, semua kerja keras kalian bertiga aku mewakili pewaris keluarga 'Istana Angsa Emas' menghaturkan terima kasih.,! ujar Orang tua itu sambil membungkukkan badan dihadapan ketiga orang yang jadi bawahannya itu. serentak ketiganya balik menjura hormat, 'Tuan Sesepuh jangan terlalu sungkan, Seluruh jiwa dan raga rela kami persembahkan demi kebangkitan Istana Angsa Emas.!'
Bersamaan dengan itu langit di timur mulai semburat sinar kekuningan, hari baru sudah dimulai, tapi dimulainya sebuah kebangkitan terkadang juga bisa menjadi awalnya dari suatu bencana.,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Selanjutnya......
2023-12-25
0
💞Amie🍂🍃
Angsa emas👍
2023-11-19
0
Elisabeth Ratna Susanti
sip 👍
2023-04-05
0