Empat orang penunggang kuda berjubah hijau sama-sama hentikan laju tunggangannya saat mereka tiba di depan sebuah tugu perbatasan kadipaten Wonokerto, hari masih terlalu pagi, matahari juga belum terbit, suasana disekitar masih nampak gelap dan sepi, belum terlihat lalu lalang penduduk yang hendak keluar masuk kadipaten.
Sesaat lamanya mereka melihat sekitar tempat itu, tidak nampak ada siapapun di sana selain mereka berempat.
''Menurut kalian apakah kita belum terlambat datang kemari,?'' bertanya si jubah hijau yang berkuda paling depan, sepertinya dialah pemimpin dari keempat orang berjubah hijau yang sama-sama mempunyai wajah pucat kehijauan, dan bertubuh kurus kering seperti mayat itu.
Kalau saat itu kebetulan ada orang kampung yang lewat tempat itu, tentu dia akan lari tunggang langgang karena mengira sudah bertemu dengan mayat hidup ataupun setan gentayangan, tapi jika dia orang persilatan juga bakal memilih pergi sejauh mungkin dari keempat manusia ini, karena mereka bukan lain adalah para tokoh silat jahat dari golongan hitam yang dikenal dengan julukan 'Empat Mayat Hijau,!' satu nama yang cukup menakutkan bagi orang persilatan terutama di daerah pesisir selatan jawa tengah.
''Aku juga rada takut kalau sampai ada orang lain yang mendahului kita.'' tambah rekannya yang berada disebelah kiri dan bergigi agak tonggos.
''Jangan khawatir., surat rahasia itu cuma kita berempat yang memilikinya, lagi pula hari masih gelap, kurasa yang kita tunggu juga belum sampai kemari.'' jawab orang yang ada ditengah. dari keempat orang bermuka seram seperti mayat itu, wajah orang inilah yang bisa dianggap rada mendingan.
''Lalu apa menurutmu kita harus menunggu disini atau langsung masuk ke Wonokerto.?'' tanya si pemimpin pada orang yang ada ditengah, agaknya diantara mereka orang inilah yang paling sering berpikir untuk mengambil keputusan.
''Ehm., kurasa lebih baik kita tunggu disini saja., karena kalau kita cegat mereka di dalam kota kadipaten Wonokerto, bisa menarik perhatian orang ramai.,'' jawab rekannya itu lalu memandang ke belakang, disana masih ada yang kawannya sedari tadi diam dan nampak gelisah.
''Apa yang sedang kau pikirkan sobat., kulihat sejak kita mulai mendekati perbatasan Wonokerto kau jadi jarang bicara, seperti bukan kau yang biasanya saja.,!''
''Jangan bilang kalau kau mulai kangen dengan perempuan simpananmu itu, sabar dulu kawan., begitu urusan kita disini selesai, kita bisa berpesta sepuas hati.,Ha.,ha.,ha.!'' tambah si gigi tonggos sambil tertawa bergelak diikuti kedua rekannya. tapi mereka jadi terdiam heran melihat kawannya yang bertubuh paling kecil ini tetap membisu.
''Hei., ada apa sebenarnya dengan dirimu, katakan pada kami,!'' tanya si tonggos kesal. kedua rekannya juga saling pandang tak mengerti. yang ditanya cuma meliriknya sekejab lalu kembali mengamati daerah sekitarnya dengan penuh perhatian.
''Kalian tahu., sejak tadi malam aku selalu merasa ada yang sedang mengikuti kita, dan perasaanku semakin kuat saat kita mulai mendekati perbatasan Wonokerto ini,!'' jawab si jubah hijau yang berkuda paling belakang.
Seketika itu juga ketiga kawannya turut waspada, diantara mereka berempat orang inilah yang paling tajam pendengaran dan indra perasanya, beberapa kali mereka selamat dari maut dikarenakan lebih dahulu ada peringatan darinya. maka tidak heran kalau mereka begitu mempercayai ucapannya.
''Chuih., Setan alas.! rupanya memang ada yang hendak main gila dengan kita.,!'' umpat si gigi tonggos sambil meludah. ''Kau benar., Malah bukan hanya satu saja, tetapi ada beberapa tikus kecil yang ingin ikut serahkan nyawanya.,!'' Sambung si pemimpin sambil silangkan kedua tangan didepan dadanya. Melihat hal ini ketiga rekannya juga turut melakukan gerakan yang sama, kedua telapak tangan mereka yang pucat kurus kering dan berkuku tajam perlahan berubah warna menjadi hijau dan berlendir, ukurannya pun mengembang dua kali lebih besar.!
''Kaliyan semua para tikus penguntit., apa belum bosan main sembunyi terus seperti ini, jangan jadi pengecut, keluarlah.!'' Seru si pemimpin sembari mengejek.
''Mereka tidak akan berani keluar karena sadar sedang berhadapan dengan siapa sekarang ini, Haa, ha, ha.,!'' ujar si jubah hijau yang ada ditengah lalu tertawa bergelak, kedua kawannya juga ikut mengekeh. hanya si mayat jubah hijau bertubuh paling kecil yang tetap diam waspada.
''Hmh., Empat Mayat Hijau.,! jangan terlalu sombong dan meremehkan orang lain, apa kaliyan pikir tidak ada yang sanggup menandingi kaliyan berempat.,?''
''Sebentar lagi kaliyan akan segera menjadi mayat beneran., Ha, ha.,!''
Bersamaan dengan datangnya suara itu dari arah belakang berkelebat cepat dua sosok bayangan pendek yang menyambar kepala jubah hijau yang ada dibelakang, untung orang ini selalu waspada, bukan saja kepalanya bisa selamat, tapi dia juga mampu menampar balik serangan lawan yang belum jelas sosoknya.
'Wheess., Dhees., Plaak.,!'
''Keparat.!'' maki si jubah hijau kecil sambil mengamati lawannya yang baru muncul.
Didepan keempat orang itu kini sudah bertambah dua orang bertubuh sangat pendek, sepintas keduanya tidak ada bedanya dengan anak kecil berumur sepuluh tahunan, tapi sebenarnya mereka adalah dua orang setengah tua yang memiliki badan sangat pendek. yang satu berkepala botak, seorang lagi berambut jabrik.
''Sepasang Iblis Cebol.,!'' berseru keempat orang itu saat mengetahui siapa lawannya, diam-diam mereka merasa gelisah dengan kehadiran dua orang cebol yang juga punya nama besar di daerah selatan. ''Hek.,he.,he., 'Bagus kalau kalian mengenali kami berdua, urusan akan bisa lebih mudah diselesaikan,!'' kata Iblis Cebol yang berambut jabrik, semetara kawannya yang botak cuma mendongak sambil berkacak pinggang.
''Haa.,ha.,haa., rupanya hanya dua orang cebol itu yang ada dimata kalian para mayat hidup., sampai-sampai aku dan yang lainnya tidak dianggap., Haa.,ha., sungguh hari yang menyebalkan., Haa.,ha,haa.,!'' Gelak tawa keras terdengar membahana hingga mampu menggetarkan jantung dan telinga semua orang.!' Saat semuanya sirap, ditempat itu sudah bertambah seorang lagi, satu sosok tinggi besar, berperut buncit, orang ini mengenakan celana dan rompi hitam, kepalanya memakai blangkon kuning, dan menghisap pipa cangklong ditangan kiri. yang paling menarik adalah wajah lelaki setengah umur ini terlihat bulat bersih dan selalu tertawa., sejak tiba disana orang ini sudah tiga empat kali mengumbar tawanya.
''Si Sukma Tertawa.,!'' Lagi-lagi Empat Mayat Hijau berseru kaget saat melihat kehadiran orang ini, kalau dengan Sepasang Iblis Cebol saja mereka sudah merasa khawatir, maka orang berjuluk Si Sukma Tertawa ini malah lebih menakutkan, karena diluarnya saja dia terlihat ramah dan menyenangkan, tetapi sebenarnya orang ini sangat licik dan kejam pada semua lawannya., konon kabarnya manusia ini pernah menghabisi nyawa puluhan tokoh silat sekaligus hanya dengan mengandalkan suara tawanya saja.
''Kami yang datang dari 'Pulau Gagak Hantu' juga turut hadir disini untuk meramaikan suasana,!'' Kembali terdengar seseorang berbicara, kali ini suara dari seorang perempuan, semua orang menoleh keasal suara, disana entah sejak kapan sudah hadir lima orang wanita cantik berbaju hitam tanpa lengan, dan bercelana pendek hingga paha mulus mereka terlihat jelas, dipinggang mereka tergulung sebuah cambuk hitam berduri tajam, salah satu dari para wanita ini terlihat sedang duduk diatas tandu rotan, dibanding empat perempuan lainnya dialah yang paling cantik jelita, hanya sayang sepasang kakinya terlihat buntung sebatas lutut, tangan kanan wanita ini terlihat sedang membelai kepala seekor burung gagak besar bermata merah yang ada diatas pundaknya.
''Ratu Siluman Gagak.,!'' desis semua orang disana dengan air muka berubah pucat. bahkan Si Sukma Tertawa sampai hentikan tawanya hingga beberapa saat, tanda hampir semua orang disini merasa gentar bertemu dengan para wanita dari pulau Gagak Hantu.!
''Kalau aku terus terang saja sengaja datang kemari untuk melihat kalian semua beradu jiwa, kuharap semuanya mati saling bunuh., hingga pada akhirnya akulah yang akan memungut hasilnya tanpa susah payah,!'' ujar seorang tua berambut putih awut awutan, berpakaian lusuh dan penuh tambalan disana sini, rupanya dia seorang pengemis. tidak seorangpun tahu sejak kapan pengemis tua yang usianya lebih dari enam puluh tahun ini berada di bawah tugu batu penanda perbatasan kadipaten Wonokerto, tidak satupun orang disana kenal siapa dia, tapi saat pengemis tua itu membuka kedua matanya yang tadi terpejam, semua orang langsung terperanjat, sepasang bola mata pengemis tua ini tidak memiliki bagian putih, melainkan hitam semuanya,!'
''Ka., Kau., Pengemis Tua Mata Setan.,!'' jerit Ratu Siluman Gagak dengan suara tercekat. semua orang disana juga menjadi gempar dengan kehadiran orang tua ini, bagaimana tidak meskipun pengemis tua ini sudah bertahun-tahun lamanya menghilang dari dunia ramai. tapi namanya masih dianggap salah satu momok paling menakutkan bagi kalangan rimba persilatan, ada yang bilang kalau nama besar Pengemis Tua Mata Setan dapat disejajarkan dengan sang ketua dari Kelompok 13 Pembunuh yang misterius dan menyeramkan itu.
''Ini benar-benar gila., sebenarnya ada urusan apa semua orang ini berkumpul disini.,?'' bisik pimpinan Empat Mayat Hijau pada rekannya.
''Aku curiga., jangan-jangan mereka semua datang kemari karena surat rahasia yang ada ditangan kita.,'' jawab Mayat Hijau yang ada di tengah. ketiga rekannya menjadi semakin gelisah.
''Heeh., Empat Mayat Hijau., tidak usah berpikir macam-macam lagi, berikan saja surat rahasia yang kaliyan pegang itu pada kami., Sepasang Iblis Cebol,!'' bentak Iblis Cebol berkepala botak.
''Cebol botak sialan., surat rahasia apa maksudmu, jangan bicara ngelantur.,!'' Mayat Hijau gigi tonggos coba membantah.
''Jangan coba berlagak bodoh dihadapanku gigi tonggos keparat.,! tentu saja surat rahasia dari pewaris Istana Angsa Emas.!''
Meskipun jawaban ini seakan sudah diduga oleh semua orang, tetapi dengan disebutnya nama Istana Angsa Emas tetap saja hati semua orang ditempat itu bergetar keras., hal ini dapat dipahami, memangnya siapa orangnya yang tidak akan tergiur dengan timbunan harta berlimpah serta semua rahasia yang ada di dalam istana misterius itu., bahkan jika harus bertaruh nyawa, orang akan tetap berusaha untuk mendapatkannya.
Hari mulai terang tanah., sinar mentari terasa hangat mengiringi kokok ayam jantan yang terdengar bersautan menyambut pagi yang cerah., sungguh suatu pagi yang indah.,tapi sayangnya tidak ada seorangpun yang berselera menikmati suasana pagi hari itu., padahal bagi semua orang yang ada di sana, pagi hari itu mungkin akan menjadi pagi yang terakhir dalam hidup mereka.!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 351 Episodes
Comments
MATADEWA
Banyak yg terlibat untuk 1 7an.....
2023-12-25
0
💞Amie🍂🍃
Maaf kak, Kaliyan apa kalian harusnya
2023-11-19
1
Arkha
mbak e kadipaten tu apa y, propinsi ato kabupaten?
2023-02-24
1