BAB 20 : Diikuti

Mungkin kah Daddy hendak bermain-main dengan penguntit itu. Selesai sholat dhuhur berjamaah, Daddy tidak segera menuju mobil terparkir, melainkan asyik mengobrol dengan seseorang dari jamaah masjid ini.

Terlihat mereka sangat akrab, sesekali terdengar gelak tawa menyelingi obrolan mereka.

Tak berapa lama mobil yang mengikuti kami, berjalan berlahan meninggalkan tempat itu. Bosan kali ya ...

Yang ditunggu-tunggu, lama nggak keluar-keluar.

Syukurlah ....

Hanya saja, kesabaran cacing-cacing di dalam perut ini, mulai tak terkendali. Lapar sekali rasanya. Tapi daddy masih asyik mengobrol. Tak peka sama diriku yang menantinya dengan rasa lapar.

Alhamdulillah, ternyata nasib baik masih berpihak padaku. Tak berapa lama Daddy mengakhiri bincang-bincangnya. Mereka berdua berjalan ke arahku.

"Ahmad, kamu lupa siapa ini?" kata Daddy padaku.

Aku terpaku menatapnya. Mencoba mengingat-ingat orang itu.

"Den Ahmad lupa dengan saya, ya ...?"

" Eeeee.... Pak ...." Aku mengetuk-ngetuk kepalaku.

Terus terang tak ada sedikitput terlintas dalam anganku, tentang siapa orang yang sekarang berdiri di depanku, dengan senyumnya yang tulus.

"Dia pak Arman, yang suka ajak main kuda-kudaan, waktu kamu kecil. Dan yang nolong kamu, waktu kamu mau jatuh dari pohon mangga. Itu sampai tangannya patah."

"Pak Salim ini berlebihan, nggak den. Hanya luka sedikit, sekarang sudah normal" ujarnya sambil menatap lekat padaku.

Baru diriku sadar siapa sebenarnya orang yang kini berada di depanku. Dan akupun memeluknya dengan erat.

"Pak Arman. Maafkan Ahmad."

Rupanya dia adalah satpam rumah kami, 23 tahun silam. Yang sering aku goda.

"Aden sekarang sudah besar."

Dia membalas pelukanku dengan hangat sambil mengacak-ngacak rambutku yang 'klemis' dan tertata rapi

"Pak Arman kita cari makan dulu, yuk."

"Boleh, tuan Salim."

Akhirnya rasa sabar perutku terdengar, juga oleh deddy. Bertiga kita menuju mobil.

Kali ini aku menjadi sopir yang baik bagi mereka.

"Kalau boleh kasih saran kita ke Hayana Restorant aja, Tuan."

"Boleh, dimana itu?"jawabku yang sudah tak sabar menahan lapar.

" Depan situ, Den. Nach ... itu belok kiri. Kelihatan."

"Ahmad, kalau soal makanan cepatnya bukan main." ledek daddy yang bikin pak Arman tertawa.

"Ya, memang sudah waktunya." jawabku tanpa dosa.

"Nach, itu dia."teriakku gembira.

Setelah mobil ini aku parkirkan dengan sempurna, kami melagkah ke restoran tersebut. Memesan makanan untuk mengganjal perut.

Kami menunggu pesanan dengan santai, di sebuah joglo yang terletak di sebuah danau buatan, yang penuh dengan ikan koi. Teduh dengan adanya sebuah pohon besar yang rindang.

Dari tempat itu secara tak sengaja, mata ini menangkap adanya sebuah mobil yang tadi mengikuti kami, memasuki area parkir restorant. Terlihat 2 orang keluar dari mobil tersebut menuju ke restorant ini juga.

Apakah ini sebuah kebetulan atau sebuah kesengajaan. Aku tak tahu . Tapi yang pasti tujuannya sama, yaitu hendak menikmati makan siang. Sama seperti kami.

" Tumben, tuan ke Indonesia?" kata Pak Arman memecah kesunyian.

"Iya, Pak. Kami ke sini mau mencari Naura. 3 bulan yang lalu sindikat yang menculik anak kami tertangkap. Dan dia menunjukkan di mana terakhir mereka meninggalkan Naura."

"Lalu?"

"Sebenarnya, kami sudah menemukannya. Hanya sayang menurut hasil tes DNA, dia bukan Naura."

"Maksudnya gimana, Tuan."

"Aku nggak bisa jelaskan. Aku nggak yakin dengan hasil tes itu."

"Tuan sudah melihat den Naura?"

"Justru karena aku sudah melihatnya, aku berkesimpulan kalau dia benar-benar putriku."

"Jangan-jangan ...."

"Maksudmu apa, Arman."

"Maafkan saya, tuan. Terakhir-terakhir ini santer terdengar berita, bahwa ada sindikat penculikan gadis asing untuk dijual ..... begitulah, Tuan."

"Lalu, dokter itu bekerja sama dengan mereka?"

Seketika pak Arman diam karena tak sengaja membuat tuan Salim sangat gelisah.

"Kalau Naura tak punya identitas yang jelas, mudah bagi mereka membawa Naura. Dan pak Farhan tak bisa melindunginya. Kami juga demikian." Ahmad mengambil kesimpulan sambil bergumam.

"Ahmad, bisa kamu percepat makanmu, aku benar-benar khawatir pada Naura."

"Baik, Dad."

"Pak Arman, bisa ikut aku. Dan tolong setelah ini carikan aku rumah. Agar aku bisa tinggal."

"Dengan senang hati tuan. Dan ijinkan saya untuk jadi satpam tuan kembali."

"Jangan, nanti aku dimarahi sama putramu. Masak dianya polisi, bapaknya tega dibiarkan jadi satpam."

"Itu masalah saya, Tuan. Insya Allah anak saya tak keberatan."

"Ya, baiklah. Terserah kamu." kata pak Salim sambil berdiri, diikuti Pak Arman, melangkah pergi.

Sesegera itu Ahmad menyelesaikan makannnya, ikut berdiri lalu melakukan pembayaran atas semua yang telah mereka lahap. Lalu sedikit berlari mengikuti daddy nya menuju parkiran.

"Kita ke mommymu, mungkin ada cara lain untuk membuktikan kalau Nur adalah Naura. Sebelum semua terlambat. Habis ini kamu langsung pulang dan lakukan tes DNA ulang di Turki. Dan juga urus perusahaan selama daddy di sini."

"Baik, Daddy."

Tanpa di perintah, Ahmad segera menghidupkan mobil meninggalkan tempat itu, agar sesegera mungkin tiba di rumah pak Farhan.

Tanpa lagi memperhatikan, bahwa saat ini sedang diikuti pula.

Baru setelah berjalan sekitar 500 meter, Ahmad menyadari. Membuat dirinya gelisah, namun tak berani mengusik daddynya, yang memang sudah terlihat sangat gusar. Untunglah pak Arman menyadarinya.

"Ada apa, Den Ahmad."

"Itu, di belakang."

"Tenang, ada polisi satlantas di depan."

"Baiklah."

Begitu mereka sampai di depan polisi satlantas tersebut, pak Arman segera turun, berbicara sejenak. Lalu kembali lagi ke mobil.

"Beres, Den."

Ahmad segera melajukan mobilnya dengan cepat namun tenang meninggalkan mereka.

Mobil yang mengikuti mereka terlihat dihentikan oleh pak polisi. Dan dibuat sibuk, sehingga tak bisa lagi mengikuti mobil yang dikemudikan Ahmad.

💎

Sementara siang itu, Nur sedang sendirian di ladang, hendak mengambil daun-daun pisang yang akan digunakan dalam acara tumpengan nanti malam. Sebagai acara awal untuk memohon doa dari para tertangga, agar semua rangkaian acara dari ijab qobul sampai dengan resepsi dapat berjalan lancar.

Tak menyadari kalau ada sebuah mobil jip berhenti di sisi ladangnya. Tak lama kemudian keluar 2 orang pria mendekati Nur yang sibuk mengait daun pisang.

Menyadari ada orang yang mendekatinya, Nur membalikkan badan dengan masih memegang galah di tangannya.

Dia menangkap maksud yang tak baik dari pria yang datang.

"Mau apa kalian.?"

Tanpa menjawab mereka maju mengepung Nur. Nur segera mengibaskan galahnya. Namun galah itu berhasil ditangkap salah satu diantara mereka. Dan menariknya hingga terlepas dari tangan Nur. Lalu mematahkannya.

Sedangkan yang lainnya menarik kedua tangan Nur dengan paksa. Pada saat seperti ini, Nur hanya mampu berteriak,

"Tolong .... tolong." dengan harapan ada orang yang mendengarnya. Meski dia menyadari kalau di ladang saat ini, sedang sepi dan hanya ada dia sendiri.

Beruntung dia melihat ada sebuah sedan hitam yang tiba-tiba melintas di jalanan itu. Dan sepertinya mereka mendengar teriakannya.

Sedan itu berhenti. Keluar 2 orang pria. Yang satu, sepertinya dia kenal. Yaitu yang selama ini dia rindu ....

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

Kak Uya

2021-05-19

1

sahabat syurga

sahabat syurga

dag dig dug ser bcnya

2021-04-23

0

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

🍃🌻 Imazz 🌻🍃

Aku hadir Thor 🤗🤗🤗

2021-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Pulang
2 BAB 2 : Lamaran.
3 BAB 3 : Nur dan Aku
4 BAB 4 : Moment Pagi
5 BAB 5 : Kak Uya
6 BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7 BAB 7 : Rujakan
8 BAB 8 : Perhatian Andre
9 BAB 9 : Kangen
10 BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11 BAB 11 : Yang Tersimpan
12 BAB 12 : Langkah Nyata
13 BAB 13 : Bu Retno
14 BAB 14 : Lagi dan Usai
15 BAB 15 : Rombongan Tamu
16 BAB 16 : Bertemu Keluarga
17 BAB 17 : Persiapan
18 BAB 18 : Calon Menantu
19 BAB 19 : Hasil DNA
20 BAB 20 : Diikuti
21 BAB 21 : Bertemu Ulya
22 BAB 22 : Lupakan Kakak
23 BAB 23 : Persiapan
24 BAB 24 : Keraguan
25 BAB 25 : Penelusuran
26 BAB 26 : Janji Suci
27 BAB 27 : Kubawa Dirimu
28 BAB 28 : Aku Masih Takut
29 BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30 BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31 BAB 31 : Terseret Ombak
32 BAB 32 : Dimana Mas Andre
33 BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34 BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35 BAB 35 : Rela Melepasmu
36 BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37 BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38 BAB 38: ULYA POV
39 BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40 BAB 40: Belanja
41 BAB 41: Di Pusara Andre
42 BAB 42: Ungkapkan Rasa
43 BAB 43 : Papa Sofyan
44 BAB 44: Baby Twins
45 BAB 45: Aku Ingin Pulang
46 BAB 46 : Cari Makan
47 BAB 47 : Tentang Devra
48 BAB 48 : Selamat Tinggal
49 BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50 BAB 50 : Sandiwara Naura
51 BAB 51 : Malam Ini
52 BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53 BAB 53 : Insiden Kecil
54 BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55 BAB 55 : Rasaku
56 BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57 BAB 57 : Rindu
58 BAB 58 : Melahirkan
59 BAB 59 : Ibu yang bahagia
60 BAB 60 : Meminang
61 BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62 BAB 62 : Semua Harus Jelas
63 BAB 63 : Mustofa (POV)
64 BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65 BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66 BAB 66 : ke KBRI
67 BAB 67 : Keinginan Mustofa
68 BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69 BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70 BAB 70 : Semua Pergi
71 BAB 71 : Memendam Rindu
72 BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73 BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74 BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75 BAB 75 : Rumah Baru
76 BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77 BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78 BAB 78 : Luka Lama
79 BAB 79 : Kembali
80 BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81 BAB 81 : HAGYA
82 BAB 82 : Putri Kita
83 BAB 83 : Engkau Kekasihku
84 BAB 84 : Awal Cerita
85 BAB 85 : Akmal Menghilang
86 BAB 86 : Mencari Akmal
87 BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88 BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89 BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90 BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91 BAB 91 : Awal Perjalanan
92 BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93 BAB 93 : Kabar Akmal
94 BAB 94 : Akmal Ditemukan
95 BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96 BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97 BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98 Keluarga Tarzan
99 Rima
100 Utuh atau Berbagi
101 Krucil Ceria
102 Lanjut Untuk Rima
103 Dinner Ala Mustofa dan Rima
104 Ungkapkan saja
105 Restu Yang Sempurna
106 Sesuatu Tentang Mustofa
107 Memutuskan Hari H
108 Kenangan Masa Lalu
109 Dengan Vidio call
110 Ini Papa Sayang
111 ke Halim
112 Samperin Aja
113 Pengantin Baru
114 Tengah Malam
115 Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116 pengumuman
117 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
BAB 1 : Pulang
2
BAB 2 : Lamaran.
3
BAB 3 : Nur dan Aku
4
BAB 4 : Moment Pagi
5
BAB 5 : Kak Uya
6
BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7
BAB 7 : Rujakan
8
BAB 8 : Perhatian Andre
9
BAB 9 : Kangen
10
BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11
BAB 11 : Yang Tersimpan
12
BAB 12 : Langkah Nyata
13
BAB 13 : Bu Retno
14
BAB 14 : Lagi dan Usai
15
BAB 15 : Rombongan Tamu
16
BAB 16 : Bertemu Keluarga
17
BAB 17 : Persiapan
18
BAB 18 : Calon Menantu
19
BAB 19 : Hasil DNA
20
BAB 20 : Diikuti
21
BAB 21 : Bertemu Ulya
22
BAB 22 : Lupakan Kakak
23
BAB 23 : Persiapan
24
BAB 24 : Keraguan
25
BAB 25 : Penelusuran
26
BAB 26 : Janji Suci
27
BAB 27 : Kubawa Dirimu
28
BAB 28 : Aku Masih Takut
29
BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30
BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31
BAB 31 : Terseret Ombak
32
BAB 32 : Dimana Mas Andre
33
BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34
BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35
BAB 35 : Rela Melepasmu
36
BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37
BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38
BAB 38: ULYA POV
39
BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40
BAB 40: Belanja
41
BAB 41: Di Pusara Andre
42
BAB 42: Ungkapkan Rasa
43
BAB 43 : Papa Sofyan
44
BAB 44: Baby Twins
45
BAB 45: Aku Ingin Pulang
46
BAB 46 : Cari Makan
47
BAB 47 : Tentang Devra
48
BAB 48 : Selamat Tinggal
49
BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50
BAB 50 : Sandiwara Naura
51
BAB 51 : Malam Ini
52
BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53
BAB 53 : Insiden Kecil
54
BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55
BAB 55 : Rasaku
56
BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57
BAB 57 : Rindu
58
BAB 58 : Melahirkan
59
BAB 59 : Ibu yang bahagia
60
BAB 60 : Meminang
61
BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62
BAB 62 : Semua Harus Jelas
63
BAB 63 : Mustofa (POV)
64
BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65
BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66
BAB 66 : ke KBRI
67
BAB 67 : Keinginan Mustofa
68
BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69
BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70
BAB 70 : Semua Pergi
71
BAB 71 : Memendam Rindu
72
BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73
BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74
BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75
BAB 75 : Rumah Baru
76
BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77
BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78
BAB 78 : Luka Lama
79
BAB 79 : Kembali
80
BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81
BAB 81 : HAGYA
82
BAB 82 : Putri Kita
83
BAB 83 : Engkau Kekasihku
84
BAB 84 : Awal Cerita
85
BAB 85 : Akmal Menghilang
86
BAB 86 : Mencari Akmal
87
BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88
BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89
BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90
BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91
BAB 91 : Awal Perjalanan
92
BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93
BAB 93 : Kabar Akmal
94
BAB 94 : Akmal Ditemukan
95
BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96
BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97
BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98
Keluarga Tarzan
99
Rima
100
Utuh atau Berbagi
101
Krucil Ceria
102
Lanjut Untuk Rima
103
Dinner Ala Mustofa dan Rima
104
Ungkapkan saja
105
Restu Yang Sempurna
106
Sesuatu Tentang Mustofa
107
Memutuskan Hari H
108
Kenangan Masa Lalu
109
Dengan Vidio call
110
Ini Papa Sayang
111
ke Halim
112
Samperin Aja
113
Pengantin Baru
114
Tengah Malam
115
Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116
pengumuman
117
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!