BAB 11 : Yang Tersimpan

Tak lama kemudian, ibu Farhan menemui mereka sambil membawa sebuah tas plastik.

"Bagaimana Nur. Haruskah ibu tolak lamaran nak Andre."

"Ibu!"

Nur menggapai pundak bu Farhan dengan manja. Terlihat dalam sikapnya kalau Nur menerima lamaran nak Andre.

"Kalau begini ibu sudah tak khawatir lagi padamu."

"Oh ya nak Andre, ini milik Nur sejak SMP dan itu ada barang kenangan Nur. Bisa nak Andre simpan."

Dari balik cadar, mata Nur bersinar kesal dengan apa yang dilakukan bu Farhan. Tapi dia tak pula mencegahnya manakala barang itu telah berpindah tangan.

Meski Andre tak tahu maksud dari pemberian barang yang sangat pribadi, dari orang yang dia ingin jadikan halal untuk dirinya. Tapi dia dengan senang menerima barang itu.

Lalu Andre merapikan plastik itu sebelum meletakkan di pangkuannya. Tanpa melihat melihat terlebih dahulu barang tersebut. Tak enak hati dengan Nur yang menatapnya dengan kesal. Tapi tak bisa berbuat apa-apa.

Nur tak ada keberanian mengangkat kepala. tertunduk malu. Membuat Andre tersenyum. Apalagi saat dia menyentuh lembaran-lembaran kertas dalam bungkusan itu. Wah ... pasti ini surat cinta penggemar rahasia Nur. Cuma yang dalam kotak itu apa ya...

Biarlah nanti kulihat...

"Ibu, bolehkah saya undur diri. Insya Allah mama papa besok datang untuk melamar Nur. Dan lusanya, kami akan melakukan pernikahan di KUA sekalian."

"Ngapunten kalau kulo lancang, Bapak Ibu."

"Secepat itukah, Nak Andre?"

"Ya, Bapak ibu. Agar hati kami menjadi tenang."

Pak Farhan yang kini sudah bersama kembali juga ikut tercengang.

"Apa tidak menunggu orang tua Nur ketemu?"

"Itu jika ketemu. Kalau tidak kasihan dik Nur."

"Nanti sambil jalan kita akan cari. Sehingga waktu resepsi semoga orang tuanya bisa bersama kita."

"Kalau itu yang terbaik, bapak nurut saja."

"Suwun, Bapak Ibu. Kulo pamit."

"Yo, Nak Andre."

"Nur, Mas pergi dulu. Sabar ... 2 hari lagi kita selalu bersama. Kamu sudah tak perlu malu lagi bilang semuanya pada mas tanpa melalui Rima."

"Iya, Kak."

"Jangan panggil kakak. Aku lebih suka di panggil mas. Adik tak keberatan?"

"Adik akan belajar, Kak. Ah maaf, Mas."

Ada pancaran keteduhan dalam tatapan Andre pada Nur. Menunjukkkan bahwa dia selama ini telah menyimpan rasa itu terlalu lama. Dan Nur telah teramat nyaman bersamanya namun tak menyadari.

Nur mengantar Andre hingga menghilang dari pandangan.

Setelah Andre sudah tak napak, Nur kembali ke dalam rumah. Menemui bapak ibu Farhan yang bercengkrama membicarakannya.

"Nur, kami melihat nak Andre sangat menyayangimu. Apa kamu sudah siap hidup bersamanya?"

"Ya, Nur. Jadikanlah pernikahan itu terjadi hanya sekali seumur hidupmu."

”Bimbing Nur. Bapak Ibu."

"Yo, wes. Kalau gitu. Kalau kamu sudah siap. Bapak tenang."

"Tolong, hubungi kakakmu untuk pulang."

"Nggeh, Ibu."

Nur segera mengeluarkan hp-nya, lalu menelpon kakak Nadyanya.

"Assalamu'alaikum .... Kak."

"Waalaiku salam ... ada apa Nur?"

"Ibu mau bicara."

Nur memberikan hp itu pada bu Farhan. Dan membiarkan ibunya untuk berbicara langsung pada kakaknya.

"Nadya. Besok kamu bisa pulang."

"Wonten nopo, Bu ...."

"Adikmu, Nur. Lamaran."

"Alhamdulillah, akhirnya Nur mendapat gantinya. Moga-mog ini bisa jadi obat baginya."

"Injjih, Bu."

"Yo, wes. Pernikahannya juga akan dilaksanakan sehari setelah lamaran."

"Wah, kok patas. Nggak ada apa-apa kan, Bu?"

"Kamu ini ngomong apa, Nadya."

"Injjih, Bu. Nadya mau beri tahu abinya dulu. Insya Allah malam nanti kami baru bisa berangkat."

"Ya, Nadya. Assalamu'alaikum ..."

"Injjih, Bu. Wa'alaikum salam .... Jangan ditutup dulu. Nadya mau ngomong ke Nur dulu."

Bu Farhan menyerahkannya kembali ke Nur. Nur membawanya pergi ke dalam kamarnya. Agar tak terdengar kedua orang yang sudah dianggap sebagai orang tuanya.

"Kamu terima lamaran Anwar?"

"Bukan, Kak.?"

"Mas Andre."

"Siapa dia?"

"Kakaknya Rima."

"Oh ... ku kira Anwar."

"Syukurlah kalau kamu sudah ada yang melamar. Pusing juga kalau kami harus menerima Anwar."

"Kakak kok bilang gitu sich."

"Sebel aja."

"Nggak baik kayak gitu, Kak."

"Ya ... ya ... baiklah. Udah ya, kakak mau jemput Novi dan Noval dulu di TPQ."

"He eh, assalamu'alaikum ...."

"Wa 'alikum salam ..., Nur."

Dia letakkan hpnya. Sejenak Nur termenung di sisi ranjangnya. Menatap detak jam dinding yang berjalan melambat. Seakan ikut merasakan yang kini Nur rasa. Baru dia sadar kalau kak Andre yang sudah dia anggap sebagai kakak, menyimpan sebuah rasa.

Ya Robb ....

Apakah ini jawaban do'a hamba padamu selama ini.

Yang senantiasa merindukan akan kasihMu.

Tasbih hamba padamu mengalunkan cinta yang tak biasa

Ingin bersandar pada kemurahan dan keindahan yang Engkau hadirkan.

Jika memang ini, baik bagi agamaku dalam menuju ridhoMu

Bolehkah aku berbangga engkau pilih diriku menikmati masa itu.

Namun aku sering lupa bahwa ini semua dari pada Mu

Hingga dengan mauku ku langkahkan kaki tak berijin padaMu.

Kuharap ampunanMu pada masa kulupa itu.

Kini dengan ijinMu saat ini,

Kumulakan pada langkahku dengan menyebut namaMu.

Ingin hati bersandar dalam cinta di atas cinta Mu

Memeluk kasih, bermanja mesra, berpaut rasa

Hanya inginku kini mendekat padaMu

Dalam rasa yang mulai tumbuh dalam jiwaku

💎

Sementara Andre yang telah tiba di rumahnya. Berjalan dengan perenungan yang dalam pula. Ada bahagia yang dia simpan, namun ada sedikit keraguan manakala dia tertingat akan kak Uya yang selalu disebut Nur. Meski terucap secara tak sengaja. Ini menunjukkkan sebenarnya dia telah bersemayam dalam hati Nur dengan sangat kuat. Akankah dia sanggup menghadapi kecemburuannya sendiri.

Kebetulan masih sangat sepi, ketika Andre tiba di rumah. Papa, mama dan Rima tengah jalan-jalan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk lamaran besok.

Dengan berlahan, Andre melangkah menuju kamarnya dengan membawa kantong plastik pemberian bu Farhan tadi.

Benar dugaan Andre bahwa itu semua surat cinta yang diterima Nur dari pengagum-pengagum rahasianya. Tapi anehnya, tak satupun surat itu dibuka. Terlihat masih tertutup rapat meski kertasnya telah kusam.

Aku cemburu pada masa-masa mereka menginjak dewasa. Mereka dibesarkan dalam suasana desa yang sangat mendukung bagi perkembangan jiwanya. Mungkin mereka dilarang memegang hp oleh sekolah dan pihak orang tua juga mendukungnya. Hingga kalau kagum pada seseorang pakai menulis surat segala. Romantis sekali ....

Makanya Rima dulu di sekolahkan di desa sama papa. Benar-benar murni dan menyenangkan.

Terhadap surat-surat itu Andre tak begitu tertarik. Dia beralih pada kotak kecil yang indah. Meski hanya terbuat dari kertas karton, lalu ditutup dengan kain flanel merah hati. Tampak cantik sekali. Sepertinya ini dibuat sendiri oleh Nur. Jadi penasaran apa isinya?

Andre membuka kotak itu. Dia tersenyum manakala mendapati di dalamnya ada sebuah kalung dengan liontin hati. Dan juga sebuah cincin pertunangan.

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

aduh andre ko ragu......niaty baik nolongi nur biar g sma anwar tpi mlhn dia y ragu🤣🤣🤣🤣🤣🤣smg d mantepkn y ndre😘😘😘😘

2022-09-19

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

apa maksudnya diberikan ke Andre barang" Nur..

2021-05-18

1

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

sama ka andre jg oke aja😇👍

2021-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Pulang
2 BAB 2 : Lamaran.
3 BAB 3 : Nur dan Aku
4 BAB 4 : Moment Pagi
5 BAB 5 : Kak Uya
6 BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7 BAB 7 : Rujakan
8 BAB 8 : Perhatian Andre
9 BAB 9 : Kangen
10 BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11 BAB 11 : Yang Tersimpan
12 BAB 12 : Langkah Nyata
13 BAB 13 : Bu Retno
14 BAB 14 : Lagi dan Usai
15 BAB 15 : Rombongan Tamu
16 BAB 16 : Bertemu Keluarga
17 BAB 17 : Persiapan
18 BAB 18 : Calon Menantu
19 BAB 19 : Hasil DNA
20 BAB 20 : Diikuti
21 BAB 21 : Bertemu Ulya
22 BAB 22 : Lupakan Kakak
23 BAB 23 : Persiapan
24 BAB 24 : Keraguan
25 BAB 25 : Penelusuran
26 BAB 26 : Janji Suci
27 BAB 27 : Kubawa Dirimu
28 BAB 28 : Aku Masih Takut
29 BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30 BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31 BAB 31 : Terseret Ombak
32 BAB 32 : Dimana Mas Andre
33 BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34 BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35 BAB 35 : Rela Melepasmu
36 BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37 BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38 BAB 38: ULYA POV
39 BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40 BAB 40: Belanja
41 BAB 41: Di Pusara Andre
42 BAB 42: Ungkapkan Rasa
43 BAB 43 : Papa Sofyan
44 BAB 44: Baby Twins
45 BAB 45: Aku Ingin Pulang
46 BAB 46 : Cari Makan
47 BAB 47 : Tentang Devra
48 BAB 48 : Selamat Tinggal
49 BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50 BAB 50 : Sandiwara Naura
51 BAB 51 : Malam Ini
52 BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53 BAB 53 : Insiden Kecil
54 BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55 BAB 55 : Rasaku
56 BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57 BAB 57 : Rindu
58 BAB 58 : Melahirkan
59 BAB 59 : Ibu yang bahagia
60 BAB 60 : Meminang
61 BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62 BAB 62 : Semua Harus Jelas
63 BAB 63 : Mustofa (POV)
64 BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65 BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66 BAB 66 : ke KBRI
67 BAB 67 : Keinginan Mustofa
68 BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69 BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70 BAB 70 : Semua Pergi
71 BAB 71 : Memendam Rindu
72 BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73 BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74 BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75 BAB 75 : Rumah Baru
76 BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77 BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78 BAB 78 : Luka Lama
79 BAB 79 : Kembali
80 BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81 BAB 81 : HAGYA
82 BAB 82 : Putri Kita
83 BAB 83 : Engkau Kekasihku
84 BAB 84 : Awal Cerita
85 BAB 85 : Akmal Menghilang
86 BAB 86 : Mencari Akmal
87 BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88 BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89 BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90 BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91 BAB 91 : Awal Perjalanan
92 BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93 BAB 93 : Kabar Akmal
94 BAB 94 : Akmal Ditemukan
95 BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96 BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97 BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98 Keluarga Tarzan
99 Rima
100 Utuh atau Berbagi
101 Krucil Ceria
102 Lanjut Untuk Rima
103 Dinner Ala Mustofa dan Rima
104 Ungkapkan saja
105 Restu Yang Sempurna
106 Sesuatu Tentang Mustofa
107 Memutuskan Hari H
108 Kenangan Masa Lalu
109 Dengan Vidio call
110 Ini Papa Sayang
111 ke Halim
112 Samperin Aja
113 Pengantin Baru
114 Tengah Malam
115 Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116 pengumuman
117 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
BAB 1 : Pulang
2
BAB 2 : Lamaran.
3
BAB 3 : Nur dan Aku
4
BAB 4 : Moment Pagi
5
BAB 5 : Kak Uya
6
BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7
BAB 7 : Rujakan
8
BAB 8 : Perhatian Andre
9
BAB 9 : Kangen
10
BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11
BAB 11 : Yang Tersimpan
12
BAB 12 : Langkah Nyata
13
BAB 13 : Bu Retno
14
BAB 14 : Lagi dan Usai
15
BAB 15 : Rombongan Tamu
16
BAB 16 : Bertemu Keluarga
17
BAB 17 : Persiapan
18
BAB 18 : Calon Menantu
19
BAB 19 : Hasil DNA
20
BAB 20 : Diikuti
21
BAB 21 : Bertemu Ulya
22
BAB 22 : Lupakan Kakak
23
BAB 23 : Persiapan
24
BAB 24 : Keraguan
25
BAB 25 : Penelusuran
26
BAB 26 : Janji Suci
27
BAB 27 : Kubawa Dirimu
28
BAB 28 : Aku Masih Takut
29
BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30
BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31
BAB 31 : Terseret Ombak
32
BAB 32 : Dimana Mas Andre
33
BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34
BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35
BAB 35 : Rela Melepasmu
36
BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37
BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38
BAB 38: ULYA POV
39
BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40
BAB 40: Belanja
41
BAB 41: Di Pusara Andre
42
BAB 42: Ungkapkan Rasa
43
BAB 43 : Papa Sofyan
44
BAB 44: Baby Twins
45
BAB 45: Aku Ingin Pulang
46
BAB 46 : Cari Makan
47
BAB 47 : Tentang Devra
48
BAB 48 : Selamat Tinggal
49
BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50
BAB 50 : Sandiwara Naura
51
BAB 51 : Malam Ini
52
BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53
BAB 53 : Insiden Kecil
54
BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55
BAB 55 : Rasaku
56
BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57
BAB 57 : Rindu
58
BAB 58 : Melahirkan
59
BAB 59 : Ibu yang bahagia
60
BAB 60 : Meminang
61
BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62
BAB 62 : Semua Harus Jelas
63
BAB 63 : Mustofa (POV)
64
BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65
BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66
BAB 66 : ke KBRI
67
BAB 67 : Keinginan Mustofa
68
BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69
BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70
BAB 70 : Semua Pergi
71
BAB 71 : Memendam Rindu
72
BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73
BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74
BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75
BAB 75 : Rumah Baru
76
BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77
BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78
BAB 78 : Luka Lama
79
BAB 79 : Kembali
80
BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81
BAB 81 : HAGYA
82
BAB 82 : Putri Kita
83
BAB 83 : Engkau Kekasihku
84
BAB 84 : Awal Cerita
85
BAB 85 : Akmal Menghilang
86
BAB 86 : Mencari Akmal
87
BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88
BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89
BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90
BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91
BAB 91 : Awal Perjalanan
92
BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93
BAB 93 : Kabar Akmal
94
BAB 94 : Akmal Ditemukan
95
BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96
BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97
BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98
Keluarga Tarzan
99
Rima
100
Utuh atau Berbagi
101
Krucil Ceria
102
Lanjut Untuk Rima
103
Dinner Ala Mustofa dan Rima
104
Ungkapkan saja
105
Restu Yang Sempurna
106
Sesuatu Tentang Mustofa
107
Memutuskan Hari H
108
Kenangan Masa Lalu
109
Dengan Vidio call
110
Ini Papa Sayang
111
ke Halim
112
Samperin Aja
113
Pengantin Baru
114
Tengah Malam
115
Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116
pengumuman
117
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!