BAB 15 : Rombongan Tamu

Alhamdulillah, akhirnya Nur bisa meninggalkan tempat itu. Meninggalkan tempat yang membuat hatinya benar-benar kacau. Seperti terdholimi. Ada yang simpati, ada yang tak menyukai. Hanya saja yang tidak suka lebih banyak, membuat dirinya jengah berlama-lama di sana.

"Mari ibu-ibu, saya pulang dulu. Assalamu'alaikum ..."

"Wa'alaikum salam..."

Beberapa orang menjawab dengan ikhlas.

Namun lebih banyak yang mencibir melepas kepergianya.

Ah bodoh amat, kata anak zaman sekarang. Tapi itu sulit kulakukan ....

Ya ... beginilah sisi lain dari kehidupan di kampung. Kepedulian dengan sesama teramat kental. Tapi bila masalah pribadi. Diperlukan kesabaran yang luar biasa. Tapi aku amat sayang dengan kampung halaman ini hingga aku sendiri sulit meninggalkannya.

Beruntung saat tiba di rumah, si kembar telah menyambutku dengan wajahnya yang sudah blebotan dengan adonan nagasari di mulut mereka.

"Dik, minta dong ...!" kelihatan Noval memohon dengan sangat pada adiknya, yang masih memegang sepucuk daun pisang adonan itu.

"Minta sana, sama umi. Salahnya sendiri dihabiskan. Giliran habis, punyaku kakak minta."

"Punya kakak tadi hanya sedikit. Punyamu banyak." celoteh Noval beralasan.

"Yei ... Kakak. Ya udah aku kasih. Tapi dikit aja."

"Oke." jawab Noval senang.

Novi merasa kasihan melihat wajah Kakaknya yang memelas. Akhirnya diberikannya juga miliknya.

Pemandangan yang menarik. Kemesraan sebuah persaudaraan, habis bertengkar sedikit, lalu balik lagi dan semakin kuat ikatannya. Membuat diri ini tersentuh. Tergerak hati untuk menyelami arti semua ini, dengan apa yang baru saja terjadi.

Adakah sama dengan yang aku alami saat ini. Akankah mereka bisa menerimaku, setelah sekian lama mereka mencibirku, bila ayah dan ibuku ditemukan?

Adalah nyata bahwa setiap kali ada bisikan yang sampai di telingaku tentang diriku yang terbuang , diri ini menangis dan hanya bisa diam.

Beruntung diriku mempunyai keluarga yang sangat-sangat menyayangiku, mengasihiku, melindungiku dari cemooh-cemoohan yang tidak perlu. Hingga aku bisa setegar ini menjalani kehidupanku.

Meski demikian bisikan-bisikan tertangga, sangat membuatku resah semenjak kanak-kanak hingga kini akan menikah.Semoga apa yang dikatakan oleh ibu haji Shodikin itu benar. Dan itu tentang orang tuaku. Orang yang selama ini aku nanti kedatangannya.

Setiap lima waktu, aku berdoa untuknya. Meminta pada yang maha Pengatur agar mereka segera di temukan. Terkadang itu membuatku hampir-hampir putus asa. Untuk menantikannya agar kami segera bersua.

Pagi ini sudah cukup bercerita, tentang resah, tentang marah, tentang gelisah. Semua berpadu indah dalam langkah menjalani apa yang telah tertulis di sana. Yang sudah digariskan olehNya.

Biarlah dia berjalan seiring terik yang membakar kini. Toh pada akhirnya sinar itu tak selamanya demikian. Pada masanya, semua akan berlahan sirna.

Yang diawali dengan turunnya lembayung senja yang menyapa dalam indah penantian.

Mungkinkah, inilah awal dari ujung penantian itu?

Sore itu ada sebuah mobil berjalan berlahan memasuki halaman pak Farhan. Tapi entah siapa yang. Yang jelas bukan keluarga kak Andre.

Siapa gerangan yang datang. Nur bertanya-tanya ....

"Assalamu'alaikum wr. wb." sapa pak haji Shodikin begitu keluar dari mobil.

Ternyata pak haji Shodikin dan satu keluarga yang diantarkannya.

"Wa'alaikum salam wr.wb." jawab pak Farhan, yang sore itu sedang bersantai di luar.

Beliau turun dari beranda rumah menyambut tamu yang datang.

Sekilas beliau menatap tamu-tamu. Dia tertegun manakala ada seorang wanita, yang wajahnya hampir-hampir mirip dengan Nur.

Dia memiliki kulit yang lebih cerah dari orang kebanyakan sini, rambut yang ikal kecoklatan, matanya meski hitam tapi ada garis kecoklatannya dan alis yang sedikit tebal. Sangat-sangat mirip Nur.

Memang selama ini hampir tidak ada yang tahu wajah Nur. Karena sejak kecil dia sudah menggunakan cadar. Disebabkan wajahnya yang amat berbeda dari dari keluarga pak Farhan. Dia seperti bukan keturunan Indonesia, tapi entah dari mana.

Sejenak pak Farhan berdiri mematung. Sampai kemudian pak haji Shodikin menepuk pelan bahunya. Seketika dia tersadar. Dan mengajak mereka masuk ke dalam rumahnya.

"Mari, silahkan masuk ....!"ajak pak Farhan pada semua tamunya.

Rombongan itu tidak banyak. Sepertinya itu adalah pasangan suami istri. Seorang pria yang menjadi sopir mereka yang wajahnya juga mirip dengan Nur. Dan seorang pria lagi yang berbakaian resmi tapi santai. Rupanya dia yang menterjemahkan segala percakapan di antara mereka.

" Maaf rumah kami sempit."kata pak Farhan merendah.

"Sorry, our house is cramped." penerjemah.

"It is okey. We are happy with all of this." jawab seorang pria paruh baya yang duduk di samping pak Farhan.

"Tidak mengapa. Kami senang dengan ini semua." penerjemah.

"Bolehkah saya tahu anda ini siapa?"kata pak Farhan.

"May i know, who are you?" penerjemah.

"I Salim, that's my wife Afsun, and that's my son Ahmad."

"I am a Turkish person. I have lived in Indonesia 23 years ago."

"Saya Salim, itu istri saya Afsun, dan itu putra saya Ahmad."penerjemah.

"Saya orang Turki yang pernah tinggal di Indonesia 23 tahun silam." penerjemah.

"Maaf, apa keperluan bapak ibu kesini?"

"Sorry, what do you need here?" penerjemah.

"We want to find our daughter who went missing becauser of the kidnapping syndicate."

"Kami ingin mencari putri kami yang hilang karena dibawa oleh sindikat penculikan anak." penerjemah.

Di tengah-tengah perbincangan mereka, Nur keluar menghampiri mereka, dengan membawa sebuah napan yang berisikan teh hangat dan juga kue-kue yang dia buat.

Dengan wajah menunduk, dia meletakkan itu semua di hadapan orang-orang yang ada di sana. Hingga cangkir terakhir yang dia letakkan di hadapan wanita itu.

Tanpa dia sadari, ada sebuah kelereng Noval yang terlewat diberesi, waktu mereka bermain. Tertinjak oleh Nur. Menyebabkan dia terpeleset. Kepalanya hampir saja terantuk meja, kalau saja wanita yang bernama Afsun tidak menyanggahnya. Membuat cadarnya sedikit terbuka.

Wanita itu berteriak.

"My baby ... "

Dia terkejut waktu melihat wajah Nur. Demikian juga Ahmad yang duduk disebelah Afsun. Karena dia juga melihat wajah Nur dengan jelas.

"Maaf nyonya, Nur tidak sengaja."

Nur segera masuk ke dalam meninggalkan Afsun, yang menatapnya dengan keterkejutan .

Tak lama kemudian Afsun berteriak, seperti hendak mengalahkan detak jantungny yang berpacu sangat cepat.

"Daddy. That's our daughter Naura. I am sure..."

"I'm sure too. She is my younger sister."

"Calm down, dear. Daddy will ask first to make things clear."

Mendengar keributan kecil yang terjadi di ruang tamu, membuat bu Farhan keluar meninggalkan Nadya dan Nur yang masih mempersiapkan hidangan untuk lamaran.

"Oh maaf, rupanya ada tamu." kata bu Farhan sambil menarik sebuah kursi untuk diduduki

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

nur psti cntik...keturunan turki

2022-09-19

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

alhamdulillah bertemu orang tua Nur

2021-05-18

1

Lia Rosita

Lia Rosita

Bu Retno nanti menyesal udah menghina Nur

2021-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Pulang
2 BAB 2 : Lamaran.
3 BAB 3 : Nur dan Aku
4 BAB 4 : Moment Pagi
5 BAB 5 : Kak Uya
6 BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7 BAB 7 : Rujakan
8 BAB 8 : Perhatian Andre
9 BAB 9 : Kangen
10 BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11 BAB 11 : Yang Tersimpan
12 BAB 12 : Langkah Nyata
13 BAB 13 : Bu Retno
14 BAB 14 : Lagi dan Usai
15 BAB 15 : Rombongan Tamu
16 BAB 16 : Bertemu Keluarga
17 BAB 17 : Persiapan
18 BAB 18 : Calon Menantu
19 BAB 19 : Hasil DNA
20 BAB 20 : Diikuti
21 BAB 21 : Bertemu Ulya
22 BAB 22 : Lupakan Kakak
23 BAB 23 : Persiapan
24 BAB 24 : Keraguan
25 BAB 25 : Penelusuran
26 BAB 26 : Janji Suci
27 BAB 27 : Kubawa Dirimu
28 BAB 28 : Aku Masih Takut
29 BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30 BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31 BAB 31 : Terseret Ombak
32 BAB 32 : Dimana Mas Andre
33 BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34 BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35 BAB 35 : Rela Melepasmu
36 BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37 BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38 BAB 38: ULYA POV
39 BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40 BAB 40: Belanja
41 BAB 41: Di Pusara Andre
42 BAB 42: Ungkapkan Rasa
43 BAB 43 : Papa Sofyan
44 BAB 44: Baby Twins
45 BAB 45: Aku Ingin Pulang
46 BAB 46 : Cari Makan
47 BAB 47 : Tentang Devra
48 BAB 48 : Selamat Tinggal
49 BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50 BAB 50 : Sandiwara Naura
51 BAB 51 : Malam Ini
52 BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53 BAB 53 : Insiden Kecil
54 BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55 BAB 55 : Rasaku
56 BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57 BAB 57 : Rindu
58 BAB 58 : Melahirkan
59 BAB 59 : Ibu yang bahagia
60 BAB 60 : Meminang
61 BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62 BAB 62 : Semua Harus Jelas
63 BAB 63 : Mustofa (POV)
64 BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65 BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66 BAB 66 : ke KBRI
67 BAB 67 : Keinginan Mustofa
68 BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69 BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70 BAB 70 : Semua Pergi
71 BAB 71 : Memendam Rindu
72 BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73 BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74 BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75 BAB 75 : Rumah Baru
76 BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77 BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78 BAB 78 : Luka Lama
79 BAB 79 : Kembali
80 BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81 BAB 81 : HAGYA
82 BAB 82 : Putri Kita
83 BAB 83 : Engkau Kekasihku
84 BAB 84 : Awal Cerita
85 BAB 85 : Akmal Menghilang
86 BAB 86 : Mencari Akmal
87 BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88 BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89 BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90 BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91 BAB 91 : Awal Perjalanan
92 BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93 BAB 93 : Kabar Akmal
94 BAB 94 : Akmal Ditemukan
95 BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96 BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97 BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98 Keluarga Tarzan
99 Rima
100 Utuh atau Berbagi
101 Krucil Ceria
102 Lanjut Untuk Rima
103 Dinner Ala Mustofa dan Rima
104 Ungkapkan saja
105 Restu Yang Sempurna
106 Sesuatu Tentang Mustofa
107 Memutuskan Hari H
108 Kenangan Masa Lalu
109 Dengan Vidio call
110 Ini Papa Sayang
111 ke Halim
112 Samperin Aja
113 Pengantin Baru
114 Tengah Malam
115 Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116 pengumuman
117 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
BAB 1 : Pulang
2
BAB 2 : Lamaran.
3
BAB 3 : Nur dan Aku
4
BAB 4 : Moment Pagi
5
BAB 5 : Kak Uya
6
BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7
BAB 7 : Rujakan
8
BAB 8 : Perhatian Andre
9
BAB 9 : Kangen
10
BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11
BAB 11 : Yang Tersimpan
12
BAB 12 : Langkah Nyata
13
BAB 13 : Bu Retno
14
BAB 14 : Lagi dan Usai
15
BAB 15 : Rombongan Tamu
16
BAB 16 : Bertemu Keluarga
17
BAB 17 : Persiapan
18
BAB 18 : Calon Menantu
19
BAB 19 : Hasil DNA
20
BAB 20 : Diikuti
21
BAB 21 : Bertemu Ulya
22
BAB 22 : Lupakan Kakak
23
BAB 23 : Persiapan
24
BAB 24 : Keraguan
25
BAB 25 : Penelusuran
26
BAB 26 : Janji Suci
27
BAB 27 : Kubawa Dirimu
28
BAB 28 : Aku Masih Takut
29
BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30
BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31
BAB 31 : Terseret Ombak
32
BAB 32 : Dimana Mas Andre
33
BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34
BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35
BAB 35 : Rela Melepasmu
36
BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37
BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38
BAB 38: ULYA POV
39
BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40
BAB 40: Belanja
41
BAB 41: Di Pusara Andre
42
BAB 42: Ungkapkan Rasa
43
BAB 43 : Papa Sofyan
44
BAB 44: Baby Twins
45
BAB 45: Aku Ingin Pulang
46
BAB 46 : Cari Makan
47
BAB 47 : Tentang Devra
48
BAB 48 : Selamat Tinggal
49
BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50
BAB 50 : Sandiwara Naura
51
BAB 51 : Malam Ini
52
BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53
BAB 53 : Insiden Kecil
54
BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55
BAB 55 : Rasaku
56
BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57
BAB 57 : Rindu
58
BAB 58 : Melahirkan
59
BAB 59 : Ibu yang bahagia
60
BAB 60 : Meminang
61
BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62
BAB 62 : Semua Harus Jelas
63
BAB 63 : Mustofa (POV)
64
BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65
BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66
BAB 66 : ke KBRI
67
BAB 67 : Keinginan Mustofa
68
BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69
BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70
BAB 70 : Semua Pergi
71
BAB 71 : Memendam Rindu
72
BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73
BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74
BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75
BAB 75 : Rumah Baru
76
BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77
BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78
BAB 78 : Luka Lama
79
BAB 79 : Kembali
80
BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81
BAB 81 : HAGYA
82
BAB 82 : Putri Kita
83
BAB 83 : Engkau Kekasihku
84
BAB 84 : Awal Cerita
85
BAB 85 : Akmal Menghilang
86
BAB 86 : Mencari Akmal
87
BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88
BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89
BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90
BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91
BAB 91 : Awal Perjalanan
92
BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93
BAB 93 : Kabar Akmal
94
BAB 94 : Akmal Ditemukan
95
BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96
BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97
BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98
Keluarga Tarzan
99
Rima
100
Utuh atau Berbagi
101
Krucil Ceria
102
Lanjut Untuk Rima
103
Dinner Ala Mustofa dan Rima
104
Ungkapkan saja
105
Restu Yang Sempurna
106
Sesuatu Tentang Mustofa
107
Memutuskan Hari H
108
Kenangan Masa Lalu
109
Dengan Vidio call
110
Ini Papa Sayang
111
ke Halim
112
Samperin Aja
113
Pengantin Baru
114
Tengah Malam
115
Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116
pengumuman
117
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!