BAB 7 : Rujakan

Bertemu dengan sahabat waktu SMA dulu sejenak, semoga mampu mengurai kegundahan yang kurasa menyesakkan di dada ini.

"Apa kabar, Rima?"

"Baik, akhirnya kita bisa ketemu lagi. Kalau kamu ?

"Alhamdulillah baik juga."

"Sini sama siapa?"

"Sama kakak ipar dan ponakan."

"Masak ditunggui. Nggak asyik. aku masih kangen sama kamu. Bisa kamu bilang pada mereka untuk meninggalkanmu. Biarlah nanti sore aku yang antar kamu."

"Baiklah."

Nur pergi menemui kakak iparnya sebentar, lalu kembali lagi.

Terlihat wajah Rima tersenyum gembira.

"Alhamdulillah kamu bisa ke sini. Aku bener-bener bete sendirian di rumah. Mama dan papa sedang ada urusan ke Singapura. Katanya sich cuman 2 hari. Tapi kok molor."

"Lalu kakakmu?"

"Jangan tanya tentang kakak, dech. Itu orang hanya urusin pekerjaan doang. Sampai-sampai melupakan dirinya."

"Ada saja kamu, Rima"

"Hei, habis ini kita selesai kuliah bukan?"

"Iya ..."

"Jawabnya kok sedih."

"Mungkin aku akan mengabdikan diri di desaku. Mengembangkan ilmu. Bukankah jurusan pendidikan di situ tempatnya."

Dia acungkan jempol dua padaku.

"Luar biasa, aku salut sama kamu. Sambil menunggu yang mau melamar." ujar Rima lepas.

Kata-kata Rima benar-benar menyentuh hatiku yang lembut (😣) hingga terasa perih. Bukan sakit hati, lebih pada penyesalan yang tiada arti.

Aku hanya tersenyum kecut, mengingat kebodohannku.

"Hai itu wajah kok muram. Dan matamu seperti mau hujan saja?" dia menatapku dengan canda dan senyum tanpa beban. Ikhlas gitu lho ...

"Apa Nur yang selalu ceria ini, sedang patah hati?"

"Ada-ada saja. Kalau kamu?" jawabku menghindar.

"Sepertinya aku pingin melanjutkan studyku dulu sampai S3 gitu."

"Beruntung sekali kamu dapat melanjutkan."

"Tapi Nur, sekarang bukannya banyak beasiswa kuliah, bahkan ada yang dari luar negeri. Kamu bisa ikut tuch. Siapa tahu rizkimu"

"Ide yang bagus, nanti aku coba."

"Mumpung lagi sepi, kita bikin rujakan yuk."

"Boleh." Jawabku bersemangat.

"Tapi kita ambil buah-buahan di belakang rumah dulu, bagaimana?"

"Oke."

Meski di tengah kota, rumah Rima cukup asri dengan berbagai pohon-pohonan yang rindang yang kini sedang berbuah lebat. Ada jambu air, jambu biji, belimbing, mangga, pepaya, dan masih banyak buah lainnya.

"Bagaimana, aku ambil galah dulu."

"Oke."

Sementara Rina mengambil galah,

Nur menuju pohon buah belimbing madu. Terlihat menggoda. Buahnya yang sudah berwarna kuning tua menanti untuk dipetik dan dinikmati. Kebetulan sekali buahnya rendah. Hingga dapat diraih dengan tangan saja.

Ada lagi pepaya california. Kali ini sudah masak juga. Dia petik pula. Jambu air kancing warna merah, jambu air camplong warna putih. Sambil menunggu Nur mencicipinya terlebih dahulu.

Memang, kalau sudah melihat buah, Nur mudah sekali tergoda. Untuk memetiknya, sesekali memakannya.

Sebagai akibatnya, belum memetik buah mangga, sudah terkumpul banyak, hampir 1 ember plastik.

"Wah Nur, ini semua untuk rujak?" Rina, sang tuan rumah sampai terheran-heran.

"Eh maaf. Janganlah ...."

"Lalu?"

"Dijual."jawab Nur tersenyum tanpa dosa. Kalau lagi berdua dengan sesama muslimah, Nur membuka cadarnya.

"Oke kita ambil mangga madu yang itu. Nggak lengkap kalau tanpa mangga."

"Ngidam kali, ya? " ujar Nur sambil bercanda.

"Belum punya suami masak mau ngidam?"

Mereka memetik mangga itu sambil bercanda. Sehingga tak sadar, 5 buah mangga jatuh dengan sendirinya. Begitu tersentuh galah meski tidak keras.

2 masuk ke dalam jaring di ujung galah. 3 lainnya lolos. Menyebabkan Nur sibuk menangkapnya. 1 ketangkap. 1 lagi terkena kepala Nur. 1 lagi ketangkap Rina.

"Innnalillahi .... aduh." Nur berteriak lirih.

"Eh ... maaf Nur."

Nur mengusap kepalnya dengan tertawa. Tetapi tangan Nur menyetuh benda lembut di atas jilbabnya. Dia lihat tangannya, terlihat kotor oleh adonan berwarna orange. Dari mangga masak yang sudah mendarat indah di jilbabnya.

Rupanya mangga yang telah masak itu, jatuh 'mbonjrot' di kepala Nur.

"Ya ... kotor."

Rima makin keras tawanya. Menyaksikan jilbab Nur yang 'blepotan' oleh daging mangga yang telah masak.

"Bahagia di atas penderitaan teman. Tega nian kau, Rima."

"Iya ... iya ... aku pinjamin jilbab nanti."

"Bukan nanti!"

"Ya sekarang, aku ambilkan. Tapi aku nggak punya kerudung seperti itu. Hanya punya kerudung sebahu. Atau aku ambilkan rukuh potongan bagian atas."

"Ada-ada saja. Kerudung saja asal nutupi dada."

"Tunggu sebentar."

"Tolong kumpulkan mangganya sekalian bawa ke dapur. Kita bikin bumbunya sama mbok Iyem."

"Oke, kutunggu kerudungnya."

Rima ke kamar, bingung mencari-cari jilbab yang pernah dia punya. Maklumlah, jilbab baginya adalah busana ketika pengajian. Atau kalau akan sholat id. Sehingga sedikit koleksi yang dia punya.

Dan dia meletakkannya teramat istimewa. Di almari kecil bagian atas. Lipatan paling bawah diantara tumpukan syal-syalnya. Sempurna dengan kesulitan untuk mengambilnya.

Dengan sedikit susah payah, jilbab itu terambil juga.

Rima memberikannya kepada Nur yang kini sedang sibuk membuat sambalnya bersama bik Iyem di dapur.

" lni jilbabnya, Nur. Semoga kamu suka."

"Terima kasih, Rima. Aku bisa cuci jilbabku di sini. Agar pulangnya bisa aku pakai lagi."

"Boleh Nur."

Sementara Nur mengganti jilbabnya, Rima melanjutkan mengupas buah-buahan dan mengiris tipis-tipis. Kemudian diletakkan ke dalam mangkok besar.

"Sudah jadi saosnya, Mbok?"

Rima menyebut sambal kacang untuk rujak adalah saus.

"Sudah, Den Rima."

"Kita bawa ke meja makan yuk, kita makan di sana."

"Nggak kita bawa ke halaman belakang saja, Rima. Sambil menikmati semilir angin."

yang sepoi-sepoi."

"Boleh, ide yang bagus."

Mereka berdua membawa rujak yang sudah jadi beserta saosnya, ke halaman belakang. Yang di bantu oleh mbok Iyem.

"Mbok, mari sini gabung. Kita makan sama-sama."

"Nggak, Den. Mbok makan di dapur saja." Jawabnya

Mbok Iyem adalah orang yang setia bekerja di keluarga Sunarya, semenjak Rima kelas 7 di SMP yang sama dengan Nur. Tapi sayangnya dia pindah sekolah. Tapi akhirnya ketemu lagi saat SMA.

"Ya sudah, kalau nggak mau. Masihkan buahnya?"

"Masih, Den."

"Oh ya, Mbok. Tolong irisan buah-buahan yang ada di piring dan juga saosnya yang di mangkuk kecil. Tolong letakkan di atas meja makan. Untuk kak Andre."

"Ya, Den." Jawabnya. Tak lama kemudian mbok Iyem pergi meninggalkan kami. Yang sedang asyik menikmati rujak, telah menggoda untuk disentuh. Lidahku sudah 'kemecer' ingin segera menikmatinya.

Selesai menikmati rujak. Nur melaksanakan sholat dhuhur. Lalu keduanya bersantai ria di ruang keluarga sambil membaca koleksi novel yang Rima punya. Hingga tak menyadari kalau Andre pulang.

"Assalamu'alaikum semua." sapanya dari tirai yang menghubungkan dengan ruang utama.

Nur agak gugup karena dia tidak memakai cadar. Segera dia menutup wajahnya dengan ujung jilbabnya. Sambil mencari-cari cadarnya yang pergi entah kemana. Akhirnya ketemu juga. Ternyata masih melekat di kerudung tapi agak kebelakang. Ya begini nich, efek gugup.

"Hai, adik kakak yang cantik. Gimana kabarnya hari ini?"

"Baik-baik saja Kak. Tumben kakak pulang cepat?"Rima menyambutnya dengan hangat. Meninggalkann Nur yang sedang memperbaiki letak cadarnya

Sekilas Andre melihat wajah Nur sebelum tertutup.

Cantik. Batinnya berbisik lirih.

"Siapa dia?" Sambil melepas sepatu dan dasinya.

"Kakak lupa ... dia Nur Aini. Teman SMA Rima."

"Nur ... Nur ... oh ya, sekarang kakak ingat. Nur yang jutek. Nur yang pernah jatuh dari pohon mangga itu."

Mendengar itu Nur geram sendiri. Ternyata kak Andre ingat kejadian yang memalukan itu.

"Kakak masih ingat juga, ha ... ha ... ha ...,"

Ditambah dengan tawa Rima yang nyaring, membuat Nur semakin geram. Nich orang, kalau lagi berdua pasti ngeledekin gue melulu. Awas .....

Terpopuler

Comments

Sri Lestari

Sri Lestari

lho.. lho.. SMP kok kls 12 bukannya cuma sampai kls 9 ya.. 🤔🤣🤣
revisi lagi donk thor.. tapi it's ok cerita seru aku suka novel yg ada genre religi..👍👍👍
semangat thor.. 💪💪💪

2022-09-14

2

Lia Rosita

Lia Rosita

Cewek kalau ngumpul, kalau gak makan bakso ya ngerujak

2021-04-18

1

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

aku mampir 2 bab dulu ya ka👋😃

2021-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Pulang
2 BAB 2 : Lamaran.
3 BAB 3 : Nur dan Aku
4 BAB 4 : Moment Pagi
5 BAB 5 : Kak Uya
6 BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7 BAB 7 : Rujakan
8 BAB 8 : Perhatian Andre
9 BAB 9 : Kangen
10 BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11 BAB 11 : Yang Tersimpan
12 BAB 12 : Langkah Nyata
13 BAB 13 : Bu Retno
14 BAB 14 : Lagi dan Usai
15 BAB 15 : Rombongan Tamu
16 BAB 16 : Bertemu Keluarga
17 BAB 17 : Persiapan
18 BAB 18 : Calon Menantu
19 BAB 19 : Hasil DNA
20 BAB 20 : Diikuti
21 BAB 21 : Bertemu Ulya
22 BAB 22 : Lupakan Kakak
23 BAB 23 : Persiapan
24 BAB 24 : Keraguan
25 BAB 25 : Penelusuran
26 BAB 26 : Janji Suci
27 BAB 27 : Kubawa Dirimu
28 BAB 28 : Aku Masih Takut
29 BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30 BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31 BAB 31 : Terseret Ombak
32 BAB 32 : Dimana Mas Andre
33 BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34 BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35 BAB 35 : Rela Melepasmu
36 BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37 BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38 BAB 38: ULYA POV
39 BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40 BAB 40: Belanja
41 BAB 41: Di Pusara Andre
42 BAB 42: Ungkapkan Rasa
43 BAB 43 : Papa Sofyan
44 BAB 44: Baby Twins
45 BAB 45: Aku Ingin Pulang
46 BAB 46 : Cari Makan
47 BAB 47 : Tentang Devra
48 BAB 48 : Selamat Tinggal
49 BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50 BAB 50 : Sandiwara Naura
51 BAB 51 : Malam Ini
52 BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53 BAB 53 : Insiden Kecil
54 BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55 BAB 55 : Rasaku
56 BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57 BAB 57 : Rindu
58 BAB 58 : Melahirkan
59 BAB 59 : Ibu yang bahagia
60 BAB 60 : Meminang
61 BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62 BAB 62 : Semua Harus Jelas
63 BAB 63 : Mustofa (POV)
64 BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65 BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66 BAB 66 : ke KBRI
67 BAB 67 : Keinginan Mustofa
68 BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69 BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70 BAB 70 : Semua Pergi
71 BAB 71 : Memendam Rindu
72 BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73 BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74 BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75 BAB 75 : Rumah Baru
76 BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77 BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78 BAB 78 : Luka Lama
79 BAB 79 : Kembali
80 BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81 BAB 81 : HAGYA
82 BAB 82 : Putri Kita
83 BAB 83 : Engkau Kekasihku
84 BAB 84 : Awal Cerita
85 BAB 85 : Akmal Menghilang
86 BAB 86 : Mencari Akmal
87 BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88 BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89 BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90 BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91 BAB 91 : Awal Perjalanan
92 BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93 BAB 93 : Kabar Akmal
94 BAB 94 : Akmal Ditemukan
95 BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96 BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97 BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98 Keluarga Tarzan
99 Rima
100 Utuh atau Berbagi
101 Krucil Ceria
102 Lanjut Untuk Rima
103 Dinner Ala Mustofa dan Rima
104 Ungkapkan saja
105 Restu Yang Sempurna
106 Sesuatu Tentang Mustofa
107 Memutuskan Hari H
108 Kenangan Masa Lalu
109 Dengan Vidio call
110 Ini Papa Sayang
111 ke Halim
112 Samperin Aja
113 Pengantin Baru
114 Tengah Malam
115 Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116 pengumuman
117 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
BAB 1 : Pulang
2
BAB 2 : Lamaran.
3
BAB 3 : Nur dan Aku
4
BAB 4 : Moment Pagi
5
BAB 5 : Kak Uya
6
BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7
BAB 7 : Rujakan
8
BAB 8 : Perhatian Andre
9
BAB 9 : Kangen
10
BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11
BAB 11 : Yang Tersimpan
12
BAB 12 : Langkah Nyata
13
BAB 13 : Bu Retno
14
BAB 14 : Lagi dan Usai
15
BAB 15 : Rombongan Tamu
16
BAB 16 : Bertemu Keluarga
17
BAB 17 : Persiapan
18
BAB 18 : Calon Menantu
19
BAB 19 : Hasil DNA
20
BAB 20 : Diikuti
21
BAB 21 : Bertemu Ulya
22
BAB 22 : Lupakan Kakak
23
BAB 23 : Persiapan
24
BAB 24 : Keraguan
25
BAB 25 : Penelusuran
26
BAB 26 : Janji Suci
27
BAB 27 : Kubawa Dirimu
28
BAB 28 : Aku Masih Takut
29
BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30
BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31
BAB 31 : Terseret Ombak
32
BAB 32 : Dimana Mas Andre
33
BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34
BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35
BAB 35 : Rela Melepasmu
36
BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37
BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38
BAB 38: ULYA POV
39
BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40
BAB 40: Belanja
41
BAB 41: Di Pusara Andre
42
BAB 42: Ungkapkan Rasa
43
BAB 43 : Papa Sofyan
44
BAB 44: Baby Twins
45
BAB 45: Aku Ingin Pulang
46
BAB 46 : Cari Makan
47
BAB 47 : Tentang Devra
48
BAB 48 : Selamat Tinggal
49
BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50
BAB 50 : Sandiwara Naura
51
BAB 51 : Malam Ini
52
BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53
BAB 53 : Insiden Kecil
54
BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55
BAB 55 : Rasaku
56
BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57
BAB 57 : Rindu
58
BAB 58 : Melahirkan
59
BAB 59 : Ibu yang bahagia
60
BAB 60 : Meminang
61
BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62
BAB 62 : Semua Harus Jelas
63
BAB 63 : Mustofa (POV)
64
BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65
BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66
BAB 66 : ke KBRI
67
BAB 67 : Keinginan Mustofa
68
BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69
BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70
BAB 70 : Semua Pergi
71
BAB 71 : Memendam Rindu
72
BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73
BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74
BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75
BAB 75 : Rumah Baru
76
BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77
BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78
BAB 78 : Luka Lama
79
BAB 79 : Kembali
80
BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81
BAB 81 : HAGYA
82
BAB 82 : Putri Kita
83
BAB 83 : Engkau Kekasihku
84
BAB 84 : Awal Cerita
85
BAB 85 : Akmal Menghilang
86
BAB 86 : Mencari Akmal
87
BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88
BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89
BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90
BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91
BAB 91 : Awal Perjalanan
92
BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93
BAB 93 : Kabar Akmal
94
BAB 94 : Akmal Ditemukan
95
BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96
BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97
BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98
Keluarga Tarzan
99
Rima
100
Utuh atau Berbagi
101
Krucil Ceria
102
Lanjut Untuk Rima
103
Dinner Ala Mustofa dan Rima
104
Ungkapkan saja
105
Restu Yang Sempurna
106
Sesuatu Tentang Mustofa
107
Memutuskan Hari H
108
Kenangan Masa Lalu
109
Dengan Vidio call
110
Ini Papa Sayang
111
ke Halim
112
Samperin Aja
113
Pengantin Baru
114
Tengah Malam
115
Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116
pengumuman
117
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!