Sejenak semua larut dalam kemesrahan dan kehangatan. Mengiringi kebahagian yang dirasa Nur saat ini.
Tak terbayangkan olehnya, bahwa orang yang telah lama dinantikan, kini telah datang. Bersamaan dengan peristiwa yang teramat istimewa untuknya. Yaitu lamaran.
Punya 2 pasang orang tua yang teramat menyayanginya. Sungguh kebahagian tersendiri bagi Nur. Dan dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia meluapkannya dengan bersikap manja pada keduanya.
Kadang kala Nur bermanja dengan nyonya Efsun. Kadang dia bermanja pada bu Farhan. Ya ... Seperti anak kecil yang bingung mendapatkan 2 mainan yang amat dia sukai.
"Nur ..." kata Nadya sambil menggerakkan ekor mata padanya.
"Kak Nadya iri ya ...."jawab Nur dengan tertawa senang
"Bukan kakak yang iri, tuch lihat." kata Nadya.
Dia melirik puttra- putrinya yang ada di pojokan.Terlihat Noval dan Novi yang senyum-senyum, sesekali cekikikan melihat tantenya yang sangat manja dan kekanak-kanakan.
"Kalian benar-benar tidak sopan."kata Nur dengan sayang meski kesal.
"Ya ... ya ... Tante"
Raut wajah bu Farhan menampakkan bahagia atas kedatangan orang tua kandung Nur. Tapi tak dapat dipungkiri, ada sebersit kesedihan manakala membayangkan, kalau-kalau Nur akan pergi meninggalkannya. Tentu dia sangat merasa kehilangan. Hingga terkadang terlihat pula wajahnya murung.
Nur segera mendekati, "Ibu janganlah bersedih, Nur tidak akan meninggalkan ibu."
"Tidak apa-apa, Nur. Dimanapun Nur berada, ibu akan selalu mendoakanmu."
Nur memeluk bu Farhan dengan erat. Seakan-akan tak mau lepas.
"Ini kenyataan Nur. Bukankah sebentar lagi Nur akan menikah juga. "
"Kalau itu sih, Nur tahu. Dan Nur bisa bolak-balik pulang. Kan rumah kak Andre dekat."
"Lalu, apa kamu tidak ikut papa mamamu?"
"Kami belum membicarakan. Ibu nggak usah berfikir macam-macam dulu."
Tanpa disadari oleh keduanya, Nyonya Efsun mendekati, mencoba mendengarkan pembicaraan mereka.
Entah mengapa Efsun tak ingin berpisah dari putrinya. Dia ingin mengajak Nur saat ini juga pulang ke negaranya. Tapi dia tak boleh egois. Bagaimapun Nur sudah benar-benar sudah menjadi bagian dari keluarga Farhan. Ikatannya sangat kuat. Itu dapat dia rasakan semenjak datang.
Naura, aku memang ibumu. Tapi rasa-rasanya untuk dapat menggantikan kasih sayang yang selama ini engkau dapat, Mommy perlu belajar dulu.
Waktu seakan berjalan sangat cepat. Setelah perjamuan makan, mereka bercengkrama sejenak di ruang tamu. Tak lama kemudian, terdengar kumandang suara adzan dialunkan. Dari masjid dekat rumah pak Farhan.
Semua orang pergi ke masjid, tak terkecuali si kembar Noval dan Novi beserta abi dan uminya. Sedangkan Nur dan juga nyonya Efsun tetap di rumah. Mereka sholat berjamaah di kamar Nur.
Setelah selesai melaksanakan sholat, Nur hendak mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan keluarga Andre yang akan melamar dirinya.
Nyonya Efsun membantu dirinya, untuk merias wajahnya dengan make up yang dia bawa. Mereka menikmati moment itu, sesekali bercanda ria. Sekedar menguraikan kerinduan yang lama terpendam.
"Mom, is the name you gave me 'Naura'?"
"Yes. Right."
"Why is it the same as my name today?"
"Is it true?"
"The name Farhan's father gave me is 'Nur Aini Fil lslam'."
"And your name is now 'Naura binti Salim'."
"A perfect coincidence." kata mereka bersama-sama.
Nur tertawa lepas, demikian juga nyonya Efsun.
"Mom, stay here while waiting for the DNA test results."
"Yes. Is it not a bother?"
"Not. It was fun. As long as mom wants to learn Indonesian."
Efsun menatap Nur dengan terheran-heran. Selera humornya bikin Efsun ingin selalu tertawa. Diapun mendaratkan satu sentuhan kecil di kepala Nur.
"Auuu ... Sakit, Mommy."
"Brat. Want to trick mom. But okay, mom will learn for this spoiled mother's daughter."
"Okay. Now l'm teacher and my student, mommy."
Efsun mendaratkan cubitan kecil di kedua pipi Nur. Bola matanya membulat sempurna menatap wajah Nur.
"Mommy murid yang nakal, mau merusak pekerjaannya sendiri."
"Diversion. Even though the heart is pounding waiting for a lover to come."
"No ... no. Hatiku normal. Siapa juga yang berdebar-debar?,"
"Don't be shy. Mommy was also young."
"Begitukah, Mom."
"Sudah, mommy ... Sle ... Sy ... kan ... make up ... mu.Dy ... amlagh, Naura." terbata-bata Efsun mengucapkan logat bahasa Indonesia.
"Baiklah. Nur sekarang mau nurut sama mommy. Buat Nur cantik. Tapi untuk Siapa. Kan aku pakai cadar."
"It must be mer ... thuwa you."
"Oh ... benar ... benar ... Tapi jangan tebal-tebal. Nur tak suka."
"Un ... thuk's ... apa the ... Bal. You have been beautiful since birth."
"Seperti mommy."
"Hemmm ... Lihat ... Sey ... Kha ...ngrang."
Nur menatap wajahnya di kaca rias miliknya. Dia tersenyum puas.
"Terima kasih, Mom."
Tak ingin membuang kesempatan itu. Keduanya berselfi ria sebelum Nur memakai cadarnya.
Clik.
💎
Istilah orang jatuh cinta itu merepotkan, sepertinya pas banget dengan keadaan Andre saat ini.
Bolak- balik Andre memilih baju yang akan dipakainya untuk melamar Nur. Tapi belum ditemukan yang cocok. Tak seperti biasanya,kali ini dia benar-benar dibuat bingung. Sampai-sampai dia harus memaggil Rina untuk membantu memilihnya.
"Dik, sini sebentar bantu kakak." kata Andre sambil melambaikan tangannya ke arah Rina. Yang kebetulan sudah cantik dan rapi duduk di ruang tengah. Menunggu kakaknya dengan sabar.
Dia terdengar menggerutu. Karena setelah sekian lama menunggu, belum juga Andre siap. Dan sekarang malah menyuruh memilihkan baju. Benar-benar mengesalkan.
Nyebelin banget itu. Kakaknya malah senyum-senyum tanpa dosa.
"Ada apa sich, Kak."
Andre tertawa kecil menghadapi kekesalan adiknya.
"Kakak harus pakai baju mana ya ...?"
"Kakak ...!"
Mata Rina terbelalak, manakala melihat hampir 10 baju tergeletak di atas ranjang Andre.
"Sudah, kakak pakai baju polos ini. Kelihatannya cocok."
"Baiklah. Terima kasih. Sekarang keluarlah , kakak mau ganti."
Rina segera keluar meninggalkan kakaknya sambil berteriak,
"Cepat, Kak. Mama dan papa sudah menunggu di luar."
Tak berapa lama, Andre melangkah keluar dengan pakaian yang sudah rapi dan dengan kopyah di atas kepalanya.
Dengan cepat dia menyusul kedua orang tuanya yang telah menunggunya di samping mobil. Yang akan digunakan untuk ke rumah Nur. Guna melamarnya.
Semua barang bawaan dan hantaran sudah dimasukkan ke dalam bagasi oleh mbok Iyem.
Kali ini mobil dikemudikan oleh pak Sofyan. Sedangkan Andre dan Rina duduk di belakang kedua orang tuanya.
Tak perlu lama, mereka sampai di kediaman bapak Farhan.
"Andre, setahuku pak Farhan itu hanya punya satu putri. Dan aku dengar sudah menikah."
"Maaf papa, Andre lupa cerita. Kalau pak Farhan mempunyai 2 orang putri. Yang satu putri kandungnya. Yang satu putri angkatnya yang bernama Nur Aini fil Islam."
"Nama yang bagus."
"Dia sering ke rumah kita. Dan sahabat Rina."
"Oh ... yang selalu pakai cadar itu apa?"
"Ya, ayah."
"Berarti kamu belum pernah lihat dia."
"Sekilas pernah."
"Bagaimana kalau tak cantik nanti kamu kecewa."
"Untuk masalah fisik, Andre tak begitu memikirkan ayah. Kurasa dia teman yang menyenangkan."
"Hemmm ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Baihaqi Sabani
kyy bkln sm andre atau bahrul????
ko q rada2 deg2 gan yaaaa kyyy mrka ggl nikah ap yaaaa.....😭😭😭😭
2022-09-19
0
Conny Radiansyah
Rina atau Rima Thor, adik Andre...
2021-05-19
0
Lia Rosita
lanjut
2021-04-23
0