BAB 12 : Langkah Nyata

Andre mencoba membuka liontin hati. Tak perlu wajtu lama, akhirnya liontin itu terbuka juga.

Dia mengamati foto yang berada di dalamnya. Ada gambar gadis kecil yang tersimpan di sana. Kelihatannya Nur yang masih imut dan menggemaskan. Tak salah, ini pasti dia.

Lalu, di sisi yang lain terlihat gambar anak lelaki yang baru menginjak usia remaja. Sepertinya aku kenal. Wajah yang tak asing bagiku. Bukankah itu Bahrul Ulya, sahabatku ...

Ulya, benarkah itu kamu.

Dan apakah yang kau ceritakan padaku kemarin itu adalah Nur.

Dan adik yang selalu kau sebut adalah dia yang kuinginkan menjadi halalku saat ini.

Nur, Apakah yang kau sebut dengan panggilan kak Uya adalah Bahrul Ulya, Sahabatku

Orang senantiasa kau nantikan untuk datang.

Hingga tampak air mata menetes manakala takdir berkata lain tentang kalian.

Aku tak bisa membohongi diriku , bahwa aku telah lama menyimpan rasa padanya telah lama. Semenjak dia SMA.Tanpa tahu bahwa dia adalah adikmu yang kau rindu hingga kini

Waktu Nur meneteskan air mata, akupun tak tega. Karena salah faham diantara kalian aku tak tega. ingin kuhapus air matanya. Namun aku tak punya daya. Karena aku bukan siapa-siapanya.

Ingin ku renguh dia dalam dekapanku agar lara yang dia rasa bisalah sirna. Sayang saat itu aku mampu. Dia belumlah halal bagiku.

Maka sejak saat itu kubertekad, tak ingin melihat air matanya keluar. Hingga Tuhan kabulkan itu . Haruskah kulepas dia untukmu sahabatku. Maafkan, aku tak bisa.

Biarlahku berusaha agar cintanya untukku saja.

Maafkan diriku Ulya, bila aku ingin menghapus air matanya.

Andre mengatupkan kembali liontin itu dan memasukkan ke dalam kotak. Setelah itu diam mengambil cincin yang ada di sana. Mengamati sebuah nama yang tertulis. Ternyata itu namamu, Ulya.

Dengan berat hati dia memasukkan kotak itu ke dalam brankas miliknya. Lalu mencoba merebahkan diri di ranjang. Ada rasa penyesalan pada dirinya namun tak berdaya.

Karena telah lama dia menyimpan rasa. Dan kini harapannya telah di depan mata. Tak ingin melepaskannya meski untuk sahabat.

Tapi dikuatkan hatinya, untuk menghubungi Ulya.

"Assalamu'alaikum .... Ulya."

"Wa'alaikum salam ...., tumben ingat aku."

"Bagaiman keadaanmu saat ini?"

"Baik. Kamu bagaimana? ... . Ada apa gerangan, Kawan. Adakah sesuatu yang membahagiakan?"

"Nggak ada apa-apa. Bagaimana nich ... Masih berlakukah taruhan itu."

"Masih, sepertinya aku mencium bau rangkaian melati dech."

"Kamu tak apa-apa kalau aku duluan."

Terdengar tawa Ulya di ujung telpon.

"Aku malah berharap itu. Kapan?"

"Dalam waktu dekat. Untuk menikahnya insya Allah lusa. Resepsinya nunggu dia habis wisuda."

"Aku turut bahagia. Temanku yang tak pernah bicara soal wanita. Tahu- tahu sekarang sudah mau melepaskam masa lajangnya. Selamat!"

"Siapa yang meerried mau kasih kado liburan hoonny moon."

"Iya ... ya aku ingat. Asalkan kamu nggak lupa mengundangku."

"He ... he ... he ..."

Sebenarnya Andre ingin mengatakan wanita pilihannya, tapi tak sanggup lidahnya berucap. Mengingat Ulya sekarang bukan Ulya yang dulu. Dia kini sangat rapuh dengan apa yang dideritannya.

"Sekali-kali ajak dia ke sini."

"Nggak lah, takut kamu rebut."

"Ada saja kau itu, Andre. Seperti nggak ada yang lain saja. Merebut istri sahabat sendiri."

Mendapat jawaban seperti itu, hati Andre sedikit tersentuh. Bukan kamu yang merebut, Ulya. Tapi akulah yang merebutnya darimu. Maafkanlah aku, Ulya.

"Aku percaya."

"Benar lusa kamu menikah?"

"Doakan lancar."

"Pasti dong. Mendengar suaramu yang bahagia, aku jadi ikut bahagia."

"Terima kasih."

"Ya sudah Ulya. Assalamu'alaikum ..."

"Wa'alaikum salam ..."

Sejanak dia duduk di sisi ranjang dengan termangu. Merenungkan barang-barang Nur yang kini berada di tangannya.

Orang dulu punya cara yang unik untuk mendidik putri mereka untuk siap memasuki jenjang pernikahan. Lupakan masa lalu, karena masa depanmu ada bersama yang akan mendampingimu kelak. Dia tersenyum.

Tak terasa perutnya memberikan isyarat kalau minta diisi. Bunyi kriuk-kriuk dari cacing-cacing yang bersemayam di dalam, menanti dengan sabar akan haknya. Andre turun menuju meja makan seorang diri. Membuka tudung saji, mengintip apa yang ada di bawahnya.

Sudahlah nikmati apa yang ada, kasihan perut sudah minta diisi. Diambillah nasi itu dan memakannya. Meski tak banyak tapi cukup membuatnya kenyang. Alhamdulillah ....

Tak lama, terdengar suara mobil memasuki halaman. Rupanya papa, mama, dan Rima sudah datang.

"Assalamu'alaikum... Kak."

"Wa'alaikum salam... "

"Tadi, gimana, diterima atau ditolak?"

"Alhamduliilah, hampir saja."

"Hampir saja kakakku jadi bujang lapuk"

"Enak saja."

"Lha gimana, Rima tahu kalau kak Andre nyimpan rasa sama Nur. Tapi nggak mau nembak-nembak. Diambil orang baru bingung."

"Sudahlah, jangan kamu goda terus kakakmu itu."

"He ... he ... he ....."

Rima meninggalkan mereka pergi ke kamarnya. Ingin segera membuka belanjaannya yang entah berapa barang yang dia ambil. Mumpung papa, mama lagi baik hati. Pikirnya ....

Sementara itu Andre berbincang-bincang dengan papa mamanya, membicarakan rencana selanjutnya.

"Bagaimana, Andre. Jadi rencana besok melamar. Dan lusanya ke KUA."

"Ya Mama, Papa. Agar kami menjadi tenang"

"Kalau seperti itu keinginmu, papa tak menghalangi. Dan mungkin itu juga baik untukmu dan untuk Nur."

"Lagi juga kami akan segera kembali ke Singapura. Begitu selesai menikahkan kalian."

"Ajaklah dia tinggal di sini, dulu. Jangan buru-buru meninggalkan rumah ini. Bahkan seandainya kalian tinggal, dalam waktu yang lama juga tak apa-apa. Papa, mama lebih sering berada di Singapura. Adikmu juga mau ke Amrik."

"Akan saya pikirkan dengan Nur, Mama."

"Papa, mama berharap kalian bisa saling mengerti. Membangun rumah tangga itu tak mudah. Selalu belajarlah. Agar bisa mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah."

"Ya Papa."

"Ya sudah, sekarang istirahatlah, mama juga mau istirahat."

"Ya, Mama. Dari siang, Andre belum istirahat."

"By ... by ... Mama, Papa. Andre ke kamar dulu."

Mama Erika menatapnya dengan senyum bahagia. Setelah sekian lama dia menanti putranya mendapatkan pasangan. Akhirnya bertemu juga meski sudah sangat terlambat.

Umur sudah 28 tahun baru dia mau membuka diri. Sudah berapa wanita yang coba dia dekatkan pada Andre. Namun tak juga membawa hasil.

Hingga untuk urusan mengangkat sekretris dia ikut campur. Agar dia bisa mendekatkan putranya dengan seorang wanita. Tapi dia tak bergeming.

Hari ini putranya menyatakan akan mendatangi wanita yang diinginkannya. Dan akan segera meminangnya, tak terkira bahagia hati Erika. Harapan selama ini yang dipendamnya terkabul jua.

Andre melangkah menaiki tangga. Menuju ruangan yang ada di sebelah kamarnya, yang telah difungsikan sebagai ruang kerjanya dan perpustakaan pribadi. Ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan saat ini juga.

Setelah cukup larut baru dia kembali ke kamar tidurnya. Melalui pintu yang terhubung antara kamar tidur dan ruang kerjanya. Tanpa harus keluar ruangan.

Dia membersihkan diri sejenak, sebelum merebahkan tubuhnya yang teramat penat. Di atas ranjang.

Tapi entah mengapa. Matanya kurang bersahabat untuk diajak beristirahat. Bayang-bayang wajah Nur sekarang semakin nyata

Terpopuler

Comments

R. Noor

R. Noor

like untukmu👍🏻

2021-06-10

1

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ

jadi bingung😂

2021-06-06

1

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

apa reaksi Nur kalo tau Andre bersahabat dengan Kak Uya nya

2021-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Pulang
2 BAB 2 : Lamaran.
3 BAB 3 : Nur dan Aku
4 BAB 4 : Moment Pagi
5 BAB 5 : Kak Uya
6 BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7 BAB 7 : Rujakan
8 BAB 8 : Perhatian Andre
9 BAB 9 : Kangen
10 BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11 BAB 11 : Yang Tersimpan
12 BAB 12 : Langkah Nyata
13 BAB 13 : Bu Retno
14 BAB 14 : Lagi dan Usai
15 BAB 15 : Rombongan Tamu
16 BAB 16 : Bertemu Keluarga
17 BAB 17 : Persiapan
18 BAB 18 : Calon Menantu
19 BAB 19 : Hasil DNA
20 BAB 20 : Diikuti
21 BAB 21 : Bertemu Ulya
22 BAB 22 : Lupakan Kakak
23 BAB 23 : Persiapan
24 BAB 24 : Keraguan
25 BAB 25 : Penelusuran
26 BAB 26 : Janji Suci
27 BAB 27 : Kubawa Dirimu
28 BAB 28 : Aku Masih Takut
29 BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30 BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31 BAB 31 : Terseret Ombak
32 BAB 32 : Dimana Mas Andre
33 BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34 BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35 BAB 35 : Rela Melepasmu
36 BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37 BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38 BAB 38: ULYA POV
39 BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40 BAB 40: Belanja
41 BAB 41: Di Pusara Andre
42 BAB 42: Ungkapkan Rasa
43 BAB 43 : Papa Sofyan
44 BAB 44: Baby Twins
45 BAB 45: Aku Ingin Pulang
46 BAB 46 : Cari Makan
47 BAB 47 : Tentang Devra
48 BAB 48 : Selamat Tinggal
49 BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50 BAB 50 : Sandiwara Naura
51 BAB 51 : Malam Ini
52 BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53 BAB 53 : Insiden Kecil
54 BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55 BAB 55 : Rasaku
56 BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57 BAB 57 : Rindu
58 BAB 58 : Melahirkan
59 BAB 59 : Ibu yang bahagia
60 BAB 60 : Meminang
61 BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62 BAB 62 : Semua Harus Jelas
63 BAB 63 : Mustofa (POV)
64 BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65 BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66 BAB 66 : ke KBRI
67 BAB 67 : Keinginan Mustofa
68 BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69 BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70 BAB 70 : Semua Pergi
71 BAB 71 : Memendam Rindu
72 BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73 BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74 BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75 BAB 75 : Rumah Baru
76 BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77 BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78 BAB 78 : Luka Lama
79 BAB 79 : Kembali
80 BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81 BAB 81 : HAGYA
82 BAB 82 : Putri Kita
83 BAB 83 : Engkau Kekasihku
84 BAB 84 : Awal Cerita
85 BAB 85 : Akmal Menghilang
86 BAB 86 : Mencari Akmal
87 BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88 BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89 BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90 BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91 BAB 91 : Awal Perjalanan
92 BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93 BAB 93 : Kabar Akmal
94 BAB 94 : Akmal Ditemukan
95 BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96 BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97 BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98 Keluarga Tarzan
99 Rima
100 Utuh atau Berbagi
101 Krucil Ceria
102 Lanjut Untuk Rima
103 Dinner Ala Mustofa dan Rima
104 Ungkapkan saja
105 Restu Yang Sempurna
106 Sesuatu Tentang Mustofa
107 Memutuskan Hari H
108 Kenangan Masa Lalu
109 Dengan Vidio call
110 Ini Papa Sayang
111 ke Halim
112 Samperin Aja
113 Pengantin Baru
114 Tengah Malam
115 Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116 pengumuman
117 pengumuman karya baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
BAB 1 : Pulang
2
BAB 2 : Lamaran.
3
BAB 3 : Nur dan Aku
4
BAB 4 : Moment Pagi
5
BAB 5 : Kak Uya
6
BAB 6 : Bisikan Hati yang Patah
7
BAB 7 : Rujakan
8
BAB 8 : Perhatian Andre
9
BAB 9 : Kangen
10
BAB 10 : Akhirnya Ku Nyatakan
11
BAB 11 : Yang Tersimpan
12
BAB 12 : Langkah Nyata
13
BAB 13 : Bu Retno
14
BAB 14 : Lagi dan Usai
15
BAB 15 : Rombongan Tamu
16
BAB 16 : Bertemu Keluarga
17
BAB 17 : Persiapan
18
BAB 18 : Calon Menantu
19
BAB 19 : Hasil DNA
20
BAB 20 : Diikuti
21
BAB 21 : Bertemu Ulya
22
BAB 22 : Lupakan Kakak
23
BAB 23 : Persiapan
24
BAB 24 : Keraguan
25
BAB 25 : Penelusuran
26
BAB 26 : Janji Suci
27
BAB 27 : Kubawa Dirimu
28
BAB 28 : Aku Masih Takut
29
BAB 29 : Khusus Yang Sudah Menikah!!
30
BAB 30 : Hadiah Indah Pernikahan
31
BAB 31 : Terseret Ombak
32
BAB 32 : Dimana Mas Andre
33
BAB 33 : Siuman dari Tidur Panjang
34
BAB 34 : Jagalah yang Kau Cinta
35
BAB 35 : Rela Melepasmu
36
BAB 36: Bahagia atau Entahlah
37
BAB 37: Tinggallah Bersama Kami
38
BAB 38: ULYA POV
39
BAB 29: Rindu Kampung Halaman
40
BAB 40: Belanja
41
BAB 41: Di Pusara Andre
42
BAB 42: Ungkapkan Rasa
43
BAB 43 : Papa Sofyan
44
BAB 44: Baby Twins
45
BAB 45: Aku Ingin Pulang
46
BAB 46 : Cari Makan
47
BAB 47 : Tentang Devra
48
BAB 48 : Selamat Tinggal
49
BAB 49 : Cerita Ulya dan Mama Devra
50
BAB 50 : Sandiwara Naura
51
BAB 51 : Malam Ini
52
BAB 52 : Mengantar Devra ke Sekolah
53
BAB 53 : Insiden Kecil
54
BAB 54 : Bumil Kesal dan Merajuk
55
BAB 55 : Rasaku
56
BAB 56 : Kehadiran Mustafa
57
BAB 57 : Rindu
58
BAB 58 : Melahirkan
59
BAB 59 : Ibu yang bahagia
60
BAB 60 : Meminang
61
BAB 61 : Papa Sofyan Datang
62
BAB 62 : Semua Harus Jelas
63
BAB 63 : Mustofa (POV)
64
BAB 64 : Rima dan Tamu Mustofa
65
BAB 65 : Sepenggal Cerita Ifroh
66
BAB 66 : ke KBRI
67
BAB 67 : Keinginan Mustofa
68
BAB 68 : Kembali ke Rumah Abbah
69
BAB 69 : Dalam Keluarga Ulya
70
BAB 70 : Semua Pergi
71
BAB 71 : Memendam Rindu
72
BAB 72 : Ummi Oh Ummi
73
BAB 73 : Kehebohan Keluarga Naura
74
BAB 74 : Kemesraan dalam ikatan
75
BAB 75 : Rumah Baru
76
BAB 76 : Bercengkrama Bersama
77
BAB 77 : ke Kebun Ahmad
78
BAB 78 : Luka Lama
79
BAB 79 : Kembali
80
BAB 80 : Kisah Masa Lalu
81
BAB 81 : HAGYA
82
BAB 82 : Putri Kita
83
BAB 83 : Engkau Kekasihku
84
BAB 84 : Awal Cerita
85
BAB 85 : Akmal Menghilang
86
BAB 86 : Mencari Akmal
87
BAB 87 : Tak Bisa Ku temukan
88
BAB 88 : Ada Rasa Yang Hilang
89
BAB 89 : Aku Tak Bisa Melupakanmu
90
BAB 90 : Kakak/Kekasih (untuk yang sudah menikah)
91
BAB 91 : Awal Perjalanan
92
BAB 92 : Kehangatan Keluarga dalam Pesawat
93
BAB 93 : Kabar Akmal
94
BAB 94 : Akmal Ditemukan
95
BAB 95 : Mengenang Masa Kecil
96
BAB 96 : Berkunjung ke Rumah Tante Nadya
97
BAB 97 : Bermain dengan si Kembar
98
Keluarga Tarzan
99
Rima
100
Utuh atau Berbagi
101
Krucil Ceria
102
Lanjut Untuk Rima
103
Dinner Ala Mustofa dan Rima
104
Ungkapkan saja
105
Restu Yang Sempurna
106
Sesuatu Tentang Mustofa
107
Memutuskan Hari H
108
Kenangan Masa Lalu
109
Dengan Vidio call
110
Ini Papa Sayang
111
ke Halim
112
Samperin Aja
113
Pengantin Baru
114
Tengah Malam
115
Kebahagiaan yang Bertambah (end)
116
pengumuman
117
pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!