Impian Seorang Suami

Impian Seorang Suami

Rumah Kontrakan

Vino membonceng Aina yang kini telah sah menjadi istrinya kesebuah gang sempit di kota Jakarta, kemudian motor bututnya itu berhenti di depan sebuah rumah kontrakan petakan sederhana yang terdiri dari 4 pintu.

Perlahan Vino menuntun Aina turun dari motornya menuju kontrakannya yang paling ujung, beberapa orang keluar dari dalam kontrakan, daerah padat penduduk itu dengan berbagai macam orang dari latar belakang yang berbeda memandang keduanya dengan pandangan yang takjub.

"Aina...ayo masuk ke istana kontrakan kita, sementara kita tinggal disini ya...aku harap kamu betah dan kita bisa berbaur dengan mereka..." Ucap Vino sambil melirik kearah para tetangganya yang agak berkerumun.

"Wah...mas Vino pulang-pulang udah bawa istri aja nih...." Celetuk seorang ibu dari arah kerumunan warga.

"Iya nih.. kok kita gak diundang sih mas..." Sambung ibu yang lain. Vino hanya tersenyum menanggapinya.

"Hemat biaya Bu...nanti untuk warga sekitar kita makan-makan bakso saja ya..." Sahut Vino. Aina hanya tertunduk malu.

"Iya deh mas...aye juga kagak bisa ngamplopin lho...tapi bulan ini aye kasih diskon sepuluh persen bayar kontrakannya..." Celetuk Mpok Umi sang pemilik kontrakan.

"Aduh...trimakasih lho mpok...sering-sering dong kasih diskon..." Ujar Vino senang.

"Hati-hati mbak...masnya dulu sebelum nikah sering digodain lho sama orang...jagain tuh masnya..." Kata Si Atun pemilik warung depan kontrakan.

Tiba-tiba seseorang menyeruak dari kerumunan, ternyata dia adalah pak Dadang ketua RT disitu.

"Ayo...ayo bubar...orang baru pulang kok di introgasi...mereka kan mau istirahat...maaf ya mas Vino...maklum di sini orang-orang pada kepo..." Ujar Pak Dadang.

"Huuuuuuu.....!!" Warga langsung menyorakinya dan tak lama merekapun bubar. Vino dan Aina menarik napas lega. Lalu merekapun masuk kedalam rumah kontrakan mereka.

**********

"Vin...apa tiap hari disini ramai begini...?" Tanya Aina sore itu, setelah mandi mereka duduk-duduk di ruang depan sambil nonton TV.

"Yah...gitulah namanya juga rumah kontrakan yang berdempetan...jadi kalo berisik harap maklum ya sayang..." Jawab Vino sambil membelai rambut istrinya.

"Hmm...Semoga nanti kita betah ya Vin...dan mudah-mudahan kelak Tuhan kasih kita rumah yang lebih baik..." Ujar Aina.

"Amiin...." Sahut Vino.

"Malam ini kita makan apa Vin...?" Tanya Aina lagi.

"Nanti malam kita makan diluar...kita makan pecel lele yang paling enak di sini...sekarang yuk ke tempat tidur..." Ajak Vino bersemangat.

"Ngapain Vin..."

"Ayolah...tau kan kita sudah suami istri sekarang.... ya kita mau sore pertama lah..."

"Hah...sore pertama??" Aina mendelik.

"Iya...karena malam pertama kita aku mau tidur...capek...dan nanti malam kan kita mau makan pecel lele...jadi yuk sekarang saja..." Aina tersenyum malu dan perlahan Menganggukan kepalanya.

************

Vino Alvaro, pemuda berusia 26 tahun adalah lulusan terbaik di kotanya, dengan berbekal ijazah lulusan ekonomi, ia merantau ke Jakarta mengadu nasib menjadi seorang customer service di sebuah perusahaan ekspedisi.

Beberapa bulan hidup membujang, ia dipertemukan dengan seorang wanita yang berprofesi sebagai guru TK yang ternyata adalah mantan teman sekelasnya dulu ketika duduk di bangku SMA. Pertemuan yang singkat itu berkembang menjadi sebuah hubungan yang serius. Tanpa basa basi dan dengan berani walaupun penghasilan terbilang pas-pasan, Vino melamar gadis itu.

"Mau kah kau menemani hidupku dalam sudah dan senang...?" Tanya Vino dengan penuh percaya diri.

Aina Olivia, gadis sederhana yang ternyata sejak dulu sudah menyukai Vino diam-diam hanya tersenyum dan menunduk malu, tak pernah berpikir bahwa takdir akan membawanya kembali untuk bertemu dengan Vino yang kini dewasa, bahkan mengajaknya untuk merajut bahtera rumah tangga.

"Vino...apa yang membuatmu untuk memilihku...padahal tidak sulit bagimu untuk memilih gadis lain yang lebih cantik dariku..." Kata Aina masih dalam keraguannya.

Aina menyadari walaupun Vino bukan berasal dari keluarga kaya, namun popularitas yang sejak dulu dimilikinya mampu untuk menarik hati siapapun, karena Vino memiliki wajah yang tampan diatas rata-rata pemuda di kotanya, parasnya yang rupawan tidak jarang membuat banyak gadis cantik yang mengejarnya, di tambah sebuah lesung pipi yang menambah manis wajahnya.

Keluarga Vino memiliki tanah perkebunan yang cukup luas dan mereka menggarapnya sendiri, namun hasil perkebunan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga Vino. Ayah dan ibu Vino masih memiliki dua anak lagi yaitu Dino yang masih SMP dan Vita yang masih kelas 6 SD, yang berarti keluarga itu masih mempunyai tanggungan biaya sekolah.

Pada saat Vino kuliah, ayahnya menjual sebidang tanah miliknya untuk membiayai Vino, itulah sebabnya ketika lulus kuliah Vino merantau ke Jakarta dan mengadu nasib disana.

"Aku memilihmu karena takdir telah membawamu datang padaku...dan aku tidak menolak takdir itu..." Ucap Vino dengan penuh keyakinan. Aina menengadah menatap dalam mata itu.

"Baiklah Vin...aku menerima dirimu menjadi pendamping hidupmu...aku akan berada bersama mu dalam tiap susah dan senang hidupmu..." Jawab Aina dan dengan gerakan cepat Vino memeluk tubuh gadis itu. Gadis yang mungkin dulu tidak pernah diperhatikannya. Namun kini gadis itu telah menjadi takdirnya.

Sejak dulu Aina selalu berpindah-pindah rumah, karena pekerjaan Papanya yang pegawai negri sering membawanya ikut dinas kemanapun Papanya pergi, makanya sejak dulu Aina sering pindah sekolah dan saat SMA dia sekolah di sekolah Vino, namun setelah lulus Aina ikut Papanya pindah ke Jakarta dan sampai saat ini mereka menetap di Jakarta.

Papa Aina sudah pensiun dan kini mereka membuka usaha warung sembako kecil-kecilan, Aina mengambil pendidikan guru TK dan sudah beberapa tahun belakangan dia menjadi seorang guru di sebuah sekolah TK kecil di dekat rumahnya.

Beberapa waktu berselang, Vino dan Aina melangsungkan pernikahan mereka dengan sederhana, Orang tua Vino datang ke Jakarta dengan membawa hasil bumi mereka sebagai seserahan. Merekapun tidak banyak mengundang orang, hanya keluarga dan kerabat dekat saja, dengan alasan penghematan.

Dengan ikhlas keluarga Aina pun menerimanya, dan karena keterbatasan tempat dan biaya, setelah pernikahan berlangsung, pihak keluarga Vino langsung pulang ke kota asal mereka, karena untuk menginap di hotel pasti mahal, rumah keluarga Aina juga kecil, dan Vino hanya mengontrak di sebuah rumah petakan sederhana di belakang kantor tempat dia bekerja.

************

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Selesai My Heaven,
cus kesini....
Ttp semangat, Thor!!!!!!

2023-08-24

0

weny

weny

bnr2 kehidupan nyata ini g ky novel lain

2021-02-16

1

Jumirah Hipa

Jumirah Hipa

realita bener cerita nya nih...

2021-02-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!