Di pinggir jalan raya malam itu, diantara gemerlapnya lampu jalan kota, di sebuah kedai tenda sederhana yang lumayan ramai, Vino menggandeng Aina untuk menikmati acara dinner perdana mereka setelah menjadi suami istri.
Berhubung kedai tersebut cukup ramai, meja tempat makan pun penuh, Vino harus sabar menunggu antrian.
"Bang, tuh yang dipojok itu kasih ke kita ya...kita mau makan disitu..." Kata Vino sambil menunjuk meja yang letaknya agak tersembunyi.
"Siiaaap...!" Sahut si Abang yang sedang sibuk melayani pelanggan.
"Kenapa sih mesti di pojok segala?" Tanya Aina sambil menyikut pinggang suaminya itu.
"Yah...biar enak makannya, kan kita pengantin baru...anggap aja kita lagi dinner di restoran bintang lima..." Sahut Vino terkekeh.
"Tetap aja rasa kaki lima..." Cetus Aina agak cemberut.
"Ayo dong Ai....semangat...jangan-jangan kamu masih sakit ya karena sore pertama tadi...maaf ya...maklum aku kan belum pengalaman..." Ujar Vino. Wajah Aina merah padam menahan malu.
"Hush...diam!" Pekik Aina sambil membekap mulut suaminya itu, kemudian melirik kekiri dan kekanan takut ada yang mendengar.
"Mas...mbak...sudah kosong tuh mejanya..." Suara Abang pecel lele mengejutkan keduanya.
"Eh...I..iya bang..." Dengan segera Vino menarik tangan Aina menuju meja yang di pojok itu. Tak lama kemudian mereka sudah duduk dengan santainya.
"Ayo Nyonya Vino mau pesan apa...hari ini spesial boleh makan sepuasnya lho..." Kata Vino sambil menyodorkan kertas menu.
"Hmm....apa ya...Aku sih pengen ayam goreng, nasi uduk, sama tahu tempe, semangkok soto dan minumnya jeruk panas..." Jawab Aina.
"Banyak amat Ai..." Celetuk Vino.
"Lah...tadi katanya boleh pesan sepuasnya...gimana sih Vin...niat gak sih ngajak makan..." Cetus Aina kesal.
"Maaf becanda kok...seneng liat kamu sewot he he he...Aku mau pecel lele aja, makanan favorit...minumnya teh tawar panas..." Ujar Vino sambil menulis di kertas pesanan.
Ditengah-tengah makan, Aina menyodorkan mangkok sotonya ke Vino, tahu dan tempenya juga dia berikan ke Vino. Vino menatapnya heran.
"Ini kita makan sama-sama ya Vin...punyaku juga punya kamu...apa yang aku makan kamu juga makan..." Ucap Aina.
"Aina...maaf ya...tadi aku gak bermaksud...." Vino menghentikan perkataannya.
"Sudahlah Vin...aku ngerti kok...kemarin kita nikah sederhana tapi modal dari tabungan kamu lumayan juga, untuk memberi makan saudara dan kerabat juga pake uang kan...amplop kita gak banyak karena uangnya kita berikan buat keluargamu dan keluargaku, sisanya hanya tinggal sedikit...trimakasih kamu juga sudah berusaha membahagiakan aku..." Ungkap Aina. Perlahan Vino menggenggam tangan istrinya itu.
"Aku sungguh tidak pernah menyesal mengambil mu menjadi istriku...kamu sungguh perempuan yang bijak...." Ucap Vino lirih, matanya menatap dalam ke wajah istrinya itu.
"Sudahlah Vin...yuk makan lagi...ini aku bagi dua ya...minumanku kamu coba deh, biar seger asem-asem gimana gitu.." Sahut Aina sambil menuang soto ke mangkok Vino dan memotong tempe dan tahu menjadi dua.
"Ini lele masih ada setengah...kamu makan ya Ai..." Balas Vino, Aina Menganggukan kepalanya.
"Habis ini kita langsung pulang Vin..?" Tanya Aina.
"Nggak ah.. kita jalan-jalan keliling kota dulu..."
"Aku cuti cuma 3 hari Vin...lusa aku ngajar lagi di sekolah..." Sahut Aina.
"Sama, aku juga cuma 3 hari cuti...tapi sebelum masuk kerja, aku ingin bulan madu..." Ungkap Vino.
"Bulan madu?? Jangan sok deh...bukannya kita harus ngirit...?"
"Kamu kira bulan madu harus mahal? Kita kan bisa bulan madu di rumah..berdua...anggap aja di hotel...kita bisa melakukan sepuasnya selama 3 hari ini..." Jawab Vino. Aina melotot.
"Oalaa....dasar kamu Vin...belum puas-puas dari sore...udah ah...ayo cepat habiskan makanannya...kita udah lama banget disini, tuh lihat masih banyak orang yang ngantri mau makan..." Ujar Aina sambil menunjuk beberapa orang yang masih mengantri.
************
Vino mengendarai motornya dengan kecepatan sedang membelah kota Jakarta. Dulu dia selalu sendirian kemanapun, kini dibelakang sudah ada seorang istri yang memeluknya.
"Aina....aku bahagia....!" Teriak Vino bersamaan dengan suara kendaraan yang melaju.
"Vino...aku sayang kamu....!" Aina juga ikut berteriak di tengah keramaian kota malam itu.
Namun tiba-tiba motor yang mereka tumpangi oleng, ternyata ban motor nya kempes habis, perlahan Vino menepikan motornya.
"Yaaah...ban kita bocor Ai...!" Seru Vino setelah mereka turun dari motor.
"Terus gimana Vin...masih ada gak bengkel yang buka malam-malam begini?" Tanya Aina kuatir.
"Aku gak tau...ayo bantu aku dorong motornya, siapa tau ada bengkel...kita berdoa semoga ada bengkel yang buka..." Sahut Vino sambil mulai menuntun motornya, Aina membantu mendorong motonya dari belakang.
"Ada ya pengantin baru yang baru menikah mengalami hal ini selain kita...seharusnya menikmati malam pertama, atau bulan madu di hotel, eeh...kita kok malah dorong motor malem-malem..." Ucap Aina dengan napas yang mulai kembang kempis.
"Kamu capek Ai...Kita istirahat dulu lah...terpaksa kita tunda dulu bulan madunya...harap maklum motorku agak tua, ban nya juga sudah tipis, nanti kalo aku gajian aku servis semuanya..." Hibur Vino. Kemudian mereka berhenti disebuah halte dan duduk disana.
"Vin...kamu gak coba melamar ditempat lain, yang gajinya lumayan gitu...kan kamu pintar Vin...katanya lulusan terbaik..." Ucap Aina.
"Lulusan terbaik di universitas yang biasa aja gak ada pengaruhnya Ai, Aku malah mau mencoba untuk membuka usaha..."
"Buka usaha? Aku setuju Vin...usaha itu bisa berkembang, dan siapa tau kita ada jalan untuk merubah perekonomian kita...kapan kita mulai Vin..." Sahut Aina tak sabar.
"Sabar dulu...nanti kita pikirkan pelan-pelan, kita masih punya sedikit modal sisa pernikahan kita....semoga modal itu cukup untuk kita membuka usaha..."
"Iya Vin...eh...itu ada tukang somay, yuk kita tanya dimana bengkel terdekat..." Aina segera berdiri memanggil tukang somay. Kemudian tukang somay itu mendekat ke arah mereka.
"Bang...bengkel motor terdekat masih jauh gak ya...?" Tanya Aina tanpa basa basi.
"Lah...itu di depan, dia buka 24 jam, paling 15 menit jalan ke sana..." Jawab tukang somay itu sambil menunjuk ke arah depan.
"Oh ya ya...trimakasih bang...somaynya masih banyak?" Tanya Aina lagi. Vino masih duduk mendengarkan percakapan itu.
"Masih banyak mbak...hari ini dagangan sepi, mana istri saya lagi hamil besar, sebentar lagi melahirkan...tabungan saya belum cukup nih...padahal saya dagang dari pagi sampai malam...." Cerita tukang somay itu. Vino kemudian segera berdiri.
"Bungkusin dua ya bang...nanti malam baru kami makan..." Seru Vino. Wajah tukang somay itu berubah cerah.
"Wah syukurlah...nih saya kasih bonus mas...trimakasih ya..." Dengan cekatan Penjual somay itu membungkus somay yang Vino pesan tadi. Tak lama kemudian tukang somay itu pergi meninggalkan mereka.
"Vin...kita kan sudah makan kenyang tadi..." Kata Aina
"Gak apa-apa Ai...Kita beli dagangannya itu sudah membantu dia...walau gak banyak, tapi paling tidak dia masih punya pengharapan...semoga keluarganya baik-baik saja...istrinya lancar melahirkan..." Ucap Vino. Aina memandang suaminya itu dengan perasaan kagum.
"Ternyata hatimu baik banget Vin...aku makin nyaman bersamamu..." Aina memeluk Vino dengan erat.
"Ayo kita jalan lagi ke bengkel...lumayan 15 menit kita harus dorong motor..." Ujar Vino. Kemudian mereka kembali mendorong motor bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kristina vina
Lanjut bacanya
2021-02-15
2