Sebuah Harapan

Vino memapah istrinya menaiki kembali motornya, Luka bakar terkena knalpot yang cukup dalam membuat kulit di kaki Aina melepuh di beberapa tempat.

Motor itu melaju kesebuah apotik yang letaknya tak jauh dari tempat itu. Kemudian Vino kembali memapah istinya duduk di dalam apotik yang udaranya cukup sejuk.

"Sabar ya sayang...aku akan belikan obat luka bakar buatmu..." Kata Vino menenangkan istrinya yang dari tadi meringis kesakitan.

"Ini perih sekali....panas... ayo cepet Vin...!" Rajuk Aina.

Kemudian Vino segera membeli obat itu dan membayarnya.

"Ayo pake sekarang obatnya ya...sini aku oleskan..." Ucap Vino sambil berlutut di lantai dan meniup luka itu, lalu dengan perlahan Vino mengoleskan obat itu di beberapa tempat yang melepuh.

"Makanya lain kali hati-hati ya Vin...ini bawa dua nyawa tau..." Sungut Aina.

"Iya...iya...maaf..." Sahut Vino.

***********

Di depan kontrakan Vino, seseorang tengah duduk menunggu kedatangan mereka, Tak berapa lama sampailah Vino dan Aina yang langsung memarkirkan motornya di depan kontrakannya.

"Eh...ada pak Iwan...udah lama pak?" Tanya Vino setelah melihat dirinya sedang ditunggu.

"Baru 15 menit...itu kenapa kaki istrimu...kok sampe pada melepuh gitu...?" Tanya Pak Iwan sambil mengarahkan pandangannya ke kaki Aina.

"Oh...tadi ada kecelakaan kecil pak...motor kami tersenggol terus jatuh. .kakinya kena knalpot... " Jelas Vino.

"Ya ampun.. mas Vino...dijaga dong istrinya...masa sampe begitu..." Kata Pak Iwan prihatin.

"Iya pak...oya Aina...ini pak Iwan yang punya kios..." Ucap Vino memperkenalkan pak Iwan. Aina hanya tersenyum. Kakinya masih terasa perih.

"Ya sudah kalian ngobrol saja...aku masuk dulu ya mau buatkan teh...." Kata Aina.

"Oh...jangan...istirahat saja, kalo minum mah gampang...tuh didepan ada warung...tinggal beli saja kalo mau..." Kata Pak Iwan sambil menunjuk warung yang ada di depan kontrakannya.

"Betul pak.... sebentar ya...aku pesankan dulu...Aina kamu masuk saja istirahat sana..." Ujar Vino, kemudian Aina segera masuk kedalam, tak berapa lama Vino kembali membawa 2 botol minuman dingin.

"Ayo pak Iwan...diminum dulu...haus kan dari tadi nunggu..." Tawar Vino. Pak Iwan segera meneguk minuman itu.

"Begini Mas Vino...kapan nih mulai usaha di kios saya?" Tanya Iwan.

"Secepatnya lah pak...mungkin lusa mulai buka kalo peralatan sudah dibeli semua..." Jawab Vino.

"Bagus...jangan lupa ya perjanjian kita yang fifty fifty itu, kalo dalam 3 bulan tidak mencapai target, terpaksa nih mas Vino harus mencari tempat lain..." Kata Iwan.

"Siap pak...aku juga berusaha supaya usaha berjalan lancar dan kita sama-sama enak..." Sahut Vino mantap.

"Baiklah...aku balik dulu...berarti lusa sudah mulai setor ya..." Ujar Iwan sambil berdiri dari tempatnya.

"Betul pak...lusa 50 persen keuntungan ku setor ke pak Iwan..."

"Baiklah...aku pergi...jaga istrimu baik-baik ya..." Kemudian Iwan segera melangkah pergi berlalu dari kontrakan Vino.

************

Malam itu, karena kecelakaan kecil yang menyebabkan kaki Aina melepuh terkena knalpot, tubuhnya agak demam.

Vino mendekati istrinya sambil memberikannya kompresan air hangat di dahinya.

"Kita ke dokter ya..." Bujuk Vino sambil menggenggam tangan Aina.

"Nggak ah...sayang uangnya, kan besok buat modal beli perlengkapan service dan komputer second..." Kilah Aina.

"Yah kamu kan lebih penting Ai...."

"Aku cuma demam dikit kok...efek kakiku yang melepuh ini...jangan terlalu lebay lah..." Sungut Aina.

"Aku jadi merasa bersalah...benar-benar ceroboh aku ini..." kata Vino sambil memukul pahanya sendiri.

"Sebenarnya pak Iwan itu siapa sih...kenal sama dia dimana?" Tanya Aina.

"Oh.. dulu dia teman kantorku, tapi sekarang sudah keluar...kemarin waktu kami kontakan lewat media sosial, dia nawarin kiosnya itu yang udah lama kosong, tadinya dia minta uang sewa bulanan...tapi karena aku tak ada uang lebih...aku negosiasi sama dia...dengan berbagi keuntungan dari omset...peluang yang bagus bukan...?" Cerita Vino.

"Hmm....entahlah...tapi sepertinya aku melihat gelagat yang aneh darinya..."

"Apa maksudmu?" Tanya Vino melotot

"Aku juga gak tau Vin...sudahlah...anggep aja cuma perasaanku aja...aku mau tidur...kepalaku pusing!" Cetus Aina.

"Ya sudah...tidur aja...kita jangan mudah menaruh curiga terhadap orang lain...berpikirlah positif..." ucap Vino bijak.

"Ya..ya..aku tidur ya...ngantuk sekali...." Tak lama Aina segera tertidur dengan lelapnya.

*************

Keesokan paginya saat Aina bangun tidur, sekujur tubuhnya terasa nyeri dan luka di kakinya semakin berair dan terbuka, dengan kulit luar yang mulai terbuka.

"Ya ampun Ai...kok jadi berair begini sih..." Pekik Vino saat melihat kaki Aina.

"Gak tau deh...mungkin kemarin ka.u langsung kasih obat tanpa membersihkannya dulu..." Jawab Aina. Vino nampak berpikir.

"Benar juga ya...jangan-jangan lukamu ini infeksi...aku beli perban sama alkohol di warung dulu ya..." Kata Vino sambil melesat pergi.

Sesampainya di warung, Vino segera memanggil penjualnya.

"Atun....Atun...beli alkohol dong, sama perban..." Ujar Vino ngos-ngosan.

"Lho ..siapa yang sakit mas Vino?"

"Istriku Tun...kemarin kena knalpot.

"Ya ampun mas...gimana lukanya mas?"

"Lukanya lumayan dalan karena posisi kejepit motor...sekarang malah berair, takut infeksi tun..." Tambah Vino.

"Oalaa mas ..dibelikan anti biotik saja biar gak infeksi..."

"Anti biotik?" Ya nanti deh...sekarang mana perban dan alkoholnya...? Tanya Atun mengingatkan.

Kemudian Atun segera memberikan bungkusan yang sudah disiapkannya.

***********

Ayo para readers...jangan lupa dukungan like, vote and comment ya... Trimakasih...🙏🤗

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!