Melamar Pekerjaan

Aina sedang mengajar di sekolah, sementara Vino terlihat galau karena masih menganggur, pikirannya jadi kacau teringat akan hutang dan kewajiban yang harus di bayar.

Dengan langkah gontai Vino keluar kontrakannya dengan membawa laptop menuju warung si Atun.

Siang itu di warung si Atun masih nampak sepi, tidak seperti kalau sore dan malam hari. Si Atun kelihatan sedang menyapu di depan warungnya, melihat kedatangan Vino, senyum cerah tersungging dari bibirnya.

"Eh mas Vino...duduk mas..." Sapa Atun ramah.

"Iya Tun...numpang WiFi ya...lagi gak ada kuota..." Kata Vino jujur.

"Iya mas gak apa-apa...Atun malah seneng...minimal kan mas Vino beli minuman di warung Atun..." Kata Atun polos. Vino hanya tersenyum menanggapi, kemudian dia segera duduk dan membuka laptopnya.

"Aku pesen kopi dingin deh Tun...es batu nya jangan banyak-banyak ya..." Ujar Vino.

"Siap mas Vino..." Sahut Atun. Kemudian dia segera masuk dan membuat kopi dingin sesuai dengan pesanan Vino.

"Lagi mau browsing apaan mas?" Tanya Atun ingin tau sambil mengantar pesanan Vino.

"Lagi mau cari lowongan pekerjaan Tun.." Jawab Vino.

"Lah...bukannya mas Vino lagi merintis usaha?" Tanya Atun Heran.

"Kan kamu tau Tun...kios yang kupakai usaha terbakar, semua barang dan modal aku habis ludes tanpa sisa...makanya aku cari kerja dulu sementara..." Jelas Vino.

"Ya ampun mas...kasian amat...yang sabar ya mas..." Hibur Atun.

Vino masih menatap deretan lowongan pekerjaan yang dia cari di internet, dia mencari yang sesuai dengan kriterianya, sambil sesekali mencatat nomor dan alamat di selembar kertas.

Setelah hampir dua jam dia nongkrong di warung si Atun, akhirnya dia kelelahan dan pamit pulang kerumah.

Vino tertidur dirumahnya cukup lama, sampai hari menjelang sore, dia terperanjat kaget melihat jam dinding, sudah jam 5 sore, dia lupa harus menjemput Aina di sekolah.

Secepat Kilat Vino menyambar jaket dan helmnya kemudian terburu-buru keluar meninggalkan kontrakannya.

Vino mengendarai motornya dengan kecepatan cukup tinggi, Aina seharusnya sudah pulang dari tadi. sekitar 20 menit dia sampai di depan sekolah tempat Aina mengajar.

Suasana di sekolah itu sangat sepi, apalagi hari semakin gelap, Aina tidak di temukan di depan sekolah. Vino menjadi sangat panik. Dia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Aina, namun selain habis kuota, Vino juga kehabisan pulsa.

Tak habis akal dia pergi ke toko pulsa uang ada di dekat situ. Vino merogoh uang 20 ribuan untuk membeli pulsa, padahal dengan uang itu dia rencana akan beli bensin.

"Mbak...ada pulsa seharga 10 ribuan gak..." Tanya Vino pada penjaga toko itu.

"Tulis aja nomornya mas..." Sahut si penjaga. Kemudian Vino segera menulis nomor ponselnya di sebuah buku kecil.

Penjaga toko yang adalah wanita itu memandang Vino dari atas ke bawah.

"Kenapa liatin saya begitu mbak...?" Tanya Vino tidak suka.

"Nggak mas...heran aja ganteng-ganteng kok beli pulsa cuma 10 ribu..." Jawab penjaga toko itu. Spontan Vino melotot kearahnya.

"Biar 10 ribu juga yang penting toko mu laku...sudah masuk belum?!" Tanya Vino kesal.

"Sudah Mas...coba cek aja..." Sahut si penjaga toko. Vino segera mengecek ponselnya, apakah pulsanya sudah masuk atau belum.

"Sudah masuk mbak....jadi berapa bayarnya...?" Tanya Vino.

"15 ribu aja mas..." Kata Penjaga toko itu. Vino melotot.

"Mahal amat mbak...biasanya paling cuma 12 ribu...nih ketauan mau untung banyak...saya kapok lah beli pulsa disini...!" Cetus Vino.

"Ya terserah mas aja...yang penting bayar dulu sekarang mas...jangan ngutang ya..." Sahut Penjaga toko itu ikut kesal.

"Dasar toko maunya cari untung gede...nanti juga di tinggal pelanggan!" Dengus Vino kesal sambil menyerahkan uang 20 ribu yang ia punya.

"Nih kembalinya mas...ganteng-ganteng galak banget!" Ujar Penjaga toko itu sambil menyerahkan uang lima ribuan.

Setelah ponselnya terisi pulsa, Vino segera menghubungi nomor Aina, beberapa kali Vino mencoba namun Ponsel Aina tidak aktif, perasaan cemas mulai menggelayuti Vino.

Akhirnya Vino segera menaiki motornya dan melaju kembali ke kontrakannya, pikirannya kalut mengingat istrinya tidak ada.

Lampu kontrakan Vino menyala, menandakan ada orang di dalam. Di depan gang kontrakan Vino juga ada sebuah mobil yang terparkir. Perlahan Vino masuk kedalam, dan dia melihat Aina dengan bersama seseorang, Vino bertanya dalam hatinya, siapa orang itu, pintu terbuka dan terlihat Aina tengah ngobrol dengan seseorang.

Deg...

Jantung Vino terasa berhenti, Aina sedang mengobrol dengan seorang cowok, siapakah dia? Yang Vino tau Aina tidak punya teman laki-laki selain dirinya.

"Ehem..." Vino masuk sambil berdehem. Aina dan temannya menoleh ke arah Vino.

"Kamu sudah pulang Vin? Dari mana aja sih...kok lama banget...ini kenalin Joni teman SMA ku..." Kata Aina, Joni berdiri dan menyalami Vino.

"Sudah lama? Kenapa teleponku gak diangkat?" Tanya Vino ketus.

"Maaf Vin...ponselku di kamar lagi di cas..." Sahut Aina.

"Oya, tadi gak sengaja aku ketemu Joni waktu lagi nunggu kamu Vin..karena kamu gak muncul makanya Joni mengantar ku pulang..." Jelas Aina.

"Oooh ..." Sahut Vino. Lalu dia duduk di sebelah Aina.

"Kata Aina, Mas Vino lagi cari kerja ya...kebetulan di kantorku ada lowongan..." Kata Joni.

"Tidak usah...sudah dapat kok..." Ujar Vino masih dengan nada juteknya.

"Syukurlah kalo sudah dapat...kalo gitu aku pamit dulu ya...sudah malam nih..." Pamit Joni. Aina segera mengantar Joni sampai depan rumah. Sementara Vino masih duduk dan enggan untuk berdiri.

Tak lama kemudian setelah Joni pulang Aina segera masuk ke dalam kontrakannya dan menutup pintunya, lalu mulai duduk di samping Vino.

"Kamu sudah makan Vin? Kebetulan aku ada makanan, tadi Joni membelikan nasi Padang, tuh ada di meja...kita makan yuk..." Ajak Aina.

Vino masih diam dalam duduknya, matanya memandang lurus kedepan.

"Iih...kamu kenapa sih Vin...aneh banget...udah lama jemputnya...pulang-pulang gak jelas sikapnya, udah lah...aku makan saja sendirian!" Gerutu Aina kesal.

"Harusnya kamu tanya aku dulu boleh diantar dia atau tidak...masa pulang sama pria yang bukan suaminya sih...menyebalkan!" Keluh Vino.

"Mau tanya gimana? kan aku tau kamu habis kuota dan pulsa....gak bisa telepon...aku nunggu berjam-jam kamu gak nongol-nongol...ada bantuan masa aku tolak?? dasar egois!" Kata Aina dengan nada suara tinggi.

"Tapi kan dia laki-laki Ai..." Sahut Vino.

"Aku kan sudah bilang, dia itu temanku, teman SMA ku...masih gak percaya? kenapa? Kamu cemburu??" Teriak Aina yang langsung masuk dan naik ke atas tempat tidurnya, tidak jadi makan.

*************

Terpopuler

Comments

Dewanto

Dewanto

Next...

2020-10-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!