Pagi itu Aina sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua makan. Selama beberapa hari ini mereka sangat hemat karena gaji mereka yang terpakai untuk mentraktir teman-teman tempo hari.
"Vin...makan sayur asem aja sama tempe ya...tapi jangan dihabisin sekarang, sisain buat sore..." Kata Aina saat Vino mulai duduk di meja makan.
"Uang yang kemarin itu sudah habis Ai?" Tanya Vino.
"Maaf Vin...kemarin terpaksa aku beli sepatu di toko dekat sekolah...karena udah jebol, terus aku juga beli token listrik 50 ribu...ya paling cukup untuk berapa hari kedepan..." Jelas Aina.
"Ya ampun...baru juga kita nikah udah ngalamin hal kayak gini...maafin aku ya Ai...sampe sepatu aja aku gak.mampu belikan..." Ucap Vino dengan raut wajah sedih.
"Sudahlah Vin...aku memang jarang beli sepatu, kalo belum rusak ya masih kupakai...ini kebetulan aja rusaknya pas kita gak ada uang..." Kata Aina.
"Ya udah deh yuk kita makan dulu...habis itu langsung jalan..." Ujar Vino yang langsung menyantap menu dihadapannya.
"Vin...hari ini aku libur..."
"Dalam rangka apa?" Tanya Vino.
"Murid-murid karya wisata, aku ijin tidak ikut...badan rasanya capek banget Vin...aku istirahat dirumah aja hari ini..." Jelas Aina.
"Baguslah...jadi kamu ada kesempatan buat ngobrol sama ibu-ibu di sini...biar gak dikira sombong..."
"Ya aku memang niat begitu...biar lebih kenal tetangga...apalagi aku baru disini..." Jawab Aina.
"Asal jangan kebablasan aja...nanti seperti mereka yang kerjaannya gosip tiap hari...kita harus jaga sikap juga..." Tambah Vino.
"Siap boss...ayo berangkat sana...liat tuh sudah jam 7, nanti kamu telat lagi.."
"Cium dulu dong ah...masa gak ada romantisnya sih kita...biar uang tipis tapi harus tetap mesra dong..." Ujar Vino sambil memeluk Aina dan mencium keningnya.
Cup....
Tiba-tiba Aina mendaratkan ciumannya si bibir Vino suaminya. Vino kaget lalu tersenyum senang.
"Nah...gitu dong...jadi suami bahagia dan semangat kerja..."
"Sudah sana..." Kata Aina yang mendorong tubuh Vino menjauh darinya.
"Rasanya aku juga pengen bolos jadinya..."
"Jangan...bagaimana mau dapat uang kalo pikirannya bolos kerja..." Sergah Aina.
"Oh...iya...kalo gitu aku jalan ya sayang...jaga rumah baik-baik..." Kemudian Vino segera mengambil helmnya dan berjalan keluar menaiki motornya.
"Hati-hati di jalan ya Vin...nanti langsung pulang jangan mampir-mampir..." Teriak Aina sambil melambaikan tangannya.
Kemudian Aina kembali masuk ke dalam kontrakannya dan membereskan piring kotor bekas makanan suaminya itu.
Tak berapa lama ada suara pintu yang diketuk, Aina segera berjalan membuka pintu kontrakannya.
"Pagi Mbak Aina...hari ini libur...?" Tanya seseorang dihadapannya.
"Hmm....maaf siapa ya..." Aina tampak bingung.
"Ini aku Bu Joko mbak...tetangga sebelah...waduh...sibuk terus nih sampai gak ngenalin..." Kata Bu Joko yang berperawakan gemuk itu.
"Oh...ya ampun...ayo masuk Bu Joko...maaf nih...bukannya gak kenal...cuma kan biasa aku memang kerja dari pagi sampe sore...jadi gak terlalu inget tetangga..." Ucap Aina agak malu.
"Iya gak apa-apa...maklum kok mbak..." Ujar Bu Joko yang langsung duduk bersila di lantai kontrakan itu.
"Bu Joko sendirian dirumah? Biasanya sebelah rame kalo lagi pada ngumpul...anak-anak sekolah ya..." Tanya Aina mulai membuka pembicaraan.
"Gini lho mbak....anakku kan 4...makannya banyak semua...suamiku cuma tukang bangunan...langsung aja deh...maksudku aku mau pinjem uang...ada gak mba uangnya...buat kebutuhan anak-anak mbak..." Ucap Bu Joko. Aina terdiam karena dirinya juga kekurangan uang, tapi tidak enak mengungkapkannya.
"Kalian kan baru nikah, pasti amplopnya banyak dong...apalagi kerja dua-duanya...aku cuma pinjam 300 ribu aja buat kebutuhan...nanti kalo suamiku gajian aku balikin mbak...masa gak percaya sama tetangga sebelah..." Tambah Bu Joko agak mendesak. Aina tambah bingung dibuatnya.
"Bu Joko...sebenarnya kami juga...."
"Oh iya mas Vino itu dulu baik sekali lho waktu masih bujangan...suka memberi sumbangan buat RT RW kalo ada kegiatan...pokoknya murah hati sekali dia...mbak Ai beruntung lho punya suami begitu...udah ganteng, baik, banyak uang lagi..." seloroh Bu Joko.
"Ah...Bu Joko bisa saja...siapa bilang banyak uang Bu...gaji kami kan kecil...walau kerja berdua...apalagi saya cuma guru TK Bu..." Jawab Aina.
"Jadi gimana nih...dikasih gak uangnya mbak...nanti aku ganti kok...jangan kuatir lah..." Kata Bu Joko lagi. Karena tak enak hati terus didesak, Aina akhirnya menyerah.
"Coba aku lihat dulu ya Bu..." Ucap Aina sambil berjalan ke kamarnya. Tak lama dia pun kembali.
"Bu Joko...ini aku cuma punya 250 ribu...gak apa-apa kan Bu..." Ujar Aina. Bu Joko dengan cepat mengambil uang yang ada di tangan Aina.
"Yah sudahlah...apa boleh buat...orang cuma dikasih segitu ya terima saja...oke deh mbak...aku pulang ya...banyak kerjaan.." Kata Bu Joko sambil berjalan kearah luar begitu saja.
Aina memandang kepergian Bu Joko dengan heran sambil menggelengkan kepalanya.
Seharian ini selain beberes dan menyetrika baju, Aina masih kepikiran dengan Bu Joko, bahkan sampai dia tidak menyadari suaminya , Vino, sudah berdiri dibelakangnya karena pulang cepat dari kantor.
"Halo sayang...suami pulang ketuk pinto kok gak di bukain? Ini kenapa setrika baju sambil ngelamun?" Sapa Vino, Aina terkejut mendengar suara Vino yang mengagetkannya, lalu dengan reflek dia menoleh kebelakang.
"Eh Vin...tumben pulang cepet..." Sergah Aina sambil mencabut colokan setrikaannya.
"Iya... tadi dari kantor aku memang agak ngebut pulangnya, lagi pula hari ini juga pada pulang cepet karena kerjaan lagi sedikit..." Jawab Vino sambil membuka kaos kakinya.
"Vino...."
"Ya..."
"Aku minta maaf..." Ucap Aina lirih. Vino mendongakkan kepalanya.
"Ada apa? Hari ini kamu kelihatan aneh..." Kata Vino sambil berdiri memegang bahu istrinya itu. Air mata Aina meleleh seketika.
"Uang terakhir kita....aku pinjamkan sama Bu Joko..." Aina langsung menghambur di pelukan Vino.
"Bu Joko? Tetangga sebelah kita? Kamu pinjami dia uang?" Cetus Vino dengan suara agak keras. Dia mengguncang bahu istrinya itu.
"I...iya Vin...aku bingung....dia datang tiba-tiba...lalu mendesak aku untuk memberikan uang yang mau dia pinjam...aku gak ada pilihan...makanya dengan terpaksa aku..." Aina menangis tak melanjutkan kata-katanya.
"Aina...Bu Joko itu terkenal disini suka pinjam uang...semua orang di sini pernah dipinjami uang yang entah berapa lama baru akan dikembalikan...tapi sekarang kenapa kamu yang jadi korbannya...disaat kita sedang menghemat...." Vino ikut menangis sambil memukul tembok yang ada di sampingnya.
"Maafkan aku Vin...aku tidak tau..." Sesal Aina.
"Sudahlah...kita ikhlaskan saja...malam ini kita berdoa supaya besok ada rejeki..." Ujar Vino melembut.
"Maaf...seharusnya aku tak memberikannya uang itu...seandainya aku tau bagaimana dia..." Kata Aina sambil mengusap air matanya. Vino merengkuh Aina dalam dekapannya.
"Iya...iya...aku gak marah kok...sekarang aku lapar Ai... masih ada kah sayur asem dan tempe goreng yang tadi pagi? Mari kita makan...lupakan masalah yang tadi..." Ucap Vino sambil mengecup kening istrinya.
Dengan sigap Aina melepaskan pelukannya dan berjalan kearah meja makan, mengambil piring dan menyiapkan makanan yang sudah dia panaskan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Rose Lodarmase Sumual-van Hemert
tetangga gak tau sopan santun
2022-02-22
0
Bunda Dwy Lestary
kasian bnget
2021-02-16
1