Jangan Putus Asa

Sepanjang hari itu, sampai menjelang sore, Vino di temani Aina menjaga kios mereka. Ada beberapa orang yang mampir, dan hanya sekedar bertanya-tanya.

Di hari pertama mereka mulai usaha, ternyata tidak semudah yang dibayangkan, walaupun orang yang berlalu lalang banyak, namun belum ada yang butuh servis komputer.

Vino menghempaskan tubuhnya di bangku depan kiosnya, tubuhnya terasa penat dan lelah sekali.

"Huft...capek juga ya seharian jaga kios..." Keluh Vino.

"Yah ...baru sehari Vin...besok masih banyak kesempatan kan...jangan gampang nyerah gitu dong...." Kata Aina menyemangati.

"Yah...kita coba lagi besok...sekarang sudah sore banget, kamu pasti capek di kios panas ini...yuk kita tutup aja..."

Baru saja Vino hendak menutup kiosnya, tiba-tiba datang seorang ibu-ibu mendekati mereka.

"Maaf mas...disini bisa servis laptop ya?" Tanya Ibu itu. Mendadak wajah Vino berubah cerah.

"Oh...benar Bu...kami melayani servis komputer dan laptop.. boleh di coba Bu...bergaransi lho..." Ucap Vino semangat.

"Ini laptop anak saya rusak mas, kok gak bisa nyala ya...padahal mau di pake buat kerjain tugas sekolah..." Cerita ibu itu sambil mengeluarkan sebuah laptop dari dalam tasnya.

"Baik Bu...biar saya periksa dulu..." Sahut Vino sambil meraih laptop itu. Sementara si ibu duduk menunggu di depan kios.

Tak berapa lama kemudian, Vino sudah muncul kembali.

"Bu...ini laptopnya sudah selesai...ternyata ada sistem yang eror dan saya sudah memperbaikinya..." Jelas Vino sambil kembali menyerahkan laptop itu.

"Jadi laptop saya sudah betul mas?" Tanya Ibu itu.

"Iya Bu...saya sudah memperbaiki sistem yang eror itu...." Sahut Vino.

"Waduh mas...trimakasih lho...berapa nih jadi saya harus bayar..." Tanya ibu itu gembira.

"Untuk hari ini masih promo Bu...50 ribu aja..." Jawab Vino. Ibu itu langsung mengeluarkan selembar uang 50 ribuan lalu di berikan kepada Vino.

"Trimakasih ya mas...." Ucap ibu itu sambil berlalu dari tempat itu.

Aina yang sejak tadi ada di tempat itu langsung mendekati Vino.

"Tuh kan...apa ku bilang..." Bisik nya.

"Tapi Ai....uang ini sebenarnya juga gak cukup buat bayar kontrakan..." Ujar Vino.

"Iya, aku tau....tapi paling tidak jasa kamu udah laku...ayo sebelum pulang kita mampir ke rumah Mpok Umi..." Ajak Aina. Vino Menganggukan kepalanya kemudian segera menutup kiosnya.

Sebelum mereka tiba di kontrakannya, mereka mampir dulu ke rumah Mpok Umi yang terletak di ujung gang kontrakan mereka.

Tok...tok...tok...

Aina mengetuk pintu rumah Bu Umi, tak lama kemudian wanita paruh baya itu keluar dari balik pintu.

"Eh...mas Vino, mbak Aina....baru aye mau kerumah...Udeh nongol aje....nyok masuk dulu..." Sapa Mpok Umi dengan semangat.

"Aduh...gak usah Mpok...kita kesini cuma mau kasih tau...."

"Kasih tau mau bayar sekarang? Aye Udeh tau mas...tadi pagi Mbak Aina yang bilang ke aye mau bayar malem katenye..." Sambung Mpok Umi memotong perkataan Vino. Aina dan Vino saling pandang.

"Mak...maksud saya...bayarnya besok Mpok...uangnya belum ada sekarang..." Jelas Aina.

"Yah...kirain mau bayar...kalo janji di tepatin dong...kan aye jadi kecewa kalo kayak gini...Mane aye lagi butuh duit lagi..." Gerutu Mpok Umi.

"Maaf ya Mpok...besok lagi ya...uangnya udah kepake buat modal Mpok..." Ujar Vino.

"Ya udeh lah...besok aje...tapi awas ye jangan boong lagi..." Cetus Mpok Umi.

"Makasih ya Mpok...kalo gitu kita pamit ya..." Kata Aina. Kemudian mereka langsung meninggalkan rumah mpok Umi.

**************

Keesokan harinya, dengan penuh semangat Aina berangkat ke sekolah untuk mengajar. Dia sengaja datang lebih cepat, supaya masih ada waktu untuk ngobrol dengan Bu Lina, kepala sekolah, sekalian untuk mengambil gajinya yang tertunda kemarin.

"Selamat pagi Bu Lina..." Sapa Aina saat masuk keruangan kepala sekolah.

"Pagi Bu Aina....silakan duduk..." Sahut Bu Lina. Kemudian Aina segera duduk di hadapan Bu Lina.

"Maaf Bu...kemarin itu kaki saya melepuh kena knalpot karena jatuh dari motor... terus pagi-pagi bawaannya mual terus, jadi suami nyaranin istirahat dulu di rumah...." Jelas Aina. Bu Lina mengangguk-anggukan kepalanya.

"Di jaga kandungannya Bu...apalagi masih baru awal hamil...resikonya juga besar..." Sahut Bu Lina.

"Trimakasih Bu Lina...ehm...itu mengenai gaji saya gimana ya Bu...kemarin harusnya saya sudah ambil...bisakah saya ambil sekarang?" Tanya Aina to the point.

"Begini Bu...kemarin dari yayasan ada kebijakan, pengambilan gaji untuk bulan ini mundur satu Minggu...ini juga berlaku untuk semua guru dan staf...saya pun demikian..." Ungkap Bu Lina. Aina terkesiap.

"Kenapa ada kebijakan begitu Bu? Kasihan dong guru-guru dan karyawan yang lain...mereka kan punya kebutuhan..." Jawab Aina seolah ditujukan untuk dirinya sendiri.

"Maaf Bu...hal itu karena omset sekolah ini sedang mengalami penurunan drastis...harap maklum Bu...yayasan juga sedang memperjuangkannya...bahkan bulan depan akan ada pengurangan guru dan karyawan..." Jelas Bu Lina lagi.

"Yah...baiklah kalo memang seperti itu Bu...saya ijin mau masuk kelas..." Ucap Aina. Kemudian dengan langkah gontai dia berjalan menuju ke kelas yang akan diajarnya.

**************

Siang itu jam 2, Vino menjemput Aina di sekolah. Aina menunggu di gerbang sekolah yang mulai sepi.

"Ayo Ai...Naik...!" Seru Vino yang sudah ada di hadapan Aina. Dengan cepat Aina naik ke atas motor dan Vino segera melajukan motornya.

Motor yang di kendarai Vino tidak langsung ke kiosnya, tetapi menuju arah kontrakan.

"Kita mau pulang dulu Vin? Gak langsung ke kios aja...siapa tau ada pelanggan..." Kata Aina.

"Ya memang kita mau ke kios, tapi sekarang ke rumah Mpok Umi dulu...kan kita janji hari ini mau bayar kontrakan....katanya kamu udah gajian kan hari ini?' Tanya Vino. Aina baru sadar, hari ini memang dia yang menjanjikan Mpok Umi untuk bayar kontrakan.

"Vin...bisa berhenti sebentar gak?" Seru Aina. Vino segera menepikan motornya.

"Ada apa sih Ai...?" Tanya Vino.

"Vin...Hari ini aku belum dapat gaji...kata Bu Lina diundur seminggu...aku juga baru tau hari ini Vin...." Ucap Aina. Vino tertegun.

"Jadi...kita gak jadi bayar kontrakan dong hari ini?" Aina Menganggukan kepalanya.

"Maaf ya Vin...aku juga bingung harus gimana..." Sahut Aina lirih.

"Ya sudahlah...sekarang kita kembali ke kios saja....siapa tau disana ada rejeki buat kita hari ini..." Ucap Vino sambil memutar balik motornya.

***********

**Hai readers.....Jangan lupa ya dukung author dengan like, vote and comment....

Trimakasih telah mendukung karya author...🙏🤗❤️🙂**

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!