Vino mengajak Aina untuk pergi ke atm karena hari ini hendak mengambil gaji, Aina pun sudah gajian juga hari ini tapi langsung diberikan secara cash oleh kepala sekolah.
Setelah mengambil hampir semua uangnya di atm, mereka melipir kesebuah kedai kopi kekinian yang terletak di pinggir jalan di dekat kontrakannya.
"Aina...udah siap nanti malam acara kita?"
"Hmm....ya siap-siap aja Vin...mudah-mudahan sesuai rencana...gak meleset... ini gabung saja uang gajian kita, mudah-mudahan cukup...syukur-syukur bisa lebih..." Ucap Aina sambil menyeruput kopinya.
"Kalo gitu cepat habiskan kopi mu, kita bersiap pulang kerumah dulu, setelah itu kita langsung cuss deh ke TKP..." Ujar Vino. Aina Menganggukan kepalanya.
Malam itu Vino dan Aina sepakat untuk mentraktir teman-teman kerja mereka di sebuah restoran sea food yang baru dibuka, kebetulan karena ini hari pertama baru buka banyak promo yang menggiurkan. Harga masih sangat bersahabat, mereka berdua sudah memesan tempat khusus.
Vino dan Aina duduk manis menunggu para tamunya datang.
Selang beberapa menit muncul Pak Hendra, tapi dia tidak sendiri, ternyata istri dan kedua anaknya juga ikut.
Vino dan Aina dengan ramah menyalami mereka kemudian mempersilahkan duduk.
Di waktu yang hampir bersamaan, datang Wawan teman kantor Vino, Wawan juga tidak datang sendirian, dia datang bersama dengan pacarnya. Vino dan Aina saling berpandangan.
Belum selesai mereka saling berpandangan, muncul Ibu kepala sekolah yang datang membawa suami dan 3 orang anaknya yang menginjak remaja, Vino dan Aina menyambut mereka dengan senyum ramah mereka.
Restoran seafood malam itu dipenuhi oleh teman-teman kerja Vino dan Aina plus bawaannya masing-masing. Bahkan karena saking penuhnya, tidak ada tempat lagi untuk orang luar, semua full tamu dari mereka berdua.
Pada saat mereka semua sudah memesan makanan masing-masing, Vino melirik dan mencolek tangan Aina yang tengah mengobrol dengan rekan kerjanya.
"Ai...Kita keluar sebentar yuk...ada yang aku mau omongin..." Ajak Vino. Aina mengerti maksud suaminya itu dan dia langsung berdiri dan mengikuti Vino dari belakang.
"Vin...aku gak nyangka tamu kita akan sebanyak ini..." Bisik Aina.
"Makanya Ai...Kita harus cari solusi, padahal tempat ini yang paling murah setelah kita survey..." Sahut Vino. Wajahnya nampak kuatir.
"Vin...katanya kamu masih punya sedikit tabungan buat modal usaha...pake dulu lah Vin.." Ujar Aina.
"Aku juga berpikir begitu, tapi uangku masih di atm...aku belum sempat ambil, cuma gaji bulan ini yang kuambil tadi..." Kata Vino.
"Ya udah buruan kamu ambil Vin...ini keburu pada selesai makannya...dari pada nanti kita malu karna uang gak cukup..." Vino langsung Menganggukan kepalanya dan segera melesat pergi dari tempat itu. Aina kembali ke tempatnya semula.
"Dari mana Bu Aina?" Tanya Tatik teman sesama guru TK yang datang dengan seorang keponakannya.
"Oh...itu suamiku lagi ada urusan sebentar..." Sahut Aina mencari alasan.
"Bu Aina...kok makannya dikit sekali, suaminya juga...makan yang banyak Bu...biar sehat dan cepat dapet momongan..." Kata Bu Lina kepala sekolah. Aina hanya tersenyum menanggapinya.
Aina menoleh ke arah luar menunggu suaminya datang, dalam hatinya begitu ketar ketir karena para tamu yang sudah hampir selesai makan dengan puasnya, sedangkan dirinya dan Vino hanya makan sedikit untuk menghemat pengeluaran.
"Bu Aina...pak Vino dimana ya...kita udah mau pamit nih...kata anak-anak saya mereka kekenyangan Bu...makanannya enak..." Ujar Pak Hendra sambil mengusap perut buncitnya.
"Eh...ya...sebentar lagi pak..." Sahut Aina sambil harap-harap cemas. Tak lama kemudian Vino muncul dari arah pintu masuk. Aina menarik napas lega.
Setelah para tamu makan dengan sangat kenyang, kemudian ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul, merekapun satu persatu pamit pulang.
Vino dan Aina masih nampak duduk di tempatnya sampai tempat itu benar-benar sepi.
"Aduh...mereka itu keterlaluan juga ya Vin...gak tau apa kalo uang kita gak banyak..." Gerutu Aina.
"Sudahlah Ai...ikhlas kan saja...jangan ungkit-ungkit lagi...yuk kita ke kasir bayar..." Vino segera berdiri dan berjalan menuju kasir.
Setelah beberapa saat lamanya mengadakan hitung-hitungan, di tambah diskon dan harga promo. Maka gaji Vino dan Aina pun ludes malam itu juga, masih ditambah dengan uang untuk modal usaha yang terpakai setengah.
Setelah keluar dari restoran itu, Vino segera menuju ke parkiran dan mulai menyalakan motornya.
"Ayok pulang Ai..." Ajak Vino. Aina masih nampak uring-uringan.
"Dasar mereka semua itu gak ngertiin kita...makan sepuas-puasnya gak mikirin yang bayar...huh...bikin kapok aja...!" Keluh Aina kesal.
"Sudahlah Ai...kok masih ngomel aja...kejadiannya kan udah lewat...uang kita masih ada kok...gak habis sama sekali..." Hibur Vino berusaha menenangkan hati istrinya.
"Iya betul...tapi sebulan ini kita makan apa? Uang listrik, bensin semua dari mana? Apa cukup dengan sisa uang tabungan kamu itu...apalagi kan tiap bulan aku biasa kasih buat orang tua..." Ungkap Aina. Vino yang sudah duduk diatas motor, kembali mematikan mesin motornya dan turun mendekati Aina.
"Sudahlah sayang...aku janji kamu gak akan kekurangan...yakinlah kita bisa melewati bulan ini bersama-sama...jangan kuatir ya..ada aku bersamamu..." Ucap Vino yang kemudian langsung memeluk Aina yang mulai menitikan air mata.
"Maafkan aku Vin..." Kata Aina terisak.
"Iya sayang...ayo kita pulang, sudah larut malam...kita lanjutkan bulan madu kita yang sempat tertunda..." Bisik Vino.
Tak lama kemudian motor mereka sudah melaju meninggalkan tempat itu menuju ke rumah kontrakan mereka.
*************
Hi Readers...dukung author ya dengan like, comment and vote...supaya lebih semangat...Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments