Kebakaran

Malam itu, Vino berbaring dengan tubuh lelahnya, besok dia akan berjuang lagi. Vino berpikir tentang strategi marketing, bagaimana agar jasanya laku di pasaran.

Kemudian dia bangkit dari tidurnya, lalu perlahan membuka laptopnya, dia lupa di kontrakan tidak ada sambungan wifi, lalu dia kebelakang mendapati Aina yang sedang meneguk susu hamilnya.

"Ai...Aku ke warung depan ya...mau browsing...lupa di sini gak ada WiFi, paket internetku habis..." Kata Vino.

"Mau browsing apaan sih Vin...malem-malem gini..." Cetus Aina.

"Aku mau belajar Ai...strategi marketing, supaya usaha kita maju..." Jawab Vino.

"Oh... ya sudah sana...jangan kemaleman ya pulangnya, nanti aku tidur duluan..." Ujar Aina mengingatkan.

"Siap boss..." Kata Vino yang langsung meluncur ke luar kontrakan.

Warung si Atun memang ramai, kalau malam hari, banyak anak-anak muda yang suka nongkrong sambil ngopi-ngopi, warung itu lumayan lengkap, ada berbagai macam minuman kekinian, di tambah aneka gorengan yang selalu hangat dan banyak lagi Snack dan barang kebutuhan rumah tangga lainnya.

Vino duduk di sudut warung, agak tersembunyi dari keramaian, yang penting WiFi tersambung, dan dia bisa berselancar sesuka hati.

Mulailah Vino membuka laptopnya, kemudian dia mulai menjelajah sesuai dengan keinginannya. Baru beberapa saat menjelajah, si Atun sang pemilik warung perlahan mendekatinya. Vino jadi agak sungkan.

"Malam mas Vino, kok sendirian disini? Mbak Aina udah tidur ya...?" Tanya si Atun yang langsung duduk di depan Vino.

"Iya... mau internetan sebentar Tun...Aina mungkin udah tidur sekarang..." Sahut Vino sambil tetap menjalankan aktifitasnya.

Si Atun, gadis lulusan SMA yang menggantikan orangtuanya untuk menjaga warung, warung yang lumayan terkenal di gang ini, sementara orang tuanya pensiunan pegawai negri, hasil dari usaha warung kelihatan sangat lumayan karena selalu ramai setiap hari, itulah sebabnya Atun sangat menikmati menjaga warung tersebut.

"Mas Vino kalo perlu apa-apa dateng aja ke warung Atun ya...mbak Aina juga...kalau seumpama belum ada uang, ngutang juga boleh mas...asal jangan bilang sama tetangga yang lain..." Tawar Atun.

"Beres Tun...trimakasih ya tawarannya..." Sahut Vino.

"Mas Vino lagi liat apa sih...serius amat..." Kata Atun sambil melirik ke laptop Vino.

"Ini Tun...lagi cari strategi marketing yang baik...biasa baru mulai usaha nih..." Jawab Vino.

"Yah mas Vino...hari gini apa-apa liat internet...ini warung Atun gak usah pake browsing udah rame...yang penting pelanggan senang dan nyaman..." Ucap si Atun.

Vino agak terperangah, benar juga kata gadis lulusan SMU ini, pelayanan yang baik akan mendatangkan pelanggan yang setia, untuk apa banyak teori toh prakteknya ada di depan mata. Kemudian Vino mendadak menutup laptopnya.

"Tun...coba ceritakan sejarah berdirinya warung ini..." Kata Vino dengan wajah serius.

"Buat apaan mas?" Tanya Atun.

"Cerita saja...aku mau dengar...dulu pertama kali buka warung ini, pastinya belum se rame sekarang kan?" Ujar Vino. Atun Menganggukan kepalanya.

"Iya Mas, dulu waktu ibu buka warung, Atun masih SMP, tiap hari sepi deh mas...malah banyak makanan yang sisa, dulu warung cuma buka pagi sampe sore karena jarang yang beli, mereka lebih suka beli di minimarket...tapi ibu suka kasih bonus ke pelanggan, misalnya kalo belanja 50 ribu dapat gratis sabun mandi, atau biskuit...lama-lama pelanggan makin nambah tuh..." Cerita Atun. Vino mendengarkan dengan seksama.

"Sepertinya aku harus banyak belajar dari kamu nih Tun..." Ujar Vino.

"Ah...mas Vino bisa aja.. mas Vino dan mbak Aina kan sekolah tinggi...pasti lebih sukses dong..." Kilah Atun malu-malu.

"Sekolah tinggi gak jamin bisa berhasil Tun... perlu belajar lagi di sekolah kehidupan...belajar itu ternyata seumur hidup..." Ucap Vino.

"Oh iya...mas Vino mau minum apa? Atun sampe lupa nawarin, padahal tadi kesini mau nawarin mas Vino..." Ujar Atun sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Udah gak usah Tun...ini juga mau balik...makasih ya cerita pengalamannya tadi..." Kata Vino sambil tersenyum, kemudian dia berdiri dan segera membalikan tubuhnya hendak meninggalkan tempat itu.

"Iya deh mas...salam buat mbak Aina ya..." Seru Atun saat Vino mulai menjauh.

Vino membuka pintu kontrakan yang tidak dikunci, kemudian dia masuk dan mengunci pintunya. Di atas tempat tidur nampak Aina sedang pulas tertidur.

Setelah membersihkan tubuhnya, Vino segera naik ke tempat tidur menyusul Aina, di kecupnya kening wanita itu, Aina tetap tak bergeming dan masih tertidur pulas.

Ketika mata Vino baru akan terpejam, tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya yang di gedor-gedor.

Vino kaget dan langsung berdiri, kemudian bergegas membuka pintu kontrakannya.

"Mas...ini mas yang buka servis komputer dan laptop di kios dekat minimarket itu kan?" Kata orang di depan Vino itu. Wajahnya kelihatan panik.

"Iya betul...kok tau pak...?" Tanya Vino heran. Karena dia baru buka kios itu beberapa hari.

"Ada yang kasih tau saya mas, yang pernah servis di kios mas...ayo mas ikut saya...deretan kios mas kebakaran...!" Jelas Orang itu. Vino terkejut.

"Hah? Yang bener pak...tadi sore kan saya masih ada di sana...kok bisa pak?"

"Sudahlah mas...ikut saya aja...siapa tau masih ada barang yang bisa di selamatkan..." Ujar Orang itu.

Spontan Vino langsung menyambar jaket dan helmnya. Di pandangnya Aina sebelum dia pergi meninggalkannya.

*************

Di lokasi kejadian, memang benar telah terjadi kebakaran di kios yang berderet 4 tersebut, kobaran api sudah mulai mengecil.

Lutut Vino terasa lemas saat melihat kiosnya sudah menjadi arang, semuanya sudah terbakar habis, komputer, laptop, alat-alat servis dan semua yang ada di dalamnya. Vino jatuh tersungkur di hadapan kiosnya yang hangus itu.

"Ya Tuhan...baru beberapa hari aku membeli barang-barang di dalam...belum balik modal semuanya sudah habis terbakar..!" Seru Vino di sela-sela suara riuh orang-orang yang berusaha memadamkan api itu.

Melihat tidak ada barang yang bisa diselamatkan, Vino bergegas pulang kerumahnya. Pikirannya kalut saat ini, entah apa yang terjadi besok Vino tidak berani memikirkannya.

Saat hendak menyalakan motornya, Vino melihat ada seseorang yang menghampirinya.

"Yang sabar ya mas..." Kata kasir di minimarket sebelah yang Vino kenal.

"Iya mbak...tapi kenapa bisa terjadi kebakaran? Seingatku aku sudah memadamkan semua listriknya saat pulang tadi..." Ujar Vino.

"Tadi saya lihat tiba-tiba ada percikan api dari dalam kios mas...setelah itu asap mulai tebal, dan api mulai berkobar, makanya saya dan teman-teman menghubungi warga sekitar...mungkin ada yang Konslet di dalam mas.." Terang mbak kasir itu.

"Mungkin juga aku lupa mengecek tadi..sudahlah mbak...trimakasih infonya...aku pulang dulu..." Pamit Vino sambil mulai mengendarai motornya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!